Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
atau bank, registrasi dan pendaftaran efek, corporate action yang berkaitan dengan
dividen, interest, right issue dan bonus perhitungan kenaikan aset dan pelaporan
(reporting). Jadi dana dan kekayaan (surat- surat berharga) yang dimiliki oleh reksa
dana adalah milik para investor dan disimpan atas nama reksa dana di bank kustodian.
2. Bentuk Hukum
Sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, terdapat dua bentuk hukum reksa
dana, yakni reksa dana berbentuk Perseroan Terbatas (PT Reksa Dana) dan reksa dana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (reksa dana KIK). PT Reksa Dana akan
menerbitkan saham yang dapat dibeli oleh investor. Sementara reksa dana KIK tidak
menerbitkan saham, tetapi menerbitkan unit penyertaan. Dengan memiliki unit
penyertaan reksa dana KIK, investor juga mempunyai kepemilikan atas kekayaan bersih
reksa dana KIK tersebut.
Selain perbedaan dalam bentuk hukum, dari sifat operasionalnya, reksa dana juga
dibedakan antara reksa dana terbuka (open-end) dan reksa dana tertutup (closed- end).
Pada reksa dana terbuka, jual beli saham atau unit penyertaan reksa dana dilakukan
antara
reksa
dana
(manajer
investasi) dengan
investor, tanpa
melalui bursa.
Sedangkan pada reksa dana tertutup, jual beli saham kepada pemodal adalah melalui
penawaran umum perdana yang dicatatkan di pasar modal. Selanjutnya pemodal hanya
dapat menjual saham atau unit penyertaan kepada pemodal lain pada pasar sekunder
(secondary market) di pasar modal dan bukan kepada perusahaan penerbit reksa dana.
Reksa dana berbentuk perseroan dapat beroperasi secara terbuka maupun tertutup,
sementara reksa dana berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka. Dalam
skripsi ini, pembahasan dan penelitian dibatasi pada reksa dana terbuka.
3. Penempatan Investasi, Bukti Kepemilikan dan Hasil Investasi
Investasi pada reksa dana adalah dengan membeli saham atau unit penyertaan yang
dikeluarkan oleh reksa dana. Unit penyertaan dapat dianalogikan seperti satuan saham
perusahaan. Harga per unit penyertaan dihitung berdasarkan Nilai Aktiva Bersih atau
NAB/unit penyertaan yang dikeluarkan oleh bank kustodian setiap hari dan diumumkan
di surat kabar harian.
Sebagai bukti kepemilikan atas unit penyertaan, bank kustodian akan mengirimkan surat
konfirmasi kepemilikan unit penyertaan. Beberapa reksa dana tidak mengirimkan surat
konfirmasi, tetapi menerbitkan laporan bulanan yang juga berfungsi sebagai bukti
kepemilikan unit penyertaan.
Hasil investasi pada reksa dana dilihat dari perubahan harga pada saat kita membeli dan
pada saat kita menjual. Harga itu sendiri bergantung pada Nilai Aktiva Bersih per unit
penyertaan pada saat itu.
kapital dan untuk menyediakan likuiditas yang tinggi, sehingga jika dibutuhkan
kita dapat mencairkannya setiap hari kerja dengan risiko penurunan nilai
investasi yang hampir tidak ada.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksadana Pendapatan Tetap adalah reksadana yang melakukan investasi
sekurang kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek
bersifat hutang. Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam
bentuk bunga, seperti deposito, SBI, obligasi dan instrumen lainnya. Umumnya
reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia memanfaatkan instrumen obligasi
sebagai bagian terbesar investasinya.
Reksadana Pendapatan Tetap memiliki karakteristik potensi hasil investasi yang
lebih besar dari reksadana Pasar Uang, sementara risiko reksadana Pendapatan
Tetap juga lebih besar dari reksadana Pasar Uang. Hasil investasi yang lebih
besar ini umumnya dihasilkan dari obligasi yang secara teoritis memberikan
hasil yang lebih tinggi daripada deposito.
Reksadana cocok untuk tujuan investasi jangka menengah dan panjang (>3
tahun) dengan risiko menengah. Sebagian besar reksadana Pendapatan Tetap
yang ada pada saat ini berorientasi pada obligasi. Namun, sejak terjadinya krisi,
di mana harga harga obligasi turun tajam dan beberapa obligasi mengalami
kegagalan memenuhi kewajibannya, ada beberapa reksadana Pendapatan
Tetapyang lebih berorientasi pada pasar uang. Karena itu, investor juga perlu
memperhatikan sebelum berinvestasi, untuk lebih kritis memeriksa komposisi
portofolio reksadana yang akan dibelinya.
3. Reksa Dana Saham
Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang
kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas
(saham). Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, di
mana investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga, efek saham umumnya
memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui
pertumbuhan harga harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham
juga memberikan hasil lain berupa dividen.
dalam jangka panjang (>10 tahun) akan memberikan hasil investasi yang lebih
besar daripada deposito maupun obligasi. Namun dalam jangka pendek terdapat
risiko karena harga harga saham yang selalu berfluktuasi.
4. Reksa Dana Campuran
Tidak seperti reksadana Pasar Uang, reksadana Pendapatan Tetap dan reksadana
Saham yang mempunyai batasan alokasi investasi yang boleh dilakukan, reksadana
Campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun ekuitas dan porsi
alokasi yang lebih fleksibel. Secara definisi reksadana Campuran adalah reksadana yang
melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya (alokasi)
tidak termasuk dalam kategori reksadana Pendapatan Tetap dan reksadana Saham. Jadi,
reksadana
Pendapatan Tetap dan reksadana Saham akan masuk kategori jenis reksadana Campuran.
Potensi hasil dan risiko reksadana Campuran secara teoritis dapat berada di
tengah tengah antara reksadana Pendapatan Tetap dan reksadana Saham, sehingga
investor yang kurang berani menerima risiko yang terlalu besar namun ingin memperoleh
hasil yang sedikit lebih besar dapat memilih reksadana Campuran sebagai alternatif
terhadap reksadana Saham.
Melihat fleksibilitas baik dalam pemilihan jenis investasinya (saham, obligasi,
deposito, atau efek lainnya) serta komposisi alokasinya, reksadana campuran dapat
berorientasi ke saham, ke obligasi, atau bahkan ke pasar uang. Dari sisi pengelolaan
investasi, fleksibilitas ini dapat dimanfaatkan untuk berpindah pindah dari saham ke
obligasi, atau deposito, atau sebaliknya tergantung pada kondisi pasar dengan melakukan
aktivitas trading, atau sering juga disebut usaha melakukan market timing. Market timing
memang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil investasi dan / atau
menurunkan risiko.
F. Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana Penjaminan, Reksa Dana Indeks
G. Reksa Dana di Pasar Modal Indonesia
H. NAB / Unit Penyertaan
NAB / Unit merupakan harga beli per Unit Penyertaan yang harus kita bayar, jika
kita ingin berinvestasi dengan membeli Unit Penyertaan Reksadana. Ia juga sekaligus
menjadi harga jual per Unit Penyertaan jika kita ingin mencairkan investasi kita,
dengan menjual Unit Penyertaan reksadana yang kita miliki.
Perubahan NAB / Unit memberikan indikator kinerja investasi suatu reksadana.
Karena reksadana merupakan suatu portofolio investasi yang terdiri dari berbagai macam
investasi pada surat berharga (efek), seperti saham, obligasi, deposito dan efek lainnya
maka naik turunnya NAB / Unit reksadana dipengaruhi oleh nilai pasar dari masing
masing efek yang dimiliki oleh reksadana tersebut.
I. Perbedaan antara Membeli Saham secara Langsung dengan Membeli Reksa Dana
Saham
J. Pengelola Reksa Dana
K. Hal Hal yang Perlu diperhatikan dalam Reksa Dana
1. Reksa Dana bukan merupakan produk bank, sehingga tidak dijamin oleh bank, serta
tidak termasuk dalam cakupan objek program penjaminan pemerintah atau penjaminan
simpanan.
2. Semakin tinggi potensi keuntungan yang dapat Anda raih, semakin besar pula risiko
hilangnya nilai investasi Anda.
3. Pastikan memperoleh Bukti Kepemilikan Unit Penyertaan.
4. Pastikan memiliki hak untuk menjual kembali sebagian atau seluruh Unit
Penyertaannya, kepada Manajer Investasi.
5. Dapatkan laporan posisi Nilai Aktiva Bersih dari Unit Penyertaan dan laporan tahunan
posisi penyertaan serta pembaharuan prospektus.
6. Ketahui dan pahami rencana investasi portfolio yang akan ditanam dari produk Reksa
Dana baik potensi hasil dan risiko dengan membaca prospektus secara cermat.
7. Pahami tujuan rencana keuangan pribadi dan pemilihan produk sesuai dengan profil
risiko.
8. Tetap menyediakan dana yang cukup dan menabung secara teratur untuk
mengantisipasi
timbulnya risiko investasi.
9. Pilih jangka waktu investasi yang sesuai dengan rencana keuangan Anda dan jangan
mudah terpengaruh pendapat orang lain, serta berpikir dan bertindak realistis dalam
berinvestasi.
L. Kewajiban Manajer Investasi
M.
Tetap sama / mirip dengan Deposito ; Ketiga, Penerapan valuasi obligasi marked to
market belum berjalan dengan baik.
Saat ini industri reksa dana sudah pulih kembali dengan total dana kelolaan per
Desember 2009 sekitar Rp 113 triliun namun dengan komposisi yang lebih tersebar,
dengan terbesar pada reksa dana saham 32%, reksa dana terproteksi 31%, reksa dana
pendapatan tetap 16%, selanjutnya reksa dana campuran dan pasar uang.
Belajar dari naik turunnya industri reksa dana, maka bagi investor yang ingin sukses
berinvestasi di reksa dana juga diperlukan beberapa kiat yang harus dicermati dalam
memilih produk reksa dana, antara lain sebagai berikut :
1. Sesuaikan dengan Profil Risiko Anda
Seperti kita ketahui investasi pada reksa dana selain menjanjikan imbal hasil yang
menarik, juga mempunyai risiko investasi, karena itu investor agar memilih produk yang
sesuai dengan profil risikonya. Misalnya, bagi investor pemula yang konservatif bisa
mencoba di jenis Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Terproteksi sementara bagi
investor yang mengerti dan berpengalaman bisa memilih jenis Reksa Dana Saham yang
menjanjikan imbal hasil yang sangat menarik walaupun dengan tingkat risiko yang lebih
tinggi.
2. Cek mengenai keabsahan / perizinan dari Bapepam LK
Untuk memastikan Anda tidak membeli produk fiktif : agar mencek izin Manajer
Investasi serta Petugas Penjualnya (WAPERD) ; izin Produk Reksa Dananya ; dan bila
Anda membeli lewat Bank - Agen Penjual, cek juga izinnya (APERD), tidak semua bank
di Indonesia mempunyai izin Agen Penjual Reksa Dana.
3. Cek Rekam Jejak Pengelolanya Manajer Investasi
Disamping untuk mengetahui kinerja para manajer investasi dalam meracik dan
mengemas produk reksa dana juga untuk mengetahui apakah para pengelola investasi
tersebut mempunyai kredibilitas yang baik, dan tidak pernah terkait dengan tindakan
kejahatan atau penyelewengan dibidang keuangan.
4. Cek Kinerja Produknya
Secara umum, sebaiknya kita memilih produk yang sudah mempunyai catatan kinerja
yang baik dalam beberapa periode kebelakang. Jangan lupa membandingkan kinerja reksa
dana dengan kinerja tolak ukurnya, misal : kinerja Reksa Dana Pasar Uang biasanya
dibandingkan dengan tingkat deposito satu bulan; sementara kinerja Reksa Dana Saham
dibandingkan dengan kinerja IHSG. Namun tetap diingat bahwa kinerja produk masa lalu
bukan merupakan jaminan kinerja masa datang.
5. Cek Dokumen Produk dan Laporan
Sebelum membeli reksa dana, investor wajib membaca dan memahami prospektus
reksa dana serta minta infomasi lainnya seperti Kinerja Produk Bulanan (Fund Fact
Sheets). Setelah membeli reksa dana, investor akan mendapatkan konfirmasi transaksi dari
10
Bank Kustodian untuk memastikan bahwa transaksi / investasi anda telah benar-benar
tercatat. Investor juga bisa memonitor kinerja produknya dari Laporan Bulanan maupun
informasi harga NABnya di media massa.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.. Edisi Pertama. Jakarta : Mediasoft
Indonesia.
11
Anoraga, Pandji. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Darmadji, Tjiptono. 2006. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Edisi
Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta : BPFE.
Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia Pengantar & Studi Kasus. Ghalia
Indonesia: Bogor Selatan
12