Anda di halaman 1dari 19

I.

DEFINISI
Standar Tenaga Keperawatan adalah penetapan kebutuhan tenaga keperawatan (
perawat dan bidan ) baik jumlah, kualifikasi maupun kualitas untuk melaksanakan
pelayanan keperawatan / kebidanan yang telah ditetapkan.
Pola tenaga keperawatan adalah jenis kualifikasi, jumlah, komposisi, dan kategori
dari keseluruhan tenaga keperawatan.

II.

RUANG LINGKUP
Lingkup standar tenaga keperawatan mencakup 5 standar yaitu : tugas pokok perawat dan
bidan di Rumah Sakit sebagai manajer maupun perawat pelaksana, kualifikasi tenaga
keperawatan di Rumah Sakit, kebutuhan tenaga keperawatan, pengembangan karier dan
sistem penghargaan tenaga keperawatan, penilaian kinerja tenaga keperawatan. Semua
lingkup ini terdiri dari Standard I s.d V .

Standar I : Tugas pokok tenaga keperawatan Rumah Sakit.


Dalam Standar I tentang tugas pokok ini diuraikan tentang :
1.1 Tugas pokok manager keperawatan tertinggi ( Top Manager )
1.2 Tugas pokok manager keperawatan menengah
1.3 Tugas pokok manager keperawatan tingkat bawah
1.4 Tugas pokok tenaga keperawatan pelaksana
Masing-masing bagian standar di atas diuraikan berdasarkan pernyataan, rasional dan
kriteria (struktur, proses dan hasil).
Standar II : Kualifikasi di Rumah Sakit, tenaga keperawatan diuraikan tentang
pernyataan standar , rasional dan kriteria.
Standar III : Kebutuhan tenaga keperawatan, diuraikan tentang pernyataan standar,
rasional dan kriteria.

1.1 Standar Tugas Pokok Manager Keperawatan Tertinggi ( Top Manager )


Pernyataan :
Terlaksananya tugas pokok manager keperawatan tertinggi untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan.
Rasional

Pelaksanaan tugas pokok manager keperawatan secara professional diperlukan untuk


menjamin tercapainya pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien.
Kriteria struktur :
a. Adanya kebijakan tentang manajemen pelayanan keperawatan.
b. Adanya struktur organisasi Rumah Sakit dan tata hubungan kerja.
c. Adanya tenaga keperawatan yang menduduki jabatan keperawatan tertinggi.
d. Adanya visi, misi, falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan.

e. Adanya persyaratan penentuan jabatan manager keperawatan.


f. Adanya perawat dan bidan teregristrasi.

Kriteria proses :
a.

Menyusun visi, misi, falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan mengacu pada visi
dan misi Rumah Sakit.

b.

Menyusun rencana kerja kegiatan tahunan.

c.

Menyusun Protap / Standard Operasional Prosedur (SOP) pelayanan keperawatan.

d.

Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan.

1.2 Standar Tugas Pokok Manager Keperawatan Menengah


Pernyataan :
Pelaksanaan tugas pokok manager keperawatan menengah secara professional
diperlukan untuk menjamin tercapainya pelayanan keperawatan yang efisien dan efektif.
Kriteria struktur :
a.

Adanya kebijakan tentang manajemen pelayanan keperawatan.

b.

Adanya struktur organisasi keperawatan yang merupakan bagian dari struktur


organisasi Rumah Sakit.

c.

Adanya falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan.

d.

Adanya ketentuan persyaratan untuk menduduki jabatan.

e.

Adanya perawat dan bidan yang menduduki jabatan.

f.

Adanya tenaga perawat dan bidan yang teregristasi.

Kriteria proses :
a. Mensosialisasikan falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan.
b. Menyusun rencana kerja tahunan.
c. Bersama dengan manager keperawatan tertinggi menyusun rencana : kebutuhan
tenaga , fasilitas, peralatan dan dana.
d.

Bersama dengan manager keperawatan tertinggi menyusun Protap/SOP pelayanan


keperawatan.

e.

Bersama dengan manager keperawatan tertinggi menyusun standar tenaga, fasilitas


dan peralatan.

f.

Bersama dengan manager keperawatan tertinggi menyusun SOP pelayanan


keperawatan.

g.

Bersama dengan manager keperawatan tertinggi menyusun uraian tugas, tanggung


jawab dan wewenang manager tingkat bawah dan pelaksana.

h.

Bersama dengan manager keperawatan tertinggi menyusun alat penilaian, mutu


pelayanan dan kinerja staf.

i.

Mensosialisasikan standar-standar, Protap/SOP asuhan keperawatan alat dan tenaga.

Kriteria Struktur :
a.

Adanya kebijakan Rumah Sakit tentang pelayanan keperawatan

b.

Adanya struktur organisasi dan tata hubungan kerja.

c.

Adanya tujuan pelayanan keperawatan di unit kerjanya mengacu kepada visi, misi,
falsafah dan tujuan pelayanan di Rumah Sakit.

d.

Adanya buku kode etik perawat dan bidan serta pedoman pembinaan etik.

e. Adanya program pembinaan etik perawat dan bidan.


f. Adanya perawat dan bidan yang menduduki jabatan manager tingkat bawah.
Kriteria hasil :
a. Adanya dokumen rencana kegiatan tahunan.
b. Adanya dokumen rencana kebutuhan sumber daya.
c. Adanya dokumen jadwal dinas dan cuti.
d. Adanya dokumen rapat koordinasi.
Kriteria proses :
a. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan Protap/SOP asuhan keperawatan,
alat dan tenaga.
b. Melaksanakan pengelolaan asuhan keperawatan.
c. Mengidentifikasi masalah mutu asuhan keperawatan.
d. Melaksanakan pelayanan keperawatan dalam tim, koordinasi dan kolaborasi dalam
pemberian asuhan keperawatan.

Kriteria Hasil :
a. Adanya dokumen asuhan keperawatan dan kebidanan sesuai SOP.
b. Adanya dokumen tentang kejadian komplikasi

akibat pemberian asuhan

keperawatan dan kebidanan.

Standar IV : Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Pernyataan :
Kebutuhan tenaga keperawatan ditetapkan berdasarkan karakteristik klien, model penugasan
dan kompetensi yang dipersyaratkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Rasional :
Kesesuaian tenaga keperawatan yang mencakup jumlah, jenis dan kualifikasi dengan
kebutuhan pelayanan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan dan
kebidanan yang efektif dan efisien.
Kriteria struktur :
a. Adanya kebijakan Rumah Sakit tentang tenaga keperawatan.
b. Adanya tenaga perawat dan bidan teregristrasi.
c. Adanya pola ketenagaan.

d. Tersedianya data dan informasi Rumah Sakit tentang beban kerja dan fungsi Rumah
Sakit, Kapasitas tempat tidur, BOR dan tata ruang.
e. Adanya mekanisme rekruitmen dan seleksi tenaga.
f. Adanya SOP tentang ketenagaan.
g. Adanya pedoman cara penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan.
Kriteria Proses :
a. Mengelompokkan pasien berdasarkan karakteristik.
b. Menetapkan model penugasan keperawatan.
c. Menetapkan cara perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan.
d. Menyusun kualifikasi yang dipersyaratkan.
e. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan cara perhitungan yang
ditetapkan.
Kriteria Hasil :
a. Adanya dokumen pola ketenagaan keperawatan di Rumah Sakit.
b. Adanya dokumen tenaga keperawatan yang bertugas di unit kerja sesuai dengan
kompetensi yang dipersyaratkan.

Standar V : Penilaian Kinerja Tenaga Keperawatan


Pernyataan :
Penilaian kinerja tenaga keperawatan merupakan bagian dari pengembangan sumber daya di
Rumah Sakit dalam rangka terselenggaranya asuhan keperawatan dan kebidanan yang
bermutu.
Rasional :
Penilaian kinerja merupakan fungsi utama manager keperawatan untuk menilai pelaksanaan
pelayanan keperawatan dan kebidanan yang akurat dan adekuat sesuai standar.
Kriteria Struktur :
a. Adanya kebijakan tentang penilaian kinerja.
b. Adanya program penilaian kinerja.
c. Adanya alat penilaian kinerja.
d. Adanya mekanisme penilaian kinerja.
Kriteria Hasil ;
a. Adanya dokumen pelaksanaan penilaian kinerja.
b. Adanya dokumen tindak lanjut hasil penilaian kinerja.

III.

TATA

LAKSANA

CARA

PERHITUNGAN

KEBUTUHAN

TENAGA

KEPERAWATAN
1. Pengelompokan unit kerja di Rumah Sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan ( perawat dan bidan ) harus memperhatikan unit kerja
yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah
sakit sebagai berikut :
a. Rawat inap dewasa
b. Rawat inap anak/perinatal
c. Rawat inap intensif
d. Gawat Darurat ( IGD )
e. Kamar bersalin
f. Kamar operasi
g. Rawat jalan

2. Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan.


Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam penghitungan kebutuhan
tenaga keperawatan ( perawat dan bidan ) di rumah sakit ;
A. Rawat Inap
1.1 Berdasarkan klasifikasi pasien
Cara perhitungan berdasarkan :
1.1.1

Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus

1.1.2

Rata-rata pasien perhari

1.1.3

Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien

1.1.4

Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari

1.1.5

Jam kerja efektif setiap perawat/bidan 7 jam perhari.

Dasar penghitungan ketenagaan rawat inap adalah sebagai berikut :


1. Penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang Rawat Inap, berdasarkan :
a. Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per pasien / hari
-

Penyakit Dalam

3,4 jam

Bedah

3,5 jam

Campuran Bedah & Penyakit Dalam

3,4 jam

Naurologi

3,8 jam

Post Partum

Bayi / Neonatus

2,5 jam

Anak

Kamar Bersalin

5-8 jam

Gawat

10-12 jam

jam

jam

Jumlah rata-rata perawatan yang dibutuhkan per pasien dalam 24 jam


b. Hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun
-

Jumlah jaga perawat yang diterima pasien selama 24 jam

Jumlah TT dan BOR

Jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari

Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun

Jumlah hari minggu

52 hari

Libur nasional

12 hari

Cuti tahunan

12 hari

Jumlah efektif dalam 1 tahun 365-76 = 289 hari

Jumlah hari efektif per minggu 289 hari : 7 = 41 minggu

Antisipasi tenaga yang cuti, sakit, pendidikan, dsb = 25%

c. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun


-

Jam kerja dalam 1 tahun (41 minggu) x 40 jam = 1640 jam / tahun

d. Jumlah TT dan BOR


Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di Rawat Inap
Tenaga Perawat=
25%

[ Jml jam perawatan x 52 mg x 7 hr x Jml TT x BOR ]


+ koreksi
( 41 ) Jumlah minggu efektif x 40 jam

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan tenaga perawat


a. Faktor Pasien :
-

Tingkat kompleksisitas dan lamanya kebutuhan perawatan

Jenis penyakit, usia dan tipe pasien

Fluktuasi pasien

Social ekonomi pasien

Harapan pasien dan keluarga

b. Faktor Tenaga
-

Jumlah dan komposisi tenaga, pendidikan dan pengalaman

Kebijakan pengaturan dinas

c. Faktor Lingkungan
-

Tipe dan lokasi Rumah Sakit

Lay Out ruang perawatan

Fasilitas dan jenis layanan yang diberikan

Kelengkapan perawatan

Layanan Penunjang

Macam kegiatan yang dilaksanakan

d. Faktor Organisasi
-

Mutu Pelayanan

Kebijakan pembinaan dan pengembangan staf

B. DASAR PENGHITUNGAN KETENAGAAN RAWAT JALAN ADALAH SEBAGAI


BERIKUT :
1. Kebutuhan Tenaga Perawat di poliklinik berdasarkan pada :
-

Rata-rata jumlah kunjungan pasien / Minggu : 95 orang ( Asumsi )

Jam perawatan per pasien / hari 0,5 jam

Jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari

Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun


Jumlah hari libur

52 hari

Libur nasional

12 hari

Cuti tahunan

12 hari

Jumlah hari efektif dalam 1 tahun 365 76 = 289 hari

Jumlah hari efektif per minggu 289 hari : 7 = 41 minggu

Antisipasi tenaga yang cuti, sakit, pendidikan, dsb = 25%

PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN DI KLINIK IRJ


Tenaga Perawat =
koreksi 25%

[ Jml jam perawatan yang diperlukan / pasien x 52 x 6 hr x Jml kunjungan pasien ]


+
( 41 ) Jumlah minggu efektif x 40 jam

C. KAMAR BEDAH
Jumlah operasi rata-rata 10 ( sepuluh ) orang perhari dengan kategori operasi sebagai berikut
1. Rata-rata operasi per hari = 10 pasien

Operasi besar = 8 orang

Operasi sedang = 2 orang

Operasi kecil = 0 orang

Rumus :
[ ( Jml jam perawatan x jumlah operasi) x Jml anggota tim
Jam kerja efektif / hari
D. INSTALASI GAWAT DARURAT
TP =

D x 365
274 x jam kerja perawat / hari

TP = Tenaga perawat
D = Jam kerja perawatan pasien
Jam kerja perawat / hari = 7 jam

A1 =waktu keperawatan pasien kasus gawat darurat = 87 menit


A2 = waktu keperawatan pasien kasus mendesak = 71 menit
A3 = waktu kepearwatan pasien kasus tidak mendesak = 34 menit
Adm time = waktu administrasi yang dibutuhkan untuk penggantian shift selama 45 menit
pasien = jumlah pasien / hari
Rumus :
D x 365
TP =
274 x jam kerja perawat / hari

E. ICU
Dasar Perhitungan :
Menggunakan Rumus Dep. Kes :
Rata-rata jumlah per hari x Jumlah perawatan per hari + Loss day + Koreksi 25 %
Jumlah Jam Efektif
IV.

Dokumentasi
Perencanaan ketenagaan dilakukan setahun sekali dengan melibatkan Kepala Instalasi /
Kepala Unit di RSUD Wangaya Kota Denpasar.
Hasil perhitungan ketenagaan dibuat dalam bentuk laporan tertulis ditujukan kepada
Direktur melalui Kepegawaian.

POLA KETENAGAAN KEPERAWATAN


RSUD WANGAYA
Penghitungan ketenagaan SDM Rawat Inap Ruang Angsa :
Ruang rawat inap Angsamerupakan ruang perawatan campuran untuk perawatan dewasa
dengan kasus penyakit dalam, medical bedah, pasien gawat, anak dengan kapasitas 29 TT.
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 95% dan tingkat ketergantungan
pasien.
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk perawatan rawat campuran di Ruang Angsa : askep
minimal 2 jam/hari, askep sedang 3,08jam/hari, askep agak berat 4,15 jam/hari, askep
maksimal 6,16 jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat
inap Angsa dengan menggunakan Metode tingkat ketergantungan pasien, adalah sbb :
Askep minimal = 2 x 2 jam = 4 jam/hari
Askep sedang = 20 x 3,08 jam = 61,6 jam/hari
Askep maksimal = 7 x 6,16 jam = 43,12 jam/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 108,72 : 7 =15,53 = 16
Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 16 = 4,36 = 4
286
Tugas non keperawatan = 16 + 4 x 25% = 5
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang angsa ditambah manajer perawat + inventaris =
16+4+5+2 = 27 orang
Penghitungan ketenagaan SDM Rawat Inap Ruang Belibis :
Ruang rawat inap Belibis merupakan ruang perawatan campuran untuk perawatan dewasa
dengan kasus penyakit dalam, medical bedah, pasien gawat, anak dengan kapasitas 12 TT.
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 93% dan tingkat ketergantungan
pasien.
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk perawatan rawat campuran di Ruang Belibis : askep
minimal 2 jam/hari, askep sedang 3,08jam/hari, askep agak berat 4,15 jam/hari, askep
maksimal 6,16 jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat
inap Belibis dengan menggunakan Metode tingkat ketergantungan pasien, adalah sbb :
Askep minimal = 1 x 2 jam = 2 jam/hari
Askep sedang = 9 x 3,08 jam = 27,72 jam/hari
Askep maksimal = 2 x 6,16 jam = 12,32 jam/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 42,04 : 7 = 6
Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 6 = 1,62 = 2
286
Tugas non keperawatan = 6 + 2 x 25% = 2

Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang belibis ditambah manajer perawat + inventaris =
6+2+2+2 = 12 orang
Penghitungan ketenagaan SDM Rawat Inap Ruang Intermediate Belibis :
Ruang rawat inap Intermediate Belibis merupakan ruang perawatan campuran untuk
perawatan dewasa dengan kasus penyakit dalam, medical bedah, pasien gawat, anak dengan
kapasitas 6 TT.
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 95% dan tingkat ketergantungan
pasien.
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk perawatan rawat campuran di Ruang Intermediate
Belibis : askep minimal 2 jam/hari, askep sedang 3,08jam/hari, askep agak berat 4,15
jam/hari, askep maksimal 6,16 jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat
di ruang rawat inap Intermediate Belibis dengan menggunakan Metode tingkat
ketergantungan pasien, adalah sbb :
Askep minimal = 0
Askep sedang = 0
Askep maksimal = 6 x 6,16 jam = 36,96 jam/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 36,96 : 7 = 5,28 = 5
Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 5 = 1,36 = 1
286
Tugas non keperawatan = 5 + 1 x 25% = 1,5 = 2
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang intermediate belibis ditambah manajer perawat +
inventaris = 5+1+2+2 = 10 orang

Penghitungan ketenagaan SDM Rawat Inap Ruang Cendrawasih :


Ruang rawat inap Cendrawasih merupakan ruang perawatan campuran untuk perawatan
dewasa dengan kasus penyakit dalam, medical bedah, pasien gawat dengan kapasitas 35 TT.
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 100 % dan tingkat
ketergantungan pasien.
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk perawatan campuran penyakit dalam di Ruang
Cendrawasih : askep minimal 2 jam/hari, askep sedang 3,08jam/hari, askep agak berat 4,15
jam/hari, askep maksimal 6,16 jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat
di

ruang

rawat

inap

Cendrawasih

dengan

ketergantungan pasien, adalah sbb :


Askep minimal = 0
Askep sedang = 20 x 3,08 jam = 61,6 jam/hari
Askep maksimal = 15 x 6,16 jam = 92,4 jam/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 154 : 7 = 22

menggunakan

Metode

tingkat

Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 22 = 6


286
Tugas non keperawatan = 22 + 6 x 25% = 7
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang cendrawasih ditambah manajer perawat + inventaris
= 22+6+7+2 = 37 orang
Penghitungan ketenagaan SDM Rawat Inap Ruang Dara :
Ruang rawat inap Dara merupakan ruang rawat gabung untuk perawatan ibu, bayi dan
obgyn dengan kapasitas 21 TT.
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 90% dan tingkat ketergantungan
pasien.
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk perawatan Bedah di Ruang Dara : askep minimal 2
jam/hari, askep sedang 3,08jam/hari, askep agak berat 4,15 jam/hari, askep maksimal 6,16
jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Dara
dengan menggunakan Metode tingkat ketergantungan pasien, adalah sbb :
Askep minimal = 5 x 2 jam = 10 jam/hari
Askep sedang = 11 x 3,08 jam = 33,88 jam/harri
Askep maksimal = 5 x 6,16 jam = 30.8 jam/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 74,68 : 7 = 10,66 = 11
Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 11 = 3
286
Tugas non keperawatan = 11 + 3 x 25% = 3,5 = 4
Jadi kebutuhan tenaga Bidan di ruang Dara ditambah manajer Bidan + inventaris =
11+3+4+2 = 20 orang
Penghitungan ketenagaan SDM Rawat Inap Ruang Flaminggo :
Ruang rawat inap Flaminggo merupakan ruang perawatan campuran untuk perawatan
dewasa dengan kasus penyakit dalam, medical bedah, pasien gawat, anak dengan kapasitas
18 TT.
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 90% dan tingkat ketergantungan
pasien.
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk perawatan Bedah di Ruang Flaminggo : askep minimal
2 jam/hari, askep sedang 3,08jam/hari, askep agak berat 4,15 jam/hari, askep maksimal 6,16
jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap
Flaminggo dengan menggunakan Metode tingkat ketergantungan pasien, adalah sbb :
Askep minimal = 4 x 2 jam = 8 jam/hari
Askep sedang = 9 x 3,08 jam = 27,72 jam/harri
Askep maksimal = 5 x 6,16 jam = 30,8 jam/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 66,52 : 7 = 9,5 = 10

Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 10 = 2,72 = 3


286
Tugas non keperawatan = 10 + 3 x 25% = 3,25 = 3
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang flamingo ditambah manajer perawat + inventaris =
10+3+3+2 = 18 orang
Penghitungan ketenagaan SDM Rawat Inap Ruang Kaswari :
Ruang rawat inap Kaswari merupakan ruang perawatan anak dengan kasus penyakit anak
menular dan tidak menular dengan kapasitas 24 TT ditambah 1 TT ruang intermadiate.
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 90% dan tingkat ketergantungan
pasien.
Jadi perawatyang dibutuhkan untuk perawatan di Ruang kaswari : askep minimal 2
jam/hari, askep sedang 3,08jam/hari, askep agak berat 4,15 jam/hari, askep maksimal 6,16
jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Belibis
dengan menggunakan Metode tingkat ketergantungan pasien, adalah sbb :
Askep minimal = 0
Askep sedang = 20 x 3,08 jam = 61,6 jam/hari
Askep maksimal = 5 x 6,16 jam = 30,8 jamm/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 92,4 : 7 = 13,2 =13
Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 13 = 3,54 = 4
286
Tugas non keperawatan = 13 + 4 x 25% = 4
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang kaswari ditambah manajer perawat + inventaris +
tenaga perawat intermediate = 13+4+4+2+4 = 27 orang
Penghitungan Ketenagaan SDM Rawat Inap Praja Lantai 1 & 2:
Ruang Rawat Inap Praja Lt. 1 &2 merupakan ruang perawatan campuran untuk perawatan
dewasa dan perawatan anak dengan kasus penyakit dalam, medical bedah, neurologi, anak,
kapasitas 17 TT.
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 80% jam perawatan yang
dibutuhkan untuk perawatan campuran penyakit dalam, medical bedah, gawat, anak dan
kebidanan adalah = 3,5 jam + 4 jam + 10 jam + 4,5 jam +2,5 jam = 24,5 jam : 5 = 4,9 jam
perawatan
Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Praja Lt. 1 &2
dengan menggunakan, adalah sebagai berikut :

[ Jml jam perawatan x 52 mgg x 7 hr x Jml TT x BOR ]


+ 25%
( 41 ) Jumlah minggu efektif x 40 jam
[ 4,9 jam x 52 mgg x 7 hr x 17 TT x 80 % ]

+ koreksi25 %
41 Minggu x 40 Jam

24256
=

= 14,79 Perawat

1640

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi (antisipasi tenaga
yang cuti, sakit, pendidikan, dsb = 25%)
Faktor koreksi = 14,79 x 25% = 3,69
=14,79 + 3,69 x 25% = 4,65
Jadi perkiraan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Praja Lt. 1 &2 adalah 15+4+5
= 24 orang ditambah 1 manajer ruangan dan inventaris jadi jumlah kebutuhan tenaga di
ruang rawat inap praja lt. 1 & 2 adalah 26 orang.
Penghitungan ketenagaan SDM Rawat Inap Praja lantai 3 :
Ruang Rawat Inap Praja Lt. 3 merupakan ruang perawatan campuran untuk perawatan
dewasa dan perawatan anak dengan kasus penyakit dalam, medical bedah, neurologi, anak,
maternitas kapasitas 16 TT.
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 90% jam perawatan yang
dibutuhkan untuk perawatan campuran penyakit dalam, medical bedah, gawat, anak dan
kebidanan adalah = 3,5 jam + 4 jam + 10 jam + 4,5 jam +2,5 jam = 24,5 jam : 5 = 4,9 jam
perawatan
Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Praja Lt. 3 dengan
menggunakan, adalah sebagai berikut :

[ Jml jam perawatan x 52 mgg x 7 hr x Jml TT x BOR ]


+ 25%
( 41 ) Jumlah minggu efektif x 40 jam

[ 4,9 jam x 52 mgg x 7 hr x 16 TT x 90 % ]


=

+ koreksi25 %
41 Minggu x 40 Jam

25683
=

= 15.66 = 16 Perawat

1640

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi (antisipasi tenaga
yang cuti, sakit, pendidikan, dsb = 25%)

Faktor koreksi = 15,66 x 25% = 3,915 = 4

Jadi perkiraan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Praja Lt. 3 adalah 16+4 = 20
orang ditambah 1 manajer ruangan dan inventaris jadi jumlah kebutuhan tenaga di ruang
rawat inap praja lt. 3 adalah 22 orang.
Penghitungan kebutuhan tenaga bidan di Kamar Bersalin
- Waktu yang dibutuhkan untuk pertolongan persalinan 8 jam / pasien
- Rata-rata jumlah pasien partus / hari adalah 5 pasien partus
- Jam kerja efektif perawat dalam 1 tahun
Penghitungan kebutuhan bidan di kamar bersalin
[ Jml jam perawatan x 52 mg x 7 hr x Jml Partus/ hari ]
Tenaga Bidan =
41 minggu x 40 jam

+ koreksi 10%

[ Jml jam perawatan x 52 mgg x 7 hr x 5 ]


=

+ 10 %
41 minggu x 40 ja

m
8 jam x 52 mgg x 7 hr x5
=

+ 10 %
41minggu x 40 jam

14560
=

= 8,87 Bidan
1640

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi (antisipasi tenaga
yang cuti, sakit, pendidikan dsb = 10 %)
Faktor koreksi = 8,87 x 10 % = 0,887
=8,87 + 0 , 887 = 9,75 bidan = 10 Bidan
Jadi perkiraan kebutuhan tenaga bidan di kamar bersalin adalah 10 orang
Kepala ruangan ditambah wakil = 2 orang untuk tenaga di ruang obygyn berdasarkan shift
dengan 3 TT sebanyak 10 orang. Jadi perkiraan keseluruhan di kamar bersalin 10+2+10 =
22 Bidan

Penghitungan ketenagaan SDM Rawat Inap Ruang Perinatologi :


Ruang rawat inap Perinatologi merupakan ruang rawat bayi baru lahir sampai umur 28 hari
terdiri dari ruang bayi premature/resiko tinggi, resiko sedang, ruang infeksi, ruang
intermediate dengan kapasitas 15 TT.

Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 90% dan tingkat ketergantungan
pasien.
Jadi perawatdan bidan yang dibutuhkan untuk perawatan di Ruang Perinatologi : askep
minimal 2 jam/hari, askep sedang 3,08jam/hari, askep agak berat 4,15 jam/hari, askep
maksimal 6,16 jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat
inap Perinatologi dengan menggunakan Metode tingkat ketergantungan pasien, adalah
sbb :
Askep minimal = 0
Askep sedang = 0
Askep maksimal = 15 x 6,16 jam = 92,4 jam/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 92,4 : 7 = 13,2 = 13
Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 13 = 3,54 = 4
286
Tugas non keperawatan = 13 + 4 x 25% = 4,25 = 4
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang Perinatologi ditambah manajer perawat + inventaris
= 13+4+4+2 = 23 orang

A. DASAR PENGHITUNGAN KETENAGAAN RAWAT JALAN ADALAH SEBAGAI


BERIKUT :
2. Kebutuhan Tenaga Perawat di poliklinik berdasarkan pada :
-

Rata-rata jumlah kunjungan pasien / Minggu : 95 orang ( Asumsi )

Jam perawatan per pasien / hari 0,5 jam

Jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari

Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun


Jumlah hari libur

52 hari

Libur nasional

12 hari

Cuti tahunan

12 hari

Jumlah hari efektif dalam 1 tahun 365 76 = 289 hari

Jumlah hari efektif per minggu 289 hari : 7 = 41 minggu

Antisipasi tenaga yang cuti, sakit, pendidikan, dsb = 25%

PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN DI KLINIK IRJ


Tenaga Perawat =
koreksi 25%

[ Jml jam perawatan yang diperlukan / pasien x 52 x 6 hr x Jml kunjungan pasien ]


+
( 41 ) Jumlah minggu efektif x 40 jam

[ 0,5 jam x 52 mgg x 6 hr x 2.508 ]


=

+ 25%
41 hr mgg efektif x 40 jam

= Faktor
23,85koreksi
= ;24
orang
23,85
x 25% = 5,96 = 6 orang
Poliklinik bedah ditambah dengan OK kecil = 2 orang
Poliklinik Endoscopy

= 2 orang

Pengganti cuti atau libur

= 5 orang

Wakil kepala instalasi

= 1 orang

Jadi kebutuhan tenaga di IRJ

40 orang

B. PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWATKAMAR BEDAH, IGD, DAN


ICU RSUD WANGAYA KOTA DENPASAR 2013

A. KAMAR BEDAH
Jumlah operasi rata-rata 10 ( sepuluh ) orang perhari dengan kategori operasi sebagai berikut
2. Rata-rata operasi per hari = 10 pasien

Operasi besar = 8 orang

Operasi sedang = 2 orang

Operasi kecil = 0 orang

Rumus :
[ ( Jml jam perawatan x jumlah operasi) x Jml anggota tim
Jam kerja efektif / hari
[ ( 8 x 5 ) + ( 2 x 2 )x 2
=
7
44 x 2
=

= 12,57
7

= 13 + 1 = 14
1,25 x 10
RR

= 1,7 = 2
7

Jumlah perawat = 14 + 2 = 16
Koreksi 10 % = 16 x 25 % = 4
Kebutuhan endoscopy = 3 orang
Kebutuhan CSSD

= 4 orang

Kebutuhan RR

= 3 orang

Kebutuhan Anastesi = 4 orang

Kebutuhan total = 16 + 4 + 3 + 4 + 3 + 4 +1 supervisi + 1 CI


= 36 orang

B. INSTALASI GAWAT DARURAT


TP =

D x 365
274 x jam kerja perawat / hari

TP = Tenaga perawat
D = Jam kerja perawatan pasien
Jam kerja perawat / hari = 7 jam
A1 =waktu keperawatan pasien kasus gawat darurat = 87 menit
A2 = waktu keperawatan pasien kasus mendesak = 71 menit
A3 = waktu kepearwatan pasien kasus tidak mendesak = 34 menit
Adm time = waktu administrasi yang dibutuhkan untuk penggantian shift selama 45 menit
pasien = jumlah pasien / hari
Rumus :
D x 365
TP =
274 x jam kerja perawat / hari

=[ ( A1 X pasien/hari ) (A2 X pasien/hari ) + (A3 X pasien/hari ) - (3 shift X ADM


time ) ]
A1 = 3.240 : 12 bulan
= 270 : 30 hari
= 9 x 87 menit
= 783 menit
A2 = ( 13.649 + 329 ) : 12 bulan
= 13.649 : 12 bulan
= 1.165 : 30 hari
= 38,83 x 71 menit
= 2.757 menit
A3 = ( 19.431 + 329 ) : 12 bulan
= 19.102 : 12 bulan
= 53 x 34 hari
= 1.802 menit
ADM time = 3 x 45 menit
= 135 menit
Jadi, TP

= 783 2.757 + 1.802 135


= - 307

60
Faktor koreksi = 25% x TP
= 25 % x ( - 5,12 )
= 19,88 ( 20 )
Mempertimbangkan jumlah hari libur dan pengganti jaga malam = 3 orang
Maka, TP = ( - 5,12 ) + 20 + 3 + 1 supervisi + 1 CI
= 19,88
= 20 orang
HCU
Data yang dipakai mei s/d juli 2013
Rumus Gillet ( 1982 )
Critical care Unit / CCU :
A

: waktu yang dibutuhkan pasien / hari = 12 jam

: BOR x jumlah TT
: 80 % x 3 TT
: 2,4

: jumlah hari tidak kerja perawat / tahun = 91 hari

TP

: tenaga perawat

Rumus Gillies :
A x D x 365
TP =
( 361 91 ) x jam kerja perawat
12 x 2 x 365
=
( 365 91 ) x 7
8760
=
1918
=

4,5
Jumlah perawat x jumlah hari tidak masuk kerja perawat / tahun

Faktor koreksi =

Jumlah hari kerja perawat / tahun

= 1,4 4,5
( 1 )x 91
=
Mempertimbangkan jumlah hari libur dan pengganti jaga malam = 4 orang
274
Total perawat = 4 + 1 + 4 + 1 CI + 1 supervisi
= 11 orang
Penambahan fasilitas baru ( HDU ) sebanyak 4 TT, jadi penambahan tenaga = 4 orang
Total kebutuhan = CCU + HDU
= 11 + 4

= 15 orang

C. ICU
Dasar Perhitungan :
Menggunakan Rumus Dep. Kes :
Rata-rata jumlah per hari x Jumlah perawatan per hari + Loss day + Koreksi 25 %
4 X 12 + 2 + Koreksi 25 %
=
7
Jumlah Jam Efektif
= 9 orang + Koreksi 25 %
= 9 orang
= Koreksi 25 %
Total

= 3 orang

= 12 Orang

Mempertimbangkan perawat pengganti = 2 orang


Jadi jumlah kebutuhan tenaga di ruang ICU ditambah perawat manajer + inventaris =
12+2+2 = 16 orang
Dasar Perhitungan :
Menggunakan Rumus Dep. Kes :
Rata-rata jumlah per hari x Jumlah perawatan per hari + Loss day + Koreksi 25 %
Jumlah Jam Efektif
10 X 12 + 5 + Koreksi 25 %
7
=

22 orang + Koreksi 25 %

= 22 orang
= Koreksi 25 %
Total

= 5,5 = 6orang

= 28 Orang

Mempertimbangkan perawat pengganti = 2 orang


Jadi jumlah kebutuhan tenaga di ruang ICU ditambah perawat manajer + inventaris =
28+2+2 = 32 orang

Anda mungkin juga menyukai