Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya menjaga kerapian susunan
gigi geligi. Kerapian susunan gigi geligi merupakan faktor penting yang berpengaruh dalam
fungsi mastikasi, estetis, fungsi fonetik, dan kepercayaan diri orang tersebut. Banyak orang
tua yang sadar akan pentingnya menjaga kerapian susunan gigi geligi anak-anaknya.
Sehingga perlu dilakukan perawatan pada masa pergantian gigi geligi untuk mencegah kasus
maloklusi pada fase gigi permanen. Pada fase geligi pergantian yang mengalami kekurangan
tempat untuk erupsi gigi permanen, maka perlu dilakukan seri ekstraksi.
Seri Ekstraksi adalah prosedur pengambilan gigi desidui dan permanen yang telah
ditentukan secara berurutan. Prosedur ini diindikasikan hanya ketika struktur arkus dentalis
tidak cukup ruang untuk mengakomodas gigi yang sedang berkembang dan tidak dapat
dicapainya ukuran dan proporsi yang normal antara gigi dan rahang.
Kondisi ketidakteraturan gigi terkadang menjadi polemik bagi sebagian kalangan.
Salah satu ketidakteraturan tersebut adalah gigi berjejalan atau yang sering disebut dengan
crowding teeth. dalam dunia kedokteran gigi crowding teeth ini merupakan maloklusi yang
disebabkan tidak proporsionalnya dimensi mesiodistal secara keseluruhandari gigi geligi
dengan ukuran maksila atau mandibula sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung
gigi. Karena maloklusi disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan gigi jaringan sekitar mulut dan tubuh secara
keseluruhannya. Maloklusi ini sering dijumpai pada pasien anak-anak dalam tugas dokter gigi
baik di klinik maupun di praktek pribadi.
Sama seperti maloklusi crowding teeth mengganggu fungsi penyunyahan, bicara,
estetik jugamengakibatkan terjadinya penyakit gigi dan jaringan gusi. Dalam keadaan yang
yang parah crowding teeth ini dapat mengakibatkan cacat wajah sehingga dapat
mengakibatkan gangguan psikologis bagi para penderitanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari seri ekstraksi ?
2. Apa tujuan dilaksanakannya seri ekstraksi ?
3. Apa indikasi dan kontra indikasi dilakukannya seri ekstraksi ?
4. Apa keuntungan dan kerugian dilakukannya seri ekstraksi ?

5. Apa hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam metode seri ekstraksi gigi ?
6. Bagaimana tekhnik seri ekstraksi ?
7. Apa defenisi dari crowding teeth?
8. Apa faktor-faktor penyebab crowding teeth?
9. Apa dampak negatif yang dapat terjadi bila seseorang menderita crowding teeth?
10.Bagaimana pencegahan mengenai crowding teeth?
11.Bagaimana cara perawatan crowding teeth?

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan dibuatnya Makalah ini, yaitu :
1. Sebagai informasi bagi pembaca.
2. Mempermudah pembaca dalam proses pencarian informasi.
3. Sebagai tambahan pengetahuan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Seri Ekstraksi
2.1 Defenisi Seri Ektraksi
Prinsip pencabutan serial dikenalkan oleh robert bunon pada tahun 1743,
tetapi istilah pencabutan serial di populerkan oleh kjellgreen pada tahun 1940-an.
Kjellgren (2007) menamakan pencabutan serial dan hotz menamakan guidance of
eruption.
Suatu metode perawatan ortodonti intersepti dengan melakukan pencabutan
secara berurutan, dimulai dari pencabutan gigi desidui yang diikuti pencabutan gigi
permanen pada masa gi bercampur.

2.2 Tujuan Seri Ekstraksi


Mengurangi/ meniadakan pemakaian piranti dalam menanggulangi gigi
berjejal pada masa gigi permanen.
Memberikan ruang bagi gigi geligi permanen agar dapat erupsi kesusunan
yang lebih baik.

2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi Seri Ekstraksi


Indikasi Seri Ekstraksi antara lain:
1. Adanya Disharmony Dento Maksiler
2. Pada fase geligi pergantian
3. Perawatan hanya dapat dilakukan bila diyakini bahwa basis apikal terlalu kecil
untuk memuat semua geligi dalam lengkung yang rata.
4. Tidak ada kelainan skeletal
5. Hubungan molar Klas I
6. Overbite normal
7. Kurang ruang lebih besar atau sama dengan 10 mm ( crowded berat )
8. Umur : 7 - 8 tahun

Kontra Indikasi Seri Ekstraksi antara lain:


1. Maloklusi klas II dan klas III angle
2. Openbite
3. Crowded ringan
4. Agenesis
5. Diastema
6. Deep overbite

2.4 Keuntungan dan Kerugian Seri Ekstraksi


Keuntungan Seri Ekstraksi yaitu:
1. Dapat meratakan gigi berjejal
2. Sebagai usaha prevetif untuk mencegah pemakain alat ortodonti cekat
3. Menurunkan kemungkinan terjadinya karies karena gigi berjejal
4. Memungkinkan pergerakan secara fisiologis dari gigi insisive setelah ada
ruangan dengan jalan pencabutan gigi desidui
5. Perawatan akhir dengan piranti cekat tidak butuh waktu lama
Kerugian Seri Ekstraksi yaitu:
1. Mungkin dapat merintangi pertumbuhan:
Terjadinya pergerakan ke distal gigi kaninus dan insisivus karena
kurangnya tekanan kearah mesial dari premolar.
Mengurangi prognatisme alveolar
Merintangi pertumbuhan ke depan rahang atas
2. Bertambahnya overbite
3. Miringnya gigi insisivus ke bawah kearah lingual
4.

Terbentuknya

banyak

jaringan

parut

yang

akan

merintangi

atau

menghambaterupsi gigi permanen.


5. Masuknya atau menonjolnya lidah ke ruangan pencabutan. Hal ini akan
mengganggu erupsi dan susunan yang baik gigi-gigi tetap yang telah bererupsi.

6. Sering terjadi setelah pencabutan suatu gigi, ruangannya tidak dapat tertutup
seluruhnya. Penutupan ruangan yang disebabkan oleh gigi-gigi belakang
migrasi ke mesial dan ketidakharmonisan intergiditasi atau hubungan antar
tonjol gigi-geligi, dapat menyebabkan traumatik oklusi.
7. Bila ruangan yang terjadi akibat suatu pencabutan tetap terbuka maka pada
saat mulut dibuka akan terlihat. Hal ini akan mengganggu penampilan wajah
yang berhubungan dengan faktor estetik.

2.5 Hal-Hal yang Harus Dipertimbangkan Dalam Metode Seri Ekstraksi Gigi
Cukup atau tidaknya ruang yang tersedia
Lama perawatan 4-5 tahun
Prosedur perawatan tidak berurutan secara pasti

2.6 Tekhnik Seri Ekstraksi


Ada beberapa tekhnik seri ekstraksi yang dapat dilakukan, antara lain tekhnik
yang dikemukakan oleh Dewel, Tweed, Mundiyah dan kawan-kawan. Para ahli ini
mengemukakan hal yang berbeda tentang pelaksanaan seri ekstraksi. Menurut
Dewel, sebelum melakukan pencabutan operator harus melakukan observasi
terlebih dahulu setiap 2-3 bulan. Sedangkan menurut Tweed, ada beberapa gigi
yang harus dipertahankan hingga waktu yang tepat untuk dilakukan pencabutan
terhadap gigi tersebut. Upaya mempertahankan caninus desidui agar caninus
permanen tidak terlalu cepat erupsi adalah salah satu contohnya. Mundiyah
mengemukakan hal yang berbeda mengenai tekhnik seri ekstraksi dan
membedakan metode seri ekstraksi bagi rahang atas dan rahang bawah.
1. Tekhnik Seri Ekstraksi Menurut Dewel
Tekhnik menurut Dewel dilakukan dengan 3 tahap yaitu:
1) Dilakukan pencabutan gigi kaninus desidui untuk memberikan tempat
bagi keempat insisivus agar memperoleh susunan yang baik.
2) Pencabutan gigi molar pertama desidui untuk memberikan kesempatan
bagi premolar pertama erupsi lebih awal dari waktu yang seharusnya.Gigi
molar pertama desidui ini dicabut 1 tahun setelah pencabutan gigi kaninus
desidui.

3) Pencabutan gigi premolar pertama untuk memberikan tempat bagi kaninus


erupsi pada ruangan yang sebelumnya ditempati premolar tersebut.
4) Operator harus melakukan observasi setiap 2-3 bulan sebelum pencabutan.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah pertumbuhan yang diharapkan
telah terjadi.
2. Tekhnik Seri Ekstraksi Menurut Tweed
Menurut Tweed, tekhnik ini dilakukan pada anak usia 7,5-8,5 tahun. Sebelum
melakukan tekhnik seri ekstraksi lakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Apabila

dari

diagnosa

yang

didapatkan

menunjukkan

bahwa

ada

ketidakseimbangan antara materi gigi dan struktur tulang.basal maka prosedur


seri ekstraksi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Lakukan pencabutan terhadap keempat gigi molar pertama desidui.
2) Apabila gigi insisivus bawah tidak terhalang erupsinya, maka pertahankan
gigi desidui kaninus sehingga erupsi gigi kaninus permanen tidak terlalu
cepat.
3) Setelah 4-10 bulan pencabutan 4 gigi molar pertama desidui maka akan
terlihat gigi premolar pertama sudah mulai erupsi. Apabila gigi premolar
ini telah melewati alveolar crest maka gigi ini dicabut. Lakukan
pencabutan terhadap gigi kaninus desidui pada waktu bersamaan.
4) Gigi kaninus permanen akan erupsi dan bergeser lebih keposterior
didaerah bekas pencabutan premolar pertama 4-6 bulan setelah
pencabutan premolar pertama.
5) Gigi molar kedua desidui dipertahankan pada tempatnya untuk mencegah
pergeseran gigi molar pertama permanen ke mesial.

3. Tekhnik Seri Ekstraksi Menurut Mundiyah dan Kawan-Kawan


Mundiyah membedakan tekhnik seri ekstraksi antaran rahang atas dan rahang
bawah, yaitu:

Seri Ekstraksi pada Rahang Atas:


1) Apabila gigi insisivus pertama desidui belum tanggal pada waktunya
maka untuk memberikan tempat yang cukup bagi erupsi insisivus pertama
permanen dilakukan pencabutan gigi insisivus pertama dan kedua desidui.
2) Apabila pasien yang datang telah dalam keadaan keempat gigi insisivus
permanen berjejal pada usia 7-8 tahun, maka dilakukan pencabutan gigi
caninus desidui agar keempat insisivus yang berjejal tersebut dapat
mengatur posisi.
3) Pada usia 9-10 tahun lakukan pengecekan terhadap gigi caninus permanen
dan benih gigi premolar pertama. Setelah itu, lakukan pencabutan
terhadap gigi molar oertama desidui untuk memberikan kesempatan bagi
gigi premolar desidui untuk erupsi lebih cepat dari waktu seharusnya.
4) Setelah premolar pertama erupsi, maka premolar ini dicabut untuk
memberi tempat bagi erupsi kaninus permanen.
Seri Ekstraksi pada Rahang Bawah:
1) Apabila melalui rontgen foto didapatkan gambaran bahwa benih caninus
permanen lebih dahulu erupsi dari premolar pertama, maka:

Lakukan pencabutan gigi kaninus desidui untuk memberi


kesempatan gigi anterior mengatur posisi.

Apabila benih gigi kaninus permanen telah dekat waktu erupsinya


maka lakukan pencabutan gigi molar pertama desidui. Hal ini
dilakukan untuk memberi kesempatan pada benih kaninus
permanen untuk tumbuh didaerah bekas pencabutan molar pertama
desidui.

Kemudian lakukan pencabutan molar kedua desidui untuk


memberi kesempatan bagi salah satu benih gigi premolar
menempati daerah bekas pencabutan molar kedua desidui.

Operator harus menyediakan ruangan bagi satu premolar yang


belum erupsi. Lakukan foto rontgen terlebih dahulu untuk melihat
posisi benih premolar yang belum erupsi ini.

Apabila benih premolar ini mempunyai kedudukan yang dapat


menggantikan gigi premolar yang sudah erupsi, makan lakukan
pencabutan terhadap gigi premolar yang telah erupsi pertama kali.
Maka benih premolar yang belum erupsi akan menempati daerah
bekas pencabutan premolar yang telah erupsi pertama kali.Tetapi
apabila melalui foto rontgen diketahui bahwa posisi benih
premolar yang belum erupsi tidak dapat menggantikan posisi
premolar yang telah lebih dahulu erupsi, maka lakukan
pembedahan terhadap benih gigi premolar yang belum erupsi ini.
2) Apabila melalui rontgen foto didapatkan gambaran bahwa benih gigi
premolar pertama lebih dahulu erupsi dari benih kaninus permanen, maka:

Lakukan pencabutan molar pertama desidui untuk memberi


kesempatan premolar pertama erupsi lebih dahulu dari kaninus
permanen.

Setelah gigi premolar pertama erupsi, lakukan pencabutan kaninus


desidui untuk memberi kesempatan gigi anterior mengatur
posisinya yang berjejal.

Apabila gigi anterior telah mengatur posisinya, maka lakukan


pencabutan premolar pertama yang telah erupsi tadi. Hal ini
dilakukan untuk memberikan ruangan bagai erupsi gigi kaninus
permanen agar dapat bererupsi di daerah bekas pencabutan gigi
premolar pertama.

Seri Ekstraksi akan ditutup dengan pergantian gigi molar desidui


dengan gigi premolar kedua.

B. Crowding Teeth
2.7 Defenisi Crowding teeth
Crowding teeth merupakan akibat maloklusi yang disebabkan oleh tidak
proporsionalnya dimensi mesiodistal secara keseluruhan dari gigi geligi dengan
ukuran maksila atau mandibula, sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung
gigi. (Harty, F. J dan R Oyston,20002) . Crowding teeth secara umum dapat dikatakan
sebagai suatu keadaan dimana terjadi disproporsi antara ukuran gigi dan ukuran
rahang dan bentuk lengkung.
2.8.Faktor-Faktor Penyebab Crowding Teeth
Faktor-faktor yang menyebabkan gigi berdesakan pada rongga mulut dibagi
menjadi 2 antara lain adalah sebagai berikut:
A. Penyebab tidak langsung
1. Faktor genetik.
Gigi berjejalan berhubungan erat dengan genetika karena banyaknya
maloklusi yang disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya : pada pria yang
mempunyai gigi dan rahang besar menikah dengan wanita yang gigi dan rahangnya
kecil, maka anaknya memiliki gigi yang berjejal-jejal. Hal ini disebabkan gigi dari
ayahnya dan lengkung rahang dari ibunya tidak serasi. .(Salzman, J. A, 1957)
2. Faktor skeletal
Faktor skeletal yaitu bentuk tulang di rahang atas dan rahang bawah yang
mempengaruhi bentuk wajah, seperti bentuk rahang atas yang menonjol ke depan
sehingga gigi-gigi tampak maju dan bentuk wajah menjadi cembung. Atau sebaliknya
rahang bawah yang lebih pesat pertumbuhannya dibandingkan rahang atas, sehingga
bentuk wajah menjadi cekung, dan terjadi gigitan terbalik.

3. Faktor kongenital
Pertumbuhan dan perkembangan juga mempengaruhi keadaan gigi anak sejak
dalam kandungan yang disebut kelainan congenital. Dengan kata lain kelainan
congenial adalah kelainan yang disebabkan oleh gangguan yang dialami bayi sewaktu
masa kehamilan. Kelainan congenital ini disebabkan karena :
Faktor keturunan
Gangguan nutrisi, missal gangguan nutrisi pada ibu.
Kelainan endokrin.
Gangguan nutrisi pada bayi dalam kandungan.
Penyakit.(Salzman, J. A, 1957).
Gangguan mekanik, misalnya truma sewaktu ibu hamil yang bersifat fisik
misalnya terjatuh. Hal ini bisa terjadi pada kehamilan ketiga dimana procesus
maksilaris kiri dan kanan belum bertemu dan kemudian terjadi trauma, pada saat
ini maka si anak yang lahir akan mengalami cacad sepert cleft lip dan
palatoschisis. .(Salzman, J. A, 1957).Radiasi yang berlebihan pada wanita hami,
misalnya terkana sinar-X atau sinar inframerah lainnya. Sinar-sinar ini
mempunyai efek terhadap sel-sel yang masih muda.(Salzman, J. A, 1957)

4. Gangguan keseimbangan kelenjar endokrin.


Kelenjar endokrin berfungsi menghasilkan hormon dalam tubuh untuk
mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Termasuk ini adalah kelenjar pituitary,
thyroid dan parathyroid. Apabila ada kelainan pada kelenjar-kelenjar tersebut, maka
dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan tubuh termasuk rahang
dan gigi. .(Salzman, J. A, 1957)

10

5. Penyakit
Misalnya penyakit thalasemia.anak talasemia mengalami hambatan tumbuh
kembang fisik (berat dan tinggi badan kurang) serta hambatan pertumbuhan tulang
penyangga gigi. Rahang bawah pendek sehingga muka bagian atas tampak maju.
Pertumbuhan vertikal juga terganggu sehingga tampak divergen, muka lebih
cembung. Wajah tidak proporsional, pipi lebih tinggi, jarak kedua mata lebih lebar.

B.Penyebab Langsung
1. Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya.
Gigi sulung tanggal sebelum waktunya yang disebabkan oleh karies.
Kemudian pada usia 6 tahun, molar pertama sudah mulai tumbuh. Jika molar kedua
sulung sudah mulai tumbuh. Jika molar kedua sulung sudah hilang karena terpaksa
dicabut sehingga tempatnya akan terisi molar pertama tetap dan inklinasi. Molar
pertama tetap miring kemesial, maka gigi premolarpertama dan kedua yang akan
tumbuh tidak mempunyai tempat karena sudah terisi oleh molar pertama tetap,
akibatnya gigi premolar pertama dan kedua akan bereupsi diluar lengkung gigi.
Maka oleh karena itu penting mencegah tanggalnya gigi sulung sebelum waktunya.
(Houston, W. J. B,1989)
2. Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada.
Molar ketiga biasanya tidak ada tetapi tidak selalu menimbulkan maloklus.
Premolar kedua atau insisivus kedua atas pada 5 % anak tidak terbentuk. Tentu saja
keadaan ini penting secara ortodontidan harus diputuskan apakah ruang harus
diganti atau diganti dengan protesa.(Houston, W. J. B,1989). Apabila memang gigi
tidak terbentuk, maka lengkung gigi dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong
sehingga tampak celah antara gigi (diastema).

11

3. Gigi yang berlebih (supernumeri teeth)


Gigi supernumeri sering ditemukan didekat garis tengah rahang atas atau
dikenal dengan sebutan mesiodens. Gigi ini dapat menghalangi erupsi atau
menggeser insisivus pertama tetap. Gigi mesioden tersebut timbul dalam lengkung
gigi, akan menyebabkan gigi berjejal (crowding). .(Houston, W. J. B,1989).
4. Tanggalnya gigi tetap
Tanggalnya gigi tetap karena trauma,karies atau penyakit periodontal
berakibat buruk terhadap oklusi.keadaan ini dapat menimbulkan kelainan oklusi
jika gigi-gigi tersebut dicabut setelah usia 10 tahun. Penutupan ruang teutama
pada rahang bawah yang tidak memuaskan akan mengakibatkan gigi-gigi di
sekitar daerah pencabutan akan tumbuh miring. (Houston, W. J. B,1989).
5. Gigi susu tidak tanggal walaupun gigi tetap penggantinya telah tumbuh
(persistens)
Gigi persistensi yaitu gigi sulung yang belum tanggal pada waktunya
sehingga gigi tetap yang akan bereupsi mulai muncul keluar kemudian gigi tetap
yang akan bererupsi mulai muncul keluar kemudian gigi tetap ini akan mencari
arah dicabut, karena kalau tidak dicabut karena kalau tidak dicabut akan
menimbulkan maloklusi pada gigi penggantiannya.
6. Bentuk gigi tetap tidak normal
Bentuk gigi tetap tidak normal.maksudnya bentuknya gigi tidak teratur
yaitu ada yang besar dan ada yang kecil. Jika gigi yang tumbuh besar dan
rahangnya kecil maka gigi tumbuh berdesakan, kemudian apabila gigi yang
tumbuh kecil rahangnya besar maka akan mengakibatkan gigi tersusun diastema.
.(Houston, W. J. B,1989)
7. Kebiasaan-kebiasaan buruk.
Ini biasanya terjadi pada masa pertumbuhan dan biasanya ini sulit sekali
dihindari, kebiasakan buruk itu antara lain :

12

Menghisap jari
Kebiasaan ini biasanya erjadi pada seseorang anak yang disebabkan oleh
adanya rasa tidak puas, karena anak mendapatkan makanan atau minuman
yangselalu terlambat atau anak sering dimarahi orang tuanya , sehingga
mencari kompensasi lain seperti mengisap jari. Akibat yang ditumbulkan
adalah timbulnya tekanan pada daerah palatum bagian anterior sehingga
merangsang pertumbuhan prosesus alveolaris ke anterior sehingga akan
mengakibatkan inklinasi daripada gigi insisi condong kedepan (labial atau
protusif). Kebiasaan menghisap jari ini juga dapat mengakibatkan
berbagai maloklusi, yaitu klas I Angle dengan open bite, maloklusi klas II
Angle divisi 1, dan klas III Angle dimana mandibulatertarik kedepan oleh
jari-jari yang dihisap. (Salzman, J. A, 1957)
Kebiasaan meletakkan lidah di antara gigi rahang atas dan gigi rahang
bawah.
Hal ini diakibatkan oleh karena penderita mempunyai kebiasaan menelan
yang salah. Juga dapat terjadi akibat adanya kelainan dari lidahnya
sendiri, misalnya terjadi makroglosi sehingga gigi terdorong ke anterior.
(Salzman, J. A, 1957)
Menggigit pensil atau membuka jepit rambut dengan gigi.
Terkadang anak-anak di saat belajar mempunyai kebiasaan menggigit
pensil atau pulpen, hal ini dapat menyebabkan gigi yang dipakai
menggigit tadi akan keluar dari lengkung gigi yang benar. Juga dapat
terlihat terjadinya keausan pada salah satu gigi anterior yang sering
terkena benda keras tersebut sehingga menyebabkan terjadi rotasi atau
labioversi gigi tersebut. Keadaan yang sama bisa terjadi pada keadaan
menggigit kuku. .(Houston, W. J. B,1989)Bila kita melihat pasien dengan
pada salah satu gigi anterior yang sering terjadi rotasi atau labioversi gigi
tersebut. Maka kita bisa menerka secara langsung penyebabnya ialah
pasien senang menggigit benda keras. .(Houston, W. J. B,1989)

13

Kebiasaan ngedot yang sulit dihentikan, misalnya sampai usia Sekolah


Dasar masih ngedot, hal ini cenderung akan mempengaruhi bentuk rahang
si anak. Susu dari botol yang diminum oleh bayi melaui cara mengisap ini
kan memproduksi akibat yang negative yaitu dapat mengkerutkan pipi dan
menekan rahang. Kemudian efek dari hal tersebut akan mengakibatkan
rahang atas tertarik kedepan, membuat tinggi palatum dan septum nasal
dan dapat mengakibatkan pengurangan ukuran lateral dari palatum.
.(Houston, W. J. B,1989)
Kebiasaan bernafas melalui mulut.
Hal ini umumnya disebabkan oleh karena :
a. Anomali dari perkembangan dan morfologi pernapasan melalui hidung.
b. Infeksi, tumor pada hidung serta terjadi polip.
c. Terjadi trauma pada hidung.
d. Kurangnya udara yang masuk melalui hidung membuat penting untuk
bernapas melalui mulut.
e. Faktor genetik.
Karena faktor-faktor diatas maka pasien berusaha untuk mendapatkan
udara semaksimal mungkin melalui mulut. Akibatnya pertumbuhan sinus
maksilaris ke arah lateral terganggu sedang kearah anterior tidak terganggu
dan terlihat palatum menjadi tinggi dan sempit, mukosa mulut menjadi
kering dan gigi anterior menjadi protusif. Pengaruh ini biasanya terjadi
pada rahang atas dan mempengaruhi pertumbuhan otot-otot. Yaitu terlihat
jelas pada pasien dengan klasifikasi Angle kals II divisi 1.
cara menelan yang salah.
Akibat dari umumnya menimbulkan kebiasaan mendorong dengan
lidah sehingga terlihat pada gigi pasien adalah labioversi dan
kadang-kadang terjadi openbite.

14

Kebiasaan menggigit bibir


Umumnya terjadi akibat defek psikologis pada seseorang anak
sehingga ia mencari suatu kompensasi lain yaitu denan menggigit
bibir atas atau bawah. Akibat dari menggigit bibir atas yaitu maka
terlihat pada gigi incisive condong kelabial. Akibat menggigit
bibirbawah maka terlihat gigi rahang atas condong kelabial.

2.9.Dampak Negatif yang dapat terjadi bila seseorang menderita Crowding Teeth
Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan karena gigi berdesakan antara lain,
yaitu :
1. Menimbulkan cacat muka, sehingga estetik jelek dan dapat mengakibatkan
rasa rendah diri dan percaya diri berkurang.
2. Kesehatan gigi dan mulut akan terganggu, misalnya : suatu keadaan gigi yang
berjejal-jejal akan memudahkan terjadinya suatu impaksi dari sisa makanan
sehingga makanan sehingga akan menimbulkan karies gigi.
3. Fungsi pendengaran bisa mendapat gangguan. Misalnya : pada oklusi yang
dagunya dimajukan kedepan, apabila gigitan dilakukan terus-menerus akan
menimbulkan gangguan sendi rahang, hal ini mengakibatkan fungsi alat
pendengaran terganggu.
4. Fungsi pengunyahan dapat terganngu karena terjadi maloklusi jadi terjadi
gangguan pada gigi-gigi yang saling berhubungan.
5. Fungsi bicara dapat terganggu misalnya biasanya pada penderita gigi
berdesakan ini mengalami displsia memang ini tidak terjadi pada semua orang,
jadi jika pasien mengalami dysplasia maka ia akan kesulitan untuk melafalkan
beberapa huruf tertentu. Huruf-huruf itu akan terdengar tidak sejelas apabila
dilalkan orang yang normal
6. Dapat mengakibatkan penyakit periodontal karena penimbunan sisa makanan
dan kesulitan pembersihan.
7. Dapat engakibatka kerusakan pada gigi-gigi.

15

2.10 Pencegahan Mengenai Gigi Crowding Teeth


Untuk mencegah gigi berdesakan ataupun maloklusi pada pengertian yang
benar, ini akan menjadi suatu hal yang penting untuk memberikan pengetahuan
tentang pengertian faktor etiologi dari maloklusi serta crowding teeth tersebut. Selain
itu kesadaran, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang tentang faktor genetic yang
terjadi pada keluarga besar sebelumnya juga dapat dijadikan acuan untuk mengontrol
pertumbuhan serta perkembangan dan fungsi-fungsi organ pada saat Prenatal,
kongenital

maupun

post

natal

agar

terhindar

dari

sesuatu

yang

tidak

diinginkan.Dengan kata lain untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan yang tidak


diharapkan.
Kemudian pengawasan terhadap kebiasaan anak-anak juga penting untuk
diamati, khususnya bagi para orang tua harus dapat menontrol dan mengawasi
lingkungan dimana anak-anaknya tumbuh. Kewajiban orangtua untuk memperhatikan
anaknya untuk tidak melakukan kebiasaan buruk juga mendukung pencegahan
terjadinya maloklusi maupun gigi berdesakan. Karena maloklusi dan gigi berdesakan
ini dapat dicegah sebelum terjadi. (Hambali, Tono, 1986).
2.11 Cara Perawatan Crowding Teeth
Perawatan Crowding teeth tidak lepas dari perawatan ortodonsi. Perawatan
orthodonsi ini menggunakan semacam kawat. Kawat ortodonsi ini adalah suatu alat
atau piranti yang digunakan untuk memperbaiki susunan gigi yang crowded, sesak,
atau tidak teratur, agar didapatkan susunan gigi yang baik atau normal kembali.
Tujuan perawatan ortodonsi adalah untuk mendapatkan oklusi (hubungan antara gigigigi di rahang atas dan rahang bawah) yang tepat atau baik, yang sehat secara
fungsional, estetik memuaskan dan stabil.Perawatan orthodonti ini pastinya
menggunakan alat alat (pesawat) yang mendukung prosesnya agar berjalan lancar.

16

Macam-macam pesawat orthodonti dapat dilakukan dengan menggunakan dua


macam alat :
1. Pesawat lepasan (removable appliance) terdiri dari pelat akrilik dengan kawat
retensi (cangkolan) serta spring-spring dan kadang-kadang dilenkapi dengan
sekrup.
2. Pesawat tetap (fixed appliance), tidak seperti halnya pesawat lepasan dapat dibuka
atau dilepas oleh pasien, pesawat tetap tidak dapat dilepas atau dipasang sendiri
oleh pasien tetapi harus oleh operator atau dokter gigi. Pemasangan pesawat tetap
ini tidak dapat dilakukan oleh semua dokter gigi kecuali oleh dokter gigi yang
telah mendapatkan pendidikan khusus dibidang Fixed appliance. Alat ini
popular dipakai diamerika dan dijepang. (Hambali, Tono, 1986)
Pesawat ortodonti tetap ini terdiri atas :
a. Band yang bersifat stainless teel yang dilekatkan pada masing-masing gigi dan
dipatri. Melekatnya pada gigi adalah dengan cara disemen pada setiap gigi
b. brecket, alat ini ditempelkan pada Band dengan cara disolder yang gunanya
adalah dilewati oleh kawat labial atau dengan yang lebih kecil.
c. Kawat yang dilengkungkan dengan ideal yang dinamakan busur labial. Sifat
kawat ini elastic sehingga menimbulkan tekanan terhadap gigi yang malposisi.
(Hambali, Tono, 1986)
Selain perawatan orthodonsi menghilangkan crowding teeth ini juga bisa
dengan cara pencabutan yang disebut pencabutan serial. Pencabutan serial
merupakan teknik dimana dengan mencabut gigi susu dan gigi tetap tertentu (pada
waktu tertentu) dapat mengurangi crowding dengan mmanfaatkan pergerakan gigi
spontan sehingga tidak diperlukan perawatan ortho. Prosedur keseluruhan harus
dibatasi pada maloklusi kelas 1 dengan crowding dan seluruh gigi ada, sehat serta
berada dalam posisi menguntungkan. .(Houston, W. J. B,1989)
Selain pencabutan serial dilakukan perlu tetap diingat bahwa pemeriksaan
yang menyeluruh telah dilakukan pada setiap tahap untuk memastikan bahwa cara
ini masih merupakan rencana yang tepat untuk pasien.

17

Tetapi cara ini masih mempunyai banyak kekurangan :


1. Anak harus menghadapi cabut gigi berapa kali.
2. Kaninus bawah tetap dapat tumbuh terlebih dahulu daripada premolar
pertama sehingga menjadi impaksi antara kaninus dan molar kedua susu,
hal ini menyebabkan kesulitan dalam pencabutan. .(Houston, W. J.
B,1989)

18

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan

A. Seri Ekstraksi
Seri Ekstraksi adalah pencabutan gigi yang terencana dan berurutan pada waktu
tertentu saat masa geligigi campuran.

Tindakan ini disebut seri ekstraksi karena secara garis besar dilakukan pencabutan
gigi sulung dan kemudian dilakukan pencabutan gigi permanen dan diakhiri dengan
terapi mekanik.

Tujuan seri ekstraksi adalah untuk meghilangkan gigi yang berdesakan, menuntun
dan mengontrol erupsi gigi-gigi permanen dalam lengkung rahang dan untuk
mencegah agar tidak terjadi maloklusi pada gigi permanen.
B. Crowding Teeth

Crowding secara umum dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana terjadi
disproporsi antara ukuran gigi dan ukuran rahang dan bentuk lengkung..

Ada banyak faktor yang mendukung terjadinya crowding teeth yaitu :


a. Penyebab tidak langsung
b. Penyebab langsung

Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan karena gigi berdesakan antara lain, yaitu :
Menimbulkan cacat muka, sehingga estetik jelek dan dapat mengakibatkan rasa
rendah diri dan percaya diri berkurang

Untuk mencegah terjadinya gigi berdesakan adalah dengan cara menghilangkan


etiologi penyebeb gigi berdesakan tersebut.

Perawatan Crowding teeth tidak lepas dari perawatan ortodonsi. Perawatan


orthodonsi ini menggunakan semacam kawat. Kawat ortodonsi ini adalah suatu alat
atau piranti yang digunakan untuk memperbaiki susunan gigi yang crowded, sesak,
atau tidak teratur, agar didapatkan susunan gigi yang baik atau normal kembali.

19

3.2.Saran
Dengan selesainya makalah ini merupakan tanggung jawab kami sebagai
mahasiswa FKG Baiturrahmah untuk dapat mengambil dan menyerap yang ada dalam
makalah ini. Mungkin dengan adanya makalah ini dapat membantu penulis serta temanteman untuk bisa membangun di masa yang mendatang. Dalam pembuatan makalah ini
pasti masih banyak kekurangannya, Maka dari pada itu penulis memohon dan meminta
agar pembaca dapat mengkritik dan memberi saran dalam Makalah ini. Agar Makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat membantu dalam pembangunan di masa yang
mendatang.

3.3.Hambatan
Dalam penyelesaian Makalah ini penulis mendapatkan banyak hambatan, yaitu :
1. Terkendala dalam mencari data.
2. Susahnya mencari waktu yang tepat untuk diskusi bersama.

20

DAFTAR PUSTAKA
Koesomahardjo, Hamilah.1995. Survey Pelaksanaan Pencegahan Maloklusi Oleh
Kesehatan Gigi Sekolah DKI Jakarta. Journal of the Indonesian dental association.
Hal 55-61

Prijatmoko,

Dwi,

dkk.2002.

Pertumbuhan

Dan

Perkembangan

Kompleks

Kraniofasial. (Cetakan I). Jember : fakultas kedokteran gigi press universitas jember

Andlaw, R. J. 1992. Perawatan Gigi Anak. Jakarta : Widya Medika.

Hambali, Tono.1986. Diktat Kuliah Orthodonti II Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Padjajaran. Bandung : YABINA FKG UNPAD

http://itakurnia.blogspot.com

http://www.dentalarticles.com

http://en.wikipedia.org/wiki/Malocclusion.com

http://www.orthodonticslimited.com

21

Anda mungkin juga menyukai