PENDAHULUAN
Hadits merupakan segala perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW, yang
dijadikan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran. Hadits yang dapat dijadikan
pegangan adalah hadits yang dapat diyakini kebenarannya. Untuk mendapatkan hadits
tersebut tidaklah mudah karena hadits yang ada sangatlah banyak dan sumbernya pun berasal
dari berbagai kalangan.
Penentuan suatu hadits dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas perawinya ini dilakukan
para ulama untuk mengetahui akurat atau tidaknya sanad yang ada pada hadits tersebut dan
sebagai upaya mempertimbangkan shahih tidaknya suatu hadits.
Pembagian hadits dilihat dari sudut kuantitas atau jumlah rawinya dibagi menjadi dua
yaitu Hadits Mutawattir dan Hadits Ahad. Hadits Mutawattir dibagi lagi menjadi tiga yaitu,
Mutawatir Lafzhi, Mutawatir Manawi, dan Mutawatir Amali.Hadits Ahad pun juga dibagi
menjadi tiga yakni, Masyhur, Aziz dan Garib.
Hadits Mutawatir diriwayatkan oleh banyak orang, Hadits Ahad juga diriwayatkan oleh
orang banyak tetapi berada di bawah kuantitas Hadits Mutawatir. Maka dari itu perlu adanya
pembahasan untuk mengetahui lebih jelasnya tentang pengertian Hadits Mutawatir dan Ahad,
serta pembagiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HADITS MUTAWATIR
Ibid., 18
t.t.hlm.101-102
a)
Mutawatir Lafzhi
Ialah hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi sejak awal sampai akhir sanadnya,
dengan memakai lafazh yang sama.5 Yakni hadits yang sama bunyi lafazh dan maknanya.6
Contoh hadits Mutawatir Lafzhi:
)b
Rasulullah SAW, bersabda: Siapa yang sengaja berdusta terhadapku, maka hendaklah
dia menyiapkan tempat duduknya di neraka (Hadist Riwayat Bukhari).
Hadits tersebut diriwayatkan oleh banyak sahabat, ada yang mengatakan bahwa hadits
tersebut diriwayatkan 40 orang sahabat dan ada pula yang mengatakan hadits tersebut
diriwayatkan 62 sahabat.
Mutawatir Manawi
b)
Mutawatir Manawi ialah hadits yang lafaznya dan maknanya berlainan antara satu
riwayat dan riwayat lainnya, tetapi terdapat penyesuaian makna secara umum.
Contohnya yaitu:
Nabi SAW tidak mengangkat kedua tangannya dalam doa-doa Beliau, kecuali dalam
shalat istiqa, dan Beliau mengangkat tangannya hingga nampak putih-putih kedua ketiaknya.
(H.R. Bukhari)
Hadits yang semakna dengan hadits diatas sangat banyak,
Mutawatir Amali
c)
Adalah hadist mutawatir yang menyangkut perbuatan Rasulullah SAW, yang disaksikan
dan ditiru tanpa perbedaan oleh orang banyak, untuk kemudian juga dicontoh dan diperbuat
tanpa perbedaan oleh orang banyak pada generasi-generasi berikutnya.
Contoh hadits Mutawatir Amali antara berita-berita yang menerangkan waktu dan rakaat
shalat, shalat jenazah, shalat ied dan segala amal yang telah menjadi kesepakatan, ijma.7
5
B. HADITS AHAD
1.
Jadi Hadits Ahad adalah hadits yang jumlah rawinya tidak sampai pada jumlah
mutawatir, tidak memenuhi syarat mutawatir, dan tidak pula sampai pada derajat mutawatir.
2.
Hadits Ahad dibagi menjadi tiga yaitu masyhur, aziz, dan gharib.
1)
Hadits Masyhur
8
Masyhur dikalangan para muhaditsin dan lainnya ( ulama ahli ilmu dan orang umum)
Contonya:
Artinya: Seorang muslim adalah orang yang menyelamatkan sesama orang muslim dari
gangguan lisan dan tangannya (HR. Muttafaq alaih)
Masyhur dikalangan ahli-ahli ilmu tertentu, misalnya masyhur dikalangan ahli hadits
saja, ahli fiqih saja dan sebagainya.
Contoh hadits yang masyhur hanya dikalangan ahli fiqih saja:
Perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah talaq
10
Ath-Thahhan. Op.cit.hlm.22
oleh Syams ad-Din Abu al-Khair Muhammad bin Abd ar-Rahman as-Sakhawi (902 H)
Tamyiz ath-Thayib min al-Khabits fima Yaduru ala Alsinah an-Nas min al-Hadits oleh
2)
Hadits Aziz
3)
Hadits Gharib
12
13
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Dari segi kuantitasnya hadits dibedakan menjadi dua yaitu Hadits Mutawatir dan Ahad.
Keduanya sama-sama diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi Hadits Ahad tidak sampai pada
derajat Hadits Mutawatir.
Hadist mutawatir adalah hadist yang diriwayatkan oleh banyak rawi baik dari thabaqat
pertama (sahabat) sampai kepada thabaqat yang terakhir (thabiat thabiun). periwayatannya,
hadist mutawatir dapat dibagi menjadi dua bagian yakni:
1.
Hadist mutawatir lafdzi yaitu hadist yang apabila dilihat dari sisi susunan kalimat dan
maknanya memiliki kesamaan antara satu periwayatan dengan periwayatan lainnya.
2.
Hadist mutawatir manawi adalah hadist yang rawi-rawinya berlainan dalam susunan
redaksinya, tetapi di antara perbedaan itu, masih menyisakan persamaan dan persesuaian
yakni pada prinsipnya. Mutawatir Amali
3.
Hadits Mutawatir Amali adalah hadist mutawatir yang menyangkut perbuatan Rasulullah
SAW, yang disaksikan dan ditiru tanpa perbedaan oleh orang banyak
Hadist Ahad yakni hadist yang dilihat dari sisi penutur dan perawinya tidak mencapai tingkat
mutawatir. Dalam hadist ahad dikenal dengan istilah hadist masyhur, hadist aziz, dan hadist
gharib.
1.
Hadist masyhur adalah hadist yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih perawi
Hadist aziz adalah hadist yang diriwayatkan oleh dua orang walaupun jumlah
dimaksud hanya terdapat dalam satu thabaqat., kemudian setelah itu orang-orang
meriwayatkannya.
3.
Hadist gharib adalah hadist yang dalam sanadnya hanya terdapat seorang perawi
hadist.
DAFTAR PUSTAKA