Anda di halaman 1dari 3

Experiment 1 : Effect of Rapid Muscle Work, Rest, and Massage on Muscle

Fatigue
Langkah Percobaan:
1. Pertama, satu murid ditunjuk untuk melakukan experiment 1.
2. Murid dipersilahkan duduk dan meletakkan sikunya di atas meja dengan
posisi tegak dan siap untuk menarik pelatuk.
3. Setiap 1 detik yang diukur menggunakan metronome, murid menarik
pelatuk.
4. Kegiatan ini dilakukan sampai murid sudah merasakan lelah dan tidak
mampu lagi menarik pelatuk.
5. Setelah itu, murid dipersilahkan untuk beristirahat selama 1 menit, lalu
mengulang langkah 2-3.
6. Murid dipersilahkan untuk beristirahat selama 1 menit, namun kali ini
dengan dipijat.
7. Setelah 1 menit, murid mengulang kembali langkah 2-3.
8. Setiap percobaan dihitung waktunya dan berapa jumlah pelatuk yang
dapat ditarik oleh murid.
Waktu dan jumlah pelatuk yang dapat ditarik oleh murid tersebut dicatat
sebagai berikut:
Percobaan 1
81
81

Waktu/s
Kemampuan
menarik
pelatuk/kali
Selisih

Percobaan 2
22
22

Percobaan 3
21
21

59
1

Kemampuan Menarik Pelatuk


90
80
70
60
50

Kemampuan Menarik
Pelatuk

40
30
20
10
0
Kegiatan 1

Kegiatan 2

Kegiatan 3

Dari hasil yang didapat, terdapat perbedaan hasil dari percobaan 1 sampai
dengan percobaan 3. Perbedaan angkanya adalah sebagai berikut:

Pertanyaan:
Apakah terjadi kelelahan otot? Apa efek dari istirahat dan pijatan yang
diberikan?
Pembahasan:
Pada percobaan diatas dapat dilihat bahwa terjadi kelelahan otot yang dapat
dilihat dari terjadinya pengurangan kemampuan murid untuk menarik pelatuk.
Pada percobaan 1, murid dapat menarik pelatuk sebanyak 81 kali setiap
detiknya. Pada percobaan 2, murid dapat menarik pelatuk sebanyak 22 kali
setiap detiknya. Dan pada percobaan 3, murid dapat menarik pelatuk sebanyak
21 kali setiap detiknya. Sehingga dari hasil hasil tersebut dapat dilihat bahwa
terjadi selisih kemampuan menarik pelatuk pada percobaan 1 dan 2 adalah 59
kali, dan selisih pada petcobaan 2 dan 3 adalah 60 kali.
Pengurangan kemampuan murid untuk menarik pelatuk dapat mengindikasikan
terjadinya kelelahan otot. Hal tersebut dapat terjadi karena kelelahan otot dapat
disebabkan oleh kontraksi kuat otot yang berlangsung lama. Otot yang lelah akan
menunjukkan kurangnya kekuatan, bertambahnya waktu kontraksi dan
relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot menjadi gemetar. Kelelahan ini
diakibatkan dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabutserabut otot untuk melanjutkan suplai output kerja yang sama. Saraf terus
bekerja dengan baik, impuls saraf berjalan secara normal melalui hubungan ototsaraf masuk kedalam serabut- serabut otot, tetapi kontraksi makin lama makin
lemah karena dalam serabut-serabut otot sendiri kekurangan ATP. Hambatan
aliran darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan
kelelahan otot.
Pada dasarnya, otot membutuhkan ATP (adenosine triphosphate) sebagai
sumber energi. Ada dua jalur metabolisme otot yaitu aerobik dan anaerobik.
Jalur aerobik memproduksi banyak ATP (dengan pemecahan glukosa dan
glikogen) dan membutuhkan oksigen, yang dibawa oleh darah, untuk
mendukung proses tersebut. Jalur anaerobik digunakan selama melakukan
kegiatan yang intens dan cepat.
Ada dua macam serat otot yang terdapat pada otot rangka yaitu slow-twitch
fiber dan fast-twitch fiber. Slow-twitch fiber menggunakan metabolisme aerobik
dan fast-twitch fiber menggunakan metabolisme anaerobik untuk membuat
bahan bakarnya. Fast-twitch fiber mengandung fragmen mitokondria yang
menghasilkan enzim yang dibutuhkan untuk mengurangi glukosa untuk piruvat
dan piruvat menjadi laktat. Karena fast-twitch fiber menggunakan metabolisme
anaerobik untuk membuat bahan bakar, mereka jauh lebih baik dalam
menghasilkan kecepatan dan kekuatan yang cepat dan terus menerus
dibandingkan dengan slow-twitch fiber. Namun, fast-twitch fiber dapat
mengalami kelelahan lebih cepat karena menghasilkan asam laktat sebagai
pemberi rasa lelah.
Mekanisme tersebutlah yang mungkin dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan murid untuk menarik pelatuk. Hal tersebut terjadi karena murid
dipaksa menarik pelatuk terus menerus hingga merasa lelah. Perasaan lelah di
badan adalah indikasi menumpuknya asam laktat di otot. Asam laktat ini timbul
pada proses pembakaran di dalam otot yang aktif. pada saat proses pembakaran
terjadi, selain dihasilkan energi juga didapat sisa pembakaran, yaitu berupa

asam laktat itu, makin lama aktivitas dijalankan, energi yang dihasilkan semakin
kecil sementara sisa pembakaran berupa asam laktat itu justru menumpuk.
Penumpukan asam laktat inilah yang menyebabkan rasa lelah.
Pada percobaan diatas, subjek diberikan waktu untuk istirahat dan juga
diberikan massage yang tujuannya adalah agar otot menjadi relaks sehingga
dapat berkontraksi kembali normal. Massage dapat menurunkan kelelahan
seseorang dan juga memberikan efek pada sistem muskular melalui banyak cara,
seperti menguraikan asam laktat penyebab timbulnya kelelahan dan
mempercepat aliran darah segar, mengurangi rasa nyeri yang dapat
menimbulkan kekakuan pada otot, serta meningkatkan fleksibilitas gerak. Rasa
sakit dan nyeri pada otot, kelelahan serta rasa kaku, seluruhnya dapat dengan
sukses disembuhkan melalui seni dari massage. Keram Otot berkurang, jaringan
tisu yang rusak digantikan, serabut otot baru dapat dibentuk.
Tetapi dari hasil percobaan diatas dapat dilihat bahwa meskipun telah dilakukan
istirahat dan pemijatan, jumlah pergerakan jari yang dilakukan untuk
berkontraksi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Salah satu hal yang dapat
menyebabkan hal tersebut terjadi adalah karena lamanya waktu istirahat dan
waktu pemijatan yang diberikan kurang, sehingga otot sudah dalam keadaan
relaksasi dan belum siap untuk berkontraksi secara maksimal kembali, sehingga
otot tidak dapat berkontraksi sebanyak yang sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai