Anda di halaman 1dari 4

LUKA BAKAR

I.

PENDAHULUAN
Pasien dengan luka bakar merupakan hal yang sulit pada personel kesehatan. Selain
dari cedera serius dan rasa tidak nyaman, terdapat juga perubahan yang permanen
pada penampilan, fungsi dan kebebasan, kehilangan pendapatan dan mempengaruhi
masa depan pekerjaan. Semua hal ini menekan tidak hanya pada pasien, tetapi juga
pada keluarga dan orang yang merawat. Pasien yang ditangani dengan cepat oleh ahli
medis lebih cepat sembuh daripada pasien yang tertunda ditangani. Hal ini penting
untuk memberikan perawatan yang cepat dan tepat agar menjamin kehidupan
seseorang, dan juga masa depannya.

II.

EPIDEMIOLOGI
Luka bakar adalah bentuk trauma paling umum. Beberapa luka bakar terjadi murni
akibat kecelakaan, tapi kebanyakan disebabkan oleh ketidakpedulian, kondisi medis
yang ada (misalnya tidak sadar), atau oleh alkohol atau penyalagunaan obat-obatan.
Sekitar 1% dari populasi di Australia dan New Zealand (220000) menderita luka
bakar yang memerlukan perawatan medis setiap tahun. Selain itu, 10% harus dirawat
inap, dan 10% dari yang dirawat inap mengalami luka bakar yang mengancam
nyawa. Lima puluh persen dari semua luka bakar akan mengalami keterbatasan dalam
menjalani aktivitas sehari-hari.
Tujuh puluh persen total luas permukaan tubuh yang terbakar memerlukan dana
sebesar $700000 untuk penanganan akut di rumah sakit, untuk menggambarkan hal
ini harus ditambahkan dana tambahan dari rehabilitasi, waktu kerja dan kehilangan
penghasilan.
Pada orang dewasa dan anak-anak, tempat paling sering terjadi luka bakar adalah di
rumah. Pada anak-anak, lebih dari 80% kecelakaan terjadi di rumah. Tempat paling
berbahaya di rumah adalah dapur dan kamar mandi, kebanyakan kulit terkelupas pada
anak-anak dan orang tua terjadi di kedua tempat itu.

III.

ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT


Kulit merupakan organ terbesar tubuh yang terdiri dari lapisan sel dipermukaan. Kulit
terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis dan dermis. Luas kulit orang dewasa 1.5 m2
dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan

vital serta merupakan cermin dari kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat sangat
kompleks, elastis, dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan
juga bergantung pada lokasi tubuh.(7,8)
Epidermis merupakan lapisan luar kulit yang utamanya disusun oleh sel-sel epitel. Sel
sel yang terdapat dalam epidermis antara lain: keratinosit (sel terbanyak pada lapisan
epidermis), melanosit, sel merkel dan sel Langerhans. Epidermis terdiri dari lima
lapisan yang paling dalam yaitu stratum basale, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lucidum dan stratum corneum. (7,8)
Dermis merupakan lapisan yang kaya akan serabut saraf, pembuluh darah dan
pembuluh darah limfe. Selain itu, dermis juga tersusun atas kelenjar keringat, kelenjar
sebasea, dan folikel rambut. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan papillaris
dan lapisan retikularis, sekitar 80% dari dermis adalah lapisan retikularis. (7,8)

Gambar 2:Anatomi kulit


Antara fungsi kulit adalah: 1) Fungsi proteksi, kulit menjaga bagian dalam terhadap
gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi,
misalnya zat-zat kimiawi terutama yang bersifat iritan, misalnya lisol, karbol, asam,
dan alkali. Gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan sinar ultra
violet; gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur. 2) fungsi
absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.

Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah
antar sel menembus sel-sel epidermis atau melalui muara saluran kelenjar. 3) fungsi
ekskresi, kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, Urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang
diproduksi melindungi kulit karena lapisan ini selalu meminyaki kulit jua menahan
evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. 4) fungsi persepsi,
kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffinidermis dan sukutis. 5) Fungsi
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), kulit melakukan peranan ini dengan cara
mengeluarkan keringat dan mengerutkan pembuluh darah kulit. 6) Fungsi
pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan
sel ini berasal dari rigi saraf. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan
dendrit. Sedangkan ke lapisan kulit di bawahnya dibawa oleh sel melanofag. 7)
Fungsi Kreatinisasi, lapisan epidermis dewasa mempunyai sel utama yaitu keratinosit,
sel langerhans, melanosis. 8) Fungsi pembentukan vitamin D, dimungkinkan dengan
mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.
IV.

ETIOLOGI
Tabel 1 dan tabel 2 menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan luka bakar pada
pasien anak-anak dan orang dewasa yang masuk ke unit luka bakar di Australia atau
New Zealand dari tahun 2009 sampai 2010.
Air panas
55%
Kontak
21%
Api
13%
Gesekan
8%
Listrik
1%
Kimia
1%
Lainnya
1%
Tabel 1. Penyebab luka bakar pada anak-anak (%)
Api
Air panas
Kontak
Kimia
Gesekan

44%
28%
13%
5%
5%

Listrik
2%
Lainnya
3%
Tabel 2. Penyebab luka bakar pada orang dewasa (%)
Penyebab luka bakar pada orang dewasa dan anak-anak berbeda. Api merupakan
penyebab paling sering pada orang dewasa, dan air panas merupakan penyebab
paling sering pada anak-anak. Bila anak-anak bertambah usia maka penyebab luka
bakar sama seperti orang dewasa. Pada orang dewasa, bentuk traumanya berubah.
Pada orang tua khususnya risiko trauma akibat dari air panas di rumah. Semua
kelompok usia mengalami trauma bila kondisi rumah tangga tidak harmonis. Hal ini
khususnya pada anak-anal terutama bayi dan balita, yang bergantung kepada orang
dewasa. Trauma dari ketidaksengajaan, ketidakpedulian, atau kekerasan (luka bakar
merupakan metode yang sering digunakan dalam kekerasan pada anak di rumah),
sering terjadi dan memerlukan investigasi bila dicurigai
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.

PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
KRITERIA PERAWATAN
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
PROGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai