Anda di halaman 1dari 12

Lepra(Morbus Hansen) : Mr.

Nazaruddin 201
1
Problem
Mr.Nazaruddin 35 tahun (orang bugis, tinggal di makassar)
Riwayat
Terdapat bercak merah pada kulit diameter 3-15 cm pada
badan dan extrimitas sejak satu tahun yang lalu
Lesi tidak gatal namun mati rasa, kaki sebelah kiri lemah
Ayahnya juga mengalami penyakit yang sama selama lebih
dari 5 tahun
Pemeriksaan Fisik
Vital sign : within normal limit
Head : tidak ada pembesaran N. Auricularis magnus
Extrimitas : pembesaran yang tidak nyeri dari N.Peroneus
communis dan N.Ulnaris kanan. N. Radialis dan N.
Medianus dalam kondisi normal
Pemeriksaan Dermatologi
Ada beberapa erythematous Plaque 3-15 cm asimetris
tersebar pada seluruh tubuh dan extrimitas. Beberapa plak
membentuk konfiguras punched out. Teradapat banyak
nodul yang terdistribusi secara simetris.
Sedikit penurunan sensitivitas nyeri pada lesi.
Pemeriksaan Lab
Pengecatan kulit dari lesi dan ear-lobe : Bacterial Index 3+
Pemeriksaan histologis menunjukkan infiltrate limfosit padat
menempati ruangan yang ditempati makrofag. Makrofag
berisi M. leprae sitoplasmanya banyak vakuola dan
foamy. Ditemukan kuman Basil Tahan Asam
Terapi
Multi Drug Teraphy(MDT) untuk leprosy dan neurotropic, 8
bulan kemudian kembali dengan keluhan demam, myalgia
dan nodul erythematous dermal dan subcutaneus tersebar di
seluruh tubuh
1. Effloresensi
Eritema: Kemerahan pada kulit akibat dilatasi P.D kapiler yang
reversible
Papul : penonjolan solid, bulat, dengan diameter < 1cm
Nodul : mirip papul, diameter >1cm akibat infiltrasi massif pada
cutis / subcutis
Plaques : Seperti papul, namun permukaannya rata, diameter >
1 cm, bisa karena perluasan papul atau gabungan beberapa
papul
2. DD
Tinea Corporis
Lesi : eritema dan squama(kasar), vsikel dan papul ditepi, gatal,
kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan ; Distribusi : kulit
tidak berambut
Psoriasis vulgaris

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1
Lesi:

Eritema
yang
meninggi(plaque) dengan
squama
kasar,transparan dan
berlapis-lapis ; Distribusi : scalp, kuku, siku, lutut.
Ptyriasis rosea
Lesi: eritema dan squama(halus), soliter, oval/anular 3 cm tidak
terlalu gatal di
Badan, disusul lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan paha
atas
Lepra
Lesi membentuk erythematous plaque, nodul, dan sensitivitas
nyeri pada lesi

Nervus

3. Anatomi
Asal

Jalur Lintas

inervasi

1. N.
Medianus

C6,C7 Radix
lateral korda
lateral
C8, T1 Radix
medial korda
medial

Corda lateral dan medial


bergabung N.medianus
turun ke bawah & berbatasan
dg A,brachialis menyilang
anterior terhadap arteri di fossa
antecubiti

Otot2 compartment anterior


(kecuali m.flexor carpi
ulnaris dan M.flexor
digitorum profundus), 5 otot
intrinsic pada 1/2 telapak
tangan dan kulit telapak
tangan

2. N. Ulnaris

C8, T1, kadang


C7 corda
medial

Melintas ke distal pada aspek


medial lengan atas posterior
epicondylus medialis lengan
bawah

M.flexor carpi ulnaris,


M.flexor digitorum
profundus, hampir semua
dari otot intrinsic telapak
tangan, kulit telapak tangan
medial ke garis axial jari
keempat

3. N. Radialis

C5-T1 corda
posterior

Keluar dari fossa


axilarisposterior
humerusanterior epicondylus
lateral lewat sulcus nervi
radialispecah jadi R.profundus
& superficial

4. N.Peroneus
communis
(N.fibularis
communis)

N.sciatic
(N.ischiadicus)

5. N.
Auricularis

C2 - C3

N. ischiadicus pada apex fossa


popliteaN. Peroneus
Commmengikuti batas medial
bicep femoris dan
tendonnyapost caput
fibulamelingkar ke depan
pada collum fibula(sebelah
dalam m.fibularis longus)
pecah jadi N. Peroneus
communis R. superficialis dan
profundus
Melintas ke superior secara
vertical melewati

Muskulus compartment
posterior lengan atas dan
bawah, kulit bagian
posterior dan
inferolateral lengan atas,
posteror lengan bawah,
dorsum manus dari
lateral sampai garis axial
jari keempat
Mensuplai kulit tungkai
bawah sisi lateral(N.
cutaneus suralis) dan
mensuplai sendi lutut

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Mensarafi aspek kulit leher,


ant&post auricula, daerah

Page

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1
magnus

M.sternocleidomastoideus
kel.parotidbercabang

angulus mandibula dan


auricula

4. Lepra
Definisi
Penyakit infeksi menular kronik yang berkembang lambat,
disebabkan oleh M. leprae ditandai dengan lesi
granulomatous/neurotropik pada kulit, membrane mukosa, saraf
perifer, tulang, dan organ-organ dalam. Istilah lain Morbus
Hansen
Etiologi
Mycobacterium Leprae
Karakteristik dan morfologi
* Bakteri aerob, spora (-)
* Basil : BTA ; single, kumpulan parallel/masa globuler
* Sering ditemukan pada sel endotel pembuluh darah
atau sel MN
* Kemungkinan punya O-dyphenoloxydase (enzim
khusus pada M. leprae dari jaringan manusia)
* Ditemukan pada sayatan kulit atau membran
mukosa(septum nasi pada Lepromatous), hidung, saraf
superficial, faring, laring, mata, dan testis

Transmisi
Armadillo exposure, droplet infection dari sekresi nasal dan
erosi-nasal sumber penyebaran via respirasi, Kontak
langsung yang lama, household contact 28%, neighbour dan
social contact 80%, insect: tidak pernah tercatat. Kasus
multibacillary lebih infeksius dibanding paucibacillary

Replikasi
* M. leprae parasit intraseluler (tidak bisa dikultur
invitro)
* 1x siklus replikasi = 12 hari lama

Predileksi
* Pada saraf superficial pada daerah N. medianus, N.
ulnaris, N. radialis, N. peroneus, N. tibialis posterior,
N.C5, N.C7 dan terutama N. auricularis magnus
* Pada mukosa, mata, kulit dan viscera

Epidemiologi
Secara global, prevalensi 1,25 kasus/10.000 orang
Prevalensi tertinggi : 1. India(80%), 2. Brazil, 3. Indonesia, 4.
Myanmar, 5. Madagaskar, 6. Nepal. Di Indonesia >20/10.000
penduduk terutama di Sulawesi Selatan, Papua, Maluku,
Gorontalo, Sulawesi Utara
Dapat menyerang segala usia, pada area endemik
menyerang pada usia <35 tahun, yang terpapar armadilo
usia < 50 tahun, Pria:Wanita = 1,5:1

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1

Periode latent : 5 tahun (pausi bacillary jumlah organisme


sedikit ); 20 tahun (multi bacillary jumlah organisme banyak)

Klasifikasi berdasarkan jumlah organisme


PB(sedikit) respon cell-mediated immunity adekuat
melawan M.leprae
MB(banyak) respon imun inadekuat dalam melawan M.
leprae
Klasifikasi Ridley & Jopling

Spektrum leprosy memiliki 2 bentuk tetap : tuberculoid &


lepromatous
Bentuk tidak tetap : Borderline,
Early & Indeterminate leprosy
* Gejala awal : 90% numbness
* Perubahan sensory : kehilangan cold sensation &
sentuhan ringan, sering pada kaki atau tangan
* Lesi awal : soliter, macula hipopigmentasi, kadang
macula eritematous pada pipi, lengan atas, paha, dan
bokong
* Pemeriksaan : fungsi sensory normal/sedikit menurun,
saraf perifer tidak membesar, tidak ada plaque &
nodul
Tuberculoid leprosy
* Lesi soliter, sedikit ( 5), distribusi asimetris,
hipopigmentasi /eritematous, kering, bersisik, hair less
* Khas : eritematous plaque dengan batas jelas, tepi
meninggi, tengah mendatar dan atropi
* Lokasi : wajah, scalp, perineum, lengan, axilla, dada,
dan groin
* Lesi anesthetic / hyperesthetic & anhidrotic
* N.peripheral superficial, auricularis magna, perineal
superficial membesar perubahan otot yang disarafi
atrofi otot tangan, wasting thenar & hipothenar,
kontraktur jari, paralysis M.facialis, foot drop
Borderline Tuberculoid leprosy = Tuberculoid leprosy
* Kecuali, Lesi satelit dikelilingi macula besar atau
plaque, lesi kecil > banyak
Borderline leprosy
* Lesi kulit banyak +, plak merah yang tidak teratur, (+)
lesi menyeluruh & asimetris . Tepi lesi tidak rata.
* Pemeriksaan : saraf menebal, rapuh tapi anestesi
moderate pada lesi
Borderline lepromatous leprosy
* Lesi simetris, banyak ++, makula, papula, plak, dan
nodul. Lesi kecil > dari yang besar
* Saraf membesar, nyeri atau keduanya, dan simetris
Lepromatous leprosy

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1
*
*
*
*
*

Lesi kulit berupa pale lepromatous macula (diffuse &


simetris), lepromatous infiltrations, dengan banyak
basil di lesi
(-) penebalan saraf, (-) perubahan berkeringat dan
(-)/sedikit kehilangan sensasi pada lesi
Hilangnya rambut yang progresif berlangsung dari 1/3
bagian luar alis, bulu mata, dan akhirnya tubuh ,tetapi
rambut kulit kepala tetap tidak berubah
Lepromatous infiltrasi 3 tipe : diffuse, plaque, dan
nodul
Pemeriksaan : gangguan saraf berkembang lambat,
simetris bilateral, stocking-glove pattern

Klasifikasi /tipe kusta menurut WHO


Tanda utama
-Bercak kusta

PB
Jumlah 1 s/d 5

MB
Jumlah > 5

-Penebalan saraf tepi yang


disertai dengan ggg fungsi
(ggg fungsi bisa berupa kurang
/mati rasa atau lemah otot
yang dipersarafi oleh saraf
yang bersangkutan
-Sediaan hapusan

Hanya 1 saraf

Lebih dari 1 saraf

BTA negatif

BTA positif

Kelainan kulit & hasil Px


1. Bercak (makula) mati
rasa
a. Ukuran

PB

MB

-kecil dan besar

b. Distribusi

-unilateral
asimetris

c. Konsistensi

-kering dan kasar

d. Batas

-tegas

e. Kehilangan rasa
pada
bercak

-kecil-kecil
bilateral

-selalu ada dan jelas


-selalu ada dan jelas

f. Kehilangan
kemampuan
berkeringat, rambut
rontok pada bercak
2. Infiltrat
a.Kulit

-bilateral simetris
-halus,berkilat
-kurang tegas
-biasanya tidak jelas, jika
ada,
terjadi pada yang sudah
lanjut
-biasanya tidak jelas, jika
ada, terjadi pada yang
sudah lanjut

-tidak ada

-ada, kadang tidak ada

-tidak pernah ada

-ada, kadang tidak ada

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

b.Membran mukosa
(hidung tersumbat,
perdarahan di
hidung)

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1
3. Ciri ciri

-central healing
(penyembuhan
tengah)

4. Nodulus
5. Deformitas

-tidak ada
-terjadi dini

-Punched out lesi


di
(lesi bentuk seperti
donat)
-Padarosis
-Ginekomasti
-Hidung pelana
-Suara sengau
-Kadang-kadang ada
-Biasanya simetris terjadi
lambat

Patogenesis
M. leprae tidak dapat di kultur secara in vitro sehingga
menjadi pathogen obligat intraseluler yang butuh lingkungan
makrofag host untuk bertahan hidup & berkembang biak,
replikasi in vivo kira-kira 10-12 hari
Basil resistant terhadap degradasi intraseluller oleh makrofag
dengan cara menghindar dari fagosom ke dalam sitoplasma
akumulasi hingga level (10 10 basil/gr jaringan) pada
lepromatous leprosy
Kerusakan SST dimediasi terutama oleh respon imun host
terhadap Ag basil
Tuberculoid leprosy ditandai dengan self-healing granuloma
yang berisi beberapa BTA
Host defenses (patofisiologi)
Respon host melibatkan aktivasi makrofag dan rekruitmen
limfosit T yang mengenali antigen M. Leprae
Pada tuberculoid leprosy: sangat sedikit antibody yang
beredar menyerang basil sedangkan, pada lepromatous
leprosy: kurangnya T cell mediated immunity melawan
antigen M. leprae dan tingginya level antibody yang beredar
(Ab ini tidak berperan protektif dan dapat mengganggu
efektivitas cell mediated immunity)
Komponen dari basil kusta dapat menyebabkan penekanan
sel T atau mengganggu fungsi makrofag dalam lesi, patologi
ini banyak disebabkan oleh respon kekebalan host
Tuberculoid = Th1, lepromatous = Th2 responproduksi IL2 & IFN-
Manifestasi pada organ
Pada saraf
* Anastesi pada lesi
* Progresif stocking-glove neuropaty perifer
# Kerusakan saraf deformitas, fissure pada kulit,
luka, clawing of
digits, kontraktur, pemendekan jari dan kebutaaan
* Saraf yang superficial = N. ulnaris, medianus, radialis,
peroneus, tibialis posterior, auricularis magnus, N.V
dan N.VII

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1
*

Pada
*
Pada
*
*
Pada
*
*

Pada
*

Neural sign = dysthesia (tidak bisa bedakan panas,


dingin, sentuhan ringan, nyeri dan sentuhan berat),
pembesaran saraf, lemah otot dan muscular wasting
ocular
Terjadi erosi kornea, keratitis, dan ulkus
membran mukosa
Terutama mulut, hidung, larynx
Perforasi pada septum nasi, saddlenose deformities,
collapse nasal bridge, kehilangan gigi seri bagian atas,
dan terdapat nodul
visceral
Terbatas pada RES(lymph node, sutul, hati, lien, dan
testis)
Gynecomastia, testicular atropi dan osteoporosis
prematur
kulit
Makula, papula, nodul, infiltrat, ulcer, scar

Diagnosis Kriteria diagnosis menurut WHO (cardinal sign)


Ditemukan lesi kulit yang mati rasa
* Dapat berbentuk bercak keputih-putihan
(hypopigmentasi) atau kemerahan (eritematous) yang
mati rasa (anastesi)
Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf,
akibat dari peradangan kronis saraf tepi (neuritis perifer).
Gangguan dapat berupa :
* Sensoris : mati rasa
* Motoris : kelemahan otot (parese)
* Otonom : kulit kering dan retak-retak
BTA (+) dari sediaan kerokan kulit
Dinyatakan sebagai penderita kusta bila (+) salah satu
dari tanda2 di atas.
Diagnosis Pemeriksaan Lab
Skin smear pemeriksaan sediaan dari irisan dan kerokan
kecil pada kulit yang kemudian diberi pewarnaan tahan asam
untuk melihat M. leprae
* Skin smear dari 2 atau 3 tempat yaitu cuping telinga
kanan dan kiri, kelainan kulit yang aktif (lesi yang
meninggi dan berwarna kemerahan).
* Cara pewarnaan dengan metode Ziehl-Nielsen, Basil
kusta akan terlihat seperti batang-batng merah pada
latar belakang biru.
Lepromin Skin Test
* Test dengan menginjeksikan suatu suspensi heat-killed
armadillo derivate dari M. leprae ke kulit pasien, dapat
menggambarkan prognosis mengenai status imun dari
indiviu.
Biopsi kulit / lesi saraf dicat dengan Fite-Faraco stain

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1

Test serologis untuk mendeteksi antibody yang melawan


M. leprae
PCR deteksi sejumlah kecil organisme yang menginfeksi
jaringan
Index Bacteriologi (IB)
Merupakan ukuran semikuantitatif kepadatan BTA dalam
sediaan hapus.
Tujuan : untuk menentukan tipe kusta dan menilai hasil
pengobatan. Penilaian dilakukan menurut skala logaritma
ridley.
Index Morfologi (IM)
Merupakan prosentase hasil kusta, bentuk utuh (solid)
terhadap seluruh BTA.
IM=Jumlah BTA yang utuh x100%
Jumlah seluruh BTA
Index morfologi berguna untuk mengetahui daya penularan
kuman dan menilai hasil pengobatan serta membantu
menentukan resistensi obat.

Management
Prinsip
* Eradikasi infeksi dengan Tx anti lepromatosa
* Mencegah dan terapi jika terjadi komplikasi (komplikasi
kerusakan saraf)
* Mencegah terjadinya komplikasi reaksi kusta
* Rehabilitasi pasien
Medikomentosa (MDT)
Dapson
* Merupakan Diamino Difenil Sulfon(DDS) dan obat yang
paling banyak digunakan
* PK : A = usus, D = seluruh cairan tubuh &
jaringan(bertahan di kulit, otot, hati, & ginjal), M =
liver, E = empedu & urin, T1/2 = 1-2 hari
* PD :
# MOA = Menghambat sintesis folat
# Resistensi dapat timbul pada lepra lepramatous, jika
dosis yang
sangat rendah di berikan karena itu, kombinasi
dapson (+)rifampin
sering direkomendasikan untuk pengobatan awal
# Bisa dipakai untuk mengobati pneumonia
pneumonistis pada AIDS
* ES : Hemolisis(defisiensi G6PD), methemoglobinemia,
ggg GI, demam, gatal, rash, dan Erythema Nodosum
Leprosum (tx dg
kortikosteroid & thalidomid)
Rifampin

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1
*
*
*

*
*
*

Derivat rifamycin yang diproduksi Streptomyces


mediteranei
PK : A = oral, D = keseluruh cairan tubuh & jaringan, M
= liver, E = Empedu, feses(plg banyak), urin
PD :
# MOA = menghabat sintesis RNA dengan berikatan
pada subunit
dari DNA dependant RNA polymerase
bakteri
# Sifat = bakterisidal untuk mycobacteria
# Aktif melawan cocci gram (+) & (-), beberapa bakteri
enteric ,
mycobacteria dan chlamydia
Indikasi : infeksi mycobacterium (TB & lepra),
meringococcus, kombinasi untuk infeksi
staphylococcus yang serius
Rifampin meningkatkan elimimnasi banyak jenis obat
seperti methadone, antikoagulan, cyclosporine,
anticonvulsant, protease inhibitor dan kontrasepsi
ES :
# Warna orange pada urin, keringat, air mata
# Rash, trombositoperi, nefritis, cholestatic jaundice,
hepatitis.
# Light chain proteinuria

Clofazimine
* Suatu phenazine dye yang dapat digunakan sebagai
pengganti dapsone
* PK : A = usus, D = disimpan di jar. retikuloendotelial
dan kulit serta di lepaskan secara lambat, M = hepar, E
= feses, T1/2 = 2 bulan
* MOA = tidak diketahui, kemungkinan melibatkan DNA
binding
* Indikasi = pasien yang resisten atau intoleran terhadap
sulfon
* ES : Discoloration skin(merah, coklat, hampir hitam) &
GI intolerance
Regimen MDT
Paucibacillary :
600 mg rifampin 1x/bulan, 100mg/hari
Dapsone selama 6
bulan(6 blister) untuk 6-9 bulan
Multibacillary : 600mg rifampin + 300mg clofazimine
1x/bulan
100mg/hari dapsone + 50mg/hari
clofazimine diberikan
12 blister untuk 12-18 bulan

Status Pasien
Release from treatment : Menyatakan selesai pengobatan
kusta(sembuh)

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1
Release from control : Pasien yang sesudah 2-3 tahun,
pemeriksaan
bakteriologis selalu negative dan
tidak ada aktivitas
klinis.
Release from control : Untuk observasi PB 2 tahun,
sedangkan MB 5 tahun

Kontrol & management pasien lepra


Managemen pasien lepra :
* Case finding
* Pencegahan deformitas &
* Diagnosis &
self care
* Rehab medik
klasifikasi
* Terapi dan
control
Program management :
* Planning
* Training
* Information & advokasi
* Supervisi
* Recording & Reporting
* Monitoring & evaluasi
* Managemen logistic

Case finding lepra


Pasif
Yaitu berdasarkan adanya orang yang datang mencari
pengobatan ke
puskesmas/sarana kesehatan lainnya atas kemauan
sendiri atau saran
orang lain. Penderita ini biasanya dalam kondisi stadium
lanjut.
Aktif
Yaitu penemuan penderita secara aktif dapat dilaksanakan
melalui :
* Pemeriksaan kontak
* Survey lain
# Pemeriksaan anak sekolah
# Rapid village survey & chase survey
# Survey khusus
# Leprosy Elimination Campign (LEC)
# Special Action Program For Elimination Leprosy
(SAPEL)
Prevensi dan usaha control
Pengobatan MDT untuk penderita kusta
Isolasi penderita tetapi tetapi tidak dianjurkan, karena pasien
yang sudah berobat tidak akan menularkan
Vaksin BCG pada orang yang kontak serumah dengan
penderita

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1
Reaksi lepra
Suatu episode dalam perjalanan kronis kusta yang
merupakan reaksi cellular response atau humoral response,
50% pasien akan mendapatkan reaksi setelah mendapatkan
MDT
Reaksi di bagi menjadi 2 bentuk :
Reaksi tipe 1
* Disebabkan cell mediated immune dalam lesi kulit
* Pada pasien yang borderline leprosy (BT,BB,BL)
Reaksi tipe 2
* Dimediasi oleh imun kompleks, terjadi pada pasien
lepromatous (BL,LL)
* Disebabkan humoral immune dapat menyebabkan ENL
N
o
1

Gejala/Tanda

Peradangan
di kulit

Saraf

Peradangan
pada organ
lain
Waktu
timbulnya

Keadaan
umum

Tipe kusta

Reaksi Tipe 1
Umumnya baik,demam
ringan (subfebris)atau
tanpa demam
Bercak kulit lama menjadi
lebih meradang (merah).
Dapat timbul bercak baru
Sering terjadi,umumnya
berupa nyeri tekan saraf
dan atau gangguan fungsi
saraf
Hampir tidak ada
Biasanya segera setelah
pengobatan
Dapat terjadi pada kusta
tipe PB maupun MB

Reaksi Tipe 2
Ringan sampai berat disertai
kelemahan umum dan demam
tinggi
Timbul nodul kemerahan,
lunak & nyeri tekan. Biasanya
di lengan & tungkai. Nodul
bisa pecah (ulserasi)
Dapat terjadi

Terjadi pada mata,kelenjar


getah bening, sendi, ginjal,
usus,dll.
Biasanya setelah
mendapatkan pengobatan
yang lama,umumnya lebih
dari 6 bulan
Hanya pada kusta tipe MB

Managemen Reaksi
Meskipun reaksi kusta tampak setelah terapi , obat harus
tetap diberikan
Reaksi ringan , tanpa komplikasi neurologi/gejala sistemik
berat diberi terapi suportif, bed-rest & aspirin/NSAID
Reaksi tipe 1 kortikosteroid sistemik prednison oral 40-60
mg/hari
* Neurits & lesi mata
* Abses saraf operasi drainase segera
* Dosis & durasi kortikosteroid ditentukan oleh reaksi
manifestasi klinis, setelah reaksi telah terkontrol harus
ditappered perlahan (bulan-tahun)

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

Lepra(Morbus Hansen) : Mr. Nazaruddin 201


1
Clofazimine bila tertoleransi (dosis
300mg/dl)efektif u/ ENL
* Cyclosporine bila steroid gagal/steroid sparing agent
(5-10 mg/kg)
Reaksi tipe 2 penghentian obat setiap 6 bulan dan
kortikosteroid
*

Created by : Ricardo Stanislaus A (2008)

Page

Anda mungkin juga menyukai