PERCOBAAN II
METABOLISME OBAT
Disusun Oleh :
Golongan
IV
Kelompok
(G1F013034)
2. Syaeful Eko P
(G1F013036)
3. Murti Setiati
(G1F013038)
4. Feni Amalia F
(G1F013040)
5. M. Imaduddin S
(G1F013042)
Tanggal Praktikum
: Heni Ekowati
: 1. Galih Samodra
2. Rahma
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
PERCOBAAN II
METABOLISME OBAT
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metabolisme obat sering disebut biotransformasi. Metabolisme obat penting
C. Dasar Teori
Metabolisme atau biotransformasi adalah reaksi perubahan zat kimia
dalam jaringan biologi yang dikatalis oleh enzim menjadi metabolitnya. Jumlah
obat dalam tubuh dapat berkurang karena proses metabolisme dan ekskresi. Hati
merupakan organ utama tempat metabolisme obat. Ginjal tidak akan efektif
mengeksresi obat yang bersifat lipofil karena mereka akan mengalami reabsorpsi
di tubulus setelah melalui filtrasi glomelurus. Oleh karena itu, obat yang lipofil
harus dimetabolisme terlebih dahulu menjadi senyawa yang lebih polar supaya
reabsorpsinya berkurang sehingga mudah diekskresi.
Proses metabolisme terbagi menjadi beberapa fase, fase I merubah
senyawa lipofil menjadi senyawa yang mempunyai gugus fungsional seperti OH,
NH2, dan COOH. Ini bertujuan agar senyawa lebih mudah mengalami proses
perubahan selanjutnya. Hasil metabolisme fase I mungkin mempengaruhi efek
farmakologinya. Metabolisme fase I kebanyakan menggunakan enzim sitokrom
P450 yang banyak terdapat di sel hepar dan GI. Enzim ini juga berperan penting
dalam memetabolisme zat endogen seperti steroid, lemak dan detoksifikasi zat
eksogen. Namun demikian, ada juga metabolisme fase I yang tidak menggunakan
enzim sitokrom P450, seperti pada oksidasi katekolamin, histamine dan etanol.
Reaksi fase II atau reaksi konjugasi terjadi jika zat belumcukup polar
setelah mengalami metabolisme fase I, ini terutama terjadi pada zat yang sangat
lipofil. Konjugasi ialah reaksi penggabungan antara obat dengan zat endogen
seperti asam glukoronat, asam sulfat, asam asetat dan asam amino. Hasil reaksi
konjugasi berupa zat yang sangat polar dan tidak aktif secara farmakologi.
Glukoronidasi adalah reaksi konjugasi yang paling umum dan paling penting
dalam ekskresi dan inaktifasi obat.
Untuk obat yang sudah mempunyai gugus seperti OH, NH2, SH dan
COOH mungkin tidak perlu mengalami reaksi fase I untuk dimetabolisme fase II.
Dengan demikian tidak semua zat mengalami reaksi fase I terlebih dahulu
sebelum reaksi fase II. Bahkan zat dapat mengalami metabolisme fase II terlebih
dahulu sebelum mengalami metabolisme fase I. (Mycek,2001)
Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di membran endoplasmic
reticulum (mikrosom) dan di cytosol. Tempat metabolisme yang lain (ekstra
hepatik) adalah: dinding usus, Ginjal, Paru, Darah, Otak dan Kulit,juga di lumen
kolon(oleh flora usus).
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang non polar (larut
lemak) menjadi polar (larut air)agar dapat diekskresikan melalui ginjal atau
empedu.dengan perubahan ini obat aktif umumnya diubah menjadi inaktif.Tapi
sebagian berubah menjadi lebih aktif(jika asalnya prodrug),kurang aktif,atau
menjadi toksik.
Reaksi metabolisme yang terpenting adalah oksidasi oleh enzim cytocrome
P450 (cyp) yang disebut juga enzim monooksigenase atau MFO (Mixed Fungtion
Oxidase) dalam endoplasmic reticulum (mikrosom) hati. Interaksi dalam
metabolisme obat berupa induksi atau inhibisi enzim metabolisme, terutama
enzim cyp.
2.
3.
4.
Perbedaan umur
Bayi dalam kandungan atau bayi yang baru lahir jumlah enzim-enzim
mikrosom hati yang diperlukan untuk memetabolisme obat relatif masih
sedikit sehingga sangat peka terhadap obat.
5.
6.
dapat meningkatkan
kecepatan metabolisme obat dan memperpendek masa kerja obat. Hal ini
disebabkan senyawa tersebut dapat meningkatkan jumlah atau aktivitas
enzim metabolisme dan bukan Karena permeablelitas mikrosom atau adanya
reaksi penghambatan. Peningkatan aktivitas enzim metabolisme obat-obat
tertentuatau proses induksi enzim mempercepat proses metabolisme dan
menurunkan kadar obat bebas dalam plasma sehingga efek farmakologis
obat menurun dan masa kerjanya menjadi lebih singkat.
Induksi enzim juga mempengaruhi toksisitas beberapa obat karena
dapat meningkatkan metabolisme dan metabolit reaktif.
2.
hidrolisis. Tujuan reaksi ini adalah memasukkan gugus fungsional tertentu yang
besifat polar.
II.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan yaitu aquabidest, diazepam, induktor
enzim : fenobarbital 30 mg/kg BB, inhibitor enzim : simetidin dan
siprofloksasin, hewan coba (tikus), kapas dan alkohol.
III. CARA KERJA
a. Tikus I
TIKUS
-
Ditimbang
DIAZEPAM AMPUL
-
TIKUS
-
Didiamkan 15 menit
DATA
b. Tikus II
TIKUS
-
Ditimbang
FENOBARBITAL TABLET
-
Ditimbang
Digerus
TIKUS
-
Didiamkan 15 menit
DIAZEPAM AMPUL
-
TIKUS
-
Didiamkan 15 menit
DATA
c. Tikus III
TIKUS
-
Ditimbang
CIPROFLOKSASIN TABLET
-
Ditimbang
Digerus
TIKUS
-
Didiamkan 15 menit
DIAZEPAM AMPUL
-
TIKUS
-
Didiamkan 15 menit
DATA
: 500 mg
Diazepam
Dosis obat
: 5 mg
Fenobarbital
Dosis obat
: 30 mg
Data Pengamatan :
Kelompok 1
Onset
Durasi
15
30
60
90
Tikus I (Diaz)
16
40
52
24
Tikus II (Feno + 6
Diaz)
Tikus III (Simet 29
+ Diaz)
Kelompok 2
Onset
Durasi
15
30
60
90
Tikus I (Diaz)
13
22
Tikus II (Feno + 11
24
67
Diaz)
Tikus III (Simet 28
+ Diaz)
Kelompok 3
Onset
Durasi
15
30
60
90
Tikus I (Diaz)
75
15
65
10
12
>90
Tikus II (Feno + 11
Diaz)
Tikus III (Cipro 12
+ Diaz)
Kelompok 4
Onset
Durasi
15
30
60
90
Tikus I (Diaz)
70
17
Tikus II (Feno + 4
69
57
Diaz)
Tikus III (Cipro 3
+ Diaz)
V.
PEMBAHASAN
Metabolisme atau biotransformasi adalah reaksi perubahan zat kimia
dalam jaringan biologi yang dikatalis oleh enzim menjadi metabolitnya. Jumlah
obat dalam tubuh dapat berkurang karena proses metabolisme dan ekskresi. Hati
merupakan organ utama tempat metabolisme obat. Ginjal tidak akan efektif
mengeksresi obat yang bersifat lipofil karena mereka akan mengalami reabsorpsi
di tubulus setelah melalui filtrasi glomelurus. Oleh karena itu, obat yang lipofil
harus dimetabolisme terlebih dahulu menjadi senyawa yang lebih polar supaya
reabsorpsinya berkurang sehingga mudah diekskresi.
Proses metabolisme terbagi menjadi beberapa fase, fase I merubah
senyawa lipofil menjadi senyawa yang mempunyai gugus fungsional seperti OH,
NH2, dan COOH. Ini bertujuan agar senyawa lebih mudah mengalami proses
perubahan selanjutnya. Hasil metabolisme fase I mungkin mempengaruhi efek
farmakologinya. Metabolisme fase I kebanyakan menggunakan enzim sitokrom
P450 yang banyak terdapat di sel hepar dan GI. Enzim ini juga berperan penting
dalam memetabolisme zat endogen seperti steroid, lemak dan detoksifikasi zat
eksogen. Namun demikian, ada juga metabolisme fase I yang tidak menggunakan
enzim sitokrom P450, seperti pada oksidasi katekolamin, histamine dan etanol.
Reaksi fase II atau reaksi konjugasi terjadi jika zat belumcukup polar
setelah mengalami metabolisme fase I, ini terutama terjadi pada zat yang sangat
lipofil. Konjugasi ialah reaksi penggabungan antara obat dengan zat endogen
seperti asam glukoronat, asam sulfat, asam asetat dan asam amino. Hasil reaksi
konjugasi berupa zat yang sangat polar dan tidak aktif secara farmakologi.
Glukoronidasi adalah reaksi konjugasi yang paling umum dan paling penting
dalam ekskresi dan inaktifasi obat.
Untuk obat yang sudah mempunyai gugus seperti OH, NH2, SH dan
COOH mungkin tidak perlu mengalami reaksi fase I untuk dimetabolisme fase II.
Dengan demikian tidak semua zat mengalami reaksi fase I terlebih dahulu
sebelum reaksi fase II. Bahkan zat dapat mengalami metabolisme fase II terlebih
dahulu sebelum mengalami metabolisme fase I. (Mycek,2001)
penghambat
reseptor
beta
(propanolol),
kebanyakan
dari
dalam etanol. Suhu lebur :130-134Ph : diazepam dalam larutan relative stabil
pada ph 4 dan maksimum stabilitas pada ph 5. Diazepam adalah N-demethylated
oleh CYP3A4 dan 2C19 ke desmethyldiazepam metabolit aktif-N, dan
dihidroksilasi oleh CYP3A4 ke temazepam metabolit aktif. N-desmethyldiazepam
dan
temazepam
keduanya
dimetabolisme
lebih
lanjut
untuk
(1-cyclopropyl-6-fluoro-1,4-dihydro-4-oxo-7-(-1-
VI. KESIMPULAN
VII. TUGAS
1. Sebutkan senyawa-senyawa yang dapat menginduksi dan menginhibisi
enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme!
Jawab :
Senyawa yang dapat menginduksi enzim yaitu fenobarbital,
alobarbital, pentobarbital, dan sekobarbital. Seangkan senyawa yang
dapat menginhibisi enzim yaitu simetidin, ciprofloksasin, dan
eritromisin.
penguraian
metabolisme menurun.
secara
kompetitif
sehingga
laju
transkripsi
sehingga
terjadi
peningkatan
kecepatan
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia IV, Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Anonym, 2004, Diazepam, url : http://www.nursingtimes.net diakses 15
Mei 2014.
Cairns, Donald. 2009. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta : EGC.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktikum
Ketua Kelompok,