I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. II
Umur
: 33 tahun
No. CM
: 10-10-495
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
:Pedada. Bireun
Suku
: Aceh
Agama
: Islam
Status
: Kawin
Pekerjaan
: Swasta
Tanggal Masuk
: 13Juli 2014
Tanggal Pemeriksaan
: 14 Juli 2014
ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
: Sesak nafas
b. Keluhan Tambahan
pernah di rawat empat kali di rumah sakit namun pasien tidak mengingat nama
obat yang diberikan.
1
Riwayat DM (-)
Hipertensi (-)
Hipertensi (+)
III.
Merokok
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 100/80 mmHg
Nadi
: 100x/menit
Frekuensi Nafas
: 25x/menit
Temperatur
: Afebris
b. Status General
Kepala
Bentuk
: Kesan Normocephali
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Bibir
Gigi geligi
: Karies (-)
Lidah
: Tremor (-)
Mukosa
: Basah (+)
Tenggorokan
Faring
: Hiperemis (-)
Leher
Bentuk
: Kesan simetris
Peningkatan TVJ
: R+2 cmH2O
Axilla
Thorax
Anterior-Posterior
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru kanan
Paru kiri
Simetris
simetris
Normochest, Thorako-abdominal
Nyeri tekan (-)
Nyeri tekan (-)
Sonor
Sonor
Ronki basa
Ronki basa
Jantung
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Batas atas
: ICS II sinistra
Batas Kiri
midclavicula sinistra
-
Auskultasi
Abdomen
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genetalia
Anus
Ekstremitas
Ekstremitas
Superior
Inferior
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Sianotik
Edema
Ikterik
IV.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Nilai Rujukan
13,2gr/dl
13 - 17 gr/dl
9,4/ul
4,1-10,5.103/ul
252/ul
5,3 /ul
39 %
1/0/2/71/15/11
150-400.103/ul
4,5-6,0. 103/ul
40-55%
1-3/0-1/2-6/50-70/25-40/2-8
LED
20mm/jam
0-15 mm/jam
MCV
74 fl
60-100 fl
MCH
25 pg
27-32 pg
MCHC
33 g/dl
32-36 g/dl
Bilirubin total
2,40 mg/dl
0-1 g/dl
Bilirubin direct
2,11 mg/dl
0-0,25 mg/dl
SGOT
160 u/l
0-31u/l
SGPT
132 u/l
0-33 u/l
Alk. Pospatase
202 u/l
100-290 u/l
Protein total
6,4 u/l
6,3-8,3 u/l
Albumin
2,5 g/dl
3,2-5,2 g/dl
Globulin
3,9 g/dl
1,3-3,2 g/dl
Kreatin darah
0,9 mg/dl
0,6-1,1 mg/dl
Ureum darah
50 mg/dl
20-45 mg/dl
10,1 mg/dl
3-7 mg/dl
Total Kolesterol
160mg/dl
<200 mg/dl
Trigliserida
137mg/dl
30-200 mg/dl
HDL-Kolesterol
17
>45 mg/dl
LDL-Kolesterol
135
<150 mg/dl
Haemoglobin
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Hematokrit
Hitung jenis
V.
RADIOLOGI
Roentgen Thoraks PA
Bacaan:
Cor
: Membesar ke kiri
VI.
Elektrokardiogram:
Bacaan EKG
Irama
: sinus tachycardia
Qrs rate
Axis
Interval PR
: 0,016 s
P wave
ST elevasi /
:-
ST depresi
:-
Interpretasi
Kesan
: EKG abnormal
VII.
Echocardiography
Kesimpulan: CAD dengan disfungsi LV berat, trombus besar di LV, MR
RESUME
Pasien datang keIGD RSUDZA dengan keluhan sesak nafas, memberat
sejak 5 hari yang lalu.Sesak memberat saat pasien berbaring bila tidur pasien
harus menggunakan bantal yang tinggi. Pasien juga mengeluhkan cepat lelah saat
beraktifitas termasuk saat mengganti pakaian, batuk berdarah sejak dua hari yang
lalu, darah berwarna merah kehitaman.
Pasien
pernah di rawat empat kali di rumah sakit namun pasien tidak mengingat nama
obat yang diberikan. Pasien mempunyai riwayat merokok dan sudah berhenti sejak
satu tahun yang lalu. Riwayat hipertensi dan DM disangkal.
IX
DIAGNOSA SEMENTARA
PENATALAKSANAAN
Umum
- Bed rest
-Diet jantung II, makanan rendah garam
-Minum 600 cc/24 jam
Khusus
-
IV lasix 2 amp/6jam
Spironolaktan 1x100 g
Valsarftan 1x 40 g
Codein 3x10 g
ISDN 3x 5 g
8
Digoksin 1x tab
Ramipril 1x2,5 mg
Aspilet 1x80 mg
VII.
Planning Diagnostik :
-
Ekokardiogram Jantung
EKG
Diet jantung II
KO
Kontrol paru
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
BAB II
2.1 PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler menyebabkan 12 juta kematian di dunia di tiap
tahunnya, data ini didasarkan menurut laporan pengawasan ketiga dari WHO (World
Health Organization), 1991-93. Penyakit kardiovaskuler dilaporkan sebagai penyebab
setengah dari seluruh kematian pada negara-negara berkembang.1
Gagal jantung adalah salah satu penyakit kardiovaskular yang menjadi masalah
serius di Amerika. American Heart Association (AHA) tahun 2004 melaporkan 5,2 juta
penduduk Amerika menderita gagal jantung serta diperkirakan lebih dari 15 juta kasus
baru gagal jantung setiap tahunnya di seluruh dunia.2
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah dalam
jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atanu
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi
atau kedua-duanya.1
Data epidemiologi untuk gagal jantung di Indonesia belum ada, namun Survei
kesehatan Nasional 2003 yang menyatakan bahwa penyakit sistem sirkulasi merupakan
penyebab kematian utama di Indonesia (23,4%) dan pada Profil Kesehatan Indonesia
2003 disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke delapan(2,8%) pada 10
penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia. Gagal jantung juga
menempati urutan ke lima sebagai penyebab kematian yang terbanyak pada sistem
sirkulasi pada tahun 2005.1
Salah satu penyebab gagal jantung adalah regurgitasi mitral dan stenosis mitral.
Stenosis mitral merupakan suatu keadaan dimana terjadinya gangguan aliran darah dari
atrium kiri melalui katup mitral oleh karena obstruksi pada level katup mitral. Kelainan
struktur mitral ini menyebabkan gangguan pembukaan katup, sehingga timbul gangguan
pengisian ventrikel kiri pada saat diastole. Dari pasien dengan penyakit jantung katup ini
60% dengan riwayat demam rematik, sisanya menyangkal. Selain itu 50% pasien
dengan karditis reumatik akut tidak berlanjut sebagai penyakit katup secara klinik
(Rhimtoola)1
10
2.2 DEFINISI
Gagal jantung akut merupakan serangan cepat (rapid onset) dari gejala atau
tanda- tanda (symptoms and sign) akibat fungsi jantung yang abnormal. Dapat terjadi
dengan atau atanpa adanya sakit jantung sebelumnya. Disfungsi jantung bisa berupa
disfunsi sistolik atau disfungsi diastolik, keadaan irama jantung yang abnormal, atau
ketidak seimbangan dari pre-load atau after-load. GJA dapat berupa acute de novo
(serangan baru dari GJA tanpa adanya kelaianan jantung sebelumnya), atau
dekompensasi akut dari GJK.2
Salah satu etiologi gagal jantung akut adalah penyakit katup jantung, seperti
stenosis mitral. Stenosis mitral merupakan merupakan kelaianan katup jantung yang
paling sering diakibatkan oleh penyakit jantung reumatik . Mitral Stenosis merupakan
suatu penyakit jantung, diamana katup atau pintu yang menghubungkan ruang atrium
dan ventrikel jantung bagian kiri mengalami penyempitan, sehingga tidak bisa membuka
dengan sempurna. Ventrikel kiri tidak berpengaruh akan tetapi atrium kiri mengalami
kesulitan dalam mengosongkan darah melalui lumen yang sempit ke ventrikel kiri.
Akibatnya atrium akan melebar dan mengalami hipertrofi. Karena tidak ada katub yang
melindungi vena pulmonal terhadap aliran balik dari atrium, maka sirkulasi pulmonal
mengalami kongesti sehingga ventrikel kanan harus menanggung beban tekanan arteri
pulmonal yang tinggi dan mengalami perenggangan berlebihan yang berakhir dengan
gagal jantung. 3,4
2.3 ETIOLOGI1,2
Gagal jantung dapat disebabkan oleh banyak hal. Secara epidemiologi penting
untuk mengetahui penyebab gagal jantung, di Negara maju penyakit arteri koroner dan
hipertensi merupakan penyebab terbanyak, sedangkan di Negara berkembang yang
menjadi penyebab terbanyak adalah penyakit katup jantung dan penyakit jantung akibat
malnutrisi. Secara garis besar penyebab terbanyak gagal jantung adalah penyakit jantung
koroner 60-75%, dengan penyebab penyakit jantung hipertensi 75%, sedangkan di
negara berkembang penyebab terbanyak adalah penyakit katup.
11
12
Pasien dengan gejala tahap akhir gagal jantung sulit diterapi dengan pengbatan
standar.2
2.5 PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG PADA STENOSIS MITRAL3,4
Pada stenosis mitral akibat demam rematik akan terjadi proses peradangan
(valvulitis) dan pembentukan nodul tipis di sepanjang garis penutupan katup. Proses ini
akan menimbulkan fibrosis dan penebalan daun katup, kalsifikasi, fusi komisura, serta
pemendekan korda atau kombinasi dari proses tersebut. Keadaan ini akan menimbulkan
distorsi dari aparatus mitral yang normal, mengecilnya katup mitral menjadi seperti
bentuk mulut ikan, (fish mouth) atau lubang kancing (button hole) fusi dari komisura
akan menimbulkan penyempitan dari orifisium primer sedangkan fusi korda
menyebabkan penyempitan orifisium sekunder.
Pada keadaan normal area katup mitral mempunyai ukuran 4-6 cm2. Bila area
orifisium katup ini berkurang sampai 2 cm2 maka diperlukan upaya aktif atrium kiri
berupa peningkatan atrium kiri agar aliran transmitral yang normal tetap terjadi. Stenosis
mitral kritis terjadi bila pembukaan katup berkurang hingga 1cm2 pada tahap ini,
dibutuhkan suatu tekanan atrium kiri sebesar 25 mmHg untuk mempertahankan kardiac
output yang normal.
Gradien transmitral merupakan hall mark stenosis mitral selaian luasnya area
katup mitral, walaupun Rahimtoola berpendapat bahwa gradien dapat terjadi akibat
aliran besar melalu katup normal/ aliran normal melalaui katup sempit. Sebagai
akibatnya kenaikan tekanan atrium kiri akan diteruskan ke V.pulmonalis dan seterusnya
mengakibatkan kongesti paru serta keluhan sesak (exertional dyspnea)
Drajat berat ringan stenosis mitral selaian berdasarkan gradien trans mitral dapat
juga di tentukan oleh luasnya area katup mitral, serta hubungan antara lamanya waktu
penutupan katup aorta dan kejadian opening snap. Berdasarkan luasnya area katup
mitral derajat stenosis mitral sebagai berikut
1. Minimal : Bila area > 2,5 cm2
2. Ringan : Bila area 1,4 2,5 cm2
3. Sedang : Bila area 1-1,4 cm2
4. Berat
13
dankomorbiditas
non-cardiac
lainnya
seperti
anemia
dapat
pula
memberikankontribusi. Gagal jantung pada tahap awal, sesak hanya dialami saat
14
15
16
17
Stenosis mitral merupakan kelainan mekanik, oleh karena itu obat bersifat
supportif atau symtomatik terhadap gangguan fungsional jantung, atau mencegah
terhadap infeksi.3
Untuk mencegah demam reumatik obat-obatan seperti antibiotik golongan
penisilin, eritromisin, sulfa, sefalosporin sering digunakan. Obat-obatan inotropik
negative seperti -blocker atau Ca-Blocker, dapat memberikan manfaat pada pasien
dengan irama sinus yang memberikan keluhan pada saat frekuensi jantung meningkat
seperti pada latihan. Retriksi garam atau pemberian diuretik secara intermitten
bermanfaat jika terdapat bukti adanya kongesti vaskular paru. 3
DAFTAR PUSTAKA
18
1.
Maryono H., Santoso A. Gagal jantung. SMF Kardiologi FK UNUD. 2007; Hal 8594
2.
Abraham WT,
Scarpinato
L.
Higher
expectationsformanagement
Sudoyo., Setiyohadi., Alwi., Simadribata M., Setiati S. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
V. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007 Hal : 1572-1577
4.
19