Anda di halaman 1dari 1

Negeri ini selain dikenal sebagai penghasil singkong dan jagung juga dikenal sebagai salah satu daerah

lumbung padi
nasional yang cukup andal. Dengan modal lebih dari 140 ribu Ha jaringan irigasi teknis yang tersebar di sejumlah daerah,
Lampung mampu memberikan kontribusi bagi stok pangan nasional.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji, Sekampung, Agus Rahardjo dalam kesempatan berbincang dengan KIPRAH
mengatakan bahwa sejak beberapa tahun terakhir pihaknya fokus pada kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi dan sumber
daya air lainnya, seperti pemeliharaan waduk, embung, bangunan air, rawa dan sumber air baku.
Menurut dia, sejak tahun 2007 operasi dan pemeliharaan (O&P) sebagian jaringan irigasi di provinsi Lampung ditangani
pusat dalam kerangka tugas perbantuan yang meliputi daerah irigasi Way Rarem, Way Sekampung, Way Pangubuan, Way
Seputih, Way Tulung Mas, Way Curup, Way Jepara, dan Way Umpu dengan total areal seluas 144.357 Ha. Sebelumnya
kegiatan O&P jaringan irigasi ditangani oleh pemda di tingkat provinsi dan kabupaten.
Terkait dengan ketahanan pangan, ditangani pula O&P pada daerah rawa lebak seluas 25.578 Ha dari potensi seluas 62.300
Ha dan daerah rawa pasang surut yang telah dikembangkan seluas 50.198 Ha dari potensi yang ada seluas 66.653 Ha,
sementara operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi air tanah meliputi areal seluas 1.380 Ha yang tersebar di 130 lokasi.
Air tanah ini, apabila debitnya kecil, dipergunakan untuk air baku air bersih pedesaan, yang telah dimanfaatkan untuk 800
KK.
Menurut Agus Rahardjo, untuk tahun anggaran 2011 pihaknya mengelola APBN sekitar Rp 180 miliar. Bulan ini tender
telah selesai dan memasuki tahap persiapan dan pelaksanaan konstruksi, jelasnya. Sebagian besar pekerjaan yang
ditenderkan merupakan pekerjaan pemeliharaan/rehabitasi/peningkatan infrastruktur yang telah ada, tambahnya. Untuk
pekerjaan konstruksi baru, menurut dia tidak banyak, itu pun merupakan pekerjaan lanjutan dengan areal kurang dari
seribu ha di Kabupaten Tulang Bawang.
Berbicara ke depan tentang sumber daya air di provinsi Lampung, tentu saja berbicara tentang potensi yang mungkin bisa
di kembangkan. Berdasarkan studi yang ada, sebetulnya potensi Lampung masih cukup besar untuk bisa menambah areal
pertanian pangan.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji, Sekampung itu mencatat, untuk menjaga ketersediaan air baku, Lampung
mempunyai potensi 10 waduk yang bisa dibangun. Tiga diantaranya telah dibangun, yakni Waduk Way Rarem dengan
kapasitas tampung air 156 juta m3, Waduk Batutegi dengan kapasitas tampung air sebesar 665 juta m3, dan Way Jepara
dengan kapasitas tampung sebesar 21 juta m3 telah dioperasikan jauh sebelum kehadiran dua waduk tersebut. Di samping
itu, masih ada potensi waduk-waduk lapangan atau embung sebanyak 166 buah, dan telah dibangun sebanyak 66 buah
dengan total kapasitas tampung 20,75 juta m3.
Sementara potensi jaringan irigasi dengan kemungkinan dilakukan pencetakan sawah baru, masih terbuka di daerah irigasi
Way Sekampung yang mempunyai potensi areal seluas 66.501 Ha, daerah irigasi Way Seputih dengan potensi 20.201 Ha.
Sebagian besar potensi di dua daerah irigasi utama tersebut sudah sejak lama dimanfaatkan menjadi areal persawahan
yang potensial. Sedangkan potensi yang cukup besar berada di daerah rawa lebak dan rawapasang surut. Daerah rawa
lebak baru seluas 25.578 Ha yang dikembangkan dari potensi seluas 62.300 Ha dan daerah rawa pasang surut yang telah di
kembangkan seluas 50.198 Ha dari potensi yang ada seluas 66.653 Ha.
Di samping itu, masih ada potensi di Kabupaten Lampung Utara yang air irigasinya direncanakan diambil dari bendung
Perjaya di sungai Komering Sumatera Selatan. Akan tetapi, pembangunan jaringan irigasi di provinsi Lampung untuk areal
sekitar 3.000 Ha yang bersumber dari Irigasi Komering itu belum dilaksanakan.
Namun demikian, menurut Agus Rahardjo, untuk membangun jaringan irigasi baru sebagai lanjutan dari jaringan irigasi
yang telah ada perlu dilakukan penelitian ulang secara lebih cermat. Masalahnya, di provinsi Lampung sejak 10 tahun
terakhir telah berkembang dengan pesat perkebunan kelapa sawit dan kakao. Jangan-jangan potensi areal persawahan
yang ada telah menjadi perkebunan kelapa sawit seperti yang terjadi di beberapa provinsi lainnya di Sumatera.

Anda mungkin juga menyukai