Anda di halaman 1dari 7

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI SOKO DESA OLUNG SIRON


KECAMATAN TANAH SIANG KABUPATEN MURUNG RAYA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Ari Wibisono1, Pitojo Tri Juwono2, Prima Hadi Wicaksono2
Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang
2
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang
E-mail: ariwibisono88@yahoo.com

ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) mempunyai kelebihan dalam
hal biaya operasi yang rendah jika dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD), karena mikrohidro memanfaatkan energi sumber daya alam yang dapat
diperbarui, yaitu sumber daya air. Dalam perencanaan PLTMH di Desa Olung Siron ini,
meliputi Bendung, Intake, Bak penenang (Forebay), Pipa pesat (Penstock), dan pemilihan
turbin. Debit andalan sungai Soko yang digunakan untuk perencanaan PLTMH Olung
Siron sebesar 0,64 m3/dt. Klasifikasi turbin berdasarkan tinggi jatuh, debit, dan kecepatan
spesifik (Ns), maka PLTMH Olung Siron menggunakan turbin Fixed Blade Propeller.
Daya yang dihasilkan dari tinggi jatuh efektif sebesar 3,83 m dan debit sebesar 0,64 m 3/dt
adalah 16,35 kW. Sedangkan kebutuhan listrik yang akan digunakan masyarakat Desa
Olung Siron sebesar 11,88 kW.
Kata kunci: Debit, Daya, tinggi jatuh efektif, turbin, PLTMH.
ABSTRACT
Micro Hydro Power Plant (MHP) has advantages in terms of lower operating costs
when compared to the Diesel Power Plant (diesel), as micro-hydro energy utilizing natural
resources that can be renewable, ie water resources. For design Micro Hydro Power Plant
in the Olung Siron Village includes, Weir, Intake, Forebay, Penstock, and the selection of
the turbine. Soko low river flows discharge is used for planning Olung Siron Micro Hydro
Power Plant of 0.64 m3/sec. Turbine classification based on nettHead, discharge, and
specific speed (Ns), the Olung Siron Micro Hydro Power Plant using Fixed Blade
Propeller turbines. The power generated from the effective fall height of 3,83 m and a
discharge of 0,64 m3/sec is 16,35 kW. While the demand for electricity to be used by the
villagers Olung Siron 11,88 kW.
Keyword: Discharge, Power, NettHead, Turbine, MHP.
harus segera diatasi sehingga tidak
mengakibatkan krisis yang dapat
berdampak lebih besar.
Dalam hal penyediaan listrik,
perluasan jaringan sampai ke daerahdaerah terpencil pada umumnya tidak
ekonomis. Begitu juga dengan penggunaan
pembangkit berbahan bakar fosil untuk
daerah terpencil biasanya tidak ekonomis,
karena skala pembangkitan yang terlalu

I. PENDAHULUAN
Sumber Daya Air adalah sumber
daya dengan beragam kegunaan yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan
manusia sehari-hari. Kegunaan air juga
meliputi penggunaan air dalam upaya
pengadaan energi listrik yang juga
merupakan kebutuhan utama dalam
masyarakat. Keterbatasan tenaga listrik
merupakan salah satu permasalahan yang
1

2
kecil dan tingginya biaya bahan bakar.
Meskipun demikian, penyediaan listrik
tetap harus dilakukan karena merupakan
investasi sosial yang tak terhindarkan
dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, untuk memenuhi
kebutuhan akan penerangan listrik pada
daerah terpencil perlu diciptakan alat
yang dapat menjangkau tempat terpencil
yang murah dan ramah lingkungan, yaitu
Pembangkit Listri Tenaga Mikrohidro
(PLTMH). Pemasangan pembangkit
listrik tenaga air atau Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) khususnya
didaerah
terpencil
masih
perlu
dikembangkan melihat
daerah di
Indonesia yang banyak sekali air yang
belum dimafaatkan secara optimal, dan
masih banyak pula daerah terpencil di
Indonesia yang belum terjangkau oleh
aliran listrik (PLN). Sebagai alternatif
pembangkit listrik dengan menggunakan
diesel (PLTD) yang menggunakan bahan
bakar minyak khususnya solar yang biaya
operationalnya lebih besar dibanding
PLTMH, disamping itu PLTMH juga
ramah lingkungan.
Pemerintah telah pula membuat
peraturan perundangan yang menunjang
investasi dalam bidang PLTMH yaitu :
Peraturan Pemerintah No. 03
tahun 2005 tentang Ketenagalistrikan
menyatakan bahwa guna menjamin
ketersediaan energi primer untuk
pembangkit tenaga listrik, diprioritaskan
penggunaan sumber energi setempat
dengan
kewajiban
mengutamakan
pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah
tersebut disebutkan :
Ayat 1: Penyediaan dan pemanfaatan
tenaga
listrik
dilaksanakan
berdasarkan Rencana Umum
Ketenagalistrikan Nasional.
Ayat 2: Menteri menetapkan Rencana
Umum
Ketenagalistrikan
Nasional
dengan
mempertimbangkan
masukan

dari Pemerintah Daerah dan


masyarakat.
Ayat 3: Penyediaan
tenaga
listrik
dilakukan dengan memanfaatkan
seoptimal
mungkin
sumber
energi yang terdapat diwilayah
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.
Ayat 4: Guna menjamin ketersediaan
energi primer untuk penyediaan
tenaga listrik untuk kepentingan
umum,
diprioritaskan
penggunaan
sumber
energi
setempat dengan kewajiban
mengutamakan
pemanfaatan
sumber energi.
Dengan melihat keadaan daerah
Tanah Siang dan sekitarnya yang belum
terjangkau jaringan listrik, merupakan
alasan mendasar untuk memberdayakan
potensi air sungai Soko menjadi sumber
pembangkit
tenaga
listrik
yang
diharapakan dapat membantu masyarakat
Tanah Siang, khusunya desa Olung Siron
dalam meningkatkan keadaan ekonomi
dan memenuhi kebutuhan kelistrikan di
daerah tersebut. Untuk itulah akan
direncanakan PLTMH yang sistem
pengalirannya menggunakan saluran
tertutup (pipa). Sungai Soko mempunyai
ketersediaan air yang cukup sepanjang
tahun (kontinuitas), debit yang dapat
diandalkan, dan memiliki kontur yang
sesuai dengan teknis perencanaan untuk
dibangun PLTMH didaerah ini. Dengan
kenyataan dan kondisi yang demikian,
ada kemungkinan air yang belum
dimanfaatkan itu digunakan untuk
membangkitkan listrik. Listrik yang
dihasilkan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat desa Olung Siron
Kecamatan Tanah Siang. Dengan
demikian indikasi listrik yang dihasilkan
adalah listrik dengan daya kecil.
II. METODOLOGI PERENCANAAN
A. Hydropower
Pembangkit energi air skala mikro
atau pembangkit tenaga mikrohidro
semakin populer sebagai alternatif

3
sumber energi, terutama di wilayah yang
terpencil. Sistem pembangkit tenaga
mikrohidro dapat dipasang di sungai kecil
dan tidak memerlukan dam yang besar
sehingga
dampaknya
terhadap
lingkungan sangat kecil.
Pembangkit tenaga mikrohidro
dapat digunakan langsung sebagai
penggerak mesin atau digunakan untuk
menggerakan generator listrik. Instalasi
pembangkit listrik dengan tenaga
mikrohidro biasa disebut sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro,
disingkat
PLTMH.
Daya
yang
dibangkitkan anatara 5 kW sampai
dengan 100 kW
Besarnya tenaga air yang tersedia
dari suatu sumber tenaga air bergantung
pada besarnya head dan debit air. Dalam
hubungan dengan reservoir air maka head
adalah beda tinggi antara muka air pada
reservoir dengan muka air keluar pada
turbin. Total daya yang terbangkitkan
dari suatu turbin air adalah merupakan
reaksi antara head dan debit air seperti di
tunjukan pada persamaan berikut:
P = Q x g x h x turbin x generator
Dengan:
P
= daya (watt)
Q
= Debit (m3/s)
g
= gaya gravitasi
h
= tinggi jatuh efektif (m)

= efisiensi
B. Perencanaan PLTMH
1. Debit Banjir Rencana
Metode penentuan debit banjir
rencana akan dilakukan dengan metode
hidrograf satuan sintetik Nakayasu.
Persamaan umum hidrograf satuan
sintetik adalah sebagai berikut:
A Ro
Qp
3.60 (0.30Tp T0.30 )
A
: Luas daerah aliran sungai
L

: Panjang sungai utama

: Koefisien karakteristik DAS

Ro

: Hujan netto satuan

2. Debit Andalan
Lengkung duarasi aliran (flow
duration curve) adalah suatu grafik yang
memperlihatkan debit sungai dan selama
beberapa waktu tertentu dalam satu
tahun. Pada gambar berikut jelas bahwa
debit minimum terdapat selama setahun
penuh, sedangkan debit maksimum hanya
terdapat selama beberapa jam. Lengkung
durasi aliran digambarkan dari data-data
debit, sekurang-kurangnya selama 10
tahun.
Tabel 1. Klasifikasi Kondisi hidrologi
Flow Duration Hydrologic Condition
Interval
Class
0 - 10%
High flows
10 - 40%
Moist Conditions
40 - 60%
Mid-Range Conditions
60 - 90%
Dry Conditions
90 - 100%
Low Flows
Sumber: Cleland 2003.

3. Bak Penenang (Forebay)


Bak penenang berfungsi untuk
mengontrol perbedaan debit dalam pipa
pesat (penstock) dan saluran pembawa
karena fluktuasi beban, disamping itu
juga sebagai pemindah sampah terakhir
(tanah, pasir, kayu yang mengapung)
dalam air yang mengalir. Bak penenang
dilengkapi saringan (trashrack) dan
pelimpas (spillway).
Vf = Af x hf
= Bf x L x (hs + z)
Dengan:
Vf = Volume desain bak penenang
Af = Luas bak penenang
hf = Tinggi muka air pada bak
penenang
L = Panjang bak penenang
z = Beda tinggi
4. Penstock
Pipa pesat dalam perencanaan
mikrohidro biasanya juga disebut dengan
Penstock. Penstock adalah saluran
penghubung antara bak penenang
(forebay) menuju turbin. Pipa ini
direncanakan untuk dapat menahan

4
tekanan tinggi dan berfungsi untuk
mengalirkan air dari pengambilan
(intake) menuju bak penenang. Untuk
mendapatkan diameter pipa dapat
dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
D = 2.69

n 2 Q2 L
H

0.1875

V = Q/A
Dengan:
D = Diameter pipa pesat (m)
Q = Debit pembangkit (m3/dt)
V = Kecepatan aliran pada pipa
pesat (m/dt)
H = Tinggi pipa pesat (m)
5. Pemilihan Turbin
Turbin Air adalah turbin dengan
air sebagai fluida kerja. Air yang
mengalir dari tempat yang lebih tinggi
menuju tempat yang lebih rendah, hal ini
air memiliki energi potensial. Dalam
proses aliran didalam pipa, energi
potensial tersebut berangsur-berangsur
berubah menjadi energi mekanis, dimana
air memutar roda turbin. Roda turbin
dihubungkan dengan generator yang
mengubah energi mekanis (gerak)
menjadi energi listrik

Gambar 1. Grafik Pemilihan Turbin


Sumber: Fraenkel 1991

Adapun tipe penggunaan head


yang berlaku pada beberapa macam
turbin diantaranya:
Kaplan
2 < H < 40
Francis
10 < H < 350
Pelton
50 < H <1300
Turgo
50 < H < 250
Kecepatan spesifik setiap turbin
memiliki kisaran, antara lain sebagai
berikut:
- Turbin pelton
12 < Ns < 25
- Turbin francis
60 < Ns < 300
- Turbin crossflow 40 < Ns < 200
- Turbin propeller 250 < Ns < 1000
Dengan mengetahui Ns turbin
maka perencanaan dan pemilihan jenis
turbin akan lebih mudah. Untuk estimasi
perhitungan dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut:
N P
Ns
5
h 4
Dengan:
N
= kecepatan pada turbin (rpm)
Ns = kecepatan spesifik (rpm)
h
= tinggi jatuh efektif (m)
P
= daya yang dihasilkan (kW)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Perhitungan
Pembangunan PLTMH Olung
Siron direncanakan di Desa Olung Siron,
Kecamatan Tanah Siang, Kabupaten
Murung Raya dengan memanfaatkan
aliran sungai Soko. Desa Olung Siron
terletak pada 03408,3 LS dan
1143236,4 BT. Jumlah penduduk Desa
Olung Siron pada tahun ini adalah 265
jiwa yang terbagi ke dalam 54 KK.
Untuk mendukung perencanaan
PLTMH Olung siron maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
1. Debit Banjir Rencana
Metode penentuan debit banjir
rencana akan dilakukan dengan metode
hidrograf satuan sintetik Nakayasu, hasil
rekapitulasi disajikan dalam tabel berikut:

5
Tabel 2. Debit Banjir Rancangan
Kala Ulang
Debit Banjir
(Tahun)
Rancangan (m3/dt)
Q5th
73.70
Q10th
86.37
Q20th
96.68
Q50th
114.10
Q100th
125.83
Sumber: perhitungan

Untuk perencanaan bendung pada


PLTMH Olung Siron digunakan dengan
kala ulang Q50th sebesar 114.10 m3/dt.
2. Debit Andalan
Guna mendapatkan kapasitas
PLTMH, tidak terlepas dari perhitungan
berapa banyak air yang dapat diandalkan
untuk membangkitkan PLTMH. Debit
andalan adalah debit yang masih
dimungkinkan
untuk
keamanan
operasional suatu bangunan air, dalam hal
ini adalah PLTMH. hasil rekapitulasi
disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 3. Rekapitulasi Debit Sungai
Probabilitas
Debit Sungai Soko
(%)
(m3/dt)
10
2.4
26
1.91
51
1.34
75
0.83
90
0.64
Sumber: perhitungan

sungai rencana 20 m, dengan lebar pintu


pembilas 1 m sebanyak satu buah dan
tebal pilar 1 m.
Tabel 4. Spesifikasi Bendung
Komponen
Spesifikasi
BANGUNAN SIPIL
BENDUNG
Konstruksi
Bendung Tetap
Pelimpah
OGEE Type III
Pintu Pembilas
Plat Baja
Bahan Bangunan
Pasangan Batu

Sumber: perhitungan

Gambar 3. Desain Bendung


4. Desain Bak Penenang
Tujuan bangunan bak penenang
adalah sebagai tempat penenang air dan
pengendapan akhir. Forebay merupakan
tempat permulaan pipa pesat (penstock)
yang mengendalikan aliran minimum,
sebagai antisipasi aliran yang cepat pada
turbin, tanpa menurunkan elevasi yang
berlebihan dan menyebabkan arus balik
pada saluran. Bak penenang dilengkapi
saringan (trashrack) dan pelimpas
(spillway).
Tabel 5. Spesifikasi Bak Penenang
Komponen
Spesifikasi
BANGUNAN SIPIL
BAK PENENANG
Konstruksi
Pasangan Batu
Dimensi
Lebar
1,5 m
Panjang
2,84 m
3
0,64 m /s
Qdesain

Sumber: perhitungan

Gambar 2. Kurva Durasi Aliran


Sumber: perhitungan

3. Desain Bendung
Bangunan bendung direncanakan
dengan tinggi mercu 2.0 m dan lebar

6
Tabel 7. Spesifikasi Turbin
Komponen
Spesifikasi
PERALATAN ELEKTRIKAL-MEKANIKAL
TURBIN
Tipe
Fixed Blade Propeller
Diameter Runner
0,48 m
Head
3,83 m
3
0,64 m /s
Debit Andalan
Daya
16,35 kW
Kecepatan Spesifik
509 rpm
Efisiensi
0,85%

Sumber: perhitungan

Gambar 4. Desain Bak Penenang


5. Desain Penstock
Saluran pipa pesat (penstock)
berfungsi sebagai saluran pembawa debit
dari bak penenang menuju ke turbin.Pipa
pesat direncanakan dengan menggunakan
pipa PVC.
Tabel 6. Spesifikasi Pipa pesat
Komponen
Spesifikasi
BANGUNAN SIPIL
Pipa Pesat
Konstruksi
PVC
Dimensi
Diameter
0,6 m
Panjang
23,8 m
3
0,64 m /s
Qdesain

Sumber: perhitungan

Gambar 5. Desain Bak Penenang


6. Pemilihan Turbin
Klasifikasi turbin berdasarkan
tinggi jatuh efektif, debit dan kecepatan
spesifik (Ns), maka PLTMH Olung Siron
menggunakan turbin Kaplan (Fixed Blade
Propeller).

Gambar 6. Fixed Blade Propeller Turbine

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
perhitungan yang telah dilakukan dengan
memperhatikan rumusan masalah dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam perhitungan debit andalan
menggunakan metode Dr. F.J. Mock,
perencanaan PLTMH Olung Siron
menggunakan debit andalan Q90
sebesar 0,64 m3/dt.
2. Klasifikasi turbin berdasarkan tinggi
jatuh efektif, debit dan kecepatan
spesifik (Ns), maka PLTMH Olung
Siron menggunakan turbin Kaplan
(Fixed Blade Propeller).
3. Besarnya daya yang dihasilkan
dengan debit 0,64 m3/dt dan tinggi
jatuh efektif setinggi 3,83 m adalah
16,35 kW.
4. Besarnya
energi listrik
yang
dihasilkan dalam satu hari dengan
debit 0,64 m3/dt, sebesar 392,40 kWh.

7
Untuk kemajuan masyarakt desa
Olung Siron diharapkan kepada PEMDA
dan
PLN
setempat
agar
dapat
memperhatikan
masyarakat
untuk
membantu pelaksanaan pembanguan
Pembangit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH).
Kelebihan daya yang dihasikan
PLTMH
dapat
digunakan
untuk
keperluan rekreasi, pendidikan dan
industri kecil seperti; mesin pemotong
rotan, mesin penggiling padi. Dalam
artian PLTMH tersebut tidak hanya untuk
keperluan konsumtif tapi bisa juga untuk
keperluan produktif
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim (2008). Buku Utama
Pedoman Studi Kelayakan PLTMH.
Jakarta: Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral.
2. Arismunandar A, dan Kuwahara S
(2004). Teknik Tenaga Listrik Jilid I.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
3. Cleland, B.R .November 2003.
TMDL Development From the
Bottom Up -- Part III: Duration
Curves
and
Wet-Weather
Assessments.
National
TMDL
Science and Policy 2003 -- WEF
Specialty Conference. Chicago, IL.
4. Dake, J.M. (1985). Hidrolika Teknik.
Jakarta: Erlangga.
5. Dandekar, M.M., dan Sharma, K.N.
(1991). Pembangkit Listrik Tenaga
Air. Jakarta: Universitas Indonesia.
6. Fraenkel, Paish, Bokalders, Harvey,
Brown, Edwards. (1991). Microhydro
power,
A
guide
for
development workers. Intermediate
Technology Publications
7. Hadisusanto,
Nugroho
(2011).
Aplikasi Hidrologi. Yogyakarta: Jogja
Mediautama.
8. http://en.wikipedia.org/wiki/Propeller
_turbine. Propeller Turbine. diakses
2012.
9. Liu,
Henry
(2003).
Pipeline
Engineering. United States of
America: Lewis Publishers.

10. Patty, O.F. (1995). Tenaga Air.


Jakarta: Erlangga.
11. Ray K, Linsley (1991). Teknik
Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga.
12. Soemarto, C.D. (1987). Hidrologi
Teknik. Surabaya: Usaha Nasional.
13. Sosrodarsono,
Suyono
(1989).
Bendungan Type Urugan. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita.
14. Sosrodarsono,
Suyono
(1993).
Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita.
15. Sri Harto Br (1993). Analisis
Hidrologi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
16. Triatmodjo,
Bambang
(2010).
Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta
Offset.
17. Varshney (1977). Hidro Power
Structures: India.

Anda mungkin juga menyukai