Anda di halaman 1dari 2

Kolesteatoma Eskterna

Kolesteatoma adalah suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Istilah
kolesteatoma mulai diperkenalkan oleh Johanes Muller pada tahun 1838 karena disangka tumor
yang ternyata bukan. Seluruh epitel kulit (keratinizing stratified squamous epithelium) pada
tubuh kita berada pada lokasi yang terbuka/ terpapar ke dunia luar. Epitel kulit di liang telinga
merupakan suatu daerah cul-de-sac sehingga apabila terdapat serumen padat di liang telinga
dalam waktu yang lama, maka dari epitel kulit yang berada medial dari serumen tersebut seakan
terperangkap sehingga membentuk kolesteatoma.

Kolesteatoma diawali dengan penumpukan deskuamasi epidermis di liang telinga,


sehingga membentuk gumpalan dan menimbulkan rasa penuh serta kurang dengar. Bila tidak
ditanggulangi dengan baik akan terjadi erosi kulit dan bagian tulang liang telinga. Hal yang
terakhir ini disebut sebagai kolesteatoma eksterna. Kolesteatoma eksterna disusun atas epitel
gepeng & debris tumpukan pengelupasan keratin, sehingga akan lembab karena menyerap air
sehingga mengundang infeksi. Kolesteatoma mengerosi tulang yang terkena baik akibat efek
penekanan oleh penumpukan debris keratin maupun akibat aktifitas mediasi enzim osteoklas.
Etiologinya belum diketahui, sering terjadi pada pasien dengan kelainan paru kronik, seperti
bronkiektasis, juga pada pasien sinusitis.
Kolesteatoma eksterna merupakan kondisi yang langka dengan angka kejadian
diperkirakan 1,2 kasus primer
per 1.000 pasien dengan penyakit pada
telinga. Vrabecdan Chaljub memperkirakan peningkatan menjadi 1,7 per 1.000 pasien.
Penelitian yang dilakukan oleh Owen, Jorn dan Michael pada pasien dengan penyakit telinga
pada tahun 1979 sampai 2005 mendapatkan angka yang lebih tinggi yakni 3,7 kasus per 1.000
pasien, sedangkan kejadian dari semua kasus adalah 7,1 per 1.000 pasien. Namun, yang

terakhir ini cocok dengan Vrabec dan Chaljub, yang menemukan kejadian total 1 dari 200, atau
5 kasus per 1.000 pasien. Angka kejadian dari penelitian tersebut adalah 0,15 untuk kasus
primer, sementara 0,30 untuk semua kasus per tahun per 100.000 penduduk dalam
perbandingan tingkat kejadian kolesteatoma telinga tengah adalah sekitar 9,2 per 100.000 per
tahun.
Kolesteatoma merupakan media yang baik untuk tempat tumbuhnya kuman, yang paling
sering adalah Pseudomonas aeruginosa. Pembesaran kolesteatom menjadi lebih cepat apabila
sudah disertai infeksi, kolesteatom ini akan menekan dan mendesak organ disekitarnya serta
menimbulkan nekrosis terhadap tulang. Terjadinya proses nekrosis diperhebat oleh karena
adanya pembentukan reaksi asam oleh pembusukan bakteri.
Kolesteatoma pada liang telinga biasanya unilateral. Pasien mengeluhkan nyeri tumpul
sampai nyeri hebat akibat peradangan setempat dan otorea intermitten akibat erosi tulang dan
infeksi sekunder. Kolesteatoma diduga sebagai akibat migrasi epitel yang salah & periostitis
sirkumskripta. Erosi bagian tulang liang telinga dapat sangat progresif memasuki rongga mastoid
dan kavum timpani.
Penyakit ini dapat dikontrol dengan melakukan pembersihan liang telinga secara periodic
misalnya tiap tiga bulan. Pemberian obat tetes telinga dari campuran alcohol atau gliserin dalam
perioksida 3%, tiga kali seminggu sering kali dapat menolong. Pada pasien yang telah
mengalami erosi tulang liang telinga, seringkali diperlukan tindakan bedah dengan melakukan
tandur jaringan ke bawah kulit untuk menghilangkan gaung di dinding liang telinga. Yang
penting ialah membuat agar liang telinga berbentuk seperti corong, sehingga pembersihan liang
telinga secara spontan lebih terjamin.

Anda mungkin juga menyukai