PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya menjaga kerapian susunan
gigi geligi. Kerapian susunan gigi geligi merupakan faktor penting yang berpengaruh dalam
fungsi mastikasi, estetis, fungsi fonetik, dan kepercayaan diri orang tersebut. Banyak orang
tua yang sadar akan pentingnya menjaga kerapian susunan gigi geligi anak-anaknya.
Sehingga perlu dilakukan perawatan pada masa pergantian gigi geligi untuk mencegah kasus
maloklusi pada fase gigi permanen. Pada fase geligi pergantian yang mengalami kekurangan
tempat untuk erupsi gigi permanen, maka perlu dilakukan seri ekstraksi.
Seri Ekstraksi adalah prosedur pengambilan gigi desidui dan permanen yang telah
ditentukan secara berurutan. Prosedur ini diindikasikan hanya ketika struktur arkus dentalis
tidak cukup ruang untuk mengakomodas gigi yang sedang berkembang dan tidak dapat
dicapainya ukuran dan proporsi yang normal antara gigi dan rahang.
Kondisi ketidakteraturan gigi terkadang menjadi polemik bagi sebagian kalangan.
Salah satu ketidakteraturan tersebut adalah gigi berjejalan atau yang sering disebut dengan
crowding teeth. dalam dunia kedokteran gigi crowding teeth ini merupakan maloklusi yang
disebabkan tidak proporsionalnya dimensi mesiodistal secara keseluruhandari gigi geligi
dengan ukuran maksila atau mandibula sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung
gigi. Karena maloklusi disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan gigi jaringan sekitar mulut dan tubuh secara
keseluruhannya. Maloklusi ini sering dijumpai pada pasien anak-anak dalam tugas dokter gigi
baik di klinik maupun di praktek pribadi.
Sama seperti maloklusi crowding teeth mengganggu fungsi penyunyahan, bicara,
estetik jugamengakibatkan terjadinya penyakit gigi dan jaringan gusi. Dalam keadaan yang
yang parah crowding teeth ini dapat mengakibatkan cacat wajah sehingga dapat
mengakibatkan gangguan psikologis bagi para penderitanya.
5. Apa hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam metode seri ekstraksi gigi ?
6. Bagaimana tekhnik seri ekstraksi ?
7. Apa defenisi dari crowding teeth?
8. Apa faktor-faktor penyebab crowding teeth?
9. Apa dampak negatif yang dapat terjadi bila seseorang menderita crowding teeth?
10.Bagaimana pencegahan mengenai crowding teeth?
11.Bagaimana cara perawatan crowding teeth?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Seri Ekstraksi
2.1 Defenisi Seri Ektraksi
Prinsip pencabutan serial dikenalkan oleh robert bunon pada tahun 1743,
tetapi istilah pencabutan serial di populerkan oleh kjellgreen pada tahun 1940-an.
Kjellgren (2007) menamakan pencabutan serial dan hotz menamakan guidance of
eruption.
Suatu metode perawatan ortodonti intersepti dengan melakukan pencabutan
secara berurutan, dimulai dari pencabutan gigi desidui yang diikuti pencabutan gigi
permanen pada masa gi bercampur.
Terbentuknya
banyak
jaringan
parut
yang
akan
merintangi
atau
6. Sering terjadi setelah pencabutan suatu gigi, ruangannya tidak dapat tertutup
seluruhnya. Penutupan ruangan yang disebabkan oleh gigi-gigi belakang
migrasi ke mesial dan ketidakharmonisan intergiditasi atau hubungan antar
tonjol gigi-geligi, dapat menyebabkan traumatik oklusi.
7. Bila ruangan yang terjadi akibat suatu pencabutan tetap terbuka maka pada
saat mulut dibuka akan terlihat. Hal ini akan mengganggu penampilan wajah
yang berhubungan dengan faktor estetik.
2.5 Hal-Hal yang Harus Dipertimbangkan Dalam Metode Seri Ekstraksi Gigi
Cukup atau tidaknya ruang yang tersedia
Lama perawatan 4-5 tahun
Prosedur perawatan tidak berurutan secara pasti
dari
diagnosa
yang
didapatkan
menunjukkan
bahwa
ada
B. Crowding Teeth
2.7 Defenisi Crowding teeth
Crowding teeth merupakan akibat maloklusi yang disebabkan oleh tidak
proporsionalnya dimensi mesiodistal secara keseluruhan dari gigi geligi dengan
ukuran maksila atau mandibula, sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung
gigi. (Harty, F. J dan R Oyston,20002) . Crowding teeth secara umum dapat dikatakan
sebagai suatu keadaan dimana terjadi disproporsi antara ukuran gigi dan ukuran
rahang dan bentuk lengkung.
2.8.Faktor-Faktor Penyebab Crowding Teeth
Faktor-faktor yang menyebabkan gigi berdesakan pada rongga mulut dibagi
menjadi 2 antara lain adalah sebagai berikut:
A. Penyebab tidak langsung
1. Faktor genetik.
Gigi berjejalan berhubungan erat dengan genetika karena banyaknya
maloklusi yang disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya : pada pria yang
mempunyai gigi dan rahang besar menikah dengan wanita yang gigi dan rahangnya
kecil, maka anaknya memiliki gigi yang berjejal-jejal. Hal ini disebabkan gigi dari
ayahnya dan lengkung rahang dari ibunya tidak serasi. .(Salzman, J. A, 1957)
2. Faktor skeletal
Faktor skeletal yaitu bentuk tulang di rahang atas dan rahang bawah yang
mempengaruhi bentuk wajah, seperti bentuk rahang atas yang menonjol ke depan
sehingga gigi-gigi tampak maju dan bentuk wajah menjadi cembung. Atau sebaliknya
rahang bawah yang lebih pesat pertumbuhannya dibandingkan rahang atas, sehingga
bentuk wajah menjadi cekung, dan terjadi gigitan terbalik.
3. Faktor kongenital
Pertumbuhan dan perkembangan juga mempengaruhi keadaan gigi anak sejak
dalam kandungan yang disebut kelainan congenital. Dengan kata lain kelainan
congenial adalah kelainan yang disebabkan oleh gangguan yang dialami bayi sewaktu
masa kehamilan. Kelainan congenital ini disebabkan karena :
Faktor keturunan
Gangguan nutrisi, missal gangguan nutrisi pada ibu.
Kelainan endokrin.
Gangguan nutrisi pada bayi dalam kandungan.
Penyakit.(Salzman, J. A, 1957).
Gangguan mekanik, misalnya truma sewaktu ibu hamil yang bersifat fisik
misalnya terjatuh. Hal ini bisa terjadi pada kehamilan ketiga dimana procesus
maksilaris kiri dan kanan belum bertemu dan kemudian terjadi trauma, pada saat
ini maka si anak yang lahir akan mengalami cacad sepert cleft lip dan
palatoschisis. .(Salzman, J. A, 1957).Radiasi yang berlebihan pada wanita hami,
misalnya terkana sinar-X atau sinar inframerah lainnya. Sinar-sinar ini
mempunyai efek terhadap sel-sel yang masih muda.(Salzman, J. A, 1957)
10
5. Penyakit
Misalnya penyakit thalasemia.anak talasemia mengalami hambatan tumbuh
kembang fisik (berat dan tinggi badan kurang) serta hambatan pertumbuhan tulang
penyangga gigi. Rahang bawah pendek sehingga muka bagian atas tampak maju.
Pertumbuhan vertikal juga terganggu sehingga tampak divergen, muka lebih
cembung. Wajah tidak proporsional, pipi lebih tinggi, jarak kedua mata lebih lebar.
B.Penyebab Langsung
1. Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya.
Gigi sulung tanggal sebelum waktunya yang disebabkan oleh karies.
Kemudian pada usia 6 tahun, molar pertama sudah mulai tumbuh. Jika molar kedua
sulung sudah mulai tumbuh. Jika molar kedua sulung sudah hilang karena terpaksa
dicabut sehingga tempatnya akan terisi molar pertama tetap dan inklinasi. Molar
pertama tetap miring kemesial, maka gigi premolarpertama dan kedua yang akan
tumbuh tidak mempunyai tempat karena sudah terisi oleh molar pertama tetap,
akibatnya gigi premolar pertama dan kedua akan bereupsi diluar lengkung gigi.
Maka oleh karena itu penting mencegah tanggalnya gigi sulung sebelum waktunya.
(Houston, W. J. B,1989)
2. Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada.
Molar ketiga biasanya tidak ada tetapi tidak selalu menimbulkan maloklus.
Premolar kedua atau insisivus kedua atas pada 5 % anak tidak terbentuk. Tentu saja
keadaan ini penting secara ortodontidan harus diputuskan apakah ruang harus
diganti atau diganti dengan protesa.(Houston, W. J. B,1989). Apabila memang gigi
tidak terbentuk, maka lengkung gigi dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong
sehingga tampak celah antara gigi (diastema).
11
12
Menghisap jari
Kebiasaan ini biasanya erjadi pada seseorang anak yang disebabkan oleh
adanya rasa tidak puas, karena anak mendapatkan makanan atau minuman
yangselalu terlambat atau anak sering dimarahi orang tuanya , sehingga
mencari kompensasi lain seperti mengisap jari. Akibat yang ditumbulkan
adalah timbulnya tekanan pada daerah palatum bagian anterior sehingga
merangsang pertumbuhan prosesus alveolaris ke anterior sehingga akan
mengakibatkan inklinasi daripada gigi insisi condong kedepan (labial atau
protusif). Kebiasaan menghisap jari ini juga dapat mengakibatkan
berbagai maloklusi, yaitu klas I Angle dengan open bite, maloklusi klas II
Angle divisi 1, dan klas III Angle dimana mandibulatertarik kedepan oleh
jari-jari yang dihisap. (Salzman, J. A, 1957)
Kebiasaan meletakkan lidah di antara gigi rahang atas dan gigi rahang
bawah.
Hal ini diakibatkan oleh karena penderita mempunyai kebiasaan menelan
yang salah. Juga dapat terjadi akibat adanya kelainan dari lidahnya
sendiri, misalnya terjadi makroglosi sehingga gigi terdorong ke anterior.
(Salzman, J. A, 1957)
Menggigit pensil atau membuka jepit rambut dengan gigi.
Terkadang anak-anak di saat belajar mempunyai kebiasaan menggigit
pensil atau pulpen, hal ini dapat menyebabkan gigi yang dipakai
menggigit tadi akan keluar dari lengkung gigi yang benar. Juga dapat
terlihat terjadinya keausan pada salah satu gigi anterior yang sering
terkena benda keras tersebut sehingga menyebabkan terjadi rotasi atau
labioversi gigi tersebut. Keadaan yang sama bisa terjadi pada keadaan
menggigit kuku. .(Houston, W. J. B,1989)Bila kita melihat pasien dengan
pada salah satu gigi anterior yang sering terjadi rotasi atau labioversi gigi
tersebut. Maka kita bisa menerka secara langsung penyebabnya ialah
pasien senang menggigit benda keras. .(Houston, W. J. B,1989)
13
14
2.9.Dampak Negatif yang dapat terjadi bila seseorang menderita Crowding Teeth
Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan karena gigi berdesakan antara lain,
yaitu :
1. Menimbulkan cacat muka, sehingga estetik jelek dan dapat mengakibatkan
rasa rendah diri dan percaya diri berkurang.
2. Kesehatan gigi dan mulut akan terganggu, misalnya : suatu keadaan gigi yang
berjejal-jejal akan memudahkan terjadinya suatu impaksi dari sisa makanan
sehingga makanan sehingga akan menimbulkan karies gigi.
3. Fungsi pendengaran bisa mendapat gangguan. Misalnya : pada oklusi yang
dagunya dimajukan kedepan, apabila gigitan dilakukan terus-menerus akan
menimbulkan gangguan sendi rahang, hal ini mengakibatkan fungsi alat
pendengaran terganggu.
4. Fungsi pengunyahan dapat terganngu karena terjadi maloklusi jadi terjadi
gangguan pada gigi-gigi yang saling berhubungan.
5. Fungsi bicara dapat terganggu misalnya biasanya pada penderita gigi
berdesakan ini mengalami displsia memang ini tidak terjadi pada semua orang,
jadi jika pasien mengalami dysplasia maka ia akan kesulitan untuk melafalkan
beberapa huruf tertentu. Huruf-huruf itu akan terdengar tidak sejelas apabila
dilalkan orang yang normal
6. Dapat mengakibatkan penyakit periodontal karena penimbunan sisa makanan
dan kesulitan pembersihan.
7. Dapat engakibatka kerusakan pada gigi-gigi.
15
maupun
post
natal
agar
terhindar
dari
sesuatu
yang
tidak
16
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
A. Seri Ekstraksi
Seri Ekstraksi adalah pencabutan gigi yang terencana dan berurutan pada waktu
tertentu saat masa geligigi campuran.
Tindakan ini disebut seri ekstraksi karena secara garis besar dilakukan pencabutan
gigi sulung dan kemudian dilakukan pencabutan gigi permanen dan diakhiri dengan
terapi mekanik.
Tujuan seri ekstraksi adalah untuk meghilangkan gigi yang berdesakan, menuntun
dan mengontrol erupsi gigi-gigi permanen dalam lengkung rahang dan untuk
mencegah agar tidak terjadi maloklusi pada gigi permanen.
B. Crowding Teeth
Crowding secara umum dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana terjadi
disproporsi antara ukuran gigi dan ukuran rahang dan bentuk lengkung..
Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan karena gigi berdesakan antara lain, yaitu :
Menimbulkan cacat muka, sehingga estetik jelek dan dapat mengakibatkan rasa
rendah diri dan percaya diri berkurang
19
3.2.Saran
Dengan selesainya makalah ini merupakan tanggung jawab kami sebagai
mahasiswa FKG Baiturrahmah untuk dapat mengambil dan menyerap yang ada dalam
makalah ini. Mungkin dengan adanya makalah ini dapat membantu penulis serta temanteman untuk bisa membangun di masa yang mendatang. Dalam pembuatan makalah ini
pasti masih banyak kekurangannya, Maka dari pada itu penulis memohon dan meminta
agar pembaca dapat mengkritik dan memberi saran dalam Makalah ini. Agar Makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat membantu dalam pembangunan di masa yang
mendatang.
3.3.Hambatan
Dalam penyelesaian Makalah ini penulis mendapatkan banyak hambatan, yaitu :
1. Terkendala dalam mencari data.
2. Susahnya mencari waktu yang tepat untuk diskusi bersama.
20
DAFTAR PUSTAKA
Koesomahardjo, Hamilah.1995. Survey Pelaksanaan Pencegahan Maloklusi Oleh
Kesehatan Gigi Sekolah DKI Jakarta. Journal of the Indonesian dental association.
Hal 55-61
Prijatmoko,
Dwi,
dkk.2002.
Pertumbuhan
Dan
Perkembangan
Kompleks
Kraniofasial. (Cetakan I). Jember : fakultas kedokteran gigi press universitas jember
http://itakurnia.blogspot.com
http://www.dentalarticles.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Malocclusion.com
http://www.orthodonticslimited.com
21