Anda di halaman 1dari 34

TUGAS REFRESHING

Dosen Pembimbing : dr. Rusmaniah


SpOG,MKes
Dian Fitriany Suhardi
2010730025

ANATOMI & HISTOLOGI SERVIKS


ANATOMI SERVIKS
Serviks Bagian Uterus yang terendah & menonjol ke
vagina bagian atas

Terbagi 2 bagian : Supravaginal & vaginal (portio)

Berbentuk silinder, panjang 2.5-3cm. Disusun sedikit


otot polos
Bagian luar dari serviks pars vaginalis disebut ektoserviks. Di bagian
tengah portio terdapat satu lubang yang disebut ostium uteri
eksternum. Ostium uteri internum dan ostium uteri eksternum
dihubungkan oleh kanalis servikalis yang dilapisi oleh epitel
endoserviks.

ANATOMI & HISTOLOGI SERVIKS


HISTOLOGI SERVIKS
Epitel Serviks terdiri dari dua macam epitel : bagian
ektoserviks dilapisi oleh sel-sel yang sama dengan sel-sel
pada vagina yaitu epitel skuamosa, berwarna merah muda
dan tampak mengkilat.
Bagian endoserviks atau kanalis servikalis dilapisi oleh epitel
kolumner.

Metapalsia perubahan fisiologik pada epitel serviks karena


pH vagina

DEFINISI PAP SMEAR

Pap Smear atau tes Pap adalah suatu prosedur


untuk memeriksa kanker serviks pada wanita. Pap
Smear meliputi pengumpulan sel-sel dari leher
rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop
untuk mendeteksi lesi kanker atau prakanker.

TUJUAN DAN MANFAAT PAP SMEAR


Evaluasi sitohormonal

Mendiagnosis peradangan

Identifikasi organisme penyebab


peradangan
Mendiagnosis kelainan prakanker leher rahim dan
kanker leher rahim dini atau lanjut

Memantau hasil terapi

INDIKASI TES PAP SMEAR


Summary of 2012 Screening Guidelines from the American Cancer Society, American Society for
Colposcopy and Cervical Pathology, and American Society for Clinical Pathology

Parameter

ACS Rekomendasi

Usia memulai skrining

Mulai skrining sitologi pada usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan


riwayat seksual sebelumnya.

Skrining antara usia 2129

Skrining dengan sitologi saja setiap 3 tahun. * Pemeriksaan HPV tidak


harus dilakukan pada kelompok umur ini.

Skrining antara usia 30-65

Skrining dengan kombinasi sitologi dan pemeriksaan HPV setiap 5 tahun


(dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3 tahun. * Skrining HPV saja secara
umum tidak direkomendasikan..

Usia berhenti skrining

Usia 65 tahun, jika wanita memiliki skrining awal negatif dan tidak
dinyatakan risiko tinggi kanker serviks.

Skrining setelah histerektomi

tidak diindikasikan untuk wanita tanpa leher rahim dan tanpa riwayat lesi
prakanker grade tinggi (misalnya, CIN2 atau CIN3) dalam 20 tahun
terakhir atau kanker serviks.

Wanita yang vaksin HPV

Skrining dengan rekomendasi yang sama dengan wanita tanpa vaksin


HPV.

Pedoman ini tidak ditujukan pada populasi spesial ( seperti, wanita dengan riwayat kanker serviks, wanita
yang rahimnya terpapar dietilstilbestrol, wanita yang immunocompromised) yang mungkin membutuhkan
skrining lebih intensif atau alternatif lain.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PAP SMEAR

Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering
ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali
lipat untuk menderita kanker leher rahim

Sosial ekonomi
Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi
keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidak
mampuan melakukan pap smear secara rutin.

Paritas
Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak
persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap
timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim

Usia wanita saat nikah


Usia menikah <20 tahun mempunyai resiko lebih besar
mengalami perubahan sel-sel mulut rahim

CARA PEMERIKSAAN PAP SMEAR


Pemeriksaan Sitologi Konvensional
Terdapat beberapa keterbatasaan :
Sampel Tidak Memadai karena sebagian sel tertinggal pada brus
Kualitas preparat tergantung pada operator pembuat usapan
pada kaca benda
Kemampuan deteksi terbatas
Pemeriksaan Sitologi Berbasis Cairan atau liquid
Keunggulan pemeriksaan ini :
Hampir 100% sel yang terambil dimasukkan ke dalam cairan
tabung sampel
Proses terstandardisasi karena menggunakan prosesor otomatis
Meninkatkan keakuratan deteksi awal adanya kelainan sel leher
rahim
Sampel dapat digunakan untuk pemeriksaan HPV DNA

PEMERIKSAAN SERVIKS

Persiapan Pemeriksaan Pap


Smear
Menghindari persetubuhan, penggunaan
tampon, pil vagina, ataupun mandi berendam
dalam bath tub, selama 24 jam sebelum
pemeriksaan
Tidak sedang menstruasi

PROSEDUR PEMERIKSAAN PAP SMEAR


Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi
spekulum bivalve (cocor bebek), spatula Ayre, kaca
objek yang telah diberi label atau tanda, dan alkohol
95%.

VAGINAL SPECULUM

Pasien

berbaring
dengan posisi
litotomi.

Pasang

spekulum
sehingga tampak jelas
vagina bagian atas,
forniks posterior,
serviks uterus, dan
kanalis servikalis.

SQUAMO-COLUMNAR JUNCTION
Periksa

serviks apakah
normal atau tidak.

Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam


endoserviks, dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360
searah jarum jam.

Sediaan
yang
telah
didapat,
dioleskan di atas kaca objek pada sisi
yang telah diberi tanda dengan
membentuk sudut 45 satu kali
usapan.

Celupkan

kaca objek ke dalam larutan alkohol


95% selama 10 menit.
Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah
transpor dan dikirim ke ahli patologi anatomi.

PROSEDUR PEMERIKSAAN PAP SMEAR

SYARAT PENGAMBILAN BAHAN


Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim

Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid, yaitu sesudah
hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi
Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai
penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu walaupun
ada perdarahan.
Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai pengobatan.
Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina dengan zat
lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurangkurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.
Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.

PEMERIKSAAN SITOLOGI KONVENSIONAL DAN BERBASIS CAIRAN

INTERPRETASI HASIL PAP SMEAR


Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil pemeriksaan
menjadi 5 kelas :

Kelas I
Kelas II

tidak ada sel abnormal.

terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak


ada indikasi adanya keganasan.

Kelas III

gambaran sitologi yang dicurigai keganasan,


displasia ringan sampai sedang.

Kelas IV

gambaran sitologi dijumpai displasia berat.

Kelas V

keganasan.

INTERPRETASI HASIL PAP SMEAR


Sistem CIN :

CIN I
CIN II

CIN III

merupakan displasia ringan dimana


ditemukan sel neoplasma pada kurang
dari sepertiga lapisan epitelium

displasia sedang dimana melibatkan


dua pertiga epitelium.

displasia berat atau karsinoma in situ


yang dimana telah melibatkan sampai
ke basement membrane dari epitelium

INTERPRETASI HASIL PAP SMEAR

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

1.

Sel skuamosa

a)

Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance


(ASC-US) yaitu sel skuamosa atipikal yang tidak dapat
ditentukan secara signifikan. Sel skuamosa adalah
datar, tipis yang membentuk permukaan serviks.

INTERPRETASI HASIL PAP SMEAR

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :


b)
Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion (LSIL) ,
yaitu tingkat rendah berarti perubahan dini dalam
ukuran dan bentuk sel. Lesi mengacu pada daerah
jaringan abnormal, intaepitel berarti sel abnormal
hanya terdapat pada permukaan lapisan sel-sel.

INTERPRETASI HASIL PAP SMEAR

c)

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

High-grade Squamosa Intraepithelial (HSIL) berarti


bahwa terdapat perubahan yang jelas dalam ukuran dan
bentuk abnormal sel-sel (prakanker) yang terlihat
berbeda dengan sel-sel normal.

INTERPRETASI HASIL PAP SMEAR

d)

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

Squamous Cells Carcinoma

INTERPRETASI HASIL PAP SMEAR


Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :
2.
Sel glandular
a)
Atypical Glandular Cells (AGC), specify endocervical,
endometrial or not otherwise specified (NOS)
b)
Atypical Endocervical Cells, favor neoplastic, specify
endocervical or not otherwise specified (NOS)
c)
Endocervical Adenocarcinoma In situ (AIS)
d)
Adenocarcinoma.

Kelebihan Pap Smear :


Bisa dilakukan di berbagai rumah sakit dan bahkan ada
di tingkat Puskesmas
Biaya pemeriksaan relatif murah dan terjangkau

Kekurangan Pap Smear


Sampel yang diambil tidak dari seluruh bagian serviks
sehingga ada bagian yang bisa jadi tidak terdeteksi
Mungkin tidak memperlihatkan kondisi sel yang
sebenarnya
Akurasi antara 80% hingga 90%

KOMPLIKASI

Komplikasi yang terjadi jarang, hal ini berupa


perdarahan ringan dan infeksi. Pasien harus
diedukasi tentang kemungkinan bercak darah yang
keluar dari vagina segera setelah pap smear
dilakukan, karena hal ini dianggap normal.

ALUR PENATALAKSANAAN HASIL PAP


SMEAR

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai