NIM : 1202267
Anthesis atau mekarnya bunga merupakan proses yang penting bagi tumbuhan
untuk kesuksesan reproduksinya. Mekarnya bunga akan memungkinkan polinasi sebagai
salah satu cara berkembangbiak.
Berdasarkan waktu mekarnya, mekarnya bunga dapat dikelompokkan menjadi
diurnal yang mekar pada siang hari dan bunga nokturnal yang mekar pada malam hari.
Sedangkan berdasarkan jumlah terjadinya kuncup-mekar pada suatu bunga, dapat
dikelompokan menjadi tunggal atau berulang (Doorn dan Meeteren, 2003).
Bunga memiliki berbagai cara berbeda untuk dapat mekar tergantung pada spesies
bunga tersebut. Ada bunga yang proses mekarnya ditentukan oleh faktor eksogen seperti
kelembaban, intensitas cahaya, atau suhu udara. Tetapi secara umum, faktor eksogen
tersebut merupakan stimulus perkembangan jaringan petal dan perubahan tekanan osmosis
sel di petal bunga yang menyebabkan anthesis.
Faktor yang berperan dalam anthesis terbagi menjadi dua yaitu faktor endogen
yang berasal dari tumbuhan itu sendiri, dan faktor eksogen yang berasal dari lingkungan
tumbuhan tersebut. Pada artikel ini, hanya akan dibahas proses mekarnya bunga akibat
faktor-faktor endogen saja. Terdapat berbagai mekanisme anthesis yang berbeda pada
setiap bunga, beberapa mekanisme tersebut adalah sebagai berikut.
A. PERKEMBANGAN JARINGAN PETAL
1. Perbedaan Kecepatan Pertumbuhan
Mekanisme mekarnya bunga dapat terjadi akibat perbedaan kecepatan
pertumbuhan antara dua sisi petal. Contohnya pada mesofil pada petal bunga tulip
yang memiliki suhu tumbuh optimum yang berbeda antara sisi dalam dan sisi
luar. Mesofil luar memiliki suhu optimum untuk bertumbuh 10oC lebih rendah
dari pada sisi dalamnya (Wood, 1953). Oleh karena itu, Ketika suhu hangat maka
mesofil di sisi dalam petal bertumbuh lebih cepat dibandingkan sisi luar sehingga
menyebabkan petal melengkung dan bunga menjadi mekar. Sebaliknya saat suhu
turun 10oC lebih dingin, maka pertumbuhan mesofil petal sisi luar akan lebih
cepat dari pada sisi dalamnya sehingga bunga kuncup kembali.
atau fruktan, atau keduanya dalam jumlah tertentu. Karbohidrat kompleks tersebut
secara sangat cepat dimetabolisme menjadi gula sederhana yaitu fruktosa dan glukosa.
(Trusty dan Miller, 1991). Peningkatan jumlah gula yang sangat cepat tersebut
mengiringi proses mekarnya bunga. Dengan dipecahnya amilum atau fruktan menjadi
monomer gula sederhana, potensial air menjadi lebih rendah dan air secara cepat
memasuki sel-sel petal sehingga sel petal mencapai ukuran maksimum dan mekar.
Glukosa atau fruktosa yang sangat tinggi juga digunakan dalam menghasilkan energi
untuk memperbesar ukuran sel petal.
D. REGULASI HORMON
Peran hormon-hormon tumbuhan juga memegang peranan penting dalam
proses mekarnya bunga. Pada bunga tertentu seperti Ipomea nil dan bunga mawar,
mekarnya bunga terjadi karena peran ABA. Peran ABA ini disebabkan oleh
meningkatnya produksi Etilen pada bunga (Koning, 1986). Sedangkan hormon
Auksin menyebabkan terhambatnya pemekaran bunga (Kaihara dan Takimoto,
1983).
Referensi
Doorn WG, Meeteren U. 2003. Flower opening and closure: a review. Journal of
Experimental Botany
Kaihara S, Takimoto A. 1981. Effects of Light and Temperature on Flower-opening in
Pharbitis nil. Plant and Cell Physiology
Kaihara S, Takimoto A. 1983. Effect of Plant Growth Regulators on Flower Opening of
Pharbitis nil. Plant and Cell Physiology.
Koning RE. 1986. The Role of Ethylene in Corolla Unfolding in Ipomoea nil
(Convolvulaceae). American Journal of Botany
Panavas T, Reid PD, Rubinstein B. 1998. Programmed Cell Death of Daylily Petals:
Activities of Wall-based Enzymes and Effects of Heat Shock. Plant Physiology and
Biochemistry
Trolinder NL, McMichael BL, Upchurch DR. 1993. Water Relations of Cotton Flower
Petals and Fruit. Plant, Cell and Environment
Trusty
SE,
Miller
WB.
1991.
Postproduction
Carbohydrate
Levels
in
Pot