Anda di halaman 1dari 22

Bab 4

PERENCANAAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)
4.1.

PENJELASAN UMUM

Instalasi Penjernihan Air (IPA) adalah suatu alat untuk mengolah air baku
yang berupa air permukaan seperti sungai, danau atau waduk saluran irigasi
menjadi air bersih sehingga dapat langsung dikonsumsi. Adapun prinsip
kerjanya adalah sebagai berikut:

Air baku yang keruh dicampur dengan zat penggumpal (koagulan) yang
umum dipakai dipasaran adalah tawas (alum sulfat).

Setelah air dicampur dengan koagulan akan terjadi gumpalan gumpalan


flok yang berasal dari keruhan air baku.

Kemudian gumpalan tersebut diendapkan di bak pengendap dalam IPA


tersebut .

Endapan kemudian ditampung di ruang endapan yang kemudian setelah


penuh dibuang ke luar, sedangkan air yang sudah jernih di saring oleh
saringan pasir.

Air yang sudah disaring lalu dibubuhi zat pembunuh kuman yaitu
kaporit dengan dosis tertentu.

Setelah pembubuhan air dapat dikonsumsi karena memenuhi standard


air minum Departemen Kesehatan

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 1

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

4.2.

Laporan Nota Desain

INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH

Proses pengolahan pada instalasi pengolahan air bersih yang diusulkan untuk
Kawasan Industri Buton adalah sebagai berikut:

Koagulasi

Flokulasi

Sedimentasi

Filtrasi

Desinfeksi

Bangunan IPA dirancang dengan konstruksi beton bertulang K-225 kedap air.
Permukaan luar di cat dengan warna biru(atau sesuai permintaan).

4.2.1. Koagulasi
Proses koagulasi adalah dengan sistem gravitasi dan menggunakan pipa.

Waktu lentur untuk proses ini minimal 1 menit dengan nilai gradien
kecepatan antara (500 2000) / detik.

IPA ini bekerja baik dengan koagulan PAC powder

4.2.2. Flokulasi
Flokulasi multi stage nilai gradien kecepatan bervariasi antara 75 m/det
sampai 25 m/det.

Waktu refensi di tangki flokulator adalah 10 menit.

Proses flokulasi adalah dengan sistem hidrolik.

4.2.3. Sedimentasi
Proses sedimentasi yang diijinkan adalah High Rate Sedimentation dengan
hexagonal plate settler. Waktu tampung ini adalah 30 menit. Yang
dimaksud dengan waktu tampung adalah volume yang disediakan untuk
ruang sedimentasi.

Beban permukaan berkisar antara 3,6 m/jam. Yang dimaksud dengan


beban permukaan adalah debit dibagi dengan luas permukaan horizontal
nyata pada zona pengendapan.

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 2

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

4.2.4. Unit Saringan/Filtrasi.


Proses Filtrasi adalah dengan sistem filtrasi cepat jenis media penyaring
adalah media tunggal.

Kecepatan filtrasi rencana adalah 5 m/jam.

Ketebalan media penyaring baik yang bersifat media tunggal berkisar


antara (80 150) cm dipakai media tunggal (pasir silika), maka ukuran
efektif media berkisar antara (0,80 0,90) mm dengan koefisien ketidak
seragaman 1,50.

Sistem pencucian media filter yang diijinkan adalah dengan sistem hidrolis
gravitasi. Besarnya kecepatan pencucian adalah 15 m/jam.

4.2.5. Proses Desinfeksi


Proses desinfeksi adalah dengan kaporit yang dibubuhkan di reservoir
penampung.

4.2.6. Peralatan Pelengkap


Peralatan pelengkap dalam sistem ini dimaksudkan sebagai kelengkapan yang
harus diadakan sehingga sistem utama (instalasi) dapat bekerja dengan baik
dan kelengkapan-kelengkapan lain yang memudahkan pengendalian operasi,
perawatan, suku cadang dan lain-lain.
a.

Alat Ukur

Alat ukur yang harus termasuk dalam instalasi pengolahan air adalah :

Alat ukur debit air baku dengan Vnotch

Alat ukur debit air bersih dengan water meter 6.

Seluruh alat ukur tersebut diatas adalah dengan sistem pembacaan langsung.

b.

Peralatan Pembubuhan

Peralatan elektro mekanis yang ditawarkan meliputi:


Pompa pembubuh (dosing pump) bahan kimia yang digunakan adalah jenis
sifon tanpa menggunakan perlatan mekanis.
C

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 3

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

c.

Laporan Nota Desain

Bak Pelarut Bahan Kimia.

Bak pelarut bahan kimia didisain untuk kebutuhan 24 jam pada kapasitas
proses maksimum dan pembubuhan kimia maksimum (maximum plant flow
dan maximum dose level).
Ringkasan dimensi dari masing-masing unit bangunan instalasi pengolahan air
adalah sebagai berikut:

URAIAN

SATUAN

NILAI

477,71

Jumlah Kompartemen

Unit

Jumlah bak/kompartemen

Unit

3,80

Panjang bak

32,1

Lebar bak

3,5

Dalam bak

4,0

I. KOAGULASI
Panjang pipa koagulasi yang dibutuhkan
II. FLOKULASI

Tinggi Bak Flokulasi


III. SEDIMENTASI

IV. FILTER
Jumlah Filter
Panjang

Unit

7,4

14,9

Lebar

1,4

Luas total filter

m2

180

Rencana rancangan bangunan

instalasi pengolahan air pada potongan

memanjang serta tampak atas dapat dilihat pada gambar berikut:

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 4

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

i. Potongan Melintang Model Instalasi Pengolahan Air

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 5

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

ii. Denah Model Instalasi Pengolahan Air

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 6

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

d.

Laporan Nota Desain

Pipa dan Valve

Pipa baja yang digunakan dicoating dengan cat apoxy dan galvanis. Setiap pipa
dan peralatannya seperti gate valve, check valve dan sebagainya akan sesuai
dengan standar SII/SNI, ISO atau yang setara. Untuk penggunaan pengaliran
larutan bahan kimia dipakai pipa PVC atau sejenisnya.

4.2.7. Bordes dan Tangga


Instalasi penjernih air akan dilengkapi dengan bordes dan tangga untuk
operasinya dan pemeliharaan. Tangga bordes terbuat dari baja yang dicat anti
korosif untuk karat.

4.2.8. Reservoir (Bak Penampung Air Bersih)

Bak penampung air bersih berfungsi untuk menampung air yang telah
diolah setelah melewati saringan pasir cepat (filter) dan selanjutnya
dipompakan ke jaringan distribusi.

Bak Penampung air bersih terletak separuh tertanam didalam tanah


dengan konstruksi beton bertulang.

Diatas reservoir pada inlet dipasang tangki pembuluh desinfektan yang


dapat mendesinfeksi air bersih yang masuk kedalam reservoir atau cara
lain sesuai design yang diusulkan.

4.2.9. Peralatan Laboratorium


Setiap instalasi Penjernih Air akan dilengkapi dengan peralatan laboratorium
seperti diuraikan di bawah ino.
Test kit harus dalam kotak yang dikunci dan dilengkapi dengan 2 (dua) buah
kunci dan terdiri dari peralatan-peralatan yang dapat dipakai untuk memeriksa
sebagai berikut :
a.

Jar Test terdiri dari :

Beaker glass 100 ml 6 buah

Pengeduk dengan sistem shaft

b.

Test Kit A

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 7

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Alkanity / kesadahan air

CO 2

Unsur-unsur organik

Chlorine

pH

Nitrit / Amonia

Besi

Imhoff core

Tabung-tabung reaksi secukupnya (botol), 10 buah @ 10 ml lengkap


dengan dudukan.

Gelas ukur 100 ml

Botol / Gelas untuk mencampur bahan kimia 5 buah.

4.2.10. Petunjuk Operasional Instalasi (Operasi Manual)


Sebagai pelengkap petunjuk singkat cara operasional sistem yang dapat
ditempel pada dinding dengan baik dan terlihat.

4.3.

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH

Berikut ini akan diberikan analisa perhitungan dalam menentukan dimensi dari
Instalasi Pengolahan Air.
4.3.1.
Proses

Bak Pengaduk Cepat (KOAGULASI)


pengadukan cepat atau flash mix (koagulasi)

bertujuan

untuk

memperoleh larutan yang homogen dari koagulan atau bahan kimia yang
digunakan dalam proses pencampuran dengan air baku yang akan diolah.
Sistem yang digunakan pada proses ini adalah sistem terjunan (hydraulic jump).
Sistem ini dipilih dengan mempertimbangkan:

Pembubuhan mudah dikontrol

Dapat mengimbangi fluktuasi kekeruhan air baku

Mudah dioperasikan

Tidak memerlukan head pompa dosing yang tinggi

Kriteria Perencanaan
C

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 8

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Waktu retensi

5 detik, direncanakan Td = 30 detik

Nilai G

= 100 - 500 detik-1

Nilai G.Td

10.000

Data Perencanaan
Direncanakan menggunakan 2 buah bak pengaduk cepat:
Q = 250 liter/detik; G = 314 detik; Ambang bebas (free board) = 0,2 m
T =

25 oC

997, 0 kg/m3

8,90 x 10-4 N.det/m2

8,93 x 10-6 m2/detik

g =

9,81 m/detik2

Rumus yang digunakan


G

dengan:

C Q TD

P g H q

G 2 TD
g

dimana:
Q

= Debit air baku (m3/detik )

= Percepata gravitasi = 9,81 (m/detik2 )

= Gradien kecepatan (detik-1)

Tenaga yang diperlukan (N.m/detik)

= Tinggi terjunan/headloss total (m)

Viskositas air (m2/detik)

= Kapasitas bak pengaduk cepat (m3)

Hasil perhitungan:
Panjang bak :

4m

Lebar bak

2m

Kedalaman bak :

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

1,88m (+ free broad 0,12 m)

IV- 9

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

4.3.2.
Proses

Laporan Nota Desain

Bak Pembagi (SPLITTER BOX)


pengadukan cepat atau flash mix

(koagulasi)

bertujuan

untuk

memperoleh larutan yang homogen dari koagulan.


Vnotch di Splitter Box
Data Vnotch tiap kompartemen:
- Debit tiap kompartemen (q) =

0,125 m3/detik

- Sudut Vnotch ()

90o

Rumus yang digunakan:


8
q
C
15

2 g h

r
tan
2

q
h

1,41

2
3

Hasil Perhitungan:
Dimensi Vnotch di Splitter Box:
- Tinggi pelimpah (h)

= 0,51 m

- Rekomendasi tinggi Vnotch

= 0,6 m

4.3.3.
Bak Pengaduk Lambat (FLOKULASI)
Flokulasi bertujuan untuk mengkonsentrasikan partikel-partikel koloid dengan
ikatan oleh bahan kimia (koagulan) yang digunakan sehingga membentuk
partikel yang lebih besar dan berat. Untuk mencapai tujuan tersebut proses flokulasi perlu dibantu dengan pengadukan yang berkesinambungan sedemikian
rupa sehingga ikatan antar partikel koloid lebih mudah terbentuk. Setelah
terbentuknya flok-flok dengan ukuran yang besar dan berat, selanjutnya akan
diendapkan di bak sedimentasi.
Pada perencanaan instalasi ini flokulator yang direncakan adalah jenis upflow
and downflow dengan pertimbangan sebagai berikut:

Cukup fleksibel untuk dioperasikan terhadap karakteristik air baku yang


berfluktuasi

Dapat menghemat lahan

Tidak memerlukan alat mekanik

Mudah dalam pelaksanan konstruksinya

Pada beberapa IPA lainya dapat dilihat bahwa unit ini dapat menghasilkan
kualitas air olahan yang baik

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 10

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Kriteria Perencanaan
Parameter:
- Nilai G

< 100 detik-1

- Td

< 30 menit

- Headloss total

< 30 cm

Flokulator dibuat 5 bak yang dipasang secara seri tiap kompartemen


Data:
q = 125 liter/detik/kompartemen
T = 25 oC

= 997,0 kg/m3
= 8,90 x 10-4 N.det/m2
= 8,93 x 10-6 m2/det
g = 9,81 m/detik2
Cc = 0,60
Bak 1
-

80 detik-1

Tinggi air efektif

6,5 m

Panjang bak

7,0 m

Lebar bak

0,33 m 0,4 m

Td tiap bak flokulator

2 menit

60 detik-1

Tinggi air efektif

5,84 m

Panjang bak

7,0 m

Lebar bak

0,46 m 0,5 m

Td tiap bak flokulator

2,5 menit

50 detik-1

Tinggi air efektif

5,38 m

Panjang bak

7,0 m

Lebar bak

0,6 m 0,6 m

Td tiap bak flokulator

3 menit

Bak-2

Bak-3

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 11

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Bak-4
-

40 detik-1

Tinggi air efektif

4,99 m

Panjang bak

7,0 m

Lebar bak

0,75 m 0,8 m

Td tiap bak flokulator

3,5 menit

20 detik-1

Tinggi air efektif

4,71 m

Panjang bak

7m

Lebar bak

0,91 m 1 m

Td tiap bak flokulator

4 menit

Tinggi bak

6,8 cm

Bak-5

Rumus Yang Digunakan:


G

P
C

dengan:

C Q TD

P g H q

G 2 TD
g

dimana:
q = Debit flokulator tiap kompartemen (m3/detik2)
C = Volume bak (m3)
g = Percepatan gravitasi = 9,81 (m/detik2)
G = Gradien kecepatan (detik-1)
= Tenaga yang diperlukan (N.M)
H = Headloss total di bak flokulasi (m)
y = Bukaan sluice gate (m)
b = Lebar bukaan sluice gate (m)

= Viskositas air (m2/detik)


Cc = 0,60 (bilangan Torricelli)

Bak Flokulator
C

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 12

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Bak-1 :
Headloss
Tinggi bukaan

0,657 m

0,13 m

Headloss

0,462 m

Tinggi bukaan

0,15 m

0,385 m

Bak-2 :

Bak-3 :
Headloss
Tinggi bukaan

0,18 m

Headloss

0,288 m

Tinggi bukaan

0,22 m

Headloss

0,082 m

Tinggi bukaan

0,29 m

Bak-4 :

Bak-5 :

4.3.4.
Bak Pengendap (SEDIMENTASI)
Bak pengendap dimaksudkan untuk dapat

mengendapkan

flok-flok

yang

terbentuk pada flokulasi, kekeruhan akan diturunkan pada bak pengendap ini
sampai <10 NTU. Pada perencanaan ini akan didisain jenis sedimentasi yang
dilengkapi dengan plate settler dengan pertimbangan:

Tidak memerlukan ruang pengendapan yang luas

Tidak memerluka peralatan mekanik

Menghasilkan kualitas olahan yang memuaskan pada pengolahan air


bersih dengan masalah kualitas air baku yang sama.

Kriteria Perencanaan

Beban permukaan (surface loading)

<

2 - 5 jam

Beban permukaan antar plat

<

1 m/jam

Waktu pengendapan (td)

1 2 jam

Bak direncanakan dibuat 2 (dua) kompartemen

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 13

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Zone Inlet Sedimentasi


Debit tiap kompartemen (q)

0,125 m3/dt

Jumlah pipa inlet tiap kompartemen

2 buah

Diamater pipa inlet (s)

600 mm

Jarak pipa ke plat (d)

1,5 m

Diameter lubang di pipa (h)

3 cm

Jumlah lubang outlet di pipa (n1) = 2 x 17

34 buah

Toleransi distribusi aliran di pipa inlet (p)

5%

Jumlah lubang bleeding di pipa inlet (n2)

1x16 = 16 buah

Gradien kecepatan

< 20 detik

Rumus yang digunakan:


N n 1 2
1
(0 ,0254 r ) 2
4

AT1 N n

1
2
S
4

AT2 N n

Q qT1 N n

hT1

C c AT
1

hT 2

2 g

C A
c
T2

2 g

hT hT1 hT 2
h1 htT

ht 3

1
3

( 1 p )2

( 2 p p2 )

0 , 03
2g

P
s

5
s

ht 2

C c . At 2 .

2g

4q

g . h
1

.T

Pst Lp sin s

Ts

( Pst Lst d )
q60

Hasil perhitungan

Total lubang inlet (Nn)

Luas bukaan total lubang di pipa inlet (Ai2) =

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

50 buah
0,2 m2

IV- 14

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Beban debit tiap hole (qil)

0,45 lt/dt

Headloss total pipa inlet

0,0139 m

Panjang bak di zone inlet (Psi)

16 m

Waktu retensi total zone inlet (Tdi)

35 menit

11 dt-1 (OK < 20 detik-1)

Zone Sedimentasi
Debit tiap kompartemen (q)

0,125 m3/dt

Kemiringan plate ()

60O

Tebal plat (t)

1,5 mm

Jarak antar plat (W)

25 mm

Panjang plat (Lp)

1,2 m

Lebar plat (Lb)

1,5 m

Lebar bak tiap kompartemen (Ls)

7m

Nre < 500; NFr >1,0 x 10-5

Panjang bak tiap kompartemen (Ps) =

16 m

Panjang bak di zone inlet

16 m

Rumus yang digunakan:


V0 TD H P cos
S 0 .Td

V0 .

cos

q
..
2
A H p . cos .. cos

S0

N Ro

V .R
0

th .

t
sin

h .

PP
1

h
h

N Fr

sin

NP

q
A. sin

V0 .2
g .R

hP LP sin

N L Np L

qo

Hasil perhitungan

Tinggi proyeksi plat, (hP)

= 1,04 m

Beban permukaan antar plate (So)

= 0,13

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 15

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Beban permukaan bruto (S)

= 2,70m/jam,
(S<5,0 m/jam, OK)

Kecepatan antar plat (Vo)

= 3,12 m/jam

Waktu retensi di zone sedimentasi (Tds)

= 13 menit

Bilangan Reynold (Nre)

= 12,13 (OK <500)

Bilangan Froude (NFr)

= 1,50 x 10-5 (> 1,0 x 10-5)

Tebal horizontal (th)

= 1,73 mm

Jarak horizontal (Wh)

= 28,87 mm

Jumlah plate (Np)

= 328 lembar

Jumlah baris plat tiap kompartemen (NL )

= 4 jalur

Jadi jumlah total plat tiap kompartemen (NL) =1.312 lembar

Zone Outlet Sedimentasi


Debit tiap kompartemen =
Panjang bak

= 16 m

Lebar bak

= 7m

Tinggi supernatan (ds)

0,125 m3/dt

0,6 m

Rumus yang digunakan

Td 0 .

Ps .Ls .d s
q.60

Hasil Perhitungan:
Td zone supernatan (Tdo) = 15 menit

Gutter
Gutter dilengkapi dengan Vnotch sebagai pelimpah, terbuat dari saluran
baja tahan karat.
Beban debit limpahan tiap gutter (qg) =

Tinggi gutter (dg)

= 0,6 m

Panjang gutter (Ps)

= 16 m

Jarak antar pusat Vnotch

= 35 cm

Jumlah debit per Vnotch (qgv)

= 0,67 lt/dt

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

4,42 t/dt

IV- 16

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Rumus yang digunakan


8

5
.Cc . 2 g hgv . tan
15
2

q gv .

q gv

hgv .
1
,41

2
3

Hasil perhitungan
Tinggi pelimpah (Hgv) = 3,10 cm

4.3.5.
Ruang Lumpur
Ruang lumpur didisain untuk menampung volume flok yang terbentuk dan
periode pengurasan
Debit (q)

= 0,125
m3/dt/kompartemen

Dosis tawas rata-rata (ds)

= 20 mg/lt

Kandungan lumpur rata-rata di air baku (db)

= 126 mg/lt

Kandungan effluent suspended solid rata-rata (es) = 5 mg/lt


Konsentrasi lumpur (Cl)

= 1%

Rumus yang digunakan:


VS ( d A d B eS ) q

1
C
L 0,96
pSL 2,5
VL

VL
CL

qL

VL
ps L

q KL

1
2
. . L .V L
4

tL

VLL
q KL

Hasil Perhitungan
Volume lumpur tiap hari (Vs)

548 kg

Specific gravity (psl)

1.037 kg/m3

Kecepatan penimbunan lumpur (Vl)

54.821 kg/hari

Debit lumpur (qkl)

53 m3/hari

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 17

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Direncanakan menguras lumpur 1 kali sehari, dengan demikian maka volume


ruang lumpur yang harus disediakan 53 m3 Panjang bak = 16 m
Dimensi Ruang lumpur
Debit (q)

= 0,125 m3/dt

Lebar atas bak (Ls)

= 7m

Lebar bawah bak (Lsb)

= 0,5 m

Panjang atas bak di zone inlet (Ps)

Panjang bawah bak di zone inlet (Psb) =


Tinggi ruang lumpur (da)

16 m
0,5 m

= 1,25 m

Rumus yang digunakan

vrL

d ah
Pst 2 Ls Lsb P sin 2 Lsb Ls
6

TrL

VrL
q

Hasil perhitungan

Volume ruang lumpur yang disediakan (Vrl)

53 m3

Maksimum lama penampungan (Trl)

119,63 menit

Waktu retensi keseluruhan di bak sedimentasi per kompartemen adalah 1,2 jam

4.3.6.
Saringan Pasir Cepat (RAPID SAND FILTER)
Saringan pasir lambat berfungsi untuk menyaring flok-flok yang lolos pada bak
pengendap, terutama yang berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis air, pada
unit ini direncanakan kekeruhan < 1 NTU.
Debit filtrasi (Q)

250 lt/dt

Kecepatan aliran pada media

(5,0 7,0) m3/m2/jam

Tebal media pasir (L)

(60-90) cm

Tebal media penahan (Tk)

(30-50) cm

Ukuran butir media penahan (Dk)

(3-60) mm

Menggunakan underdrain TEEPEE

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 18

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

Ukuran efektif (d10)

>

0,45

Koefisien keseragaman (Uc)

1,5

Diameter pipa inlet ()

300 mm

Lebar bak effluent (Lfe)

1,0 m

Berat jenis pasir (p)

2,65 kg/dm3

Maksimum headloss yang diizinkan (hf)

1,5 m

Viskositas air ()

8,93x10-6 m2/dt

Porositas awal (f)

0,40

Faktor bentuk pasir ()

0,95

Dimensi unit filter

At
t

At

Q
Vt

Hasil perrhitungan

Kecepatan filtrasi rata-rata (VF

7 m3/m2.jam

Luas total filter (AF)

225 m2

Jumlah filter

8 unit

Luas filter (AF)

27,95 m2/unit

Panjang filter (PF)

5,6 m

Lebar filter (LF)

5,0 m

Tebal media filter (L)

70 cm

Hidrolis Media filter


d10 (hazen)

0,6 m

1,5

Toleransi distribusi backwash (p)

5%

Rumus yang digunakan


d 60 d 10 .U

d eF d 10 .U (0 , 8350 , 975 x logU )

(Sumber: KIWA mededeling nr 1 van de commissie Snelfilter, pages 40-56)


(1 f ) 2
ha L. 180
g
f3

C

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

Vt
2
d ef

hb

h f . f

t 1

Vb

Q
t

IV- 19

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

2,95v 0, 222

g 0, 278

PQ

V AB

Laporan Nota Desain

0 , 278
Pp P

Vb

0 , 333

d10

P d10 f .
q

d ef

EE
1 Pq d10
d ef

3,6.Q.a

f

V fm
f

h
.V f
f 1 f
f 1
ha

h
Vbs f V fm
ha

H B 1 f L PP 1

Hasil perhitungaan
d60 =

1,15 mm

def =

0,77 mm

maksimum headloss selama beckwash

= 1,5 m

headloss awal (ha)

= 0,23 m

maksimum kecepatan backwash (Vb)

= 335 m3/m2/jam

porositas terekspansi pasir d10 (Pe)

= 56 %

maksimum ekspansi (E)

= 36 %

maksimum ekspansi (Ee)

= 17 %

Headloss di filter selama backwash (Hb)

= 0,669 m

Kecepatan filtrasi rata-rata selama backwash (Vab)

= 8,8 m3/m2/jam

Kecepatan filtrasi saat media mampat (Vfm)

= 3,28 m3/m2/jam

Maksimum kecepatan filtraasi media bersih (Vbs)

= 21,86 m3/m2/jam

Hidrolis Dasar Filter


Jumlah orifice/nozel

= 88 buah

Lebar teepee (WB)

= 25 cm

Kedalaman dasar teepee (Hf)

= 0,5 m

Presentase bukaan sluice gate di dasar teepee (Ps) =


Panjang teepee (Lf)

80 %

= 5m

Rumus yang digunakan

NB

Lf
WB

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

N O t .N OF

N OB

NO
(2 N B )

IV- 20

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

Laporan Nota Desain

VB
Hs
(Cc . pS ).(2 g )

VB 2

bc
(
2
g
)

.( 2 g )
2
(Cc . pS )

H DT 2

N OB

N O .VB

b NB
2g

H 1 H DT

WF .H F

2 W F H F

DH 4

1 p 2

2p p

Do

NO

Q
( Lt .H F )

Vb

H 1F

V
H 1 t
VB

1 0,03.Lt
c
3 DH

VB 2


2g

Cc . . . 2 g.H 1
4

Hidrolis di Media Kerikil

Diameter effluent (D)

300

mm

Tinggi eksternal gutter (Nge)

0,6

Jumlaah keseluruhan gutter (Ng)

Tebal kerikil lapis 1 (Tg1)

15

cm

Tebal kerikil lapis 2 (Tg2)

15

cm

Tebal kerikil lapis 3 (Tg3)

20

cm

buah

Rumus yang digunakan


Dg1

3.d10

Dg2

12.d10

Dg3

48.d10

H G TG 130 v

0 , 80

1 f 1,8

f3

VB 1, 2

1, 8
DC

(Rumus Carman-Konzeny)

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 21

Studi dan Pradesign Air Baku


Kawasan Industri Buton Propinsi Riau

H GF

V
H G 1 H G 2 H G 3 f
VB

Laporan Nota Desain


1, 2

H GB

1,8.L f .N G .N C

0 , 667

Hasil perhitungaan

Diameter butir lapis 1 (DG1)

2 mm

Diameter butir lapis 2 (DG2)

8 mm

Diameter butir lapis 3 (DG3)

32 mm

HG1

0,062 m

HG2

0,005 m

HG3

0,001 m

4.4.

BANGUNAN OPERASI

Bangunan operasi terdiri dari laboratorium, gudang bahan kimia, ruang genset,
ruang pompa, ruang operator, kamar mandi dan WC dilengkapi dengan septic
tank.
Lantai bangunan terbuat dari beton tumbuk dengan perbandingan

1 semen

berbanding 3 kerikil dan 5 pasir. Atap terbuat dari seng atau asbes gelombang.
Dinding batu atau batako ataupun bahan bangunan lain yang biasa dipakai
instalasi. Kerangka atap dan kuda-kuda dari kayu/papan kamper atau bahan lain
yang biasa dipakai dilokasi instalasi..

Bina Riau Konsultan, CV


Bekerjasama dengan

Sanitek Konsultindo, PT

IV- 22

Anda mungkin juga menyukai