Anda di halaman 1dari 5

1.

Laba Ditahan
Laba Ditahan adalah laba dari operasi dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan
pemegang saham. Laba Ditahan merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan
untuk pembagian dividen.
Transaksi-transaksi yang mempengaruhi R/E adalah :
a. Pembagian dividen
b. L/R bersih operasi
c. Koreksi pembukuan atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu
Laporan laba rugi bisa disajikan didalam laporan Laba Rugi atau terpisah dari laporan
Laba rugi, sedangkan laporan laba ditahan dapat disajikan di dalam Laporan Perubahan Modal,
dimana perubahan laba ditahan termasuk didalamnya.
Standar akuntansi harus membedakan antara transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
yang mempengaruhi laba rugi yang akan disajikan dalam laporan laba rugi, dengan transaksitransaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba ditahan yang akan disajikan dalam
laporan Laba ditahan.

1.1. Pencadangan Laba Ditahan


Kadang-kadang manajemen perusahaan bermaksud menggunakan sumber-sumber
perusahaan untuk tujuan-tujuan khusus tertentu sehingga tidak dapat dibagikan dividen.
Sehingga guna memberitahukan kepada pemakai laporan tentang maksud tersebut maka
dibentuk pencadangan R/E.
Contoh:
a. Untuk perluasan perluasan pabrik dilakukan dengan mentransfer dari laba ditahan Rp 1 juta
selama 5 tahun. Jurnal untuk mencatat pencadangan tersebut setiap tahun selama 5 tahun
adalah sebagai berikut :
- R/E

Rp 1juta (D)

- Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 1juta (K)

b. Pada akhir tahun kelima saldo cadangan berjumlah Rp 5juta. Apabila perluasan pabrik telah
selesai dan pencadangan tersebut sudah tidak diperlukan, maka jumlah tersebut ditransfer
kembali ke laba ditahan :
- Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 5 juta (D)
- R/E

Rp 5 juta (K)

2. Kebijakan Dividen
2.1. Hubungan Antara Kondisi Keuangan Perusahaan Dengan Pembagian Dividen
Manajemen bisnis yang baik membutuhkan perhatian yang lebih besar daripada legalitas
pembagian dividen. Pertimbangan ini harus diberikan dalam kondisi ekonomi tertentu. Kreditor
mempunyai prioritas dalam likuidasi diatas pemegang saham dan kelas pemegang saham
memiliki prioritas atas kelas lain sesuai dengan perjanjian kontraktual. Preferensi likuidasi dari
saham preferen mungkin sama dengan nilai pari atau nilai yang ditetapkan per saham atau dapat
mencakup premium. Biasanya dividen preferen yang dimasukan jika dividen preferen bersifat
kumulatif. Sebelum mengumumkan dividen, manajemen harus mempertimbangkan ketersediaan
dana untuk mebayar dividen. Suatu dividen sebaiknya tidak dibayarkan kecuali posisi keuangan
sekarang atau yang akan datang tampak menjamin pembagian dividen.
2.2. Jenis Jenis Dividen

Dividen tunai ; Adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada
pemegang sahamnya. Walaupun dividen dapat dibayarkan dalam bentuk aktiva lainnya,
dividen tunai merupakan bentuk paling umum dengan syarat pembayaran dividen tunai
adalah laba ditahan yang mencukupi, kas yang memadai, dan tindakan formal dari
dewan direksi. Pengumuman dividen tunai merupakan kewajiban dan karena
pembayaran biasanya dilakukan dengan segera maka disebut sebagai kewajiban lancar.

Dividen property ; Merupakan utang dividen dalam bentuk barang dagang, real estate,
investasi atau bentuk lainnya yang dirancang oleh dewan direksi. Ketika dividen
properti diumumkan, perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar property yang
akan dibagikan dengan mengakui semua keuntungan atau kerugian sebagia perbedaan
antara nilai wajar dan nilai buku property pada tanggal pengumuman.

Dividen likuidasi ; Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan yang menyiratkan
bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan
dari investasi pemegang saham.

Dividen saham ; Adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis dengan
saham yang mula mula diterbitkan. Dampak dari dividen saham terhadap ekuitas
pemegang saham perusahaan penerbitnya adalah berpindahnya laba ditahan ke modal
disetor. Bagi perusahaan terbuka, jumlah yang ditransfer dari laba ditahan ke modal
yang disetor adalah nilai wajar (harga pasar) dari saham saham yang diterbitkan
sebagai dividen saham.

3. Pemecahan Saham
Suatu perseroan kadang-kadang menurunkan nilai pari atau nilai yang ditetapakn dari
saham biasa dengan mengeluarkan tambahan saham yang bagi para pemegang sahamnya.
Transaksi semacam ini disebut Pemecahan saham. Dengan adanya pemecahan saham maka
nilai pari atau niali yang ditetapakan menjadi berubah tetapi di lain pihak jumlah lembar saham
yang beredar bertambah pula. Salah satu alasan mengapa perseroan mengadakan pemeacahan
saham adalah untuk menurunkan harga dasar saham-sahamnya. Hal ini terjadi apabila perseroan
tidak menghendaki harga pasar yang terlalu tinggi, sebab hal itu dapat mengurangi minat para
investor terhadap saham dan dikeluarkan perseroan yang bersangkutan.
4. Pengungkapan Pembatasan Atas Laba Ditahan
Pengungkapan catatan harus menjelaskan sumber pembatas yang berkaitan dan jumlah
laba ditahan yang terkena pembatasan atau jumlah laba yang tidak terkena pembatasan.
Pembatasan dapat didasarkanatas penahanan saldo laba ditahan tertentu, kemampuan perusahaan
untuk mengamati kebutuhan modal kerja tertentu, pinjaman tambahan dan pertimbangan lainnya.
5. Penyajian Laporan Laba Ditahan
Laporan laba ditahan berisikan informasi mengenai perubahan laba ditahan perusahaan
yang menyebabkan terjadinya perubahan modal sendiri perusahaan. Perhitungan laba ditahan
adalah laba bersih dikurangi deviden yang dibagikan. Laba ditahan diinvestasikan kembali
dengan harapan peningkatan laba perusahaan pada tahun mendatang. Laporan ini digunakan
investor untuk menilai usulan kebijakan manajemen perusahaan mengenai deviden. Pembagian

deviden yang merupakan hak pemegang saham yang diatur dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) biasanya tidak dibagikan seluruhnya, tetapi sebagian digunakan kembali untuk
berinvestasi. Sebagian yang digunakan untuk berinvestasi inilah menjadi laba ditahan
perusahaan. Semakin besar laba ditahan perusahaan akan semakin besar aset perusahaan, dan
dapat dikatakan perusahaan tersebut sehat.

Akuntansi Keuangan II
Pertemuan ke 10

Kelompok 1:

Made Trisnajuna (1106305147)


A.A Ayu Dewi Vesperalis (1306305051)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana


2014/1015

Anda mungkin juga menyukai