Pada kasus infeksi cacing ringan, tanpa gejala atau kadang tidak menimbulkan gejala
nyata. Gejala lan yang harus dikenali adalah lesu, tak bergairah, suka mengantuk, badan
kurus meski porsi makan melimpah, serta suka menggaruk-garuk anusnya saat tidur
karena bisa jadi itu pertanda cacing kremi sedang beraksi. Gangguan ini menyebabkan,
kurang zat gizi, kurang darah atau anemia. Berkurangnya zat gizi maupun darah,
keduanya berdampak pada tingkat kecerdasan, selain berujung anemia. Anemia akan
menurunkan prestasi belajar dan produktivitas. Menurut penelitian, anak yang kehilangan
protein akibat cacing tingkat kecerdasannya bisa menurun. Anemia kronis bisa
mengganggu daya tahan tubuh anak usia di bawah lima tahun (balita).
Tetapi pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Ascaris pada cacing dapat
bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan peritonitis, akibat perforasi usus dan ileus
obstruksi akibat bolus yang dapat berakhir dengan kematian.
Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi
penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Jenis penyakit parasit ini
kecil sekali perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan dengan HIV/AIDS yang
menyedot anggaran cukup besar, padahal semua bentuk penyakit sama pentingnya dan
sikap masyarakat sendiri juga tak peduli terhadap penyakit jenis ini.
Cacing gelang. Cacing betinanya yang panjangnya kira-kira 20-30 cm ini mampu
bertelur 200.000 telur per harinya. Dalam waktu lebih kurang 3 minggu telur ini akan
berisi larva yang bersifat infektif, yang dapat menjadi sumber penularan jika secara tidak
sengaja mencemari makanan/minuman yang kita konsumsi. Cacing ini hidup sebagai
parasit dalam usus halus, sehingga akan mengambil nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh
kita dan menimbulkan kerusakan pada` lapisan usus tersebut. Akhirnya timbullah diare
dan gangguan penyerapan sari-sari makanan tersebut. Bahkan pada keadaan yang berat,
larva dapat masuk ke paru sehingga membutuhkan tindakan operatif.
Cacing cambuk (Trichuris trichiura). Cacing ini juga menghisap sari makanan yang
kita makan. Dia menghisap darah dan hidup di dalam usus besar. Cacing betinanya bisa
bertelur 5 ribu-10 ribu butir per hari. Biasanya infeksi cacing ini menyerang pada usus
besar. Infeksinya sering menimbulkan perlakaan usus, karena kepala cacing dimasukkan
ke dalam permukaan usus penderita. Pada infeksi yang ringan biasanya hanya timbul
diare saja. Tetapi pada infeksi yang berat, hampir pada sebagian besar permukaan usus
besar dapat ditemukan cacing jenis ini. Akibatnya diare yang terjadi juga relatif berat dan
dapat berlangsung terus menerus. Karena juga dapat menyebabkan perlukaan usus, maka
anemia sebagai komplikasi perdarahan merupakan akibat yang tidak begitu saja dapat
dianggap ringan. Inilah sebetulnya akibat-akibat infeksi cacing yang tidak pernah kita
perkirakan selama ini dan proses yang merugikan itu berlangsung terus tanpa kita sadari.
Infeksi cacing biasanya menimbulkan anemia.
Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale). Inilah cacing
yang paling ganas, karena ia menghisap darah. Cacing betinanya bisa bertelur 15 ribu-20
ribu butir per hari. Penularannya cepat, karena larva cacing tambang sanggup menembus
kulit kaki dan selajutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam usus. Cacing dewasa
bertahan hidup 2-10 tahun. Cacing tambang ini menimbulkan perlukaan pada permu-kaan
usus, sehingga perdarahan dapat terjadi secara lebih berat dibanding dengan infeksi
cacing jenis lainnya. Perdarahan yang lebih berat ini disebabkan karena mulut (stoma)
cacing mengerat permukaan usus. Bahkan satu ekor cacing saja dapat menyebabkan
kehilangan darah sebanyak 0,0050,34 cc sehari. Mengingat itu semua, maka infeksi
cacing tambang merupakan penyebab anemia yang paling sering ditemukan pada anakanak, sehingga dapat mempengaruhi daya tahan tubuhnya dan menurunkan prestasi
belajarnya.
Telur cacing gelang yang masuk ke pencernaan akan menetas menjadi larva. Larva ini
menembus dinding usus halus menuju jantung dan paru-paru. Cacing gelang
menyebabkan gizi buruk dan membuat anak tidak nafsu makan, karena nutrisinya direbut
cacing. Cacing betinanya bisa bertelur mencapai 200 ribu butir per hari. Cacing dewasa
dapat bertahan hidup 6-12 bulan.
Cacing kremi. Cacing ini mirip kelapa parut, kecil-kecil dan berwarna putih. Awalnya,
cacing ini akan bersarang di usus besar. Saat dewasa, cacing kremi betina akan pindah ke
anus untuk bertelur. Telur-telur ini yang menimbulkan rasa gatal. Bila balita menggaruk
anus yang gatal, telur akan pecah dan larva masuk ke dalam dubur. Saat digaruk, telurtelur ini bersembunyi di jari dan kuku, sebagian lagi menempel di sprei, bantal atau
pakaian. Lewat kontak langsung, telur cacing menular ke orang lain. Lalu siklus cacing
dimulai lagi.
harus diperhatikan adalah kebersihan bahan makanan agar makanan dapat kita makan
sesegar mungkin sehingga enzim yang terkandung dalam makanan dapat kita rasakan
manfaatnya. Ulasan saya tentang makanan mentah yang menyehatkan dapat dilihat pada
artikel Diet Sunda ini.
Buanglah kotoran hewan hewan peliharaan kesayangan Anda seperti kucing atau anjing
pada tempat pembuangan khusus
Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama bagi Anda yang
risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani, anak-anak yang sering bermain
pasir, pekerja kebun, dan pekerja tambang (orang-orang yang terlalu sering berhubungan
dengan tanah.
Pengobatan
Penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obat-obatan merupakan pilihan yang
dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain)
merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang
disebabkan parasit cacing.
Intervensi berupa pemberian obat cacing ( obat pirantel pamoat 10 mg / kg BB dan
albendazole 10 mg/kg BB ) dosis tunggal diberikan tiap 6 bulan pada anak SD dapay
mengurangi angka kejadian infeksi ini pada suatu daerah
Paduan yang serasi antara upaya prevensi dan terapi akan memberikan tingkat
keberhasilan yang memuaskan, sehingga infeksi cacing secara perlahan dapat diatasi
secara maksimal, tuntas dan paripurna