Anda di halaman 1dari 99

Diagnostik Perinatal

Dr. Hj. A. Nursanty Padjalangi, Sp.OG

Periode perinatal :
dari umur kehamilan 28 mg- 1mg post partum

PERINATALOGI :
Ilmu yang mempelajari mengenai segala
sesuatu pada periode perinatal

Pendahuluan

Angka kematian perinatal di Indonesia


40-50/1000 kelahiran hidup.

Hal ini dapat diturunkan bila :


Kualitas:
Asuhan antenatal yang memenuhi syarat.
Asuhan persalinan yang aman dan bersih
Kesehatan maternal baik

Penyebab kematian intrauterin

Distosia-partus kasep

Pendarahan antepartum

Preeklampsia/eklampsia

Sebab yang tidak jelas.

Penyebab kematian neonatal dini:

Prematuritas dan penyulitnya :


Asfiksia
Sepsis
Respiratory distress syndrome

Bayi aterm:
Asfiksia
Pendarahan intrakranial
Sepsis

Pendekatan resiko

Pendekatan resiko pada waktu kehamilan


tidak dapat mencegah penyulit dalam
persalinan.

Pemantauan keselamatan janin harus


dilakukan baik waktu hamil maupun
persalinan.

Pada pemantauan kesejahteraan janin bila ada masalah

perlu diperhatikan :

Apakah janin dapat meneruskan


kehidupan intra uterin dengan aman?
Atau
Apakah janin memerlukan perawatan
dan resusitasi intra uterin? Atau
Kehidupan janin intra uterin terancam
dan perlu segera dilahirkan

Cara pemantauan janin

Klinis

Biokimiawi

Genetik

Variabel biofisik janin

Pemantauan kesejahteraan
janin secara klinis

Kenaikan berat badan ibu


Pengukuran kenaikan tinggi fundus uteri
Ukuran lingkar perut ibu.
Perkiraan berat badan janin
Palpasi kedudukan & letak janin
Pemeriksaan denyut jantung janin
Pemeriksaan keadaaan kesehatan ibu

Cara Pemantuan
* Mengenal dan menapis faktor resiko dan
penapisan resiko tinggi sedini mungkin.
* Mengisi dan menilai gravidogram
* Ingat ! Pemantauan harus dilakukan setiap
kali melakukan ANC s/d Persalinan

Pemantauan janin secara


biokimiawi

Keuntungannya: > dapat meramalkan


keadaan janin karena yg diperiksa adalah
kadar hasil metabolisme /bahan yg
dihasilkan janin dan plasenta.Kadar itu
berubah bila terjadi gangguan pada
sirkulasi fetoplasenter.
Kerugiannya: hasil pemeriksaan lama dan
biayanya mahal dan dapat invasif

Pemeriksaan biokimiawi yang


dilakukan al :

Kadar human placental lactogen (HPL)


Kadar alfa fetoprotein
Kadar kreatinin, bilirubin cairan amnion
Kadar oksitosinase
Kadar estriol urin 24 jam
Rasio lesitin-sfingomielin
Derajat keasaman (pH )darah janin.

Pemantauan secara genetik

Pemeriksaan genetik penting artinya pada


dugaan adanya anomali janin
Caranya invasif: Amniosintesis
Biopsi vilikorealis
Kordosintesis
Perlu keterampilan dan laboratorium khusus
Dilakukan pada awal trimester II kehamilan

Pemantauan variabel biofisik


janin

Didasarkan pada pemeriksaan pola gerak


dan gambaran / organ janin secara:
- Sederhana misalkan pemantauan ibu
sendiri/ : merasakan gerakan janin,
palpasi dan auskultasi.
- Alat elektronik :fetoskopi,ultrasonografi
dan kardiotokografi

Variabel biofisik janin

Tunggal
Gabungan : lebih baik
Yang diperiksa adalah :
- Gerak nafas janin,gerak janin,tonus janin
- Kelainan bentuk tubuh ,letak,biometri janin
- Taksiran bb dan umur kehamilan
- Jumlah cairan amnion,keadaan dan
letak plasenta .
- Pola denyut jantung janin & EKG

Ultrasonografi digunakan
Janin sebagai pasien :
Alat diagnostik.
Memantau perjalanan penyakit & hasil
terapi.
Tindakan kuratif.

USG dalam memantau


kesejahteraan janin :
1.Keadaan janin :
- Gerak janin,gerak napas ,gerak lensa
mata,gerak jantung serta aliran darah
vena umbilikalis.perkiraan tekanan
arterial dengan pemeriksaan distensi
aorta.
- Peristaltik dan bentuk organ/ tubuh janin.
- Produksi urin dan pola produksinya.

USG dalam memantau


kesejahteraan janin
2. Biometri,ukuran bb janin dan taksiran
umur kehamilan.
3. Keadaan lingkungan janin meliputi :
- Kualitas dan kuantitas cairan amnion.
- Gambaran dan lokasi plasenta.
- Posisi talipusat.

Pemantauan pola djj


Prinsip :
Penting mendengar djj pada saat kontraksi
rahim 30 detik sesudah kontraksi.
Kelambatan kembalinya djj setelah kontraksi rahim
menandakan gawat janin.
Keuntungan Cara elektronik tidak perlu putus,
Lebih teliti,dapat antepartum / intrapartum

DJJ dipengaruhi oleh :


Faktor intrinsik ( gerak janin).
Faktor ekstrinsik (kontraksi rahim).
Sirkulasi janin intrapartum :
- Sirkulasi plasenta 50%,sirkulasi sistemik
35% dan sirkulasi paru 15%.
- Cardiac output (CO) perkgBB 2x CO orang
dewasa tidak mampu meningkatkan COnya
- PO2darah janin rendah mampu angkut O2 >

Denyut jantung janin

Bl terjadi anoksia mk akibat efek presor


terjadi vasokonstriksi selektif & redistribusi
darah > kenaikan tekanan darah &
bradikardia.Sebaliknya anoksia yg terjadi
akibat ggnan sirkulasi plasenta > bradikar
& penurunan tek darah syok sp kean janin.
Pd S.S yg intak ,frekuensi bervariasi atas
pengaruh saraf simpati& saraf parasimpatis.
Dlm keadaan anoksia otak variasi frekuensi
djj ber(-) /menghilang meski diberi rsngan

Proses Penyakit dan Kelainan


Janin
Kelainan janin yang berat :
1.Asfiksia janin yang akut dan kronik
(50-60%).
2. Kelainan bentuk dan fungsi janin (25-30%).
3. Adanya bahan yang merusak seperti
antibody ibu,mikroorganisme,ketuban
pecah dini,pelepasan plasenta dll (15-20%).

Asfiksia Janin
Fisiologis:
Curah jantung,Kecepatan arus darah,Afinitas
ter-hadap O2,Kadar Hb,Kapasitas angkutO2
janin >orang dewasa
Sehingga penyaluran O2 melalui plasenta-janin
terselenggara dengan baik,juga hsl metabolis
CO2,air &gas lainnya diekskresi melalui
plasenta.

Asidosis metabolik & respiratorik

Bl plasenta alami penurunan fungsi akibat perfusi


ruang intervilli yang ber(-) pd
Insuf.u.p primer,terjadi ggn pengangkutan O2&
ekskresi CO2,berakt penurunan pH terjadi
Asidosis Resp
Ggn pertukaran gas & transpor O2 &CO2
penimbunan zat metabolit >Asidosis metabolik
akan mempengaruhi oksigenasi sel-sel tubuh
yg>ggn fungsi sel ringan/sementara/menetap.
Perubahan ini erat hub dgn berat & lamanya
anoksia atau hipoksia.

Asidosis
Metabolit&Respiratorik
Hipoksia yg berlangsung lama > janin
Harus mengolah Glukosa > Energi (Rx
anaerobik) yg tidak efisien,yg menghasilkan
asam organik yg me(+) asidosis metabolik.
Asidosis berakibat buruk terhdp sel-sel otak/
tubuh:
Gangguan pertumbuhan.
Kematian janin.
Timbul gejala lanjut pada anak hidup.

Perubahan yang terjadi pd


Asfiksia

Menurunnya tekanan O2 arteriel.


Meningkatnya tekanan CO2.
Turunnya pH .
Digunakannya simpanan glikogen tubuh
untuk metabolisme anaerobik.
Perubahan sistim kardiovaskuler.

Patofisiologi insufisiensi utero


plasenter primer

Dalam keadaan asfiksia melalui rangsangan


hipoksia dan asidosis pada kemoreseptor
aorta,janin punya kemampuan untuk
melakukan redistribusi CO nya dari organ
non-vital,ke-organ vital (jantung,otak,adrenal
& plasenta).
Pd asfiksia berat sirkulasi kealat non-vital dpt
berhenti ,untuk meningkatkan sirkulasi otak &
plasenta,Bila ggn sirkulasi berlangsung lama,
produksi urin ber(-) & terjadi oligohidramnion.

Sambungan Patofisiologi
Oligohidramnion secara tidak langsung me
ningkatkan kejadian penekanan talipusat
perberat asfiksia (proses kronis yg progresif).
Suatu asfiksia parsial yg berlangsung lama
mulanya akan meningkatkan sirkulasi otak disusul redistribusi darah otak dengan ber(-) nya
sirkulasi ganglia basalis,korteks dan talamus

Sambungan patofisiologi
Sedang sirkulasi batang otak dipertahankan.
Akibat translokasi cairan terjadi edema serebri.
Pada asfiksia berat dan progrsif dapat terjadi dari
akibat asfiksia akut atau kronik
Pulihnya gas darah seperti oksigen menjadi
normal tidak segera diikuti dengan pulihnya
fungsi otak.

Gejala yang timbul akibat


asfiksia
Perlangsungan tergantung pada :
Serangan singkat atau terus-menerus.
Adanya asidosis respiratorik & metabolik.
Gejala yg timbul tergantung :
Derajat dan tingkat asfiksia.
Akut atau kronik

Gejala yg nampak bila terjadi


asfiksia

Gejala langsung & dini akibat hipoksia otak


berturut-turut:Hilangnya gerak napas.
Ber(-)nya gerak janin.
Hilangnya tonus & gerak janin.
Hilangnya reaktivitas & variabilitas djj.
Mulanya akibat pengaruh akut jumlah c.amnion
Normal.
Gejala akibat asfiksia kronis :oligohidramnion.

Pemeriksaan Variabel Biofisik


Janin
Gerak napas janin:Terjadi secara episodik
diselingi apnea,SSP mengatur frekuensi &
pola g.n
Waktu janin tidur pd keadaan REM(Rapid
Eye Movement) g.n tdk teratur,sedang pada
Non REM >g.n lebih jarang & teratur.
Dipengaruhi oleh waktu,kadar gula darah ibu.

Hasil pemeriksaan Gerak napas


Terlihat selama >50% pengamatan tanda
janin dalam keadaan sehat.
G.n < 50% pengamatan tanda bahaya.
G.n ber(-) / apnea yg disertai grasping
tanda gawat janin.
Pd hipoksia & asidosis ,g.n hilang/ apnea.

Gerak janin
Keadaan & kesehatan janin dpt dinilai dr
aktivitas janin dlm rahim.
Kehamilan 10-11 mgg > rubah posisi.
Pemantauan subjektif (ibu):
ibu diminta memantau g.j 30-60menit 3x
/hari.Bila < 4 x/jam ulangi menghitung selama
3-12 jam > jumlah g.j/hari.
Kekurangannya gerak lemah tdk terpantau,
Yg bisa dirasakan ibu hanya 40-80%.

Pemantauan gerak janin


Pemantauan Objektif :
Membuktikan g.j yg dirasakan ibu.
Mempelajari g.j terhadap rangsangan.
Aspek klinik :
G.j dirasakan ibu pd kehamilan 16-20 mgg
200 gerkan /hari.
Mencapai puncaknya kehamilan 32 mgg.
Menurun sp 282 grkan/hari gravid aterm

Jenis gerak janin didsrkan


atas
Amplitudo,lama dan bentuknya>
1. Gerakan lemah:tunggal berlsg 1 detik dgn
amplitudo kecil( menurun pada kehmlan 2027 mgg,sdkt meningkat sampai aterm.
2. Gerakan kuat: Berlsg 1 detik dgn
amplitudo besar.
3. Gerakan yg kompleks: gerak berbtk N/
Wdgn amplitudo besar & berlsg 3-10 detik.
Gerak 2&3 meningkat pd kehmlan 22-37 mgg
kmd menurun sedkt sampai aterm.

Rangsangan yg dapat
mempengaruhi gerak janin
Suara dekat perut ibu
Sinar dari luar ,termasuk ultrasound
Rabaan pada perut ibu.
Bila tidak terjadi hipoksia maka frekuensi
gerak janin tidak berbeda pada kehamilan
ibu sehat dgn kehamilan bermasalah spt
kehamilan dgn hipertensi,IUGR,janin
besar atua plasenta previa

Gerak janin dlm gawat janin


Peningkatan gerak janin yg mendadak
Suara g.j yg kuat berlbhan dgn peningkatan
frekuensi diikuti oleh berhentinya g.j >tanda
gawat janin/ janin menuju . Hal ini dpt
ditemukan pd solusio plasenta/ ggn talipusat
yg fatal.
Pengurangan gerak janin
Adanya pe(-)an /berhentinya g.j yg seblmnya
aktif tanda adanya hipoksia/anoksia >g.j

G.J dalam keadaan gawat


janin

Pd IUGR: g.j ber(-) beberapa saat


seblm kematiannya dikatakan ,bl g.j
ber(-) >50% dgn peningkatan proporsi
gerakan lemah>
Janin dalam keadaan gawat.
Gerak tanda bahaya (MAS=Movement
Alarm Sign): bl g.j dlm 12 jam ber(-)
hingga 3 atau< sedang DJJ masih ada.

G.J dalam keadaan gawat


janin

MAS : tanda gawat janin berat & ada


ancaman kean hingga perlu segera
dilahirkan.Adanya MAS bl dilakukan
pemantauan DJJ dlm 12-48 jam 2/3
alami perubahan pola djj,sedangkan 48
jam kmd 1/3 dari yg normal dpt terjadi
pula perubahan pola djj berupa
hilangnya variabilitas.

Tonus otot janin

Keadaan N otot janin punya tonus fleksi &


ekstensi secara aktif pd ekstremitas dpt
dipantau pd tangan janin.
Hipotoni bl tangan defleksi(tidak
menggenggam & kedudukan janin spt katak.
Tonus otot abnormal,bl janin tdk bergerak /g.j
tdk diikuti gerak fleksi kembali, janin dalam
kedudukan ekstensi parsialis/totalis & tangan
terbuka,tanda adanya gawat janin & sering
lahir dgn nilai Apgar rendah/ terjadinya kean

Pemantauan volume c.amnion

Terdpt hub antara volume c.a dgn prognosa


janin,misalnya:
Oligo hidramnion : Dismaturitas ( IUGR / post
mature) atau kelainan ginjal bawaan (
agenesis /renal disgenesis).
Polihidramnion: Penyakit ibu (diabetes
melitus,imunisasi Rhesus). Atau kelainan
janin
( Kelainan saraf pusat, Obstruksi saluran
pencernaan).

Cara pemantuan volume c.a

Dpt dilakukan secara klinik/ radilogik/ usg


Cara pemeriksaan usg :
Dengan mengukur diameter transversal dan
vertikal pd kantong amnion :
Kurang : vertikal < 1 cm ,transv < 1 cm.
Marginal : vertikal 1-2 cm,transv >/= 1cm.
Normal:vertikal >/= 2-8 cm,transv >/= 1 cm
Meningkat: vertikal > 8 cm,transv >/= 1cm
Biasa dilakukan pd kehmlan 24-44 mgg.

Beberapa kriteria oligo


hidramnion :

Bebrapa ahli ( a.l Manning) Bl uk kantong


(pocket) vertikal amnion terbesar < 1 cm.
Divon : bl kantong amnion terbesar < 2
cm.
Menilai amniotic fluid index (AFI) :Jumlah
kan ukuran vertikal kantong amnion pd 4
kuadrant .Bl didptkan < 5 cm , dikatakan
oligohidramnion.

Pemantuan DJJ
Batasan:
Frekuensi denyut jantung basal
Normal 120-160 /menit
Takikardia ringan 160 -180/menit.
Takikardia berat > 180/menit.
Bradikardia ringan 100-119/menit
Bradikardia berat < 100/menit

Takikardia dan bradikardia

Takikardia ,penyebab : immaturitas,febris


pd ibu atau hipoksia ringan.Bl disertai dgn
hilangnya variabilitas / deselerasi lambat /
deselarasi variabel / djj yg tak teratur setlh
kontr rahim,tanda bahaya bagi janin.
Bradikardia,bl tdk disertai deselerasi,hal ini
disbbkan krn kelainan bawaan jantung janin.
Bl disertai deselerasi tanda adanya gawat
janin.

Variabilitas

Atas pengaruh s.simpatis & s. parasimpatis


frekuensi djj N bervariasi cepat & lambat
secara teeus-menerus. Dalam keadaan
hipoksia,variabilitas menurun / menhilang.
Variabilitas > 25denyut /m disbt pola saltatory
tanda janin perlu tambahan sirkulasi darah
mis: adanya tekanan ringan pd talipusat.Bl
disusul dgn turunnya frekuensi djj basal tanda
mekanisme kompensasinya sdh tdk dpt
mengatasi gangguan tsb.

Variabilitas
Normal 6-15 denyut/menit
Bl janin tidur/mendpt sedativa
variabilitas : 6-10 denyut /menit.
* Variabilitas 0-5 denyut/menit yyg menetap
walau dirsg tanda adanya gawat janin

Variabilitas
Pd insuf.u.p yg akut,hilangnya variab terjadi
setlh deselerasi lambat,bl keadaan tdk segera
diatasi.Seblknya pd insuf.u.p kronis (D.M&
PE) hilangnya variab djj terjadi lbh dulu dari
terjadinya deselerasi tanda janin hrs dilahirkan.
Bl terjadi desel variabel tapi variab djj masih
baik tanda mekanisme kompensasi janin baik.

Pola sinusoidal

Variasi djj basal rata & mengalami undulasi


yg teratur dgn amplitudo antara 5-10/ m
terjadi secara periodik selama 15-25 detik.
Pola ini bersamaan / bergantian dgn djj yg
datar tanpa variabilitas.
Tidak ada gerak janin & tdk terj akselerasi djj
wlp diberi rsgan dr luar.
P.s tanda janin menghadapi kean,mis
erythroblastosis fetalis/imm Rhesus,janin dgn
anemia berat.

Akselerasi djj

Peningkatan djj terjadi secara periodik wkt


kontraksi,terjadi pd letak Su,post mature
disertai bradikardia,setlh suatu deselerasi
variabel.
Normal terjadi bl ada aktivitas janin.
Bl terus-menerus &> 160 denyut/m harus
dianggap suatu takikardia.

Deselerasi djj
Penurunan frekuensi djj secara periodik
berhubungan dgn adanya kontraksi rahim.
Dikenal 3 macam :
*Deselerasi dini: Terjadi secara periodik
berhub dgn kontr uterus,mulainya dini pd
permulaan kontr & berhenti bersamaan dgn ber
hentinya kontr,berlsg singkat & tdk lbh 90 detik.
Terjadi krn penekanan terhadap kepala.

Deselarasi djj
*Deselerasi lambat: terjadi secara periodik
berhub dgn kontr uterus mulainya agak lambat
setlh kontr & kembalinya juga lambat
berlsg 90 detik.Terjadi pd Insuf. U.p.
*Deselerasi variabel/ deselerasi tak teratur:
terjadinya tidak beraturan mulainya dpt dini&
dpt pula lambat & berakhir beberapa saat setlh
kontr selesai,btknya tdk beraturan dgn
penurunan sp 100 denyut /m. Hal ini
disbbkan krn penekanan talipusat.

Aktivitas Uterus
Penilaian kesejahteraan janin tdk terlepas dr
pengaruh kontr rahim.Kontr uterus merupakan
beban yg berulang terjadi secara alamiah.
Kontraksi rahim menyebabkan :
- Tranpor nutrien ber(-).
- Menekan kepala dan talipusat.
Intensitas kontraksi rahim dlm persalinan antara
40-60 mmHg, bila tidak ada kontraksi uterus
(resting tone) 10-15 mmHg,lama kontraksi pd
fase aktif 50-70 detik.

Kardiotokografi:alat bioelektrik yg
berguna dlm mnilai aktivitas j.j

Antepartum kardiotokografi: pemnatauan


pola djj secara eksternal (indirek).sifatnya
noninvasf,menggunakan 2 transduser : 1
transduser untuk pantau djj & 1 transduser lainnya untuk pantau kontr rahim.
Dikenal: - Contraction Stress Test (CST).
- Oxytocin Challenge Test (OCT).
- Non Stress Test (NST).

Intrapartum KTG :pantau pola djj


secara internal

Sifatnya invasif,dilakukan pd pembukaan serviks


3 cm & ketuban sdh pecah .
Pasang elektrod kecil dikulit kepala janin untuk
memantau pola djj.
Pasang tabung (pipa) plastik panjang 30 cm dlm
rahim untuk menilai kontraksi rahim.
Kerugiannya tdk dpt digunakan pd antepartum,keuntungannya stabil tdk dipengaruhi
oleh pengaruh luar.

Oxytocin challenge test (OCT)=


tes tantangan oksitosin

Prosedur :usahakan mendpt 3 kontr/10m.


Nilai negatif : * Tdk terjadi deselerasi
lambat wlp terjadi hiperstimulasi .
Variabilitas djj normal
Terjadi akselerasi pd aktivitas janin.
Frekuensi djj normal.
Kehmlan dpt diteruskan & ulangi 5-7 hari.

Sambungan OCT
Nilai positip: - Terjadi deselerasi lambat yg
persistent pd sebgn besar kontr yg terjadi.
-Meski tdk selalu,biasanya disertai hilangnya variabilitas djj serta tdk adanya akselerasi pd aktivitas janin.
-Tanda adanya Insuf u.p & kehmlan hrs diakhiri pertimb maturasi paru.

Sambungan OCT

Tdk memuaskan( unsatisfactory):

- kontr < 3/10m.


- pecatatan tdk baik tu pad akhir kontr.
- Ulang pd hari berikutnya.

Sambungan OCT

Mencurigakan (Suspicious):
terdpt deselerasi lambat,tapi tdk persisten
& tdk konsisten.
Des.lambat terj hanya bl ada hipertonia.
Bl dlm 10 mnt tdk neg & tdk pos.
Ada deselerasi variabel pd oligohidram.
Ulang OCT 1-2 hr berikutnya.

Sambungan OCT

Hiperstimulasi :
Terjadi 5 atau >kontr dlm 10 menit.
Lama kontr >/= 90 detik.
Tonus basal terus meningkat.
Kurangi / hentikan tetesan oksitosin.
Lakukan resusitasi intra uterin.

Non Stress Test (NST)interpretasi perubahan pola djj ;

Akibat aktivitas janin & rsgan dr luar.


Dikenal 2 macam gerak janin:
Gerak individual, gerak ekstremitas berlsg
selama 3-5 dgn interval >12 detik.
Gerak multipel , kelompok gerakan
meliputi g. ekstr,g napas,g. tbh.

NST gerak janin multipel

Lama gerakan sgt bervariasi 3-5 gerakan,


dgn interval < 12 detik.
Gerakan tersbt diselingi oleh periode istirahat selama 15-30 yg dpt diperpendek
dgn rsgan dr luar.
Gerak M > gerak I ,tanda janin sehat.
Rasio M / I harus > 1.

Karakteristik perubahan djj akibat


gerak janin

Omega: terj eningkatan 15 denyut /mnt


dr djj basal selama 30 ( variasi rsg simp &
parasimp ) akibat rsg mekanik & suara.
Lambda: terj peningkatan 15 denyut & penurunan 10 denyut /mnt dr djj basal
selama 40 akibat penekanan / regangan
talipusat.

Sambungan karakteristik
perubahan djj akibat gerak janin.
Elleptik: terj peningkatan 20 denyut/mnt dr
djj basal berlsg selama 90.
- Akibat gerak janin belbhan / hipoksia singkat dgn hilangnya kontrol vagus sementara.
* Periodik: terj peningkatan 15 denyut/mnt
dr djj basal selama 90. Hal ini akibat
rsgan gerak napas / gerak janin multipel.

Pembacaan NST

Reaktif :-djj basal 120-160denyut/mnt.


variabilitas >/= 10 denyut /mnt.
Gerak janin tu gerak M ,berjumlah 5 dlm
20 menit.
Reaksi djj tu akselerasi omega.
Berarti, janin dlm keadaan sehat ulangi 1
mgg lagi sedg pd DM tiap hari.

NST non reaktif :

Djj basal ;120=160 denyut/ menit.


Varaiabilitas ber(-), atau tdk ada.
Gerak janin tdk ada, < 5 gerak dlm 20
menit dgn indeks M : I < 1.
Tdk ada akselerasi djj wlp diberikan rsgan
dr luar

Hasil NST : antara reaktif & non


reaktif decreased reactivity
Kurang reaktif .interpretasi sukar,penyebab
nya;barbiturat,demerol,phenothiaside dan
methyldopa,pada pend yg tdk
menggunakan obat tsb ,dianjurkan
pemeriks estriol & HPL& lakukan NST tiap
hari. Bila reaktivitas tdk membaik,lakukan
OCT

Pemantauan gabungan variabel


biofisik janin:
Antenatal evaluation score (Sadovsky):
Parameter
Nilai
OCT positip
2
NST non reactive
2
Gerak janin ber(-)
2
MAS
3
Pola djj patologik
3
Maturitas paru
1
Bl jumlah nilai 5/> kehmlan hrs diakhiri.

Keterangan AES (Sadovsky)

OCT positip:Bila terdpt 3 deselarasi


lambat /10 mnt.
NST non reaktif : bila dlm 20 mnt hanya
terj < 2 akselerasi.
G.j ber(-) : bl g.j / hari < 10 dlm 12 jam.
MAS : bl g.j tdk ada / < 3 per 12 jam.

Keterangan AES (Sadovsky):

Pola djj patologik :


Frekuensi < 100 permenit.
Frekuensi > 180 permenit.
Deselerasi variabel & lambat yg berulang.
Hilangnya variabilitas djj.
Pola sinusoidal yg menetap.
Maturasi paru: Ratio Lesitin-sfingomielin 2
atau lebih

Variabel biofisik (Manning):


Variabel biofisik
nilai : 2
Gerak napas
dlm 30 mnt min
ada g.n yg ber
lsg 20 / >.
Gerak janin
dlm 30 mnt min
3 g.j yg terpisah.
Tonus
min ada grk ekst
disusul fleksi sem
purna/gerak

nilai: 0
tdk ada
g.n yg >
30.
g.j < 3x.
tdk ada grk/
ekst lambat
disusul fleksi

Sambungan V.B Manning


buka & tutup
tangan.
* NST reaktif dlm 30 mnt min
ada 2 aksel sela
ma ,amplitudo
15 dpm.
* C. amnion sedktnya terdpt

Tonus

parsial.
aksel < 2
tapi < 15
dpm.
tdk ada

Sambungan V.B Manning

C amnion

1 pocket dgn
pocket amukuran vertikal nion 1 cm
1 cm atau >.
atau >

.
Penantalaksanaan:
Nilai 10 : Janin normal dgn resiko rendah
terjadi asfiksia kronik. Ulangi pemantauan
setiap minggu kecuali pd DM 2x dalam
seminggu.

Penatalaksanaan

Nialai 8 : Janin normal dgn resiko rendah


terjadi asfiksia kronik.Bl tdk ada oligohidr
ulangi pemeriks spt diatas.bila ada oligohi
lakukan terminasi kehamilan.
Nilai 6 : Kecurigaan adanya aksfiksia
kronis. Ulangi pemeriks setiap 4-6 jam. Bl
ada 0ligoh lakukan terminasi kehamilan.

Penatalaksanaan:
Nilai 4 : Kecurigaan adanya asfiksia
kronis > besar. Pd kehmlan 36 mgg / >
dgn rasio L/S < 2 ; ulangi pemeriks dlm
24 jam,bl nilai menurun,lakukan terminasi.
* Nilai 0-2 : Kecurigaan kuat adanya asfiksia
kronik.Perpanjang pemeriks selam 20 mnt
bl menetap /menurun kehamilan diakhiri.

Pemeriksaan Doppler

Ditujukan untuk menilai perub resistensi vask


uterus,plasenta & janin melalui pengukuran
velositas arus darah & gelombang ultrasonik.Pd
kead insuf u.p terj perub pd mikrosirk plasenta
yg meny peningkatan resistensi vask plasenta
yg dpt diket melalui pemeriks pola arus darah
(velosimetri). Pemeriks velosimetri arus darah
didlm p.d ttt pd janin bisa menentukan adanya
resiko asfiksia & derajat beratnya asfiksia.

Protokol evaluasi kesejah janin


antepartum ( Aladjem) :

Pd kehmlan Resti .NST dilakukan setlh


umur kehamilan 30 mgg.
Bl NST reaktif,ulangi setiap mgg.kecuali
pd kelainan ttt spt DM dianjurkan tiap hari.
Bl reaktivitas ber(-),dilakukan pemeriks
estriol,HPL & NST setiap hari dgn rsgan
dr luar.Bl reaktivitas tdk membaik,lakukan OCT.

Protokol (Aladjem):

Bl dalam 2 x pemeriks ternyata janin dlm


keadaan gawat ,periksa maturasi paru
janin.Bl paru tlh matur rujuk ke pst yg
punya NICU (perawatan bayi prematur).
Bl kecurigaan gawat janin dpt disingkirkan
ulangi pemeriks tiap hari selama 1 mgg.
Bl terj hasil yg non reaktif / pola sinusoidal
janin dilahirkan dgn pertimbangan

Protokol Evaluasi kesejaht janin


antepartum (RSUD dr Soetomo) :

Kehmlan Resti yg diperkirakan mengalami insuf u.p dgn janin yg diperkirakan


dpt hidup ekstrauterin dilakukan pemeriks
USG menilai c. amnion,perkiraan bb janin
& umur janin serta maturasi plasenta.
Bl juml c. amnion < & diperkrakan terjadi
IUGR,sedang maturasi plasenta grade III
lakukan pemeriksaan NST.

Sambungan protokol
(RSUD dr Soetomo) :

Pd NST yg reaktif pemeriksaan diulang 1


minggu kemudian.Pd NST yg non reakif
/ pola sinusoidal ,kehamilan diakhiri.
Pd reaktivitas yg ber(-),dilakukan
pemeriksaan OCT. Bila terjadi deselerasi :
kehamilan diakhiri, sedgkan bila tidak
terjadi deselerasi, pemeriksaan diulang
keesokan harinya.

Kombinasi pemantauan janin


secara KTG & Biokimiawi :

Bl ditemuka penurunan variabilitas,deselerasi variabel sedang-berat /gbran KTG


yg meragukan & janin adanya gawat janin.
Dilakukan intrapartum,ketuban sdh pecah.
Cara pemeriks mikroanalisa: darah janin
diambil pada kulit kepala.
Pd keadaan asidosis ; pH rendah perlu
pemeriksaan secara serial setiap 30 mnt.

Sambungan kombinasi KTG &


Biokimiawi:
Klasifikasi nilai pH darah janin:
- Normal : > 7,25.
- Asidosis ringan : 7,24 - 7,25.
- Asidosis sedang : 7,21 - 7,24.
- Asidosis berat : < 7,21.
Pd asidosis berat persalianan harus segera
diselesaikan dlm waktu 30 menit setelah
diagnosis ditegakkan.

Sambungan pemantauan
biokimiawi : cara hormonal
Estriol : diambil dr ibu (darah atau urin 24jam)
,bl menurun secara drastis tanda gawat janin.
Human plasental lactogenic (HPL): bila
nilai < 4 gr/ml darah tanda fungsi plasenta
menurun ,bermakna hanya pd kehamilan
trimester III.
Kadar bilirubin spektrometrik pd Rh immunisasi.
Kadar rasio L/S >2 tanda paru sdh matang.
. Kadar kreatinin sehub dgn fungsi ginjal.
Kadar oksitosinase.

Pemantauan kesejaht janin


Amniositesis :

Menentukan umur/ tuanya kehamilan & keadaan


kesejahteraan janin,dilakukan pd kehmlan
trimester III secara A. transabdominal atau A.
transservikal. Cairan amnion yg dinilai a.l :
warnanya, lakukan biakan kuman untuk
kemgkan adanya infeksi ,jumlah sel lemak,kadar
kreatinin,bilirubun,HPL,estriol, oksitosinase,
rasio L/S.

Pemantauan genetik
Pendahuluan :

Makin majunya perawatan antenatal &


penggunaan usg ,ktg & alat canggih
lainnya dlm pemantuan janin,morbiditas &
mortalitas akibat hipoksia dinegara maju
telah banyak ber(-),sehingga kean akibat
kelainan bawaan relatif meningkat.
Dinegara maju,usaha menemukan sedini
mgkn adanya kelainan bawaan sdh >>.

Sambungan pemnatuan genetik


pendahuluan :

Bl cacat berat /tdk mgkn hidup/ hidup dgn cacat,


tdk mgkn hidup mandiri maka kehmlan diakhiri.
Seblknya bila kelainan bawaan memgkn-an
dikoreksi maka koreksi dilakukan sejak janin
masih dalam rahim.
Di Indonesia pemeriksaan genetik masih blm
banyak berkembang krn msh banyak masalah
al: mahal & tindak lanjutnya perlu banyak
pertimbangan

Diagnosis Kelainan Bawaan pemeriks diklompokkan dlm 2 cara

Cara yang tidak invasif : pemeriksaan


- alfa fetoprotein serum ibu.
- pemeriksaan USG.
Cara yang invasif.
- biopsi vili korealis.
- amniosintesis .
- analisa rangkaian DNA.
- kordosintesis.
- fetoskopi.

Sambungan pemeriks : AFP


AFP ; protein yg spesifik ,diproduksi janin.kadar
dlm serum janin pd mgg ke 13 mencapai 3
mg/ml,fungsi nya blm jelas.
Pemeriksaan alfa feto protein (serum ibu)
krn AFP dpt melewati placental barriere
1.Kadar AFP dlm c. amnion mis pd anensefalus,defek tabung neural,defek dinding
abd,teratoma sakro-kosigeal,kista
higroma & janin yg alami maserasi.

Sambungan pemeriksaan :AFP


2. Adanya pendarahan feto materna,dimana darah
janin msk dlm sirkulasi ibu.
Adanya kadar AFP > 3 MOMs (Multiple of the
Median),indikasi lakukan eksplorasi
lbh lanj kemgknan kelainan bawaan.
AFP selain dijumpai dalam darah janin juga dlm
c. amnion dimana kadarnya tergantung dr
proses menelan & produksi urin janin.
AFP juga ditemukan pd keadaan patologik spt:
hepatoma /teratoma> petanda(marker) tumor

Kelainan Bawaan ,USG :


Pemeriks bersifat non invasif / dpt langsung memeriksa janin & keadaan sekitarnya spt :
- jumlah janin,
- diameter biparietale ,diameter fronto-oksip,
lingkar kepala,lingk abd & panjang femur.
- parameter biofisik janin (gerak nafas,gerak janin
tonus, dll).
- kelainan anatomi janin.

Kelainan bawaan,Amniosintesis
dilakukan :

Secara rutin pd diagnosis prenatal: kelainan


kromosom dan kelainan bawaan lainnya.
Menentukan maturitas paru, kadar bilirubin pd
Rh-immunisasi.
Indikasi utk diagnosis prenatal kelainan bawaan
didsrkan pd anamnesis keluarga,kehamilan lalu,
ibu hamil pada usia > 35 tahun.Untuk > aman
amniosintesis dilakukan atas tuntunan USG
agar komplikasi dpt ditekan se minimal mgkn.

Sambungan Kelainan bawaan


amniositesis:

Dilakukan pd umur kehmlan 14-16 minggu


C.a yg diperiksa hslnya:
Rasio L/S ,kdr AFP,kdr Asetilkolin-esterase.
Kultur sel dpt didiagnosis kelainan kromosom,
kelainan metabolisme & kelainan ensim pada
janin.
Analisa DNA , kemgkan kelainan metabolisme,
hematologik,anatomik yg biasanya baru manifest
pd periode neonatal.

Kelainan bawaan, Biopsi vili


korealis

Cara: menggunakan kateter polyurethane yg


flexible & dituntun USG dpt dilakukan
Biopsi pd kehmlan 11 mgg pd daerah korium
frondosum yg dlm fase proliferasi membtk
plasenta, dari biopsi vili korealis dpt dibuat
diagnosis kelainan bawaan spt:
jenis kelamin,kelainan sitogenetik,analisa
rangkaian DNA & beberapa pemeriksaan
biokimiawi.

Sambungan biopsi vili korealis.


Keuntungan dibandingkan dgn amniosintesis:
1. Dilakukan pd trimester I kehamilan.
2. Biakan sel memakan waktu < pendek.
3. Karyotyping dpt dilakukan dgn preparat
langsung 4- 24 jam setlh biakan sel.
4. Sel yg diperoleh > cocok untuk pemeriks
sitogenetik & kultur sel.
5. Rasa was-was pend tdk terlalu lama.

Kelainan janin (Analisa rangkaian


DNA ) :

Pemeriksaan analisa rangkaian DNA akhir ini


berkembang cepat, wlp masih banyak dlm taraf
percobaan .
Dlm analisa ini dpt ditemukan kelainan bawaan
yg manifestasinya baru nampak pd periode
neonatal.
Bahan yg diperoleh dr amniosintesis,biopsi vili
korealis, langsung dr darah janin (kordosintesis).

Kelainan bawaan (pemeriksaan


fetoskopi) :

Alat ini dpt melihat langsung janin secara


invasif ,tapi dgn kemajuan USG sudah
jarang digunakan.
Kdg-kdg masih dilakukan dlm melakukan
biopsi janin / mengambil darah langsung
dari vena umbilikalis pd diagnosis kelainan
bawaan.

Ringkasan
Telah dijelaskan mengenai:
Proses penyakit & kelainan janin yang berat
(Asfiksia janin merupakan penyeb kean janin) .
Cara pemantuan janin pada periode perinatal
secara klinis, biokimiawi,dan variabel biofisik
janin .
Cara pemantuan janin pd periode trimester I
sehubungan dengan kelainan bawaan.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai