Anda di halaman 1dari 28

PRINSIP DASAR FARMAKOLOGI KLINIK

UNTUK MEMPELAJARI
FARMAKOEPIDEMIOLOGI

Pendahuluan
Farmakologi klinik didefinisi khusus mempelajari efek

obat pada manusia, yang terdiri dari non farmakologi (


ex : ekonomi dan sosial ) dan efek pengobatan.
Perkembangan farmakologi klinik telah berakar, yang
disebut sebagai ledakan obat pada tahun 1930 dan
1960

Farmakologi klinik menjelaskan respon obat pada seseorang,

sedangkan farmakoepidemiologi itu merupakan gabungan


dari mengukur dan menjelaskan variabilitas hasil pengobatan
pada populasi.
Epidemiologi mempelajari tentang non drug (bukan obat), yg
mana frekuensinya ditandai dg jumlah dan durasi ekspos
yang proporsional dengan resiko yang di timbulkan
Ex : resiko strok/ serangan jantung yang pernah dikira
meningkat pada kedua perbandingan faktor resiko seperti
peningkatan tekanan darah atau kolesterol darah dan
lamanya waktu faktor resiko telah terjadi.

Sebenarnya suatu obat tidak pernah mengalami peristiwa

secara acak/tidak sengaja, sebab individual yang menerima


obat selalu berbeda dengan individual yang tidak menerima
obat.
Keadaan yang mendorong seorang pasien menerima suatu
obat di dalam suatu partikular dosis, waktu yang kompleks
dan berhubungan dengan kepedulian pemeliharaan
kesehatan pasien dan penggunaan pelayanan, kekebalan dan
kondisi yang diperlakukan, dan keuntungan dari obat yang
dirasakan di dalam pengaturan spesifik.

Didalam menafsirkan farmakoepidemiologi, penting

menyadari hubungan baik antara respon obat dan


variasi biologi dan faktor sosial dan mengusaha
menyelediki respon untuk itu.
Bab ini akan mendiskusikan alami obat, mekanisme
obat, potensi obat, peranan farmakodinamik didalam
menentukan variabilitas, peranan farmakokinetik
didalam menentukan variabilitas, dan pentingnya
faktor manusia didalam menjelaskan variabilitas pada
efek obat.

Sifat Alami Obat


Obat dapat didefinisikan sbg eksogenos unsur yang

mengusahakan efek psikologi.


Sebagai sebuah kelompok, obat mengubah secara
besar strutur molekul mereka.ex : interferon alfa-2a
adalah gklikoprotein yang rumit, sedangkan potasium
klorida adalah garam yg sederhana terdiri hanya dua
element.

Komponen obat aktif pada tablet, kapsul, atau bentuk

sediaan farmasetik lainnya terhitung hanya sedikit


pada total massa dan volume.
Sisanya terdiri dari bahan tambahan ( seperti zat
pengikat, diluent, lubrikan, dan bahan pengawet )
yang mana tertutup,antara lainnya karena inert
farmakologi.

Mekanisme kerja obat


Farmakologi mempelajari karakteristik obat pada

berbagai tingkatan,seperti pd organisme, organ,


jaringan, sel, komponen sel, dan tingkat tingkat
molekul.

Potensi obat
Dalam pemakain farmakologinya, istilah potensi

mengaju pada jumlah obat yang diperlukan untuk


memberikan respon, dan penting ketika
membandingkan dua atau lebih obat yang
memberikan efek yang sama.
Farmakologi klinik dapat dibagi secara luas yaitu
farmakodinamik dan farmakokinetik

Farmakodinamik adalah respon jaringan target

didalam tubuh ketika diberikan obat.


Farmakokinetik mempelajari proses obat absorpsi,
distribusi, dan eliminasi dari tubuh.

Peranan farmakodinamik didalam


menentukan variabilitas respon obat
Dibandingkan dengan non drug, ada banyak

pengetahuan tentang efek obat dengan waktu ini


dijual.
Ini harus disatukan didalam rancangan pelajaran baru
dlm mencari informasi yg banyak tentang tindakan
obat.
Ini adalah rancangan yang baik apakah pelajaran baru
bersifat percobaan atau tidak.

Efek umur
Secara keseluruhan, efek umur pada respon

farmakodinamik telah sedikit dipelajari bila


dibandingkan efek farmakokinetik.
Walaupun ini sedikit banyaknya perbedaan, orang tua
pernah sama adil atau sedikit sensitif efek farmakologi
dasarnya pada beberapa obat yang sama dibandingkan
orang yang lebih muda.

Efek penyakit
Efek penyakit terhadap farmakodinamik tidak

dipelajari secara luas.


Ini umumnya berupa pengamatan klinik, bahwa
individu yg menderita penyakit dapat dilebihkan
respon partikel obatnya.

Interaksi obat yang terjadi melalui


mekanisme farmakodinamik
Walaupun banyak kepentingan klinis dari interaksi

obat obat yg terjadi secara faramakkokinetik, tetap


yang paling penting adalah interaksi farmakodinamik
secar natural.
Interaksi farmakodinamik muncul sebagi konsekuensi
dari aktivitas obat yang mempunyai reseptor yang
sama, bagian aktivitas yang sama atau sistem
fisiologis.

Banyak obat yang mempunyai efek depresan pada

sistem saraf pusat dan mungkin berpotensi dimana


sebagai sebagian agen dapat digunakan bersma seperti
hipnotik, anxiolitik, opioik, anti epilepsi, anti histamin
dan etil dopa.
Sindrom serotonergik mungkin di induksikan pada
beberapa pasien yang diberikan kombinasi obat
proserotonergik seperti selektif serotonin Re uptake
inhibitor, antidepresan trisiklik,monoamin oksidase
inhibitor, karbamazepin dan litium.

Peranan farmakokinetik didalam menentukan


variabilitas respon obat
Farmakokinetik adalah ilmu yang menggambarkan

waktu dari absorpsi, distribusi dan eliminasi obat


dalam tubuh.
Dari penelitian secara umum derajat konsentrasi obat
berubah di dalam cairan tubuh,ini menunjukkan
karakteristik respon farmakologi terhadap
konsentrasi.

Gambar ini menjukkan

konsentrasi serum dari obat


yang mengikuti injeksi iv bolus
pada setiap waktu karena rute
dari kemiringan konsentrasi
serum obat seperti kejadian
alam lainnya, frekuensi muncul
menjadi linear pada sumbu
vertikal pada bidang semilog.
Perbandingan farmakokinetik
adalah teori dalam distribusi
molekul obat yang diperlihatkan
oleh komponen linear dari
konsentrasi log atau kurva
waktu.

Efek variasi didalam absorpsi obat


Didalam klinis kebanyakan obat melalui mulut,karena

ukurannya kecil dan sebagian larut lemak, kebanyakan


molekul obat di absorpsi melalui difusi pasif yang
melintasi mukosa pada usus kecil.
Jarak absorpsi ditentukan secara fisikokimia obat dan
integritas dari usus kecil, dimana rute absorpsi
tergantung pada luasnya lambung kosong dan
motilitas dari usus kecil.

Variasi efek pada distribusi obat


Molekul obat di absorpsi kedalam kompatemen sentral,
1.
2.
3.

mereka di distribusikan ke jaringan oleh :


obat yang larut lemak
Derajat ikatan protein lemak
Jumlah aliran darah diterima oleh jaringan yang berbeda
Kesimpulannya perubahan distribusi obat sering terjadi
untuk respon variabilitas obat, mungkin di implikasikan
untuk mencari keterangan penemuan farmakoepidemiologi

Kombinasi antara siklosporin dengan NSAIDs, ACEIs,

atau obat nefrotoksik lainnya


Probenesid dapat menghambat ekskresi dari penisillin
sehingga dapat meningkatkan dosis penisillin

Variasi efek didalam eliminasi obat


Obat di ekskresikan dari tubuh, sebagian dalam bentuk utuh

atau sebagai satu atau lebih produg dari metabolsme


obat.walaupun sebagian organ termasuk sistem pencernaan,
paru paru, dan kulit didalam eliminasi obat.
a) Efek variasi di dalam eliminasi ginjal
hampir semua obat di filtrasi melalui glomeruli, unit filtrasi
dari ginjal ke dalam renal tubulus.jarak filtrasi glomerulus
tergantung pada tekanan perfusi dan karakteristik ikatan
protein obat.

Konsentrasi kreatinin darah adalah mengukur fungsi

ginjal yang mana ini digunakan di dalam praktek


klinis.
Laju dari klirens ginjal ini dari darah (kreatinin
klirens) berkorelasi dengan laju filtrasi glomerular.

Genetik

Umur
Penyakit yang diderita

Reaksi kimia pada metabolisme


obat

Fase 2

Fase 1
obat

derivat
Oksidasi
Hidroksilasi
Dealkilasi
deaminasi

konjugat
konjugasi

Faktor genetik penting terhadap aktivitas determinan

dari enzim metabolisme obat


Fenilbutazon dan coumarin memiliki sedikit variabel
monozigot dibandingkan kembar heterozigot
Metabolisme obat isoniazid menghambat distribusi
bimodal dalam populasi
Konjugasi isoniazid dengan asam asetat merupakan
tahap penting dalam proses inaktivasi dan eliminasi
Asetilasi polimorfisa dapat mempengaruhi jumlah
metabolime obat

Penyakit hati dapat menurunkan eliminasi dari obat

yang larut dalam lemak yang dimetabolisme oleh


organ
Metabolisme obat mungkin bisa mempengaruhi kerja
organ lain

Secara umum proses metabolisme obat adalah

menginaktifkan atau lebih sedikit zat yang aktif


dibandingkan obat yang sudah menjadi derivatnya
N-asetilbenzoquinoneimin merupakan metabolit yang
toksik yang berasal dari oksidasi metabolisme
asetaminofen

Yang tinggi : morfin, kontrasepsi oral, prazozin,

propanolo, dan verapamil

Anda mungkin juga menyukai