I.
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
: Tn. A
Tempat/ tanggal lahir
: Jayapura, 24 Agustus 1979
Umur
: 32 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku Bangsa
: Papua
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Pendidikan Terakhir
: STM
Pekerjaan
: Pegawai Swasta ( Freeport )
Status Pernikahan
: Menikah
Alamat
: KPR BTN Bumi Teratai Indah Blok C no 25, Jayapura
Tanggal masuk RS
: 15 April 2012
Riwayat Perawatan
:
Seorang Pskiatri di Jayapura 2011
Klinik Koala Kencana ( 04/04/2012 )
RS International SOS Tembagapura ( 04/04/2012 15/04/2012)
RSKJ Dharma Graha ( 15/04/2012 Sekarang )
Presentasi Kasus
II.
STATUS PSIKIATRI
A. Keluhan Utama
Pasien dirawat di RS Khusus Jiwa Dharma Graha atas persetujuan keluarga atas rujukan
dari RS International SOS Tembagapura difasilitasi oleh perusahaan tempat beliau berkerja
dengan alasan perilaku agresif seperti mudah marah, merasa ibunya ingin membunuh dirinya,
melakukan kekerasan terhadap isterinya dan menghancurkan rumah tetangganya.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku dirawat di RSKJ Dharma Graha karena beberapa minggu yang
lalu ia mengamuk di rumahnya dan memukul istrinya karena pasien merasa cemburu dan
curiga bahwa istrinya berselingkuh dengan orang lain. Setelah memukul istrinya,
kemudian ia berlari menuju jalan besar di depan rumahnya dan memarahi pengguna jalan
serta mengajak untuk berkelahi dengan dirinya. Tetangga yang melihat kejadian tersebut
berusaha melerai dan memberitahukan kepada para pengguna jalan untuk tidak
menghiraukannya karena pasien mengalami gangguan kejiwaan, dan pasien pun semakin
mengamuk kemudian memcahkan kaca rumah tetangganya. Kemudian pasien ditangkap
oleh tetangganya dan diikat kemudian dibawa ke sebuah klinik di dekat rumahnya.
Sebelumnya pasien selalu mendengar suara-suara hewan ditengah malam, dan
hanya pasien saja yang mendengar suara-suara tersebut sehingga membuat pasien sulit
untuk tidur. Apabila ia menonton TV, pasien merasa isi dari acara tersebut hanya
mengomentari dirinya. Merasa curiga dengan istrinya, merasa bahwa istrinya selingkuh
dengan orang lain, selain itu pasien juga merasa teman-temanya selalu membicarakan
tentang dirinya. Apabila meleawati setiap persimpangan jalan, pasien selalu mencium bau
obat-obatan. Setelah itu pasien merasa ibunya ingin membunuh dan menyakitinya.
Presentasi Kasus
Pasien pun mencari kesembuhan secara rohani dengan mengikuti setiap kegiatankegiatan dan pelayanan yang ada di gerejanya. Setelah beberapa waktu aktif dalam
pelayanan gereja, pasien merasa Roh Kudus masuk kedalam dirinya dan bertindak selaku
seorang pendeta dan mengatakan bahwa seluruh teman-temanya adalah pendosa dan
pasien berteriak-teriak nama Tuhan Yesus.
Pasien merasa Pimpinan tempat ia bekerja yang menyebabkan ia mengalami
gangguan seperti ini. Pasien merasa pimpinannya tidak senang dengan dia karena pasien
sempat meminta untuk dipromosikan dalam pekerjaannya, namun tidak dikabulkan oleh
pimpinnya. Akhirnya ia merasa pimpinannya melakukan santet terhadap dirinya melalui
sepatu yang digunakannya saat bekerja.
Alloanamnesa
Menurut ibu pasien, pasien dibawa ke RSKJ Dharma Graha oleh rujukan dari RS
SOS Tembagapura karena pasien mengamuk 1 minggu sebelumnya, berteriak-teriak
nama Yesus-Yesus memukul istrinya serta merusak rumah tetangganya. Selain itu
pasien juga sering berperilaku seperti orang suci dan menganggap teman-temanya
pendosa. Sebelumnya pasien sering mendengar halusinasi suara hewan pada tengah
malam sehingga membuatnya sulit untuk tidur. Pasien juga mudah memilik rasa curiga
terhadap orang-orang disekitarnya.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat Penyakit Psikiatri
Pada tahun 2010, pasien merasa ada yang aneh saat melihat wajahnya dicermin,
pasien merasa wajahnya sangat seram dan menakutkan. Setelah itu pasien menceritakan
hal tersebut kepada keluarga, namun keluarga tidak melihat sesuatu yang aneh dari
wajahnya. Pasien sangat takut untuk keluar rumah dan merasa malu, sehingga ia meminta
ijin untuk tidak bekerja beberapa hari. Akhirnya ia dibawa keluarga kepada dukun untuk
diobati, oleh dukun tersebut pasien diminta untuk berpuasa 3 hari, hanya diperbolehkan
minum air yang sudah dimanterakan oleh dukun tersebut dan pada hari ke-3 pada tengah
malam pasien diminta untuk pergi ke makam dan melakukan ritual-ritual mistis bersama
dengan dukun tersebut. Pasien pun mengikuti instruksi dari dukun tersebut dan berpuasa,
namun setelah hari ketiga pasien merasa ini hanya tipuan belaka sehingga ia menolak
untuk pergi ke makam.
Presentasi Kasus
III.
Presentasi Kasus
Presentasi Kasus
Presentasi Kasus
IV.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pria, sesuai dengan usianya, mengenakan pakaian kaos berwarna merah dengan
celana panjang dan menggunakan ikat pinggang. Rambut hitam dengan potongan
sangat pendek; jenggot banyak, tercukur rapih. Pasien menggunakan sandal. Tampak
tenang
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara pasien bersikap sopan dan duduk tenang, tidak tampak tandatanda kecemasan dan tidak ditemukan hiperaktivitas.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif, tidak menunjukkan sikap curiga terhadap pemeriksa.
: Eutimik
: Tumpul
: Tidak serasi
C. Bicara
Pasien cenderung pasif dalam berbicara (hanya berbicara apabila ditanya), artikulasi
jelas, lancar, kecepatan bicara cukup, pasien mampu menceritakan gangguan yang
dialaminya dengan baik dan spontan.
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik :
Pasien dapat mendengar suara-suara hewan pada saat malam hari dan berlangsung
dari jam 1 3 pagi dan sering mendengar ada bisikan sperti suara mendesis.
Halusinasi Olfaktorik
Setiap melewati persimpangan jalan, pasien selalu mencium bau seperti obatobatan.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 19 Mei 2012
Presentasi Kasus
E. Pikiran
1. Proses Pikir
2. Isi Pikir
: Koheren
:
Waham Curiga :
Pasien meyakini bahwa Ibunya ingin membunuhnya, istrinya berselingkuh
dengan laki-laki lain, serta atasan tempat dia bekerja melakukan santet atas
dirinya.
Waham Kebesaran
Pasien meyakini bahwa dirinya dimasuki oleh Roh Kudus dan menyebabkan
dia merasa seperti seorang pendeta dan menganggap teman-temanya adalah
pendosa.
F. Fungsi intelektual
1. Taraf Kesadaran dan Kesigapan
Compos Mentis, kesiagaan baik. Pasien dapat memusatkan dan mempertahankan
perhatian dengan cukup baik.
2. Orientasi
I.
Waktu
: Baik, pasien dapat mengetahui waktu saat wawancara dan
dapat mengetahui tanggal, bulan, tahun saat wawancara berlangsung.
II.
Tempat
: Baik, pasien dapat mengetahui bahwa dirinya sekarang
berada di RSKJ Dharma Graha.
III.
Orang
: Baik, pasien dapat mengetahui dan mengenal dokter yang
memeriksanya, perawat yang merawatnya.
3. Daya Ingat
I.
Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien masih dapat mengingat tanggal
lahir dengan tempat dan pengalaman waktu sekolah.
II.
Daya ingat jangka Sedang : Baik, pasien dapat menceritakan kejadian
beberapa bulan sebelumnya
III.
Daya ingat jangka pendek : Baik, Pasien dapat menceritakan kegiatan
yang dilakukannya sehari yang lalu.
IV.
Daya ingat segera : Baik, Pasien dapat mengulang dengan baik kata-kata
yang diucapkan pemeriksa.
Presentasi Kasus
: terganggu
: tidak terganggu
: Compos Mentis
Presentasi Kasus
V.
Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan Gizi
: Cukup
Nadi
: 76 x/menit
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Berat badan
: 65 kg
Tinggi badan
: 160. cm
IMT
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
dicabut.
Mata
Hidung
10
Presentasi Kasus
Telinga
Mulut
Jantung
Paru-Paru
Abdomen
Extremitas : tidak ada edema, tidak ada deformitas pada extremitas atas dan bawah,
ada luka gores dikedua bagian pergelangan tangan
Status Neurologi
: (-)
: (-)
Nervus cranialis
Motorik
: baik
Sensorik
: baik
Refleks fisiologis
: normal
Refleks patologis
: (-)
11
Presentasi Kasus
VI.
12
Presentasi Kasus
FORMULA DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola perilaku atau psikologis yang secara klinis
bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan penderitaan dan
gangguan dalam berbagai fungsi psikososialnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
ini mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara klinik
bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu :
1. Adanya hendaya dalam kemampuan daya nilai realita
2. Lingkungan mengeluh.
3. Adanya gejala psikopatologi (waham)
Berdasarkan :
1. Kesadaran
: Compos mentis
2. Orientasi
: Baik
3. Daya ingat
: Baik
atas
13
Presentasi Kasus
III.
Berdasarkan adanya :
Waham curiga, waham kebesaran, yang ada dan relatif stabil pada pasien
Gejala negatif yang masih nyata. Afek terbatas dan menarik diri.
SCHIZOPHRENIA TIPE
PARANOID(F 20.0)
14
Presentasi Kasus
VII.
EVALUASI MULTIAXIAL
Aksis I
Aksis II
VIII.
1. Organobiologik
DAFTAR MASALAH
: Tidak ditemukan masalah organobiologik
2. Psikologik
Gangguan persepsi
Waham Curiga
Waham kebesaran
: Koheren
Tilikan
: Insight derajat 3
15
Presentasi Kasus
RENCANA TERAPI
IX.
Psikofarmaka
o Aripiprazole 10 mg
1x1 tab
o Lorazepam
1x 2mg/hari
o Clozapine ( clorilex )
1 x 25 mg/hari
Nonpsikofarmaka
ii.
iii.
b. Terapi Psikososial:
i.
ii.
Recreation therapy
yang diadakan.
c. Behavioural Therapy:
i.
ii.
d. Pemeriksaan Laboratorium
i.
16
Presentasi Kasus
X.
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: dubia ad bonam
Qui ad Sanationam
: dubia ad malam
PROGNOSIS
17