PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia.
Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Masjid ini
dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para
ulama
(wali) yang
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja peninggalan kerajaan Islam Demak?
2. Apa peran Mesjid Agung Demak pada jaman para Wali?
3. Benda apa saja yang sekarang di simpan di mesjid Demak yang menjadi benda
peninggalan sejarah kekuasaan kerajaan Islam Demak?
4. Apa saja nilai filosofis yang terkandung di dalam benda-benda peninggalan
kerajaan Demak?
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEKILAS TENTANG KERAJAAN DEMAK
Stelah masuknya pengaruh kebudayaan islam ke wilayah nusantara, banyak
bermunculan kerajaan islam di wilayah nusantara. Begitu juga di pulau jawa banyak
kerajaankerajaan islam seperti demak, banten, mataram baru, dll. Salah satu kerajaan islam
tertua di jawa adalah kerajaan demak yang berada di Demak, Jawa Tengah. Kerajaan demak
berdiri pada tahun 1475 M di dirikan oleh raden patah . kerajaan demak meninggalkan
beberapa peninggalan bersejarah yang masih dapat kita lihat sampai sekarang terutama
adalah masjid demak , yang berdiri pada tahun 1477 dan di bangun oleh wali songo secara
bersamasama yang mitosnya di bangun hannya pada satu malam.1
Mundurnya Kerajaan Majapahit memberikan kesempatan kepada para bupati yang
berada di pesisir pantai utara Jawa untuk melepaskan diri, khususnya Demak. Faktor lain
yang mendorong perkembangan Demak ialah letaknya yang strategis di jalur perdagangan
Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur.
Letak geografis kerajaan demak
Secara geografis Kerajaan Demak terletak di daerah Jawa Tengah, tetapi pada awal
kemunculannya Kerajaan Demak mendapat bantuan dari para bupati daerah pesisir Jawa
Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam. Wilayah Kerajaan Demak pada
awalnya hanya sebuah bawahan Kerajaan Majapahit, kemudian berkembang hingga
mencapai Banten di Barat dan Pasuruan di Timur. Lokasi ibukota Kesultanan Demak, yang
pada masa itu masih dapat dilayari dari laut dan dinamakanBintara (dibaca "Bintoro"
dalam bahasa Jawa), saat ini telah menjadi kota Demak di Jawa Tengah. Periode ketika
beribukota di sana kadang-kadang dikenal sebagai "Demak Bintara". Pada masa sultan ke-4
ibukota dipindahkan ke Prawata.2.
Raden Patah yang menjadi perintis kerajaan Islam di Jawa. Ia disebut-sebut sebagai
putra Raja Majapahit Brawijaya V dengan putri asal Campa (kini Kamboja) yang telah masuk
Islam. Masa kecilnya dihabiskan di Pesantren Ampel Denta -pesantren yang dikelola Sunan
Ampel. Ibu Sunan Ampel (istri Maulana Malik Ibrahim) juga putri penguasa Campa ketika
Majapahit melemah dan terjadi pertikaian internal, Raden Patah melepaskan diri dari
kekuasaan Majapahit dan membangun Kesultanan Demak. Dalam konflik dengan Majapahit,
ia dibantu Sunan Giri. Berdirilah Kesultanan Demak pada 1475 atau beberapa tahun setelah
itu. 3
B. SEJARAH MASJID DEMAK
Menurut legenda, masjid ini didirikan oleh Wali Songo secara bersama-sama dalam
tempo satu malam. Babad Demak menunjukkan bahwa masjid ini didirikan pada tahun 1399
Saka (1477 M) yang ditandai oleh candrasengkala Lawang Trus Gunaningjanmi, sedang
pada gambar bulus yang berada di mihrab masjid ini terdapat lambang tahun 1401 Saka yang
menunjukkan bahwa masjid ini berdiri tahun 1479 M. Bangunan yang terbuat dari kayu jati
ini berukuran 31 m x 31 m dengan bagian serambi berukuran 31 m x 15 m. Atap tengahnya
ditopang oleh empat buah tiang kayu raksasa (saka guru), yang dibuat oleh empat wali di
antara Wali Songo. Saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya
buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur
laut yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong
balok yang diikat menjadi satu (saka tatal), merupakan sumbangan dari Sunan Kalijaga.
Serambinya dengan delapan buah tiang boyongan merupakan bangunan tambahan pada
zaman Adipati Yunus (Pati Unus atau pangeran Sabrang Lor), sultan Demak ke-2 (1518-1521
M) pada tahun 1520.4
http://candraferi.blogspot.com/2012/05/sejarah-kerajaan-demak.html
http://yeninurpratiwi.blogspot.com/2012/11/kerajaan-demak.html
4
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/05/masjid-agung-demak.html
3
http://vadlanisme.blogspot.com/2010/01/sejarah-berdirinya-kerajaan-demak.html
Pasuruan serta Panarukan dapat bertahan dan Blambangan tetap menjadi bagian dari Bali
yang tetap Hindu. Pada tahun 1548 M, raja Trenggono wafat akibat perang dengan Pasuruan.6
H.M. Imam Soenanto.Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Islam Sebuah Karya Besar Peninggalan Walisanga
Masjid Agung Demak. 2004. Hal 44.
http://www.anneahira.com/peninggalan-kerajaan-demak.htm
8
9
http://irvanadaaa.blogspot.com/2012/11/artikel-sejarah-i-masjid-agung-demak.html
Abdul Rochim, Masjid Dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia. 1983. Hal 34.
Masjid Agung Demak berada di tengah kota dan menghadap ke alun-alun yang luas.
Secara umum, pembangunan kota-kota di Pulau Jawa banyak kemiripannya, yaitu suatu
bentuk satu-kesatuan antara bangunan masjid, keraton, dan alun-alun yang berada di
tengahnya. Pembangunan model ini diawali oleh Dinasti Demak Bintoro. Diperkirakan,
bekas Keraton Demak ini berada di sebelah selatan Masjid Agung dan alun-alun.
D. LETAK DAN STRUKTUR BANGUNAN MASJID AGUNG DEMAK
Masjid Agung Demaki terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Lokasi Masjid
berada di pusat kota Demak, berjarak 26 km dari Kota Semarang, 25 km dari Kabupaten
Kudus, dan 35 km dari Kabupaten Jepara. Masjid ini dipercayai pernah merupakan tempat
berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk
membahas penyebaran agama Islam di Tanah Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan
Demak. Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja
Kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum, yang berisi
berbagai hal mengenai riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.10
Masjid ini merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak.
Struktur bangunan masjid mempunyai nilai historis seni bangun arsitektur tradisional khas
Indonesia. Wujudnya megah, anggun, indah, karismatik, mempesona dan berwibawa. Kini
Masjid Agung Demak difungsikan sebagai tempat peribadatan dan ziarah. Penampilan atap
limas piramida masjid ini menunjukkan Aqidah Islamiyah yang terdiri dari tiga bagian ; (1)
Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat "Pintu Bledeg", bertuliskan
"Condro Sengkolo", yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, dengan makna tahun 1388 Saka
atau 1466 M, atau 887 H.
10
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/05/masjid-agung-demak.html
1. Prasasti Bulus
Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan Masjid Maha karya abadi yang
karismatik ini dengan memberi prasasti bergambar bulus. Ini merupakan Condro Sengkolo
Memet, dengan arti Sariro Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar
bulus terdiri dari kepala yang berarti angka 1 (satu), kaki 4 berarti angka 4 (empat), badan
bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Bisa disimpulkan, Masjid
Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka.
2. Soko Majapahit
Soko Majapahit, tiang ini berjumlah delapan buah terletak di serambi masjid. Benda
purbakala hadiah dari Prabu Brawijaya V Raden Kertabumi ini diberikan kepada Raden
Fattah ketika menjadi Adipati Notoprojo di Glagahwangi Bintoro Demak 1475 M.
3. Pawestren
Merupakan bangunan yang khusus dibuat untuk sholat jamaah wanita. Dibuat
menggunakan konstruksi kayu jati, dengan bentuk atap limasan berupa sirap ( genteng dari
kayu ) kayu jati. Bangunan ini ditopang 8 tiang penyangga, di mana 4 diantaranya berhias
ukiran motif Majapahit. Luas lantai yang membujur ke kiblat berukuran 15 x 7,30 m.
9
Pawestren ini dibuat pada zaman K.R.M.A.Arya Purbaningrat, tercermin dari bentuk dan
motif ukiran Maksurah atau Kholwat yang menerakan tahun 1866 M.
4. Surya Majapahit
Merupakan gambar hiasan segi 8 yang sangat populer pada masa Majapahit. Para ahli
purbakala menafsirkan gambar ini sebagai lambang Kerajaan Majapahit. Surya Majapahit di
Masjid Agung Demak dibuat pada tahun 1401 Saka, atau 1479 M.
5. Maksurah
Merupakan artefak bangunan berukir peninggalan masa lampau yang memiliki nilai
estetika unik dan indah. Karya seni ini mendominasi keindahan ruang dalam masjid. Artefak
Maksurah didalamnya berukirkan tulisan arab yang intinya memulyakan ke-Esa-an Tuhan
Allah SWT. Prasasti di dalam Maksurah menyebut angka tahun 1287 H atau 1866 M, di
mana saat itu Adipati Demak dijabat oleh K.R.M.A. Aryo Purbaningrat.
6. Pintu Bledheg
10
Pintu yang konon diyakini mampu menangkal petir ini merupakan ciptaan Ki Ageng
Selo pada zaman Wali. Peninggalan ini merupakan prasasti "Condro Sengkolo" yang
berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, bermakna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.11
dan
dijadikan
sebagai
media
dakwah
Islam
yang
dilakukan
11
Gusti", bermakna tahun 1401 Saka atau 1479 M (hasil perumusan Ijtihad). Di depan Mihrab
sebelah kanan terdapat mimbar untuk khotbah. Benda arkeolog ini dikenal dengan sebutan
Dampar Kencono warisan dari Majapahit.
8. Dampar Kencana
Benda arkeologi ini merupakan peninggalan Majapahit abad XV, sebagai hadiah
untuk Raden Fattah Sultan Demak I dari ayahanda Prabu Brawijaya ke V Raden Kertabumi.
Semenjak tahta Kasultanan Demak dipimpin Raden Trenggono 15211560 M, secara
universal wilayah Nusantara menyatu dan masyhur, seolah mengulang kejayaan Patih Gajah
Mada.
9. Soko Tatal / Soko Guru
Merupakan tiang utama penyangga kerangka atap masjid yang bersusun tiga yang
berjumlah 4. Masing-masing soko guru memiliki tinggi 1630 cm. Formasi tata letak empat
soko guru dipancangkan pada empat penjuru mata angin. Yang berada di barat laut didirikan
Sunan Bonang, di barat daya karya Sunan Gunung Jati, di bagian tenggara buatan Sunan
Ampel, dan yang berdiri di timur laut karya Sunan Kalijaga Demak. Masyarakat menamakan
tiang buatan Sunan Kalijaga ini sebagai Soko Tatal.
10. Situs Kolam Wudlu
12
Situs ini dibangun mengiringi awal berdirinya Masjid Agung Demak sebagai tempat
untuk berwudlu. Hingga sekarang situs kolam ini masih berada di tempatnya meskipun sudah
tidak dipergunakan lagi.
11. Menara
Bangunan sebagai tempat adzan ini didirikan dengan konstruksi baja. Pemilihan
konstruksi baja sekaligus menjawab tuntutan modernisasi abad XX. Pembangunan menara
diprakarsai para ulama, seperti KH.Abdurrohman (Penghulu Masjid Agung Demak),
R.Danoewijoto, H.Moh Taslim, H.Aboebakar, dan H.Moechsin.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masjid Demak mewakili karya agung manusia pada zamannya. Pengertian karya
agung tidak selalu berpatokan pada ukuran besar, mewah dan megahnya suatu karya tapi
dinilai dari keistimewaan gagasan pemikiran suatu karya.Masjid Agung Demak merupakan
masjid pelopor ditanah Jawa.Pembangunan Masjid Agung Demak berarti ancaman bagi
kerajaan-kerajaan Hindu di tanah Jawa. Sebelum datangnya pengaruh Islam, kawasan Demak
berada pada pengaruh kerajaan-keraajaan Hindu seperti Majapahit.Raden Patah sebagai
pemimpin cikal bakal kerajaan Demak, bersama para Wali Sanga dengan beraninya
membangun masjid di kawasan kekuasaan Majapahit.
Masjid Agung Demak disebut sebagai sebuah karya agung bukan hanya dari sisi
sejarah, tapi juga dapat denial dari segi arsitektur, teknik rancang bangun dan ketradisian.
Masjid Agung Demak dari sisi arsitektural juga menunjukan sebuah karya yang luar biasa
yang ditunjukan dari bentuk atap tumpang tiganya, mustaka, ukiran, dan beberapa ornamenornamen yang menggambarkan unsur sinkretisme.
Sementara itu, dari segi rancang bangun, masjid agung demak merupakan sebuah mahakarya
pada zamannya karena dibangun dengan material kayu dan bata. Material kayu merupakan
teknik bangun yang baru pada masa itu.Sistem persambungan antar rangka bangunan
sedemikian rupa tanpa adanya paku
Dari berbagai keunikan tersebut, Masjid Agung Demak menjadi sebuah karya agung
manusia. Oleh karena itu pembangunannyapun memakan waktu yang cukup lama. Dalam
membangun,
para
pendiripun
harus
benar-benar
menghabiskan
pikirannya
untuk
pembangunan masjid tersebut. Ini dibuktikan dari Sunan Kalijaga yang mencari cara
membangun salah satu soko dengan ide menyatukan serutan-serutan kecil yang kmudian
dipadatkan dan diikat. Ini menunjukan pembangunan Masjid Agung Demak tidak main-main,
dan benar-benar menguras seluruh pikiran para pendirinya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abu Umar, Imron. 1996. Sejarah Ringkas Kerajaan Islam Demak. Kudus: Menara Kudus
Rochim, Abdul. 1983. Masjid Dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia. Bandung:
Angkasa.
Soenanto, H.M. Imam. 2004. Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Islam Sebuah Karya Besar
Peninggalan Walisanga Masjid Agung Demak. Demak: Tamir Masjid Agung
Demak.
Koentjaraningrat.1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka
http://candraferi.blogspot.com/2012/05/sejarah-kerajaan-demak.html
http://yeninurpratiwi.blogspot.com/2012/11/kerajaan-demak.html
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/05/masjid-agung-demak.html
http://vadlanisme.blogspot.com/2010/01/sejarah-berdirinya-kerajaan-demak.html
http://www.anneahira.com/peninggalan-kerajaan-demak.htm
http://irvanadaaa.blogspot.com/2012/11/artikel-sejarah-i-masjid-agung-demak.html
15