Anda di halaman 1dari 158

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut
Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai the process of delineating,
obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives," Artinya
evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi
yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Sedangkan, Rooijackers Ad mendefinisikan evaluasi sebagai "setiap usaha atau proses
dalam menentukan nilai". Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai
proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan. Dan menurut Anne Anastasi (1978) mengartikan evaluasi
sebagai "a systematic process of determining the extent to which instructional objective
are achieved by pupils". Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan
dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana,
sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas.
Evaluasi berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya
diartikan tidak berbeda (indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan
yang lain. Pengukuran (measurement) adalah proses membandingkan sesuatu melalui
suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat
kuantitatif. Penilaian adalah suatu proses transformasi dari hasil pengukuran menjadi
suatu nilai.Evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai yang
digunakan dalam rangka pengambilan keputusan.
Evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta pendidikan,
pengajar maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi
dimana siswa mendapatkan nilai yang mernuaskan maka akan memberikan dampak
berupa suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi. Pada
kondisi dimana hasil yang dicapai tidlak mernuaskan maka siswa akan berusaha
memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus

positif dari guru/pengajar agar siswa tidak putus asa. Dari sisi pendidik, hasil evaluasi
dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan
kualitas pendidikan.
Sebagai alat ukur, suatu tes baru dapat dikatakan berhasil menjalankan fungsi ukurnya
apabila mampu memberikan hasil ukur yang cermat dan akurat. Tes yang hasil ukurnya
tidak cermat atau tidak dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada
objek ukurnya tidaklah banyak memberikan informasi yang berguna. Apalah arti sebuah
tes prestasi apabila ia tidak mampu menunjukkan perbedaan antara siswa yang
mempunyai sedikit kemampuan dan yang mempunyai lebih banyak kecakapan. Apalah
guna sebuah tes prestasi yang sedemikian mudahnya sehingga semua siswa dapat
menjawab semua soal dengan benar dan penguji kemudian tidak dapat membedakan
antara mereka yang benar-benar menguasai pelajaran dan mereka yang menjawab benar
semata-mata karena soal itu terlalu mudah. Manfaat apakah yang dapat diambil dari
sebuah tes prestasi yang demikian sukarnya sehingga tidak seorangpun yang mampu
menjawab satu soal pun dengan benar?.
Sebuah tes yang berisi soal-soal berkualitas tinggi walaupun dalam jumlah yang
sedikit akan jauh lebih berguna daripada sebuah tes yang berisi puluhan soal berkualitas
rendah. Soal-soal yang berkualitas rendah tidak saja akan menurunkan fungsi tes akan
tetapi akan memberikan hasil pengukuran yang menyesatkan.
Oleh karena itu setiap tes yang telah selesai ditulis, masih harus diuji kualitasnya
secara empirik. Soal-soalnya masih harus diuji dengan menggunakan data yang diperoleh
melalui suatu prosedur try-out atau dari hasil pengenaan tes di kelas yang sesungguhnya
(field tested). Dari data hasil pengenaan tes ini akan diperoleh bukti mengenai kualitas
soal-soal tes yang bersangkutan. Kemudian dari hasil analisis terhadap data empirik ini
pula diperoleh dasar untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Prosedur
kerja dalam melakukan pengujian seluruh soal tes yang didasarkan pada data empirik
tersebut dinamai prosedur analisis butir soal.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan makalah ini penyusun ingin membahas beberapa permasalah yang
telah dirumuskan disebagai berikut.
1)

Apa yang dimaksud Evaluasi, serta tujuan dan kegunaannya ?

2)

Apa saja jenis-jenis evaluasi pembelajaran?

3)

Bagaimanakah teknik penilaian dalam evaluasi, serta ranah apa saja yang perlu
dievaluasi dalam pembelajaran?

4)

Bagaimanakah pendekatan dalam penilaian evaluasi itu, dan apa saja yang
termasuk kedalamnya?

5)

Bagaimanakah cara menganalisis butir soal secara kualitatif, maupun


kuantitatif?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun maksud dari penyusunan laporan ini, antara lain ialah :
1) Agar mahasiswa memahami apa yang di maksud dengan Evaluasi serta tujuan dan
kegunaannya.
2) Agar mahasiswa memahami apa saja jenis-jenis evaluasi dalam pembelajaran.
3) Agar mahasiswa memahami bagaimana teknik penilaian dalam evaluasi dan apa
saja ranah penilaian tersebut
4) Agar mahasiswa memahami macam-macam pendekatan dalam penilaian evaluasi
5) Agar kami mahasiswa memahami cara menganalisis soal secara kualitatif maupun
kuantitatif
6) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan penulisan makalah ini terdapat manfaat yang sangat besar untuk mahasiswa,
khususny mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil
dapat menjelaskan dan mengetahui tata cara menganalisis butir soal dalam proses
perencanaan dan perhitungan dalam proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan
informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian .

1.5 Metode Penulisan


Data yang diperlukan didukung dari studi literature atau studi kepustakaan, yaitu data
yang dihimpun dari hasil membaca dan mempelajari buku-buku sumber yang ada
hubungannya dengan masalah yang dibahas, ditambah dengan data empiris yang penulis
dapatkan selama ini serta hasil browshing data dari internet.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN EVALUASI

Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak
ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan
informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan Sesuai pendapat Grondlund
dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajran adalah suatu proses
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk
menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui
kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka
terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian
terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan
pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi
yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran
merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan,
perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru.
Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari
tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan,
formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan
atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga
tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan.
Sesungguhnya, dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yakni
pengukuran, assessment dan evaluasi. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses
atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih
bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok
dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalahsebagai berikut:

1).tujuan pengukuran,
2).ada objek ukur,
3).alat ukur,
4).proses pengukuran,
5).hasil pengukuran kuantitatif.
Sementara, pengertian asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan
mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak
sampai ke taraf pengambilan keputusan. Sedangkan evaluasi secara etimologi berasal dari
bahasa Inggeris evaluation yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan
sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat
dikemukakan, yakni:
a).Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
b).Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan
atastujuan yang jelas.
c).Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasilpengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan.
Berdasarkan pada berbagai batasan 3 jenis penilaian di atas, maka dapat diketahui bahwa
perbedaan antara evaluasi dengan pengukuran adalah dalam hal jawaban terhadap pertanyaan
what value untuk evaluasi dan how much untuk pengukuran. Adapun asesmen berada di
antara kegiatan pengukuran dan evaluasi. Artinya bahwa sebelum melakukan asesmen
ataupun evaluasi lebih dahulu dilakukan pengukuran
Sekalipun makna dari ketiga istilah (measurement, assessment, evaluation) secara
teoretik definisinya berbeda, namun dalam kegiatan pembelajaran terkadang sulit untuk
membedakan dan memisahkan batasan antara ketiganya, dan evaluasi pada umumnya diawali
dengan kegiatan pengukuran (measurement) serta pembandingan (assessment).

Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guruakan mengetahui perkembangan
hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa
atau peserta didik. Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari:
(1)perencanaan,
(2)pengumpulan data,
(3)verifikasi data,
(4)analisis data, dan
(5)interpretasi data.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru)
dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh
mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana
tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat
pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai
2.2 TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain
sebagai berikut:
1).Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu.
2).Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3).Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4).Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka
perbaikan.

Selain fungsi di atas, penilaian juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, dan
diagnostik,guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan
dari setiap fungsi tersebut adalah:
a).Fungsi seleksi. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu
menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu.
b).Fungsi Penempatan. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan penempatan
agar setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang
pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.
c).Fungsi Diagnostik. Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan
belajar tersebut.
Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah :
1.Mengetahui kemajuan belajar siswa
2.Mengetahui potensi yang dimiliki siswa
3.Mengetahui hasil belajar siswa
4.Mengadakan seleksi
5.Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa
6.Memberi bantuan dalam pengelompokan siswa
7.Memberikan bantuan dalam pemilihan jurursan
8.Memberikan bantuan dalam kegiatan belajar siswa
9. Memberikan motivasi belajar
10.Mengetahui efektifitas mengajar guru
11.Mengetahui efisiensi mengajar guru
12.Memberikan balikan pada guru
13.Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat
14.Memberikan data untuk penelitian dan pengembangan pembelajaran
Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
a.Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi :
1.Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahankelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

2.Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siwa yang paling tepat
sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3.Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam
program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4.Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan
proses belajar dan mengajar.
5.Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan
belajar siswa.
Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :
1.Evaluasi Konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan,
latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
2.Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang
digunakan untuk mencapai tujuan.
3.Evaluasi Proses
Evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran
proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul
dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4.Evaluasi Hasil atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk
menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5.Evaluasi Outcom atau Lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi
lulusan setelah terjun ke masyarakat.
Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran :
1.Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran,
strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2.Evaluasi Proses Pembelajaran

Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar
program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3.Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran
yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif,
psikomotorik.
Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
Berdasarkan objek :
1.Evaluasi Input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
2.Evaluasi Transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi,
media, metode dan lain-lain.
3.Evaluasi Output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
Berdasarkan subjek :
1.Evaluasi Internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
2.Evaluasi Eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua,
masyarakat.
Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Proses evaluasi
dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan
pelaporan.

10

2.3 JENIS JENIS EVALUASI


A. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan
dibedakan atas lima jenis evaluasi :
1. Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan
siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat
sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam
program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Evaluasi formatif
5. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan
untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
6. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan bekajra siswa.
B. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :
1. Evaluasi konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional
tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan

11

2. Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi
yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran
proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul
dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk
menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi
lulusan setelah terjun ke masyarakat.
C. Jenis evalusi berdasarkan lingkup
kegiatan pembelajaran :
1. Evaluasi program pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi
belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar
program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang
ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

12

D. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan


subjek evaluasi
Berdasarkan objek :
1. Evaluasi input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
2. Evaluasi tnsformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain
materi, media, metode dan lain-lain.
3. Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
Berdasarkan subjek :
1. Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
2. Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua,
masyarakat.
2.4 TEKNIK PENILAIAN DAN RANAH EVALUASI
Definisi Pengukuran

Menurut Mahrens; pengukuran dapat diartikan sebagai informasi berupa angka yang
diperoleh melalui proses tertentu.

Menurut Suharsimi Arikunto; pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan


suatu ukuran

Menurut Lien; pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan


menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi

Definisi Penilaian

13

Menurut Suharsimi Arikunto; menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu


dengan baik, penilaian yang bersifat kuantitatif

Menurut Mahrens; penilaian adalah suatu pertimbangn professional atau proses yang
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu

Prinsip penilaian
a. Prinsip keseluruhan (integritas); prinsip ini menghendaki bahwa suatu penilaian harus
mempertimbangkan seluruh aspek yang berhubungan dengan pribadi siswa atau objek
yang akan dinilai
b. Prinsip berkesinambungan kontinuitas; menurut prinsip ini penilaian merupakan
proses yang terus menerus.
c. Prinsip kesesuaian (objektivitas); penilaian yang baik harus didasarkan atas kenyataan
yang sebenarnya dan sesuai dengan kenyataan yang terdapat pada siswa.
Tes
Pengertian test
Secara harfiah kata test berasal dari kata bahasa prancis kuno: testum yang berarti
piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
dengan tes yang berarti ujian atau percobaan.
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi, test adalah alat pengukur yang mempunyai
standar obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul
digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan
menurut F.L. Geodenough, test adalah suatu rangkaian tugas yang diberikan kepada
individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan kecapan
antara satu dengan yang lain.
Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa test adalah cara yang dapat digunakan
atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian yang
dapat berbetuk pemberian tugas, atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan
nilai yang dapat melambangkan prestasi.
1. Fungsi test
a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh

14

peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka


waktu tertentu
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui test
tersebut dapatdiketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.
2. Macam-macam test
a. Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas:

Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir


pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini
digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan


dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan
untuk aspek kognitif peserta didik.

Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan


pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk
perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor/
keterampilan peserta didik.

b. Menurut fungsinya test terbagi atas:

Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah


selesainya satu pokok bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan
tuntas tidaknya satu pokok bahasan. Tindak lanjut yang dapat
dilakukan setelah diketahui hasil test formatif peserta didik adalah:

Jika

materi

yang

ditestkan

itu

telah

dikuasai,

maka

pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.

Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik,


maka sebelum melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih
dahulu diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian yang
belum di kuasai. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat
penguasaan peserta didik

Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah


sekumpulan satuan program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah
test ini dikenal sebagai ulangan umum.

Test diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk


menentukan secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta
didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.

15

c. Menurut waktu diberikannya test tergagi atas:

Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses
pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah
materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
Jenis-jenis pra test antara lain:
a. Test persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang
dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang
menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu.
b. Input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan
menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan
dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta
didik.

Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses
pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat
penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra
test.
Menurut kebutuhannya, macam test antara lain:
Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan
seseorang (peserta didik).
IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan
seseorang (peserta didik).
Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk
mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.
Menurut jenisnya tes terbagi menjadi:
Test standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa kali uji
coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik.
Test buatan guru, yaitu test yang dibuat oleh guru.
Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas:
Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak
dibatasi.
Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test
dibatasi.

Ranah kognitif (kemampuan intelek) ; meliputi :

16

Mengenal atau mengingat kembali

Pemahaman

Penerapan atau aplikasi

Perincian atau analisis

Pemanduan atau sintesis

Evaluasi

Ranah afektif ; berhubungan dengan pandangan siswa

Ranah psikomotorik ; berhubungan dengan kerja otot atau keterampilan, meliputi :

Persepsi

Kesediaan bertindak

Menirukan dan mencoba

Gerak mekanik

Gerak kompleks

Standar penilaian ; terdiri dari :

Standar mutlak atau standar absolute (seperti yang dilakukan pada system
belajar tuntas)

Standar relative (tergantung pada guru)

Kriteria Tes yang Baik

Validitas (Ketepatan); Suatu alat pengukur dapat dikatakan alat pengukur yang valid
apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.

Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika
diuji ulang dengan tes yang sama pada kesepatan yang berbeda, atau dengan
seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau pada kondisi pengujian yang
berbeda

Objektivitas; Suatu tes dikatakan obyektif jika tes tersebut diajukan kepada beberapa
penilai, tetapi memberikan skor yang sama, untuk disiapkan kunci jawaban (scorring
key).

Memiliki discrimination power (daya pembeda); Tes yang dikatakan baik apabila
mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang bodoh.

Mencakup ruang lingkup (scope) yang sangat luas dan menyeluruh; Tes yang baik
harus memiliki komphrehensi veenes, ini akan menyisihkan siswa yang berspekulasi
dalam menempuh tes.

17

Praktis; mencakup :

Mudah dipakai/ diperiksa

Hemat biaya

Mudah diadministrasikan

Tidak menyulitkan guru dan sekolah.

Jenis-jenis validitas

Validitas ramalan (Predictive validity); artinya ketepatan (kejituan) dari suatu alat
pengukur ditinjau dari kemampuan tes tersebut untuk meramalkan prestasi yang
dicapainya kemudian.

Validitas bandingan (Concurent-validity); artinya kejituan daripada suatu tes dilihat


dari korelasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat kini secara riil.

Validitas isi (Content validity); artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau dari isi tes
tersebut (representative).

Validitas susunan (Construct Validity); artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau
dari susunan tes tersebut.

Tingkat kesahihan dan keterandalan evaluasi ditentukan oleh :

Keadaan objek yang dievaluasi. Misalnya sasaran didik sedang dalam keadaan sedih
dan senang, maka kalau orang tersebut dites, ia akan memberikan respon yang
berbeda terhadap suatu tes atau ujian yang sama.

Alat pengukur. Alat yang kurang baik, misalnya penggaris yang melengkung,
timbangan yang tidak pernah ditar dan sebagainya

Situasi pengukuran. Situasi yang akrab akan menghasilkan data yang berbeda dengan
situasi yang tegang. Misalnya pada waktu evaluasi dilakukan, kelas ditunggu oleh
Menteri hasilnya akan lain apabila ditunggu oleh muridnya.

Penyelenggaraan evaluasi. Evaluasi yang diselenggarakan secara tertib akan


menghasilkan data yang berbeda dengan yang diselenggarakan secara kacau.

Macam-macam Tes Objektif

18

Bentuk Tes Benar Salah (True False) Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa
statemen. Statemen tersebut dapat disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang
salah.
a. Kelebihan Tes Benar Salah

Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak

Mudah dalam penyusunannya

Petunjuk mengerjakannya mudah dimengerti

Dapat digunakan berkali-kali

Objektif

b. Kelemahan Tes Benar Salah

Mudah ditebak

Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan kemungkinan


benar atau salah

Hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali

c. Petunjuk Penyusunan

Hindari kalimat negatif, yakni kalimat yang mengandung kata tidak atau
bukan

Pernyataan harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang memiliki


pengertian samar-samar dapat terkecoh dalam menjawabnya

Dalam menyusun keseluruhan tes, diharapkan item yang mengandung salah


sedikit cukup banyak

d. Cara Melakukan Pen-skor-an Tes Benar Salah

Dengan Denda Menggunakan rumus : Skor = Jumlah jawaban benar Jumlah


jawaban Salah

e. Tanpa Denda Menggunakan rumus : Skor = Jumlah jawaban yang benar


Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)
Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum
lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan
jawaban benar yang telah disiapkan.

19

a. Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan) Bentuk ini merupakan suatu kalimat
pernyataan yang belum lengkap dan diikuti empat atau lima kemungkinan jawaban
yang tepat dan melengkapi pernyataan tersebut.
b. Hubungan antar hal (Sebab akibat) Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat : satu
kalimat pernyataan dan satu kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan memiliki
hubungan sebab akibat atau tidak dengan alasan.
c. Analisa Kasus Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah.
d. Membaca Diagram, atau tabel Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda
biasa, hanya saja disertai dengan tabel.
e. Asosiasi pilihan ganda Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan,
yakni suatu pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa
kemungkinan, hanya perbedaan pada bentuk asosiasi pilihan ganda kemungkinan
jawaban bisa lebih dari satu, sedangkan melengkapi pilihan hanya satu yang paling
tepat.Petunjuk : Pilih A jika (1), (2) dan (3) benar Pilih B jika (1) dan (3) benar Pilih
C jika (2) dan (4) benar Pilih D jika hanya (4) yang benar Pilih E jika semuanya benar
Saran Pembuatan Soal Pilihan Ganda
a) Pernyataan dan pilihan merupakan suatu rangkaian kalimat
b) Hindari pilihan yang tidak ada kaitannya satu sama lain
c) Buat pilihan yang mirip dengan jawaban kunci
d) Letak kunci jawaban sebaiknya tidak selalu berada pada tempat (poin) yang sama
e) Hindari kaitan antara satu soal dengan soal lainnya
Cara Memberikan Skor
a) Tanpa Denda Skor = Banyaknya jawaban yang benar
b) Dengan Denda
Menjodohkan (Matching Test)

20

Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap pertanyaan
mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk memasangkan atau
mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai jawaban yang benar.
a. Saran Penulisan

Banyaknya jawaban di sebelah kanan lebih dari jawaban di sebelah kiri

Lebihnya jawaban hendaknya menunjukkan jawaban yang salah

Materinya setiap sisi baiknya mengenai satu pokok bahasan saja

Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal
dan pertanyaan. Sedangkan kolom kedua memuat kode dan pilihan jawaban.

b. Cara Memberikan Skor


Penskoran pada tes menjodohkan tidak diberikan denda terhadap jawaban yang salah
Skor = Jumlah jawaban benar
Tes Isian (Complementary Test)
Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini
yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar pernyataan yang dibuat
menjadi pernyataan yang benar.
Cara Memberikan Skor
Pada tes ini sulit dilakukan tebakan, sehingga tidak diperlukan denda terhadap jawaban yang
salah.

Maka

rumus

yang

digunakan

adalah

Skor = Jumlah jawaban benar


Tes Objektif
Bentuk Tes Objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
Kelebihan Tes Objektif

ebih mewakili isi dan mencakup materi yang luas

Lebih mudah dan cepat karena pemeriksaannya menggunakan kunci

Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain

Dapat digunakan untuk menilai kelompok yang besar

21

Menghindari kemungkinan siswa berspekulasi dalam mempelajari bahan pelajaran

Tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi

Kelemahan Tes Objektif

Penyusunan tes sukar dan memerlukan waktu yang cukup banyak

Memberi peluang kepada siswa untuk memberikan jawaban yang bersifat coba-coba
(untung-untungan)

Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk menyatakan kemampuan ilmiahnya

Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi

Kerjasama antar siswa dalam mengerjakan soal lebih terbuka

Menggunakan bahan (kertas) yang lebih banyak

Tes Uraian dan cara pembuatannya


Tes Uraian atau Subjective Test (Essay Test)Tes uraian ialah tes yang disajikan dalam bentuk
uraian, yang mengharapkan jawaban dalam bentuk uraian pula. Biasanya untuk mengukur
kemampuan anak dalam menjabarkan, memadukan, dan menilai aspek kognitif di samping
kemampuan lainnya.
Kelebihan Tes Uraian

Mudah disiapkan dan disusun

Siswa tidak mudah berspekulasi

Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusunnya dalam


kalimat yang baik

Untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan menguasai materi

Ekonomis, sebab dapat menggunakan kertas yang sedikit

Kelemahan Tes Uraian

Kadar validitas dan reliabilitas rendah

Scope yang dinilai sempit

Pemeriksaan yang sulit dan subjektif

Hanya dapat diperiksa oleh guru yang bersangkutan

22

Petunjuk Penyusunan Tes Uraian

Hendaknya tes meliputi ide-ide pokok bahan yang akan dites-kan

Soal tidak sama persis dengan contoh yang ada pada catatan

Pada waktu menyusun soal, hendaknya juga dibuatkan kunci jawaban

Pertanyaan menggunakan kata tanya yang bervariasi

Hendaknya rumus yang digunakan dalam menjawab soal jelas dan mudah dipahami

Hendaknya ditegaskan model jawaban yang dikehendaki oleh pembuat, untuk itu
harus spesifik dan tidak terlalu umum

Cara Melakukan Pen-skor-an Tes Uraian Perhatikan petunjuk penyusunan soal, untuk
menentukan skor jawaban sebaiknya digunakan kriteria yang akan digunakan Setiap jawaban
soal hendaknya diklasifikasi dalam 4 atau 5 tingkatan, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4 atau dengan
huruf A, B, C, D dan E. Tiap nomor soal seharusnya ditentukan bobot masing-masing
Skor mentah yang diperoleh ditransfer ke nilai 1 10 atau 1 100 Contoh : Apakah yang
dimaksud dengan titik fokus pada elips?
RANAH PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK
Pengertian Ranah Penilaian Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam
ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang
dimaksud adalah:

Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali


kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses
berfikir yang paling rendah.

23

Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal
surat al-Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu
materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Pemahaman (comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan
dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta
didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-Ashar secara lancar dan jelas.

Penerapan (application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata
cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat
lebih tinggi ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu
memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan
sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Analisis (analysis)

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagianbagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

24

Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengahtengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

Sintesis (syntesis)

Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,
sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru.
Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu
jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan
tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.

Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi
Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan
patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta didik mampu
menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku
disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa
seseorang yang bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada
kesimpulan penilaian, bahwa kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji
dilaksanakan dalam sehari-hari.
Keenam jenjang berpikir yang terdapat pada ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom itu,
jika diurutkan secara hirarki piramidal adalah sebagai tertulis pada gambar 1.
Keenam jenjang berpikir ranah kognitif bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih),
dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya. Overlap di
antara enam jenjang berfikir itu akan lebih jelas terlihat pada gambar 2.

25

Penilaian
Sintesis

(Evaluation)
(Syntesis)

Analisis

(Analysis)

Penerapan

(Aplikation)

Pemahaman

(Comprehensi)

Pengetahuan

(Knowledge)

Keterangan : Pengetahuan (1) adalah merupakan jenjang berpikir paling dasar. Pemahaman
(2) mencakup pengetahuan (1). Aplikasi atau penerapan (3) mencakup pemahaman (2)dan
pengetahuan (1). Sintesis (5) meliputi juga analisis (4), aplikasi (3), pemahaman (2) dan
pengetahuan (1). Evaluasi (6) meliputi juga sintesis (5) , analisis (4), aplikasi (3), pemahaman
(2) dan pengetahuan (1).
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide,
gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental
yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu
evaluasi.
Ciri-ciri Ranah Penilaian Kognitif
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan
memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan
mengevaluasi. Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980), kemampuan kognitif adalah
kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.

26

Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada
tingkat pemahaman peserta didik dituntut juntuk menyatakan masalah dengan kata-katanya
sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik
dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis,
peserta didik diminta untuk untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian,
menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab
akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita,
komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat
evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori
yang termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide,
gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan tentang
kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling
tinggi yaitu evaluasi. Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang
berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut yaitu:
1. Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu
mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya
fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagianya.
2. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman
dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan
pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini
peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah
didengar dengan kata-kata sendiri.
3. Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang
baru, serta memecahlcan berbagai masalah yang timbuldalam kehidupan sehari-hari.
4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan
mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen
suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa

27

setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat
ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan
dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur
yang telah dipelajari.
5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada
sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan
peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan,
metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada
umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan,
pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan evaluasi jarang
sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus
maka hasil pendidikan akan lebih baik.
Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek kognitif
No

Tingkatan

Deskripsi

Pengetahuan

Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,


nama, peristiwa, tahun, daftar, teori, prosedur,dll.
Contoh kegiatan belajar:

Pemahaman

Mengemukakan arti

Menentukan lokasi

Mendriskripsikan sesuatu

Menceritakan apa yang terjadi

Menguraikan apa yang terjadi

Arti:pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar


konsep, dan antar data hubungan sebab akibat penarikan
kesimpulan

28

Contoh kegiatan belajar:

Mengungkapakan gagasan dan pendapat dengan

kata-kata sendiri

Aplikasi

Membedakan atau membandingkan

Mengintepretasi data

Mendriskripsikan dengan kata-kata sendiri

Menjelaskan gagasan pokok

Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

Arti: Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan


masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari
Contoh kegiatan:

Analisis

Menghitung kebutuhan

Melakukan percobaan

Membuat peta

Membuat model

Merancang strategi

Artinya: menentukan bagian-bagian dari suatu masalah,


penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan
antar bagian tersebut
Contoh kegiatan belajar:

Mengidentifikasi faktor penyebab

Merumuskan masalah

29

Sintesis

Mengajukan pertanyaan untuk mencari informasi

Membuat grafik

Mengkaji ulang

Artinya: menggabungkan berbagai informasi menjadi


satu kesimpulan/konsepatau meramu/merangkai
berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru
Contoh kegiatan belajar:
v Membuat desain
v Menemukan solusi masalah
v Menciptakan produksi baru,dst.

Evaluasi

Arti: mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baikburuk, bermanfaat-tidak bermanfaat


Contoh kegiatan belajar:
Mempertahankan pendapat
Membahas suatu kasus
Memilih solusi yang lebih baik
Menulis laporan,dst.

Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Kognitif


Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada
umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan,
pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan evaluasi jarang
sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus

30

maka hasil pendidikan akan lebih baik. Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan
dengan tes tertulis.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan ganda, (3)
uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban atau isian singkat, (6)
menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.
Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif adalah:
a. Ingatan (C1) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat. Ditandai dengan kemampuan
menyebutkan simbol, istilah, definisi, fakta, aturan, urutan, metode.
1. Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal.
Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan,
menentukan, menginterprestasikan.
c. Penerapan (C3), yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring & menerapkan dengan tepat
tentang teori, prinsip, simbol pada situasi baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan
menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan,
menerapkan, mengklasifikasikan, mengubah struktur.
1. Analisis (C4), Kemampuan berfikir secara logis dalam meninjau suatu fakta/ objek
menjadi lebih rinci. Ditandai dengan kemampuan membandingkan, menganalisis,
menemukan, mengalokasikan, membedakan, mengkategorikan.
e. Sintesis (C5), Kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep secara logis
sehingga menjadi suatu pola yang baru. Ditandai dengan kemampuan mensintesiskan,
menyimpulkan, menghasilkan, mengembangkan, menghubungkan, mengkhususkan.
1. Evaluasi (C6), Kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap
sustu situasi, sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan menggunakan
tolak ukur tertentu sebagai patokan. Ditandai dengan kemampuan menilai,
menafsirkan, mempertimbangkan dan menentukan.

31

Contohnya siswa dibina kompetensinya menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring


kubus. Namun, untuk dapat melukis jaring-jaring kubus setidaknya diperlukan pengetahuan
(kognitif) tentang bentuk-bentuk jaring kubus dan cara-cara melukis garis-garis tegak lurus.
2.2 Pengertian Ranah Penilaian Afektif, Ciri-ciri, dan Contoh Pengukuran Ranah
Penilaian Afektif
2.2.1 Pengertian Ranah Penilaian Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan
bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki
kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta
didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran
pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah,
motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di
terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan
sebagainya.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2)
responding (3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue complex
Receiving atau attending (= menerima atua memperhatikan), adalah kepekaan seseorang
dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran
dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau
rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian
sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini
peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan
kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau mengidentifikasikan diri dengan nilai itu. Contah hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya:
peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus
disingkirkan jauh-jauh.

32

Responding (= menanggapi) mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan


menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan
dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu
cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif
responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau
menggeli lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu
tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah
merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam
kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai
yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena,
yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk
mengatakan itu adalah baik, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses
penilaian. Nilai itu mulai di camkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai
tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah
tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik
disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-temukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum.
Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem
organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain., pemantapan dan
perioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh nilai efektif jenjang organization adalah
peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak
presiden Soeharto pada peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.
Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai atau
komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang,
yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai
telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara
konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat
efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah
memiliki phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki

33

sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga
membentu karakteristik pola hidup tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat
diramalkan. Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki
kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di AlQuran menyangkut disiplinan, baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan
kehidupan masyarakat.
Secara skematik kelima jenjang afektif sebagaimana telah di kemukakan dalam pembicaraan
diatas, menurut A.J Nitko (1983) dapat di gambarkan sebagai berikut:

Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif
kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai,
Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai.
Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek
diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak
(negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada
seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan
dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan
perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan
kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila
dihadapkan kepada objek tertentu.
Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah
pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu,
pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan
pernyataan negatif.
Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert,
pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh
subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.

34

Ciri-ciri Ranah Penilaian Afektif


Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah
afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang.
Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif
adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan.
Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka.
Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang lain. Arah
perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan
apakah perasaan itu baik atau buruk.
Misalnya senang pada pelajaran dimaknai positif, sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila
intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka karakteristik afektif berada dalam
suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari
perasaan. Bila kecemasan merupakan karakteristik afektif yang ditinjau, ada beberapa
kemungkinan target. Peserta didik mungkin bereaksi terhadap sekolah, matematika, situasi
sosial, atau pembelajaran. Tiap unsur ini bisa merupakan target dari kecemasan. Kadangkadang target ini diketahui oleh seseorang namun kadang-kadang tidak diketahui. Seringkali
peserta didik merasa cemas bila menghadapi tes di kelas. Peserta didik tersebut cenderung
sadar bahwa target kecemasannya adalah tes.
Ada 5 tipe karakteristik afektif yang penting berdasarkan tujuannya, yaitu sikap, minat,
konsep diri, nilai, dan moral.
1. Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap
suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang
positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat
diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi
terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap
peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk
merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap

35

peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran.
Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham, 1999). Sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik
mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.
Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk
pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran
menjadi lebih positif.
1. Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman
yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar
bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk
karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian minat dapat digunakan untuk:

mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam


pembelajaran,

mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,

pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,

menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,

Mengelompokkan didik yang memiliki peserta minat sama, f. acuan dalam menilai
kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam
penyampaian materi,

mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,

bahan pertimbangan menentukan program sekolah,

meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

1. Konsep Diri

36

Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan
dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti
ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti
sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam
suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.
Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi
peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan
motivasi belajar peserta didik dengan tepat.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri
adalah sebagai berikut:

Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.

Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai.

Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.


o

Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.

Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar
input peserta didik.

Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.

Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.

Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.

Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.

Peserta didik memahami kemampuan dirinya.

Pendidik memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta didik.

Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk


instropeksi pembelajaran yang dilakukan.

Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.

Peserta didik mampu menilai dirinya.

Peserta didik dapat mencari materi sendiri.

Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.

1. Nilai

37

Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau
perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap
mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi,
sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.
Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan
perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat
dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.
Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah suatu objek,
aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan
kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan
ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya
satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang
bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan
memberi konstribusi positif terhadap masyarakat.
1. Moral
Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang per-kembangan moral anak. Namun
Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Ia
hanya mempelajari prinsip moral seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema
hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak.
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau
perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain,
membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering
dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa
dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
Ranah afektif lain yang penting adalah:

Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi


dengan orang lain.

Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan
artistik.

38

Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang
sama dalam memperoleh pendidikan.

Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi
kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.

Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Afektif
Tingkat

Contoh kegiatan pembelajaran

Penerimaan

Arti : Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan)

(Receiving)

terhadap fenomena/stimult menunjukkan perhatian


terkontrol dan terseleksi
Contoh kegiatan belajar :
-sering mendengarkan musik
- senang membaca puisi
- senang mengerjakan soal matematik
- ingin menonton sesuatu
- senang menyanyikan lagu

Responsi

Arti : menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu

(Responding)

dengan/tentang fenomena setuju, ingin, puas meresponsi


(mendengar)
Contoh kegiatan belajar :

mentaati aturan

39

Acuan Nilai

mengerjakan tugas

mengungkapkan perasaan

menanggapi pendapat

meminta maaf atas kesalahan

mendamaikan orang yang bertengkar

menunjukkan empati

menulis puisi

melakukan renungan

melakukan introspeksi

Arti : Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung


nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang

( Valuing)

pasti
Tingkatan : menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan
komitmen terhadap suatu nilai
Contoh Kegiatan Belajar :

mengapresiasi seni

menghargai peran

menunjukkan perhatian

menunjukkan alasan

mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik

menunjukkan simpati kepada korban pelanggaran


HAM

menjelaskan alasan senang membaca novel

Arti : mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu


sistem menentukan saling hubungan antar nilai

40

Organisasi

memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di


mana-mana memantapkan suatu nilaimyang dominan dan
diterima di mana-mana
Tingkatan : konseptualisasi suatu nilai, organisasi suatu
sistem nilai
Contoh kegiatan belajar :

rajin, tepat waktu

berdisiplin diri mandiri dalam bekerja secara


independen

objektif dalam memecahkan masalah

mempertahankan pola hidup sehat

menilai masih pada fasilitas umum dan mengajukan


saran perbaikan

menyarankan pemecahan masalah HAM

menilai kebiasaan konsumsi

mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik


antar- teman

Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Afektif


Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan
minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal
yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, b)
pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif
kemampuan yang diukur adalah:
1. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran,
kerelaan, mengarahkan perhatian
2. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas
dalam merespon, mematuhi peraturan

41

3. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen


terhadap nilai
4. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan
abstrak, mengorganisasi sistem suatu nilai
Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya. Contohnya
mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar berlangsung.
Skala yang sering digunakan dalam instrumen (alat) penilaian afektif adalah Skala Thurstone,
Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.
Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran sejarah
7

Saya senang balajar sejarah


Pelajaran sejarah bermanfaat
Pelajaran sejarah membosankan
Dst.
Contoh Skala Likert: Minat terhadap pelajaran sejarah
1. Pelajaran sejarah bermanfaat

SS

1. Pelajaran sejarah sulit


1. Tidak semua harus belajar sejarah
1. Sekolah saya menyenangkan

Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju

42

TS

STS

STS : Sangat tidak setuju

Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa


Minat Membaca
Nama Pembelajar:_____________________________
No Deskripsi
1

Ya/Tidak

Saya lebih suka membaca dibandingkan dengan


melakukan hal-hal lain

Banyak yang dapat saya ambil hikmah dari buku yang


saya baca

Saya lebih banyak membaca untuk waktu luang saya

Dst..

Pengertian Ranah Penilaian Psikomotor


Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah
psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan
oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam
bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan
hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan
berperilaku). Hasi belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar
psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai
dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif dengan materi
kedisiplinan menurut agama Islam sebagaimana telah dikemukakan pada pembiraan
terdahulu, maka wujud nyata dari hasil psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif afektif itu adalah; (1) peserta didik bertanya kepada guru pendidikan agama
Islam tentang contoh-contoh kedisiplinan yang telah ditunjukkan oleh Rosulullah SAW, para

43

sahabat, para ulama dan lain-lain; (2) peseta didik mencari dan membaca buku-buku,
majalah-majalah atau brosur-brosur, surat kabar dan lain-lain yang membahas tentang
kedisiplinan; (3) peserta didik dapat memberikan penejelasan kepada teman-teman
sekelasnya di sekolah, atau kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota masyarakat
lainnya, tentang kedisiplinan diterapkan, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah
kehidupan masyarakat; (4) peserta didik menganjurkan kepada teman-teman sekolah atau
adik-adiknya, agar berlaku disiplin baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah
kehidupan masyarakat; (5) peserta didik dapat memberikan contoh-contoh kedisiplinan di
sekolah, seperti datang ke sekolah sebelum pelajaran di mulai, tertib dalam mengenakan
seragam sekolah, tertib dan tenag dalam mengikuti pelajaran, di siplin dalam mengikuti tata
tertib yang telah ditentukan oleh sekolah, dan lain-lain; (6) peserta didik dapat memberikan
contoh kedisiplinan di rumah, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam mennjalannkan
ibadah shalat, ibadah puasa, di siplin dalam menjaga kebersihan rumah, pekarangan, saluran
air, dan lain-lain; (7) peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di tengah-tengah
kehidupan masyarakat, seperti menaati rambu-rambu lalu lintas, tidak kebut-kebutan, dengan
suka rela mau antri waktu membeli karcis, dan lain-lain, dan (8) peserta didik mengamalkan
dengan konsekuen kedisiplinan dalam belajar, kedisiplinan dalam beribadah, kedisiplinan
dalam menaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya.
Ciri-ciri Ranah Penilaian Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain
sebagainya.
Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Psikomotorik
Tingkat

Deskripsi

I. Gerakan Refleks Arti: gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak,
respons terhadap stimulus tanpa sadar.
Misalnya:melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan
leher dan kepala, menggenggam, memegang

44

Contoh kegiatan belajar:


- mengupas mangga dengan pisau
- memotong dahan bunga
- menampilkan ekspresi yang berbeda
- meniru gerakan polisi lalulintas, juru parkir
- meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa
angin
II Gerakan dasar

Arti: gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat

(basic fundamental Diperhalus melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat
movements)

ditebak
Contoh kegiatan belajar:

contoh gerakan tak berpindah: bergoyang,


membungkuk, merentang, mendorong, menarik,
memeluk, berputar

contoh gerakan berpindah: merangkak, maju


perlahan-lahan, muluncur, berjalan, berlari,
meloncat-loncat, berputar mengitari, memanjat.

Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok,


menggunting, menggambar dengan krayon,
memegang dan melepas objek, blok atau mainan.

Keterampilan gerak tangan dan jari-jari:


memainkan bola, menggambar.

III. Gerakan

Arti : Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu

Persepsi

kemampuan perseptual

( Perceptual

Contoh kegiatan belajar:

obilities)

45

menangkap bola, mendrible bola


melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali
sambil menjaga keseimbangan
memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang
ukurannya bervariasi
membaca melihat terbangnya bola pingpong
melihat gerakan pendulun menggambar simbol geometri
menulis alfabet
mengulangi pola gerak tarian
memukul bola tenis, pingpong
membedakan bunyi beragam alat musik
membedakan suara berbagai binatang
mengulangi ritme lagu yang pernah didengar
membedakan berbagai tekstur dengan meraba

IV. Gerakan

Arti: gerak lebih efisien, berkembang melalui kematangan

Kemampuan fisik dan belajar


(Psycal abilities)
Contoh kegiatan belajar:
menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu
berlari jauh
mengangkat beban

46

menarik-mendorong
melakukan push-up
kegiatan memperkuat lengan, kaki dan perut
menari
melakukan senam
melakukan gerakan pesenam, pemain biola, pemain bola
V. gerakan

Arti: dapat mengontrol berbagai tingkat gerak terampil,

terampil (Skilled

tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit

movements)

(kompleks)
Contoh kegiatan belajar:

melakukan gerakan terampil berbagai cabang


olahraga

menari, berdansa

membuat kerajinan tangan

menggergaji

mengetik

bermain piano

memanah

skating

melakukan gerak akrobatik

melakukan koprol yang sulit

VI. Gerakan indah Arti: mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan


dan kreatif
(Non-discursive

gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien

dan indah

communicatio)
-

gerakan kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat

47

tertinggi untuk mengkomunikasikan peran


Contoh kegiatan belajar:
v

kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis,

menari baletr
v

melakukan senam tingkat tinggi

bermain drama (acting)

keterampilan olahraga tingkat tinggi

Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Psikomotor


Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor. Ryan (1980)
menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1) pengamatan langsung
dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2)
sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah
pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Sementara itu Leighbody (1968)
berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan
menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan
menyusun urut-urutan pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan
membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau
ukuran yang telah ditentukan.
Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau
keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada
saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah
proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.
Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan.
Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

48

sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau
menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik
ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan
penggunaan alins ketika belajar.
Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Pengamat terlebih dahulu
harus menetapkan kisi-kisi tingkah laku apa yang hendak diobservasinya, lalu dibuat
pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam
pedoman yang dibuat sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai
tingkah laku yang tampak untuk diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi tanda cek ()
pada kolom jawaban hasil observasi.
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja
(performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat berupa tes paper
and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.
1) Tes simulasi
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini,

jika tidak ada alat yang

sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga
peserta didik dapat dinilai tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan
atau berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya.
2) Tes unjuk kerja (work sample)
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan sesungguhnya dan
tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan
alat tersebut. Misalnya dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas lalu lintas di lapangan
yang sebenarnya
Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan observasi langsung ketika
peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dapat menggunakan
daftar cek (check-list) ataupun skala penilaian (rating scale). Psikomotorik yang diukur
dapat menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, kurang,
kurang, dan tidak baik.

49

Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor
adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan
praktik itu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila dibandingkan
dengan ranah psikomotor. Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes unjuk
kerja atau lembar tugas.
Contohnya kemampuan psikomotor yang dibina dalam belajar matematika misalnya
berkaitan dengan kemampuan mengukur (dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun
tidak baku), menggambar bentuk-bentuk geometri (bangun datar, bangun ruang, garis,
sudut,dll) atau tanpa alat. Contoh lainnya, siswa dibina kompetensinya menyangkut
kemampuan melukis jaring-jaring kubus. Kemampuan dalam melukis jaring-jaring kubus
secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan siswa dalam menggunakan peralatan
(jangka dan penggaris) saat melukis. Secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat
dilakukan dengan pengamatan (perlu lembar pengamatan) dan tes perbuatan.
Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen,
(3) keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi
auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, (4) keterampilan
fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan)
meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.
Lembar observasi
Beri Tanda ()
Nama Siswa

Mengerjakan Tugas

Tidak Mengerjakan

(On-Task)

Tugas (Off-Task)

Catatan Guru

Damar
Ayu
Dst..
Tabel Instrumen (alat) Asesmen Kinerja (unjuk kerja) Berpidato dengan numerical Rating
Scale
Nama : .

50

Kelas : .
Petunjuk:
Berilah skor untuk setiap aspek kinerja yang sesuai dengan ketentuan
berikut:
(4) bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat
(3) bila aspek tersebut dilakaukan dengan benar tapi lama
(2) bila aspek tersebut dilakukan selesai tetapi salah
(1) bila dilakukan tapi tidak selesai
( 0 = tidak ada usaha)
No

Aspek yang dinilai

Skor
4 3 2 1

1.

Berdiri tegak menghadap penonton

2.

Mengubah ekspresi wjah sesuai dengan pernyataan

3.

Berbicara dengan kata-kata yang jelas

4.

Tidak mengulang-ulang pernyataan

5.

Berbicara cukup keras untuk didengar penonton

2.4 ANALISIS BUTIR SECARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF


A. Pengertian
Penelaahan soal secara kuantitatif maksudnya adalah penelaahan butir soal didasarkan
pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari soal
yang telah diujikan.
B. Analisis Butir Soal
Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu pendekatan secara klasik
dan modern.
(1) Klasik

51

Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi
dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan
menggunakan teori tes klasik.
Kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah murah, dapat dilaksanakan seharihari dengan cepat menggunakan komputer, murah, sederhana, familier dan dapat
menggunakan data dari beberapa peserta didik atau sampel kecil (Millman dan Greene, 1993:
358).
Adapun proses analisisnya sudah banyak dilaksanakan para guru di sekolah seperti
beberapa contoh di bawah ini :

Langkah pertama yang dilakukan adalah menabulasi jawaban yang telah dibuat pada
setiap butir soal yang meliputi berapa peserta didik yang: (1) menjawab benar pada
setiap soal, (2) menjawab salah (option pengecoh), (3) tidak menjawab soal.
Berdasarkan tabulasi ini, dapat diketahui tingkat kesukaran setiap butir soal, daya
pembeda soal, alternatif jawaban yang dipilih peserta didik.

Misalnya analisis untuk 32 siswa, maka langkah (1) urutkan skor siswa dari yang
tertinggi sampai yang terendah. (2) Pilih 10 lembar jawaban pada kelompok atas dan
10 lembar jawaban pada kelompok bawah. (3) Ambil kelompok tengah (12 lembar
jawaban) dan tidak disertakan dalam analisis. (4) Untuk masing-masing soal, susun
jumlah siswa kelompok atas dan bawah pada setiap pilihan jawaban. (5) Hitung
tingkat kesukaran pada setiap butir soal. (6) Hitung daya pembeda soal. (7) Analisis
efektivitas pengecoh pada setiap soal (Linn dan Gronlund, 1995: 318-319).
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap

butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran
pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan
jawaban.
a.

Tingkat Kesukaran (TK)


Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat

kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat
kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00
- 1,00 (Aiken (1994: 66). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil
hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak
ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa siswa menjawab
benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada

52

prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang bersangkutan
dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu. Rumus ini dipergunakan untuk soal obyektif.
Rumusnya adalah seperti berikut ini (Nitko, 1996: 310).

Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya
untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang,
untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar,
dan untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat
kesukaran rendah/mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan
rumus berikut ini.

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambarkan tingkat


kesukaran soal itu. Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dicontohkan seperti berikut ini.

0,00 - 0,30 soal tergolong sukar

0,31 - 0,70 soal tergolong sedang

0,71 - 1,00 soal tergolong mudah


Tingkat kesukaran butir soal dapat mempengaruhi bentuk distribusi total skor tes.

Untuk tes yang sangat sukar (TK= < 0,25) distribusinya berbentuk positif skewed, sedangkan
tes yang mudah dengan TK= >0,80) distribusinya berbentuk negatif skewed.
Tingkat kesukaran butir soal memiliki 2 kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru dan
kegunaan bagi pengujian dan pengajaran (Nitko, 1996: 310-313). Kegunaannya bagi guru
adalah: (1) sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi masukan
kepada siswa tentang hasil belajar mereka, (2) memperoleh informasi tentang penekanan
kurikulum atau mencurigai terhadap butir soal yang bias. Adapun kegunaannya bagi
pengujian dan pengajaran adalah: (a) pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan
ulang, (b) tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah, (c)
memberi masukan kepada siswa, (d) tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias,
(e) merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.
Di samping kedua kegunaan di atas, dalam konstruksi tes, tingkat kesukaran butir soal
sangat penting karena tingkat kesukaran butir dapat: (1) mempengaruhi karakteristik

53

distribusi skor (mempengaruhi bentuk dan penyebaran skor tes atau jumlah soal dan korelasi
antarsoal), (2) berhubungan dengan reliabilitas. Menurut koefisien alfa clan KR-20, semakin
tinggi korelasi antarsoal, semakin tinggi reliabilitas (Nunnally, 1981: 270-271).
Tingkat kesukaran butir soal juga dapat digunakan untuk memprediksi alat ukur itu
sendiri (soal) dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan guru.
Misalnya satu butir soal termasuk kategori mudah, maka prediksi terhadap informasi ini
adalah seperti berikut.
Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi.
Sebagian besar siswa menjawab benar butir soal itu; artinya bahwa sebagian besar
siswa telah memahami materi yang ditanyakan.
Bila suatu butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini
adalah seperti berikut :
Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban.
Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar.
Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas pembelajarannya, sehingga
kompetensi minimum yang harus dikuasai siswa belum tercapai.
Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan bentuk soal yang
diberikan (misalnya meringkas cerita atau mengarang ditanyakan dalam bentuk pilihan
ganda).
Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang.
Namun, analisis secara klasik ini memang memiliki keterbatasan, yaitu bahwa tingkat
kesukaran sangat sulit untuk mengestimasi secara tepat karena estimasi tingkat kesukaran
dibiaskan oleh sampel (Haladyna, 1994: 145). Jika sampel berkemampuan tinggi, maka soal
akan sangat mudah (TK= >0,90). Jika sampel berkemampuan rendah, maka soal akan sangat
sulit (TK = < 0,40). Oleh karena itu memang merupakan kelebihan analisis secara IRT,
karena 1RT dapat mengestimasi tingkat kesukaran soal tanpa menentukan siapa peserta
tesnya (invariance). Dalam IRT, komposisi sampel dapat mengestimasi parameter dan tingkat
kesukaran soal tanpa bias.
b. Daya Pembeda (DP)
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara
warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa
yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir
soal adalah seperti berikut ini :

54

Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan
indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik,
direvisi, atau ditolak.

Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan


kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi
yang diajarkan guru. Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua
kemampuan siswa itu, maka butir soal itu dapat dicurigai "kemungkinannya" seperti
berikut ini :
Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.
Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar
Kompetensi yang diukur tidak jelas
Pengecoh tidak berfungsi
Materi yang ditanyakan terlalu sulit, schingga banyak siswa yang menebak
Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada
yang salah informasi dalam butir soalnya
Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk

proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang
bersangkutan membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi dengan warga
belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara 1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik
soal itu. Jika daya pembeda negatif (<0) berarti lebih banyak kelompok bawah (warga
belajar/peserta didik yang tidak memahami materi) menjawab benar soal dibanding dengan
kelompok atas (warga belajar/peserta didik yang memahami materi yang diajarkan guru).
Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan
menggunakan rumus berikut ini.

DP = daya pembeda soal,


BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas,
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
N = jumlah siswa yang mengerjakan tes.

55

Di samping rumus di atas, untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda
dapat dipergunukan rumus korelasi point biserial (r pbis) dan korelasi biserial (r bis)
(Miliman and (ireene, 1993: 359-360) dan (Glass and Stanley, 1970: 169-170) seperti berikut.

Xb, Yb adalah rata-rata skor warga belajar/siswa yang menjawab benar


Xs, Ys adalah rata-rata skor warga belajar siswa yang menjawab salah
SDt adalah simpangan baku skor total nb dan n, adalah jumlah siswa yang menjawab
benar dan jumlah siswa yang menjawab salah, serta nb+n, = n.
p adalah proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa
q adalah I p
U adalah ordinat kurva normal.
Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan menggunakan
rumus berikut ini.

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat


kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah memahami materi yang
diujikan dengan peserta didik yang belum/tidak memahami materi yang diujikan. Adapun
klasifikasinya adalah seperti berikut ini (Crocker dan Algina, 1986: 315).

0,40 - 1,00 soal diterima baik

0,30 - 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki

0,20 - 0,29 soal diperbaiki

0,19 - 0,00 soal tidak dipakai/dibuang.

Merupakan korelasi product moment antara skor dikotomus dan pengukuran kriterion,
sedangkan rbis merupakan korelasi product moment antara variabel latent distribusi normal
berdasarkan dikotomi benar-salah dan pengukuran kriterion. Oleh karena itu, untuk
perhitungan pada data yang sama rpbis = 0, sedangkan r bis paling sedikit 25% lebih besar
daripada rpbis. Kedua korelasi ini masing-masing memiliki kelehihan (Millman and Greene,
1993: 360) walaupun para guru/pengambil kebijakan banyak yang suka menggunakan rpbis.
Kelebihan korelasi point biserial: (1) memberikan refleksi konstribusi soal secara
sesungguhnya terhadap fungsi tes. Maksudnya ini mengukur bagaimana baiknya soal
berkorelasi dengan criterion (tidak bagaimana baiknya beberapa/secara abstrak); (2)

56

sederhana dan langsung berhubungan dengan statistik tes, (3) tidak pernah mempunyai value
1,00 karena hanya variabel-variabel dengan distribusi bentuk yang sama yang dapat
berkorelasi secara tepat, dan variabel kontinyu (kriterion) dan skor dikotonius tidak
mempunyai bentuk yang sama.
Adapun kelebihan korelasi biserial adalah: (1) cenderung lebih stabil dari sampel ke
sampel, (2) penilaian lebih akurat tentang bagaimana soal dapat diharapkan untuk
membedakan pada beberapa perbedaan point di skala abilitas, (3) value rbis yang sederhana
lebih langsung berhubungan dengan indikator diskriminasi ICC.
c. Penyebaran Distribusi Jawaban
Penyebaran pilihan jawaban dijadikan dasar dalam penelaahan soal. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui berfungsi tidaknya jawaban yang tersedia. Suatu pilihan
jawaban (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh:
paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes/siswa,
lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum paham materi.
d. Reliabilitas Skor Test
Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat
ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Indeks reliabilitas berkisar antara 0
- 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula
keajegan/ketepatannya.
Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat, reproducibel, dan
generalized terhadap kesempatan testing dan instrumen tes lainnya. Secara rinci faktor yang
mempengaruhi reliabilitas skor tes di antaranya:
1) Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek suatu tes.
2) Semakin lama waktu tes, semakin ajek.
3) Semakin sempit range kesukaran butir soal, semakin besar keajegan.
4) Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajegan.
5) Semakin objektif pemberian skor, semakin besar keajegan.
6) Ketidaktepatan pemberian skor.
7) Menjawab besar soal dengan cara menebak.
8) Semakin homogen materi semakin besar keajegan.
9) Pengalaman peserta ujlan.
10) Salah penafsiran terhadap butir soal.
11) Menjawab soal dengan buru-buru/cepat.

57

12) Kesiapan mental peserta ujian.


13) Adanya gangguan dalam pelaksanaan tes.
14) Jarak antara tes pertama dengan tes kedua.
15) Mencontek dalam mengerjakan tes.
16) Posisi individu dalam belajar.
17) Kondisi fisik peserta ujian.
Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk menentukan reliabilitas skor tes, yaitu :
1) Keajegan pengukuran ulang: kesesuaian antara hasil pengukuran pertama dan kedua
dari sesuatu alat ukur terhadap kelompok yang sama.
2) Keajegan pengukuran setara: kesesuaian hasil pengukuran dan 2 atau lebih alat ukur
berdasarkan kompetensi kisi-kisi yang lama.
3) Keajegan belah dua: kesesuaian antara hasil pengukuran belahan pertama dan belahan
kedua dari alat ukur yang sama.
e. Reliabilitas Instrumen Test (Untuk Soal Pilihan Ganda)
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes soal bentuk pilihan ganda digunakan
rumus Kuder Richadson 20 (KR-20) seperti berikut ini.

Keterangan :
k : Jumlah butir soal
2

(SD) : Varian Siswa


Di samping KR-20 di atas, ada teknik lain untuk menghitung reliabilitas tes, yaitu
yang dikembangkan oleh Spearman-Brown. Caranya adalah dengan mengelompokkan nomor
butir yang ganjil dan genap.
(2) Modern
Analisis butir soal secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan menggunakan
Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan suatu teori
yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab
benar suatu scal dengan kemampuan siswa. Nama lain IRT adalah latent trait theory (LTT),
atau characteristics curve theory (ICC).
Asal mula IRT adalah kombinasi suatu versi hukum phi-gamma dengan suatu analisis
faktor butir soal (item factor analisis) kemudian bernama Teori Trait Latent (Latent Trait

58

Theory), kemudian sekarang secara umum dikenal menjadi teori jawaban butir soal (Item
Response Theory) (McDonald,1999:8).
a. Kelebihan Analisis IRT
Untuk mengetahui kelebihan analisis IRT, maka para guru perlu mengetahui
keterbatasan analisis secara klasik. Keterbatasan model pengukuran secara klasik bila
dibandingkan dengan teori jawaban butir soal adalah seperti berikut (Hambleton,
Swaminathan, dan Rogers, 1991: 2-5). (1) Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah
"true score". Jika tes sulit artinya tingkat kemampuan peserta didik mudah. Jika tes mudah
artinya tingkat kemampuan peserta didik tinggi. (2) Tingkat kesukaran soal didefinisikan
sebagai proporsi peserta didik dalam grup yang menjawab benar soal. Mudah/sulitnya butir
soal tergantung pada kemampuan peserta didik yang dites dan kemampuan tes yang
diberikan. (3) Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas soal/tes didefinisikan berdasarkan
grup peserta didik. Adapun kelebihan IRT adalah bahwa: (1) IRT tidak berdasarkan grup
dependent, (2) skor siswa dideskripsikan bukan test dependent, (3) model ini menekankan
pada tingkat butir soal bukan tes, (4) IRT tidak memerlukan paralel tes untuk menentukan
relilabilitas tes, (5) IRT suatu model yang memerlukan suatu pengukuran ketepatan untuk
setiap skor tingkat kemampuan.
Kelemahan teori tes klasik di atas diperkuat Hambleton dan Swaminathan (1985: 1-3)
yaitu: (1) tingkat kesukaran dan daya pembeda tergantung pada sampel; (2) penggunaan
metode dan teknik untuk desain dan analisis tes dengan memperbandingkan kemampuan
siswa pada pernbagian kelompok atas, tengah, bawah. Meningkatnya validitas skor tes
diperoleh dari tingkat kesukaran tes dihubungkan dengan tingkat kemampuan setiap siswa;
(3) konsep reliabilitas tes didefinisikan dari istilah tes paralel; (4) tidak ada dasar teori untuk
menentukan bagaimana siswa memperoleh tes yang sesuai dengan kemampuan siswa; (5)
Standar error of measurement (SEM) hanya berlaku untuk seluruh peserta didik.
Selanjutnya Hambleton dan Swaminathan (1985: 13) menyatakan bahwa tujuan utama
IRT adalah memberikan kesamaan antara statistik soal dan estimasi kemampuan. Ada tiga
keuntungan IRT adalah: (1) asumsi banyak soal yang diukur pada trait yang sama, perkiraan
tingkat kemampuan peserta didik adalah independen; (2) asumsi pada populasi tingkat
kesukaran, daya pembeda merupakan independen sampel yang menggambarkan untuk tujuan
kalibrasi soal; (3) statistik yang digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan siswa
diperkirakan dapat terlaksana, (Hableton dan Swaminathan, 1985: 11). Jadi IRT merupakan
hubungan antara probabilitas jawaban suatu butir soal yang benar dan kemampuan siswa atau
tingkatan/level prestasi siswa. Namun kelemahan bekerja dengan model IRT adalah bekerja

59

melalui suatu proses yang sulit karena kelebihan IRT adalah: (1) tanpa varian pada parameter
butir soal, (2) tanpa varian pada parameter abilitas, (3) adanya ketepatan pada pengukuran
lokal, (Bejar, 1983: 3-4).
Ada empat macam model 1RT (Hambleton, 1993: 154-157; Hambleton dan
Swaminathan, 1985: 34-50). (1) Model satu parameter (Model Rasch), yaitu untuk
menganalisis data yang hanya menitikberatkan pada parameter tingkat kesukaran coal. (2)
Model dua paremeter, yaitu untuk menganalisis data yang hanya menitikberatkan pada
parameter tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. (3) Model tiga parameter, yaitu untuk
menganalisis data yang menitikberatkan pada parameter tingkat kesukaran soal, daya
pembeda soal, dan menebak (guessing). (4) Model empat parameter, yaitu untuk
menganalisis data yang menitikberatkan pada parameter tingkat kesukaran soal, daya beda
soal, menebak, dan penyebab lain.
Hambleton dan Swaminathan (1985: 48) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki
kemampuan tinggi tidak selalu menjawab soal dengan betel. Kadang-kadang mereka
sembrono (mengerjakan dengan serampangan), memiliki informasi yang berlebihan, sehingga
mereka menjawab salah pada suatu soal. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan model 4
parameter.
Dari keempat model itu tidak sama penekanannya dan sudah barang tentu tiap-tiap
model itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan itu dapat
diklasifkasikan sesuai dengan jumlah parameter yang ditentukan pada masing-masing model
dan tujuan menggunakan model yang bersangkutan.
Adapun contoh kurva ciri soal model satu parameter atau Rasch terlihat seperti pada
grafik di bawah ini.

b. Kalibrasi Butir Soal dan Pengukuran Kemampuan Orang

60

Kalibrasi butir soal dan pengukuran kemampuan orang merupakan proses estimasi
parameter pada model respon butir. Model persamaan dasar Rasch adalah model probabilistik
yang mencakup hasil dari suatu interaksi butir soal-orang. Proses mengestimasi kemampuan
orang dinamakan pengukuran, sedangkan proses mengestimasi parameter tingkat kesukaran
butir soal dinamakan kalibrasi. Jadi kalibrasi soal merupakan proses penyamaan skala soal
yang didasarkan pada tingkat kesukaran butir soal dan tingkat kemampuan siswa. Adapun ciri
suatu skala adalah mempunyai titik awal, biasanya 0, dan mempunyai satuan ukuran atau unit
pengukuran. Prosedur estimasi dapat dilakukan dengan tangan atau komputer. Ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dalam mengkalibrasi butir dan menguki.r kemampuan orang
dengan tangan (Wright and Linacre, 1992: 32-45) seperti berikut ini.
Menyusun jawaban peserta didik untuk setiap butir soal ke dalam tabel.
Dalam menyusun jawaban peserta didik untuk setiap butir ke dalam tabel perlu
disediakan kolom: (1) siswa, (2) butir soal, (3) skor siswa, dan (4) skor butir soal. Data
berbentuk angka 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.
Mengedit data
Berdasarkan model Rasch, butir soal yang dijawab siswa betul semua atau salah
semua dan siswa yang dapat menjawab dengan betul semua atau salah semua, soal atau siswa
yang bersangkutan tidak dianalisis atau dikeluarkan dari tabel. Pada langkah kedua ini perlu
disediakan tambahan kolom: (1) proporsi skor siswa dan (2) proporsi skor butir soal. Proporsi
skor peserta didik adalah skor siswa : jumlah butir soal; sedangkan proporsi skor soal adalah
skor soal : jumlah siswa.
Menghitung distribusi skor soal
Berdasarkan skor soal yang sudah diedit, maka skor soal diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok berdasarkan skor yang sama. Untuk memudahkan penghitungan
Distribusi skor butir soal, maka perlu disusun beberapa kolom di dalam tabel, seperti kolom:
(1) kelompok skor soal (i) yaitu kelompok skor yang didasarkan pada skor soal yang sama,
kolom ini berhubungan langsung dengan kolom 2 dan kolom 3; (2) nomor butir soal, (3) skor
soal (Si), (4) frekuensi soal (Fi) yaitu jumlah soal yang memiliki sama; (5) proporsi benar (Pi)
yaitu Si : jumlah peserta tes; (6) proporsi salah (1-Pi), (7) logit (log odds unit)-proporsi salah
(Xi) yaitu Ln [(1 -Pi)/Pi], (8) hasil kali frekuensi soal dengan logit proporsi salah (FiXi), (9)
2

kuadrat logit proporsi salah (FiXi) , (10) hasil kali frekuensi soal dengan kuadrat logit

proporsi salah(), (11) inisial kalibrasi butir soal yaitu di = Xi - nilal rata-rata skor soal, dan
(12) hasil kali antara frekuensi soal dengan kuadrat nilai rata-rata skor coal (FIX ?).

61

Menghitung distribusi skor peserta didik.


Untuk memudahkan di dalam menghitung distribusi skor peserta didik perlu disusun
beberapa kolom yaitu kolom: (1) kemungkinan skor peserta didik (r) yang disusun secara
berurutan dimulai dan skor terendah sampai tertinggi; (2) skor peserta didik, yaitu berupa toli
skor peserta didik; (3) frekuensi peserta didik (nr) yang memperoleh skor; (4) proporsi benar
-

(Pi ) yaitu skor peserta didik dibagi jumlah soal, (5) logit proporsi benar (Yr) yaitu Ln [Pr/(1Pr)]; (6) perkalian antara frekuensi siswa dengan logit proporsi benar (nrYr); (7) logic
proporsi benar yang dikuadraktan (Yr kuadrat); (8) hasil perkalian antara frekuensi peserta
didik dengan logic proporsi benar yang dikuadratkan (nrYr kuadrat); (9) inisial pengukuran
kemampuan peserta didik (br Yr); (10) perkalian antara frekuensi peserta didik dengan nilai
rata-rata skor peserta didik (nrYr kuadrat).

Menghitung faktor ekspansi kemampuan peserta didik (x) dan kesukaran butir soal (Y).

Dalam menghitung faktor ekspansi diperlukan variasi distribusi kelompok skor soal (U) dan
variance distribusi kelompok skor siswa (V). Faktor ekspansi kemampuan peserta didik
2

terhadap keluasan tes adalah X = [ (I 4-U/2,89)/ (1-UV/8,35)]" Faktor ekspansi kemampuan


peserta didik terhadap penyebaran sampel adalah X =_ [ (1+U/2,89)/ (1-UV/8,35)]

12

Menghitung tingkat kesukaran dan kesalahan standar butir soal


Dalam menghitung tingkat kesukaran dan kesalahan standar soal perlu disusun
beberapa kolom di dalam tabel, yaitu kolom: (1) kelompok skor soal (1); (2) nomor soal; (3)
inisial kalibrasi soal (d); (4) faktor ekspansi kesukaran soal terhadap penyebaran sampel (Y);
(5) tingkat kesukaran soal atau Yd; = d;; (6) skor soal (S); (7) kesalahan standar kalibrasi soal
yang dikoreksi [SE()] atau SE=[N/Si (N-Si)]112
Menghitung tingkat kemampuan dan kesalahan standar siswa
Dalam menghitung tingkat kemampuan dan kesalahan standar siswa disusun beberapa
kolom, yaitu kolom: (1) kemungkinan skor siswa (r); (2) initial pengukuran kemampuan
siswa (br); (3) faktor ekspansi kemampuan siswa terhadap keluasan tes (X); (4) tingkat
kemampuan siswa (br) atau (Xbr); (5) kesalahan standar pengukuran kemampuan siswa yang
dikoreksi [SE (br)] yaitu X [ L/r (L-r)]112 ; (6) peserta tes.
Menghitung probabilitas atau peluang menjawab benar setiap butir soal [P(0)}.
Untuk menghitung peluang menjawab benar setiap butir pada model Rasch atau
model satu parameter digunakan rumus berikut ini.

62

Estimasi data yang lebih teliti dan akurat hasilnya adalah menggunakan komputer
seperti menggunakan program Bigsteps. Dalam program Bigsteps, estimasi data digunakan
metode Appoximation Maximum Likelihood (PROX) dan Unconditional Maximum
Likelihood (UCON). Untuk menghasilkan hasil yang akurat, estimasi data dengan komputer
dapat melakukan iterasi maksimum untuk metode PROX, misal bisa sampai 20 kali
kemudian dilanjutkan dengan metode UCON sampai dengan 50 kali tergantung banyaknya
data. Perbedaan hasil kalibrasi pada setiap iterasi semakin lama semakin kecil dan akan
berhenti bila prosesnya sudah terpenuhi (converge) atau lebih kecil dari 0,01.
Kriteria data sesuai dengan model Rasch adalah apabila hasil korelasi point bhiserial
tidak negatif dan outfitnya < 2 baik outfit butir soal maupun outfit orang. Hal ini
menunjukkan bahwa data adalah fit dengan model. Maksudnya bahwa data soal sesuai
dengan model Rasch atau valid yang memiliki mean= 0 dan SD=1. Metode pengujian fit
tergantung pada jumlah butir soal dalam tes: (a) tes sangat pendek (10 atau beberapa butir),
(b) tes pendek (11-20 butir), atau (c) tes panjang ( >20 butir).
Outfit orang maksudnya statistik orang menunjukkan bagaimana perilaku yang tidak
diharapkan pada butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran jauh dengan kemampuan
orang yang bersangkutan. Adapun Outfit butir maksudnya statistik butir soal menunjukkan
bagaimana perilaku yang tidak diharapkan dari orang yang mempunyai kemampuan lebih
dengan tingkat kesukaran butir yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaannya, analisis secara IRT tidak serumit seperti penjelasan di atas.
Pelaksanaannya sangat mudah dipahami oleh para guru karena dalam analisis digunakan
program komputer, seperti program RASCAL, PASCAL, BIGSTEPS, atau QUEST. Untuk
mengenal lebih jauh program-program ini, bacalah pada bab berikut

63

BAB III
DATA

3.1 DATA SEKOLAH


NAMA SEKOLAH : SMP MIFTAHUL JANNAH BANDUNG
Mata Pelajaran

: IPA

Tahun ajaran

: 2009/2010

Kelas

: VIII

Jumlah Siswa

: 30 orang

Guru Mata Pelajaran : Bapak Sunardi

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

3.3 Daftar Nama Siswa


NO

NAMA

ANGGA RAHMADAN

DIAN MURYANA

FANDA YUNIAR SARI

M. DONI MAHESA

NURMALA INDAH PERTIWI

PANDU SATRIA

RESTI HANA

RESTU HAMDANI

SULISTIANA

10

TIO PRATAMA

11

INDAH LESTARI

12

PURNAMA EGI

13

ZAHIR AKBAR AL-AZIS

14

GINA MARLINA

15

DEWI KARTIKA HASAN

16

YUNITA EKA PUTRI

17

HAFIZ JUNAEDI

18

FIANDA ANNISA

19

NOPI ANGGREINI

20

SEPTANA ANGKASA PUTRA

21

RUDI HARYADI

22

TUNGGAL DWI RAHMAH

23

TIAN FANI

24

FEBRI BUDI TRAPSILO

25

FERI FERNANDO

26

MEISA SARAH

27

AKILA BONARTA

28

ASEP HAIDI TIDAR

29

TATA FANANI

30

LULU CITRA RUISA

75

76

BAB IV
PENGOLAHAN HASIL ANALISIS BUTIR SOAL

4.1 Deskripsi dan Gambaran Umum Hasil Output Anates


Dari keseluruhan soal yang dianalisis dengan menggunakan program Anates, maka
didapat gambaran secara umum yaitu:
a.

Jumlah siswa

: 30 siswa

b.

Jumlah Soal

: 40 soal

c.

Rata-rata

:33,43

d.

Reliabilitas keseluruhan sebesar 0,59 artinya keseluruhan soal tersebut memiliki


derajat Reliabilitas yang cukup/ sedang, sehingga skor tes ini cukup dapat di percaya
untuk digunakan.

e.

Daya Pembeda dari keseluruhan soal memiliki rata-rata daya pembeda dengan
presentase 50 % maka rata-rata keseluruhan tersebut memiliki daya pembeda yang
CUKUP BAIK (namun perlu diperbaiki lagi).

f.

Korelasi skor butir dari keseluruhan soal tersebut memiliki kualifikasi yang tidak
signifikan.

g.

Kualitas Pengecoh untuk keseluruhan soal memiliki tingkat kualitas pengecoh yang
sangat buruk.

h.

Tingkat Kesukaran untuk keseluruhan soal memiliki rata-rata dengan presentase


76,67% maka tingkat kesukarannya mudah.

4.2 Pembahasan Hasil Analisis Perbutir Soal


1). soal no 1
Daya pembedanya adalah sedang, karena indeks daya pembedanya hanya 12,5%.
Berarti soal tersebut belum mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah
memahami materi dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi.
Berarti soal bisa diterima tapi diperbaiki dulu,
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat realibilitas yang sedang

77

Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 86,67%, maka termasuk sangat


mudah karena sebagian besar siswa sudah memahami materi yang ditanyakan dan
pengecoh pada butir soal tersebut cukup berfungsi dengan baik.
Kualitas Pengecoh Untuk soal no 1 adalah :
Pengecoh B : sangat baik, karena hanya menarik perhatian satu orang siswa untuk
memilih pengecoh ini.
Pengecoh C : sangat baik, karena menarik perhatian dua siswa untuk memilih pengecoh
ini..
Pengecoh D : karena hanya menarik perhatian satu orang siswa untuk memilih pengecoh
ini.

soal no 1 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,135 dengan
kualifikasi tidak terdefinisi.

2). Soal no 2
daya pembedanya adalah buruk, karena indeks daya pembedanya hanya 0%. Berarti
soal tersebut tidak mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami
materi dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Berarti soal
bisa diterima tapi diperbaiki dulu,
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat relibilitas yang sedang.
Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 80,00%, maka termasuk mudah,
karena sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan dan pengecoh
pada butir soal tersebut tidak berfungsi dengan baik.Kualitas Pengecoh Untuk soal no
2 adalah :
Pengecoh A : sangat buruk, karena tidak

menarik perhatian siswa untuk memilih

pengecoh ini.
Pengecoh B : sangat buruk, karena menarik perhatian empat orang siswa untuk memilih
pengecoh ini.
Pengecoh D : sangat baik, karena menarik perhatian dua orang siswa untuk memilih
pengecoh ini.

78

Untuk soal no 2 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,080 dengan
tidak terdefenisi.

3). Untuk soal no 3


daya pembedanya adalah kurang, karena indeks daya pembedanya 12,5%. Berarti soal
tersebut belum mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi
dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Berarti soal
diperbaiki.
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat relibilitas yang sedang
Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 83,33%, maka termasuk mudah
karena sebagian siswa telah memahami materi yang ditanyakan dan pengecoh pada
butir soal tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Kualitas Pengecoh Untuk soal no 3 adalah :
Pengecoh A : baik, karena mampu menarik perhatian satu siswa untuk memilih pengecoh
ini.
Pengecoh B : sangat baik, karena mampu menarik dua siswa untuk memilih pengecoh
ini.
Pengecoh D : sangat baik, karena tidak mampu menarik perhatian dua siswa untuk
memilih pengecoh ini.
Untuk soal no 3 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,237 dengan
kualifikasi tidak terdefinisi.

4). Untuk soal no 4


daya pembedanya adalah baik, karena indeks daya pembedanya hanya 50%. Berarti
soal tersebut mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi
dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Berarti soal
diterima.
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat relibilitas yang sedang
Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 90%, maka termasuk sangat mudah
karena sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan dan pengecoh
pada butir soal tersebut tidak berfungsi dengan baik.

79

Kualitas Pengecoh Untuk soal no 4 adalah :


Pengecoh A : sangat baik, karena menarik perhatian satu siswa untuk memilih pengecoh
ini.
Pengecoh C : sangat baik, karenahanya menarik satu siswa untuk memilih pengecoh ini.
Pengecoh D : sangat baik, karenahanya menarik satu siswa untuk memilih pengecoh ini.

Untuk soal no 4 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,218 dengan
kualifikasi tidak terdefinisi.

5). Untuk soal no 5


daya pembedanya adalah baik, karena indeks daya pembedanya 50,00. Berarti soal
tersebut mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi
dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Berarti soal tidak
dipakai.
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat relibilitas yang sedang
Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 63,33%, maka termasuk mudah
karena sebagian siswa telah memahami materi yang ditanyakan dan pengecoh pada
butir soal tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Kualitas Pengecoh Untuk soal no 5 adalah :
Pengecoh A : baik, karena menarik perhatian dua siswa untuk memilih pengecoh ini.
Pengecoh C : sangat baik, karena menarik perhatian tiga siswa untuk memilih pengecoh
ini.

Pengecoh D : buruk, karena hanya menarik perhatianenam orang siswa untuk memilih
pengecoh ini.
Untuk soal no 5 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,327 dengan
kualifikasi signifikan
.

80

6). Untuk soal no 6


daya pembedanya adalah sedang, karena indeks daya pembedanya 37,5%. Berarti soal
tersebut belum mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi
dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Berarti soal bisa
diterima tapi diperbaiki dulu,
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat relibilitas yang sedang.
Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 63,33%, maka termasuk mudah,
karena sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan dan pengecoh
pada butir soal tersebut tidak berfungsi dengan baik.Kualitas Pengecoh Untuk soal no
6 adalah :
Pengecoh B : sangat baik, karena menarik perhatian 4 siswa untuk memilih pengecoh ini.
Pengecoh C : sangat baik, karena menarik tiga orang siswa untuk memilih pengecoh ini.
Pengecoh D : sangat baik, karena menarik perhatian empat orang siswa untuk memilih
pengecoh ini.
Untuk soal no 6 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,301 dengan
kualifikasi tidak terdefinisi.

7). Untuk soal no 7


daya pembedanya adalah jelek, karena indeks daya pembedanya 0,00. Berarti soal
tersebut belum mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi
dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Berarti soal tidak
dipakai.
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat relibilitas yang sedang
Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 93,33%, maka termasuk sangat
mudah karena sebagian besar siswa memahami materi yang ditanyakan.
Kualitas Pengecoh Untuk soal no 7 adalah :
Pengecoh A : sangat buruk, karena tidak menarik perhatian siswa untuk memilih
pengecoh ini.
Pengecoh C : baik, karena hanya menarik satu orang siswa untuk memilih pengecoh ini.

81

Pengecoh D : baik, karena menarik perhatian satu orang siswa untuk memilih pengecoh
ini. Paling banyak dipilih daripada pengecoh A dan pengecoh B
Untuk soal no 7 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar -0,229 dengan
kualifikasi tidak terdefinisi.

8). Untuk soal no 8


daya pembedanya adalah baik, karena indeks daya pembedanya hanya 25,00. Berarti
soal tersebut mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi
dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Berarti soal
diterima.
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat relibilitas yang sedang.
Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 93,33%, maka termasuk sangat
mudah karena sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan dan
pengecoh pada butir soal tersebut berfungsi dengan baik.
Kualitas Pengecoh Untuk soal no 8 adalah :
Pengecoh A : sangat buruk, karena tidak

menarik perhatian siswa untuk memilih

pengecoh ini
Pengecoh B : sangat buruk , karena menarik dua orang siswa untuk memilih pengecoh
ini.
Pengecoh C : sangat buruk, karena tidak

menarik perhatian siswa untuk memilih

pengecoh ini
Untuk soal no 8 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,438 dengan
kualifikasi sangat signifikan.

9). Untuk soal no 9


daya pembedanya adalah baik, karena indeks daya pembedanya 37,50. Berarti soal
tersebut cukup mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi
dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Berarti soal tidak
dipakai.
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat relibilitas yang sedang

82

Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 86,67%, maka termasuk mudah


karena sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan dan pengecoh
pada butir soal tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Kualitas Pengecoh Untuk soal no 9 adalah :
Pengecoh A : baik, karena menarik perhatian dua orang siswa untuk memilih pengecoh
ini.
Pengecoh B : buruk, karena tidak menarik siswa untuk memilih pengecoh ini.
Pengecoh C : baik, karena menarik perhatian dua orang siswa untuk memilih pengecoh
ini.
Untuk soal no 9 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,389 dengan
kualifikasi signifikan.

10). Untuk soal no 10


daya pembedanya adalah buruk, karena indeks daya pembedanya hanya 0,00. Berarti
soal tersebut belum mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami
materi dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Berarti soal
diperbaiki.
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat relibilitas yang sedang
Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 100,00%, maka termasuk sangat
mudah karena sebagian siswa telah memahami materi yang ditanyakan dan pengecoh
pada butir soal tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Kualitas Pengecoh Untuk soal no 10 adalah :
Pengecoh A : buruk, karena tidak menarik perhatian siswa untuk memilih pengecoh ini.
Pengecoh B : buruk, karena tidak menarik perhatian siswa untuk memilih pengecoh ini
Pengecoh D : buruk , karena tidak menarik perhatian siswa untuk memilih pengecoh ini.
Untuk soal no 10 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar NAN dengan
NAN.

83

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari analisis mengenai pengolahan hasil tes, dan pengolahan butir-butir tes,
didapatkan bahwa :
1. Dari Uji Reliabilitas dapat disimpulkan bahwa untuk semua soal secara keseluruhan
berderajat reliabilitas cukup/ sedang.
2. Mengenai Taraf Kesukaran, Banyak soal yang rata-rata termasuk dalam soal sedang.
3. Mengenai Daya Pembeda dari keseluruhan soal adalah daya pembedanya masih
kurang,artinya banyak soal yang perlu diperbaiki dan masih terdapat soal dengan daya
pembeda jelek, artinya soal tersebut masih belum bisa membedakan antara
kemampuan siswa pandai dan siswa kurang pandai.
4. Dari Uji Kualitas pengecoh didapat bahwa soal tersebut memiliki kualifikasi sangat
buruk untuk mengecoh siswa dalam menjawab soal.
5. Korelasi skor butir dari keseluruhan soal tersebut memiliki kualifikasi yang tidak
signifikan.
5.2 Saran
Dari data soal dalam laporan diharapkan dalam penyusunan soal yang berikutberikutnya dapat disusun dengan memperhatikan berbagai aspek. Baik dalam hal validitas,
reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, kualitas pengecohnya. Karena akan berpengaruh
bukan hanya kepada siswa yang menjawabnya tetapi juga hasil pengolahan datanya.

84

LAMPIRAN
ANATES

DATA MENTAH
===========

Jumlah Subyek= 30
Jumlah Butir Soal= 40
Jumlah Pilihan Jawaban= 4
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

Nomor Nomor No. Butir Baru ----->


Urut Subyek No. Butir Asli --->
Nama Subyek | Kunci ->

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9

a c c b b a b d d

1 Angga Rahmadan

a c d b b a b d a

2 Dian Muryana

a c c b b b b d d

3 Fanda Yuniar Sari

a c c b b a b d d

4 M. Doni Mahesa

a b a b b a b d d

5 Nurmala Indah Pertiwi

6 Pandu Satria

a c c b b a b d d

7 Resti Hana

a c c b b a b d d

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

a c c c b c b b d

11

11 Indah Lestari

b c c a c a b d a

a b c b d b b b d

a c c b b a b d c
a c b b d d b d c

85

12

12 Purnama Egi

a c c b a a b d d

13

13 zahir akbar al-azis

a c c b d a b d d

14

14 gina marlina

15

15 dewi kartika hasan

16

16 yunita eka putri

17

17 hafiz junaedi

a b c b b a b d d

18

18 fianda annisa

a c b b b a b d d

19

19 nopi anggreini

a c c b b a c d d

20

20 septana angkasa putra

21

21 rudi haryadi

22

22 tunggal dwi rahmah

23

23 tian fani

24

24 febri budi trapsilo

25

25 feri fernado

a c c b b a b d d

26

26 meisa sarah

a b c b b b b d d

27

27 akila bonarta

d c c b c c b d d

28

28 asep haidi tidar

a c c b b a b d d

29

29 tata fanani

30

30 lulu citra ruisa

c c c b b a d d d
a d c b a a b d d
a c c b b a b d d

a c d b b b b d d

a c c b b d b d d
a c c b d c b d d

a d c b b a b d d
c c c b d d b d d

a c c b d d b d d
a c c d c a b d d

Nomor Nomor No. Butir Baru ----->


Urut Subyek No. Butir Asli --->
Nama Subyek | Kunci ->

10 11 12 13 14 15 16 17 18

10 11 12 13 14 15 16 17 18
c c a c b a c b d

1 Angga Rahmadan

c b a c c a d b c

2 Dian Muryana

c c b c b a c b b

3 Fanda Yuniar Sari

c c a d b a c b d

86

4 M. Doni Mahesa

c c a c b a d b d

5 Nurmala Indah Pertiwi

6 Pandu Satria

c c a c b a b d d

7 Resti Hana

c c a c b a c b d

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

c c a c b a b c d

11

11 Indah Lestari

c c a c b a c d d

12

12 Purnama Egi

c b d c b a c b d

13

13 zahir akbar al-azis

c c a d b a c b d

14

14 gina marlina

15

15 dewi kartika hasan

16

16 yunita eka putri

17

17 hafiz junaedi

c c a c b a c d d

18

18 fianda annisa

c c a c b a c b d

19

19 nopi anggreini

c c a b b a c b d

20

20 septana angkasa putra

21

21 rudi haryadi

22

22 tunggal dwi rahmah

23

23 tian fani

24

24 febri budi trapsilo

25

25 feri fernado

c c a c b a c d d

26

26 meisa sarah

c c a c b a c c d

27

27 akila bonarta

c c a c b a c b d

28

28 asep haidi tidar

c c a c b a b b a

29

29 tata fanani

30

30 lulu citra ruisa

c c a c b a b a d

c c a c b a c b b
c c d c b a d a d

c c b c b a c b d
c c a c b a c b c
c a a c b a c b d

c c a c b a d b d

c c a c b a c a d
c d a c b a c b c

c c a c b a c b d
c c a c b a d b d

c c a c b a d b a
c c c c b a c c d

87

Nomor Nomor No. Butir Baru ----->


Urut Subyek No. Butir Asli --->
Nama Subyek | Kunci ->

19 20 21 22 23 24 25 26 27

19 20 21 22 23 24 25 26 27
a a a d d b c d a

1 Angga Rahmadan

b b a d d b c a a

2 Dian Muryana

a a a d d b c b a

3 Fanda Yuniar Sari

a a a d d c c d a

4 M. Doni Mahesa

b a a d b d c d c

5 Nurmala Indah Pertiwi

6 Pandu Satria

a a a a c b d b a

7 Resti Hana

a a a b d b c d a

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

a a b b b b b d a

11

11 Indah Lestari

a a b b a b c d a

12

12 Purnama Egi

c a a d d a c d a

13

13 zahir akbar al-azis

a a a d c b c d a

14

14 gina marlina

15

15 dewi kartika hasan

16

16 yunita eka putri

17

17 hafiz junaedi

a a a d d b c b a

18

18 fianda annisa

a b a d d b c d a

19

19 nopi anggreini

a a c d d b c d a

20

20 septana angkasa putra

21

21 rudi haryadi

22

22 tunggal dwi rahmah

a a a a b c d d a

a c a d d b c d a
a a c d a b c d a

a a a d d c c d a
c a d d d b c d a
a a a d d b c d a

a a c d b b c d a

a a a d d b c a a
a a a d d b c d a

88

23

23 tian fani

a c a d c b a d a

24

24 febri budi trapsilo

25

25 feri fernado

a a a d b a c d a

26

26 meisa sarah

a a a d b b c d a

27

27 akila bonarta

a a a d d b d a a

28

28 asep haidi tidar

d a a d c b c d a

29

29 tata fanani

30

30 lulu citra ruisa

a a a d d a d a a

d a c a d d c d a
a a a d d b c d a

Nomor Nomor No. Butir Baru ----->


Urut Subyek No. Butir Asli --->

28 29 30 31 32 33 34 35 36

28 29 30 31 32 33 34 35 36

Nama Subyek | Kunci -> b a d b a a a d b


1

1 Angga Rahmadan

b a d c a b a d c

2 Dian Muryana

b a d c a a a d b

3 Fanda Yuniar Sari

b a d a a c a d b

4 M. Doni Mahesa

b a d d a a a d c

5 Nurmala Indah Pertiwi

6 Pandu Satria

b d d d a a a d b

7 Resti Hana

b a d b a a d d b

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

b a d c a a a d b

11

11 Indah Lestari

b a d b a a a c b

12

12 Purnama Egi

b a c b a a a b d

13

13 zahir akbar al-azis

b a d b a a c d b

14

14 gina marlina

b a d a a a a d b

b a d b a a a d b
b a d b a a a d b

c a d d a a c d b

89

15

15 dewi kartika hasan

a a d b a a a d b

16

16 yunita eka putri

17

17 hafiz junaedi

b a d b a a a a b

18

18 fianda annisa

b a d b a a a d b

19

19 nopi anggreini

b a d c a a a d b

20

20 septana angkasa putra

21

21 rudi haryadi

22

22 tunggal dwi rahmah

23

23 tian fani

24

24 febri budi trapsilo

25

25 feri fernado

b a d b a a a d b

26

26 meisa sarah

b a d b a c a d b

27

27 akila bonarta

b a d c a a a d b

28

28 asep haidi tidar

b a d b a a a d b

29

29 tata fanani

30

30 lulu citra ruisa

c d d b a a a d b

b a d b a a a d b

b a d b a d a d b
b a d c a a a d b

b a d b a a a d b
b a d b a a a d b

b a d b a a a c b
b a c b a a a b b

Nomor Nomor No. Butir Baru ----->


Urut Subyek No. Butir Asli --->
Nama Subyek | Kunci ->

37 38 39 40

37 38 39 40
c c d d

1 Angga Rahmadan

c c d d

2 Dian Muryana

d c c d

3 Fanda Yuniar Sari

c c d d

4 M. Doni Mahesa

c c d d

5 Nurmala Indah Pertiwi

6 Pandu Satria

c c b d

c c b b

90

7 Resti Hana

c c d b

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

c c d d

11

11 Indah Lestari

c c d d

12

12 Purnama Egi

c c d b

13

13 zahir akbar al-azis

c c d d

14

14 gina marlina

15

15 dewi kartika hasan

16

16 yunita eka putri

17

17 hafiz junaedi

c c d a

18

18 fianda annisa

c c d d

19

19 nopi anggreini

c c a d

20

20 septana angkasa putra

21

21 rudi haryadi

22

22 tunggal dwi rahmah

23

23 tian fani

24

24 febri budi trapsilo

25

25 feri fernado

c c c d

26

26 meisa sarah

c c d b

27

27 akila bonarta

c c d d

28

28 asep haidi tidar

c c d b

29

29 tata fanani

30

30 lulu citra ruisa

c d b d
c c c b

c c c d
c c d d
c c d d

c c c d

c c d d
c c d c

c c d d
c c d d

c c d d
c c d d

DAYA PEMBEDA

91

============

Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1

12.50

0.00

12.50

25.00

50.00

37.50

0.00

25.00

37.50

10

10

0.00

11

11

12.50

12

12

25.00

13

13

-2

-25.00

14

14

12.50

15

15

0.00

16

16

75.00

17

17

37.50

18

18

25.00

92

19

19

37.50

20

20

-1

-12.50

21

21

50.00

22

22

50.00

23

23

25.00

24

24

12.50

25

25

25.00

26

26

12.50

27

27

0.00

28

28

-1

-12.50

29

29

0.00

30

30

12.50

31

31

37.50

32

32

0.00

33

33

-1

-12.50

34

34

-2

-25.00

35

35

37.50

36

36

25.00

37

37

0.00

38

38

0.00

39

39

25.00

40

40

25.00

KELOMPOK UNGGUL & ASOR


======================

93

Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

1 2 3 4 5 6 7
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

18 fianda annisa

38 1 1 - 1 1 1 1

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 1 1 1 1 1 1 1

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 1 1 1 1 1

13 zahir akbar a...

36 1 1 1 1 - 1 1

21 rudi haryadi

36 1 1 1 1 1 - 1

23 tian fani

25 feri fernado

37 1 1 1 1 1 1 1

36 1 - 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

8 7 7 8 7 7 8

8 9 10 11 12 13 14
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1 1 1

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 1 1 1 - 1 1 1

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 1 1 1 - 1

13 zahir akbar a...

36 1 1 1 1 1 - 1

21 rudi haryadi

36 1 1 1 1 1 1 1

23 tian fani

25 feri fernado

37 1 1 1 1 1 1 1

36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1

94

Jml Jwb Benar

8 8 8 7 8 6 8

15 16 17 18 19 20 21
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1 - 1

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 1 1 1 1 1 1 1

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 1 1 1 1 1

13 zahir akbar a...

36 1 1 1 1 1 1 1

21 rudi haryadi

36 1 1 - 1 1 1 1

23 tian fani

25 feri fernado

37 1 1 1 1 1 1 1

36 1 1 1 1 1 - 1
36 1 1 - 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

8 8 6 8 8 6 8

22 23 24 25 26 27 28
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

18 fianda annisa

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 1 1 1 1 1 1 -

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 - 1 1 1 1

13 zahir akbar a...

36 1 - 1 1 1 1 1

21 rudi haryadi

36 1 1 1 1 - 1 1

23 tian fani

25 feri fernado
Jml Jwb Benar

38 1 1 1 1 1 1 1
37 - 1 1 1 1 1 1

36 1 - 1 - 1 1 1
36 1 - - 1 1 1 1
7 5 6 7 7 8 7

95

29 30 31 32 33 34 35
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1 1 1

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 - 1 1 1 1 1 1

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 - 1 - 1 1

13 zahir akbar a...

36 1 1 1 1 1 - 1

21 rudi haryadi

36 1 1 1 1 - 1 1

23 tian fani

25 feri fernado

37 1 1 1 1 1 - 1

36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

7 8 7 8 6 6 8

36 37 38 39 40
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40

18 fianda annisa

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 1 1 1 1 1

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 1 1 1

13 zahir akbar a...

36 1 1 1 1 1

21 rudi haryadi

36 1 1 1 1 1

23 tian fani

25 feri fernado
Jml Jwb Benar

38 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 -

36 1 1 1 1 1
36 1 1 1 - 1
8 8 8 7 7

96

Kelompok Asor
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

1 2 3 4 5 6 7
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

11 Indah Lestari

12 Purnama Egi

29 tata fanani

6 Pandu Satria

30 1 1 1 1 1 1 1

10 Tio Pratama

30 1 1 1 - 1 - 1

9 Sulistiana

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...
Jml Jwb Benar

31 - 1 1 - - 1 1
31 1 1 1 1 - 1 1
31 1 1 1 1 - - 1

29 1 1 - 1 - - 1
28 1 1 - 1 1 1 1
28 1 - 1 1 - - 1
7 7 6 6 3 4 8

8 9 10 11 12 13 14
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

11 Indah Lestari

31 1 - 1 1 1 1 1

12 Purnama Egi

31 1 1 1 - - 1 1

29 tata fanani

6 Pandu Satria

30 1 1 1 1 1 1 1

10 Tio Pratama

30 - 1 1 1 1 1 1

9 Sulistiana

31 1 1 1 1 1 1 1

29 1 - 1 1 - 1 1

97

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...

28 1 - 1 - 1 1 28 - 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

6 5 8 6 6 8 7

15 16 17 18 19 20 21
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

11 Indah Lestari

31 1 1 - 1 1 1 -

12 Purnama Egi

29 tata fanani

6 Pandu Satria

30 1 - - 1 1 1 1

10 Tio Pratama

30 1 - - 1 1 1 -

9 Sulistiana

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...

31 1 1 1 1 - 1 1
31 1 - 1 - - 1 -

29 1 - - 1 1 1 28 1 - 1 - - - 1
28 1 - - 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

8 2 3 6 5 7 4

22 23 24 25 26 27 28
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

11 Indah Lestari

31 - - 1 1 1 1 1

12 Purnama Egi

29 tata fanani

6 Pandu Satria

10 Tio Pratama

9 Sulistiana

1 Angga Rahmadan

31 1 1 - 1 1 1 1
31 - 1 - 1 1 1 1
30 - - 1 - - 1 1
30 - - 1 - 1 1 1
29 1 - 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 - 1 1

98

5 Nurmala Indah...

28 - - - - 1 1 1

Jml Jwb Benar

3 3 5 5 6 8 8

29 30 31 32 33 34 35
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

11 Indah Lestari

31 1 1 1 1 1 1 -

12 Purnama Egi

31 1 - 1 1 1 1 -

29 tata fanani

6 Pandu Satria

10 Tio Pratama

9 Sulistiana

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...

31 1 1 1 1 1 1 30 - 1 - 1 1 1 1
30 1 1 - 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 - 1 - 1 1
28 1 1 - 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

7 7 4 8 7 8 5

36 37 38 39 40
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40

11 Indah Lestari

31 1 1 1 1 1

12 Purnama Egi

31 - 1 1 1 -

29 tata fanani

6 Pandu Satria

10 Tio Pratama

9 Sulistiana

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...

31 1 1 1 1 1
30 1 1 1 - 30 1 1 1 1 1
29 1 1 1 - 28 - 1 1 1 1
28 1 1 1 - 1

99

Jml Jwb Benar

6 8 8 5 5

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL


=================================

Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli

Korelasi Signifikansi

0.135 -

0.080 -

0.237 -

0.218 -

0.327 Signifikan

0.301 -

-0.007 -

0.438 Sangat Signifikan

0.389 Signifikan

10

10

NAN NAN

11

11

0.135 -

12

12

0.270 -

13

13

-0.275 -

14

14

0.373 Signifikan

15

15

NAN NAN

100

16

16

0.662 Sangat Signifikan

17

17

0.296 -

18

18

0.118 -

19

19

0.327 Signifikan

20

20

-0.118 -

21

21

0.292 -

22

22

0.419 Sangat Signifikan

23

23

0.282 -

24

24

0.264 -

25

25

0.296 -

26

26

0.147 -

27

27

0.167 -

28

28

-0.111 -

29

29

-0.007 -

30

30

0.092 -

31

31

0.429 Sangat Signifikan

32

32

33

33

-0.010 -

34

34

-0.193 -

35

35

0.171 -

36

36

0.423 Sangat Signifikan

37

37

0.030 -

38

38

-0.108 -

39

39

0.239 -

40

40

0.069 -

NAN NAN

101

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01

df (N-2) P=0,05 P=0,01

10

0,576 0,708

60

0,250 0,325

15

0,482 0,606

70

0,233 0,302

20

0,423 0,549

80

0,217 0,283

25

0,381 0,496

90

0,205 0,267

30

0,349 0,449

100

0,195 0,254

40

0,304 0,393

125

0,174 0,228

50

0,273 0,354

>150

0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.


KUALITAS PENGECOH
=================

Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli


1+

1 26**

0--

1+ 2++ 25**

1++ 27**

2+

1+

4-- 24**

2++

2++

1++ 1++

102

2+ 19**

3++

6-

6 19**

0-- 28**

1+

0-- 2--- 0-- 28**

2+ 0--

10

10

0 30**

11

11

1+

2+ 26**

12

12 25**

13

13

0-- 1++ 27**

14

14

0-- 29** 1--- 0--

15

15 30**

16

16

0-- 4++ 20**

17

17

3++ 20**

3++ 4++

18

18

2++ 2++

3+ 23**

19

19 24**

2++ 2++ 2++

20

20 26**

2+

21

21 23**

2++

1-

22

22

3+

3+ 0-- 24**

23

23

2-

6+ 4++ 18**

24

24

3++ 22**

25

25

1-

1- 24**

4--

26

26

4-

3+ 0-- 23**

27

27 29**

0-- 1--- 0--

28

28

29

29 28**

30
31

4++ 3++ 4++


1+

2+ 26**

2++

1++ 27**

1+

1+ 2++

2--

0
0
0

6--

2+ 0-4-

3++

0
0
0
0

2+

2-- 0--

0-- 0-- 2---

30

0-- 0-- 2--- 28**

31

2+ 19**

6- 3++

103

32

32 30**

33

33 26**

1+

2+

1+

34

34 27**

0-- 2-- 1++

35

35

1+ 2++ 2++ 25**

36

36

0-- 27**

37

37

0-- 0-- 29** 1---

38

38

0-- 0-- 29** 1---

39

39

1- 3++

40

40

1- 6---

2-- 1++

5- 21**
1- 22**

Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
SKOR DATA DIBOBOT
=================

Jumlah Subyek
Butir soal

= 30
= 40

Bobot utk jwban benar = 25


Bobot utk jwban salah = 0
Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)

104

Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES


REVISI\DATASOALANA.ANA

No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1

18 fianda...

38

7 Resti ...

16 yunita...

37

37

925

3 Fanda ...

36

36

900

13 zahir ...

36

36

900

21 rudi h...

36

36

900

23 tian fani

36

36

900

25 feri f...

8 Restu ...

35

35

875

10

17 hafiz ...

35

35

875

11

19 nopi a...

35

35

875

12

28 asep h...

35

35

875

13

15 dewi k...

34

34

850

14

20 septan...

34

34

850

15

22 tungga...

34

34

850

16

26 meisa ...

34

34

850

17

27 akila ...

34

34

850

18

30 lulu c...

34

34

850

19

2 Dian M...

20

24 febri ...

21

14 gina m...

32

32

800

22

4 M. Don...

31

31

775

23

11 Indah ...

37

36

31

37

33
33

38

0
0

925

36

900

33
33

950

31

105

825
825

775

24

12 Purnam...

31

25

29 tata f...

26

6 Pandu ...

30

10

30

750

27

10 Tio Pr...

30

10

30

750

28

9 Sulist...

29

1 Angga ...

28

12

28

700

30

5 Nurmal...

28

12

28

700

31

29

0
0

11

31

775

31

775

29

725

RELIABILITAS TES
================

Rata2= 33.43
Simpang Baku= 2.75
KorelasiXY= 0.41
Reliabilitas Tes= 0.59
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1

1 Angga Rahmadan

2 Dian Muryana

3 Fanda Yuniar ...

4 M. Doni Mahesa

5 Nurmala Indah...

6 Pandu Satria

14
17
17

14
16
19

15
14
14

28
33
36

16
14
16

106

31
28
30

7 Resti Hana

20

17

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

15

15

30

11

11 Indah Lestari

13

18

31

12

12 Purnama Egi

13

13 zahir akbar a...

17

19

36

14

14 gina marlina

16

16

32

15

15 dewi kartika ...

17

17

34

16

16 yunita eka putri

18

19

37

17

17 hafiz junaedi

18

17

35

18

18 fianda annisa

19

19

38

19

19 nopi anggreini

15

20

35

20

20 septana angka...

16

18

34

21

21 rudi haryadi

18

18

36

22

22 tunggal dwi r...

17

17

34

23

23 tian fani

24

24 febri budi tr...

17

16

33

25

25 feri fernado

17

19

36

26

26 meisa sarah

17

17

34

27

27 akila bonarta

16

18

34

28

28 asep haidi tidar

18

17

35

29

29 tata fanani

30

30 lulu citra ruisa

18
13

37
17

16

29

16

18

15

18

16
17

35

31

36

15
17

107

31
34

KELOMPOK UNGGUL & ASOR


======================

Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

1 2 3 4 5 6 7
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

18 fianda annisa

38 1 1 - 1 1 1 1

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 1 1 1 1 1 1 1

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 1 1 1 1 1

13 zahir akbar a...

36 1 1 1 1 - 1 1

21 rudi haryadi

36 1 1 1 1 1 - 1

23 tian fani

25 feri fernado

37 1 1 1 1 1 1 1

36 1 - 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

8 7 7 8 7 7 8

8 9 10 11 12 13 14
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1 1 1

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 1 1 1 - 1 1 1

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 1 1 1 - 1

13 zahir akbar a...

37 1 1 1 1 1 1 1

36 1 1 1 1 1 - 1

108

21 rudi haryadi

23 tian fani

25 feri fernado

36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

8 8 8 7 8 6 8

15 16 17 18 19 20 21
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1 - 1

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 1 1 1 1 1 1 1

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 1 1 1 1 1

13 zahir akbar a...

36 1 1 1 1 1 1 1

21 rudi haryadi

36 1 1 - 1 1 1 1

23 tian fani

25 feri fernado

37 1 1 1 1 1 1 1

36 1 1 1 1 1 - 1
36 1 1 - 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

8 8 6 8 8 6 8

22 23 24 25 26 27 28
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1 1 1

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 1 1 1 1 1 1 -

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 - 1 1 1 1

13 zahir akbar a...

36 1 - 1 1 1 1 1

21 rudi haryadi

36 1 1 1 1 - 1 1

37 - 1 1 1 1 1 1

109

23 tian fani

25 feri fernado

36 1 - 1 - 1 1 1
36 1 - - 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

7 5 6 7 7 8 7

29 30 31 32 33 34 35
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1 1 1

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 - 1 1 1 1 1 1

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 - 1 - 1 1

13 zahir akbar a...

36 1 1 1 1 1 - 1

21 rudi haryadi

36 1 1 1 1 - 1 1

23 tian fani

25 feri fernado

37 1 1 1 1 1 - 1

36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

7 8 7 8 6 6 8

36 37 38 39 40
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1

7 Resti Hana

16 yunita eka putri

37 1 1 1 1 1

3 Fanda Yuniar ...

36 1 1 1 1 1

13 zahir akbar a...

36 1 1 1 1 1

21 rudi haryadi

36 1 1 1 1 1

23 tian fani

37 1 1 1 1 -

36 1 1 1 1 1

110

25 feri fernado

36 1 1 1 - 1

Jml Jwb Benar

8 8 8 7 7

Kelompok Asor
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

1 2 3 4 5 6 7
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

11 Indah Lestari

12 Purnama Egi

29 tata fanani

6 Pandu Satria

30 1 1 1 1 1 1 1

10 Tio Pratama

30 1 1 1 - 1 - 1

9 Sulistiana

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...
Jml Jwb Benar

31 - 1 1 - - 1 1
31 1 1 1 1 - 1 1
31 1 1 1 1 - - 1

29 1 1 - 1 - - 1
28 1 1 - 1 1 1 1
28 1 - 1 1 - - 1
7 7 6 6 3 4 8

8 9 10 11 12 13 14
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

11 Indah Lestari

31 1 - 1 1 1 1 1

12 Purnama Egi

31 1 1 1 - - 1 1

29 tata fanani

31 1 1 1 1 1 1 1

111

6 Pandu Satria

30 1 1 1 1 1 1 1

10 Tio Pratama

30 - 1 1 1 1 1 1

9 Sulistiana

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...

29 1 - 1 1 - 1 1
28 1 - 1 - 1 1 28 - 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

6 5 8 6 6 8 7

15 16 17 18 19 20 21
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

11 Indah Lestari

31 1 1 - 1 1 1 -

12 Purnama Egi

29 tata fanani

6 Pandu Satria

30 1 - - 1 1 1 1

10 Tio Pratama

30 1 - - 1 1 1 -

9 Sulistiana

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...

31 1 1 1 1 - 1 1
31 1 - 1 - - 1 -

29 1 - - 1 1 1 -

Jml Jwb Benar

28 1 - 1 - - - 1
28 1 - - 1 1 1 1
8 2 3 6 5 7 4

22 23 24 25 26 27 28
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

11 Indah Lestari

12 Purnama Egi

29 tata fanani

6 Pandu Satria

31 - - 1 1 1 1 1
31 1 1 - 1 1 1 1
31 - 1 - 1 1 1 1
30 - - 1 - - 1 1

112

10 Tio Pratama

30 - - 1 - 1 1 1

9 Sulistiana

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...

29 1 - 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 - 1 1
28 - - - - 1 1 1

Jml Jwb Benar

3 3 5 5 6 8 8

29 30 31 32 33 34 35
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

11 Indah Lestari

31 1 1 1 1 1 1 -

12 Purnama Egi

31 1 - 1 1 1 1 -

29 tata fanani

6 Pandu Satria

10 Tio Pratama

9 Sulistiana

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...

31 1 1 1 1 1 1 30 - 1 - 1 1 1 1
30 1 1 - 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar

28 1 1 - 1 - 1 1
28 1 1 - 1 1 1 1
7 7 4 8 7 8 5

36 37 38 39 40
No.Urut

No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40

11 Indah Lestari

31 1 1 1 1 1

12 Purnama Egi

31 - 1 1 1 -

29 tata fanani

6 Pandu Satria

10 Tio Pratama

31 1 1 1 1 1
30 1 1 1 - 30 1 1 1 1 1

113

9 Sulistiana

29 1 1 1 - -

1 Angga Rahmadan

5 Nurmala Indah...

28 - 1 1 1 1
28 1 1 1 - 1

Jml Jwb Benar

6 8 8 5 5

DAYA PEMBEDA
============

Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1

12.50

0.00

12.50

25.00

50.00

37.50

0.00

25.00

37.50

10

10

0.00

114

11

11

12.50

12

12

25.00

13

13

-2

-25.00

14

14

12.50

15

15

0.00

16

16

75.00

17

17

37.50

18

18

25.00

19

19

37.50

20

20

-1

-12.50

21

21

50.00

22

22

50.00

23

23

25.00

24

24

12.50

25

25

25.00

26

26

12.50

27

27

0.00

28

28

-1

-12.50

29

29

0.00

30

30

12.50

31

31

37.50

32

32

0.00

33

33

-1

-12.50

34

34

-2

-25.00

35

35

37.50

36

36

25.00

37

37

0.00

115

38

38

0.00

39

39

25.00

40

40

25.00

TINGKAT KESUKARAN
=================

Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran


1

26

86.67 Sangat Mudah

24

80.00 Mudah

25

83.33 Mudah

27

90.00 Sangat Mudah

19

63.33 Sedang

19

63.33 Sedang

28

93.33 Sangat Mudah

28

93.33 Sangat Mudah

26

86.67 Sangat Mudah

10

10

30

100.00 Sangat Mudah

11

11

26

86.67 Sangat Mudah

12

12

25

83.33 Mudah

116

13

13

27

90.00 Sangat Mudah

14

14

29

96.67 Sangat Mudah

15

15

30

100.00 Sangat Mudah

16

16

20

66.67 Sedang

17

17

20

66.67 Sedang

18

18

23

76.67 Mudah

19

19

24

80.00 Mudah

20

20

26

86.67 Sangat Mudah

21

21

23

76.67 Mudah

22

22

24

80.00 Mudah

23

23

18

60.00 Sedang

24

24

22

73.33 Mudah

25

25

24

80.00 Mudah

26

26

23

76.67 Mudah

27

27

29

96.67 Sangat Mudah

28

28

27

90.00 Sangat Mudah

29

29

28

93.33 Sangat Mudah

30

30

28

93.33 Sangat Mudah

31

31

19

63.33 Sedang

32

32

30

100.00 Sangat Mudah

33

33

26

86.67 Sangat Mudah

34

34

27

90.00 Sangat Mudah

35

35

25

83.33 Mudah

36

36

27

90.00 Sangat Mudah

37

37

29

96.67 Sangat Mudah

38

38

29

96.67 Sangat Mudah

39

39

21

70.00 Sedang

117

40

40

22

73.33 Mudah

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL


=================================

Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli

Korelasi Signifikansi

0.135 -

0.080 -

0.237 -

0.218 -

0.327 Signifikan

0.301 -

-0.007 -

0.438 Sangat Signifikan

0.389 Signifikan

10

10

NAN NAN

11

11

0.135 -

12

12

0.270 -

13

13

-0.275 -

14

14

0.373 Signifikan

118

15

15

NAN NAN

16

16

0.662 Sangat Signifikan

17

17

0.296 -

18

18

0.118 -

19

19

0.327 Signifikan

20

20

-0.118 -

21

21

0.292 -

22

22

0.419 Sangat Signifikan

23

23

0.282 -

24

24

0.264 -

25

25

0.296 -

26

26

0.147 -

27

27

0.167 -

28

28

-0.111 -

29

29

-0.007 -

30

30

0.092 -

31

31

0.429 Sangat Signifikan

32

32

33

33

-0.010 -

34

34

-0.193 -

35

35

0.171 -

36

36

0.423 Sangat Signifikan

37

37

0.030 -

38

38

-0.108 -

39

39

0.239 -

40

40

0.069 -

NAN NAN

119

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01

df (N-2) P=0,05 P=0,01

10

0,576 0,708

60

0,250 0,325

15

0,482 0,606

70

0,233 0,302

20

0,423 0,549

80

0,217 0,283

25

0,381 0,496

90

0,205 0,267

30

0,349 0,449

100

0,195 0,254

40

0,304 0,393

125

0,174 0,228

50

0,273 0,354

>150

0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

KUALITAS PENGECOH
=================

Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli


1

1 26**

0--

1+

2+

1+

4-- 24**

2++

120

1+ 2++ 25**

2++

1++ 27**

2+ 19**

6 19**

0-- 28**

1+

0-- 2--- 0-- 28**

2+ 0--

10

10

0 30**

11

11

1+

2+ 26**

12

12 25**

13

13

0-- 1++ 27**

14

14

0-- 29** 1--- 0--

15

15 30**

16

16

0-- 4++ 20**

17

17

3++ 20**

3++ 4++

18

18

2++ 2++

3+ 23**

19

19 24**

2++ 2++ 2++

20

20 26**

2+

21

21 23**

2++

1-

22

22

3+

3+ 0-- 24**

23

23

2-

6+ 4++ 18**

24

24

3++ 22**

25

25

1-

1- 24**

4--

26

26

4-

3+ 0-- 23**

27

27 29**

0-- 1--- 0--

28

28

29

29 28**

1++ 1++
3++

6-

4++ 3++ 4++


1+

2+ 26**

2++

1++ 27**

1+

1+ 2++

2--

0
0
0

6--

2+ 0-4-

3++

0
0
0
0

2+

2-- 0--

0-- 0-- 2---

0
0

121

30

30

0-- 0-- 2--- 28**

31

31

2+ 19**

32

32 30**

33

33 26**

1+

2+

1+

34

34 27**

0-- 2-- 1++

35

35

1+ 2++ 2++ 25**

36

36

0-- 27**

37

37

0-- 0-- 29** 1---

38

38

0-- 0-- 29** 1---

39

39

1- 3++

40

40

1- 6---

6- 3++
0

0
0

2-- 1++

5- 21**
1- 22**

Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk

REKAP ANALISIS BUTIR


=====================

Rata2= 33.43
Simpang Baku= 2.75

122

KorelasiXY= 0.41
Reliabilitas Tes= 0.59
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi


1

12.50 Sangat Mudah

0.135 -

0.00 Mudah

0.080 -

12.50 Mudah

0.237 -

25.00 Sangat Mudah

50.00 Sedang

0.327 Signifikan

37.50 Sedang

0.301 -

0.00 Sangat Mudah

25.00 Sangat Mudah

0.438 Sangat Signifikan

37.50 Sangat Mudah

0.389 Signifikan

10

10

0.00 Sangat Mudah

NAN NAN

11

11

12.50 Sangat Mudah

0.135 -

12

12

25.00 Mudah

13

13

-25.00 Sangat Mudah

-0.275 -

14

14

12.50 Sangat Mudah

0.373 Signifikan

15

15

0.00 Sangat Mudah

NAN NAN

16

16

75.00 Sedang

0.662 Sangat Signifikan

17

17

37.50 Sedang

0.296 -

18

18

25.00 Mudah

0.118 -

19

19

37.50 Mudah

0.327 Signifikan

0.218 -

-0.007 -

0.270 -

123

20

20

-12.50 Sangat Mudah

-0.118 -

21

21

50.00 Mudah

0.292 -

22

22

50.00 Mudah

0.419 Sangat Signifikan

23

23

25.00 Sedang

0.282 -

24

24

12.50 Mudah

0.264 -

25

25

25.00 Mudah

0.296 -

26

26

12.50 Mudah

0.147 -

27

27

0.00 Sangat Mudah

0.167 -

28

28

-12.50 Sangat Mudah

-0.111 -

29

29

0.00 Sangat Mudah

-0.007 -

30

30

12.50 Sangat Mudah

0.092 -

31

31

37.50 Sedang

32

32

0.00 Sangat Mudah

33

33

-12.50 Sangat Mudah

-0.010 -

34

34

-25.00 Sangat Mudah

-0.193 -

35

35

37.50 Mudah

36

36

25.00 Sangat Mudah

0.423 Sangat Signifikan

37

37

0.00 Sangat Mudah

0.030 -

38

38

0.00 Sangat Mudah

-0.108 -

39

39

25.00 Sedang

0.239 -

40

40

25.00 Mudah

0.069 -

0.429 Sangat Signifikan


NAN NAN

0.171 -

RELIABILITAS TES
================

Rata2= 33.43

124

Simpang Baku= 2.75


KorelasiXY= 0.41
Reliabilitas Tes= 0.59
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1

1 Angga Rahmadan

14

14

2 Dian Muryana

3 Fanda Yuniar ...

4 M. Doni Mahesa

5 Nurmala Indah...

6 Pandu Satria

14

16

30

7 Resti Hana

20

17

37

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

15

15

30

11

11 Indah Lestari

13

18

31

12

12 Purnama Egi

13

13 zahir akbar a...

17

19

36

14

14 gina marlina

16

16

32

15

15 dewi kartika ...

17

17

34

16

16 yunita eka putri

18

19

37

17

17 hafiz junaedi

18

17

35

18

18 fianda annisa

19

19

38

19

19 nopi anggreini

15

20

35

20

20 septana angka...

16

18

34

17

16

17

36

16

14

31

14

18

28

17
16

16

33

19

15

13

28

35
29

15

125

31

21

21 rudi haryadi

18

18

36

22

22 tunggal dwi r...

17

17

34

23

23 tian fani

24

24 febri budi tr...

17

16

33

25

25 feri fernado

17

19

36

26

26 meisa sarah

17

17

34

27

27 akila bonarta

16

18

34

28

28 asep haidi tidar

18

17

35

29

29 tata fanani

30

30 lulu citra ruisa

18

18

16

36

15

17

17

31
34

REKAP ANALISIS BUTIR


=====================

Rata2= 33.43
Simpang Baku= 2.75
KorelasiXY= 0.41
Reliabilitas Tes= 0.59
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi


1

12.50 Sangat Mudah

0.00 Mudah

0.135 -

0.080 -

126

12.50 Mudah

0.237 -

25.00 Sangat Mudah

50.00 Sedang

0.327 Signifikan

37.50 Sedang

0.301 -

0.00 Sangat Mudah

25.00 Sangat Mudah

0.438 Sangat Signifikan

37.50 Sangat Mudah

0.389 Signifikan

10

10

0.00 Sangat Mudah

NAN NAN

11

11

12.50 Sangat Mudah

0.135 -

12

12

25.00 Mudah

13

13

-25.00 Sangat Mudah

-0.275 -

14

14

12.50 Sangat Mudah

0.373 Signifikan

15

15

0.00 Sangat Mudah

NAN NAN

16

16

75.00 Sedang

0.662 Sangat Signifikan

17

17

37.50 Sedang

0.296 -

18

18

25.00 Mudah

0.118 -

19

19

37.50 Mudah

0.327 Signifikan

20

20

-12.50 Sangat Mudah

21

21

50.00 Mudah

0.292 -

22

22

50.00 Mudah

0.419 Sangat Signifikan

23

23

25.00 Sedang

0.282 -

24

24

12.50 Mudah

0.264 -

25

25

25.00 Mudah

0.296 -

26

26

12.50 Mudah

0.147 -

27

27

0.00 Sangat Mudah

0.167 -

28

28

-12.50 Sangat Mudah

-0.111 -

29

29

0.00 Sangat Mudah

0.218 -

-0.007 -

0.270 -

-0.118 -

-0.007 -

127

30

30

12.50 Sangat Mudah

0.092 -

31

31

37.50 Sedang

32

32

0.00 Sangat Mudah

33

33

-12.50 Sangat Mudah

-0.010 -

34

34

-25.00 Sangat Mudah

-0.193 -

35

35

37.50 Mudah

36

36

25.00 Sangat Mudah

0.423 Sangat Signifikan

37

37

0.00 Sangat Mudah

0.030 -

38

38

0.00 Sangat Mudah

-0.108 -

39

39

25.00 Sedang

0.239 -

40

40

25.00 Mudah

0.069 -

0.429 Sangat Signifikan


NAN NAN

0.171 -

SKOR DATA
=========

Rata2= 33.43
Standar Deviasi= 2.75
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

Nomor Nomor No. Butir Baru ----->


Urut Subyek No. Butir Asli --->
Nama Subyek | Kunci ->

Skor 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
a c c b b a b d

1 Angga Rahmadan

28 1 1 - 1 1 1 1 1

2 Dian Muryana

33 1 1 1 1 1 - 1 1

3 Fanda Yuniar Sari

36 1 1 1 1 1 1 1 1

128

4 M. Doni Mahesa

31 1 - - 1 1 1 1 1

5 Nurmala Indah Pertiwi

6 Pandu Satria

30 1 1 1 1 1 1 1 1

7 Resti Hana

37 1 1 1 1 1 1 1 1

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

30 1 1 1 - 1 - 1 -

11

11 Indah Lestari

31 - 1 1 - - 1 1 1

12

12 Purnama Egi

31 1 1 1 1 - 1 1 1

13

13 zahir akbar al-azis

36 1 1 1 1 - 1 1 1

14

14 gina marlina

15

15 dewi kartika hasan

16

16 yunita eka putri

17

17 hafiz junaedi

35 1 - 1 1 1 1 1 1

18

18 fianda annisa

38 1 1 - 1 1 1 1 1

19

19 nopi anggreini

35 1 1 1 1 1 1 - 1

20

20 septana angkasa putra

21

21 rudi haryadi

22

22 tunggal dwi rahmah

23

23 tian fani

24

24 febri budi trapsilo

25

25 feri fernado

36 1 1 1 1 1 1 1 1

26

26 meisa sarah

34 1 - 1 1 1 - 1 1

27

27 akila bonarta

34 - 1 1 1 - - 1 1

28

28 asep haidi tidar

35 1 1 1 1 1 1 1 1

29

29 tata fanani

28 1 - 1 1 - - 1 -

35 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 - 1 - - 1 1

32 - 1 1 1 1 1 - 1
34 1 - 1 1 - 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1

34 1 1 - 1 1 - 1 1
36 1 1 1 1 1 - 1 1
34 1 1 1 1 - - 1 1

36 1 - 1 1 1 1 1 1
33 - 1 1 1 - - 1 1

31 1 1 1 1 - - 1 1

129

Nomor Nomor No. Butir Baru ----->


Urut Subyek No. Butir Asli --->

Skor 9 10 11 12 13 14 15 16
9 10 11 12 13 14 15 16

Nama Subyek | Kunci ->

d c c a c b a c

1 Angga Rahmadan

28 - 1 - 1 1 - 1 -

2 Dian Muryana

33 1 1 1 - 1 1 1 1

3 Fanda Yuniar Sari

36 1 1 1 1 - 1 1 1

4 M. Doni Mahesa

31 1 1 1 1 1 1 1 -

5 Nurmala Indah Pertiwi

6 Pandu Satria

30 1 1 1 1 1 1 1 -

7 Resti Hana

37 1 1 1 1 1 1 1 1

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

30 1 1 1 1 1 1 1 -

11

11 Indah Lestari

31 - 1 1 1 1 1 1 1

12

12 Purnama Egi

31 1 1 - - 1 1 1 1

13

13 zahir akbar al-azis

36 1 1 1 1 - 1 1 1

14

14 gina marlina

15

15 dewi kartika hasan

16

16 yunita eka putri

17

17 hafiz junaedi

35 1 1 1 1 1 1 1 1

18

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1 1 1 1

19

19 nopi anggreini

35 1 1 1 1 - 1 1 1

20

20 septana angkasa putra

21

21 rudi haryadi

22

22 tunggal dwi rahmah

23

23 tian fani

28 1 1 1 1 1 1 1 -

35 - 1 1 1 1 1 1 1
29 - 1 1 - 1 1 1 -

32 1 1 1 - 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 - 1 1 1 1 1

34 1 1 1 1 1 1 1 36 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 - 1 1 1 1 1

36 1 1 1 1 1 1 1 1

130

24

24 febri budi trapsilo

33 1 1 1 1 1 1 1 -

25

25 feri fernado

36 1 1 1 1 1 1 1 1

26

26 meisa sarah

34 1 1 1 1 1 1 1 1

27

27 akila bonarta

34 1 1 1 1 1 1 1 1

28

28 asep haidi tidar

35 1 1 1 1 1 1 1 -

29

29 tata fanani

31 1 1 1 1 1 1 1 -

Nomor Nomor No. Butir Baru ----->

Skor 17 18 19 20 21 22 23 24

Urut Subyek No. Butir Asli --->

17 18 19 20 21 22 23 24

Nama Subyek | Kunci ->

b d a a a d d b

1 Angga Rahmadan

28 1 - - - 1 1 1 1

2 Dian Muryana

33 1 - 1 1 1 1 1 1

3 Fanda Yuniar Sari

36 1 1 1 1 1 1 1 -

4 M. Doni Mahesa

31 1 1 - 1 1 1 - -

5 Nurmala Indah Pertiwi

6 Pandu Satria

30 - 1 1 1 1 - - 1

7 Resti Hana

37 1 1 1 1 1 - 1 1

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

30 - 1 1 1 - - - 1

11

11 Indah Lestari

31 - 1 1 1 - - - 1

12

12 Purnama Egi

31 1 1 - 1 1 1 1 -

13

13 zahir akbar al-azis

36 1 1 1 1 1 1 - 1

14

14 gina marlina

15

15 dewi kartika hasan

16

16 yunita eka putri

28 - 1 1 1 1 - - -

35 1 - 1 - 1 1 1 1
29 - 1 1 1 - 1 - 1

32 1 1 1 1 1 1 1 34 1 - - 1 - 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1

131

17

17 hafiz junaedi

35 - 1 1 1 1 1 1 1

18

18 fianda annisa

38 1 1 1 - 1 1 1 1

19

19 nopi anggreini

35 1 1 1 1 - 1 1 1

20

20 septana angkasa putra

21

21 rudi haryadi

22

22 tunggal dwi rahmah

23

23 tian fani

24

24 febri budi trapsilo

25

25 feri fernado

36 - 1 1 1 1 1 - -

26

26 meisa sarah

34 - 1 1 1 1 1 - 1

27

27 akila bonarta

34 1 1 1 1 1 1 1 1

28

28 asep haidi tidar

35 1 - - 1 1 1 - 1

29

29 tata fanani

34 1 1 1 1 - 1 - 1
36 - 1 1 1 1 1 1 1
34 1 - 1 1 1 1 1 1

36 1 1 1 - 1 1 - 1
33 1 1 1 1 1 1 1 -

31 1 - - 1 - - 1 -

Nomor Nomor No. Butir Baru ----->

Skor 25 26 27 28 29 30 31 32

Urut Subyek No. Butir Asli --->

25 26 27 28 29 30 31 32

Nama Subyek | Kunci ->

c d a b a d b a

1 Angga Rahmadan

28 1 - 1 1 1 1 - 1

2 Dian Muryana

33 1 - 1 1 1 1 - 1

3 Fanda Yuniar Sari

36 1 1 1 1 1 1 - 1

4 M. Doni Mahesa

31 1 1 - 1 1 1 - 1

5 Nurmala Indah Pertiwi

6 Pandu Satria

30 - - 1 1 - 1 - 1

7 Resti Hana

37 1 1 1 1 1 1 1 1

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

28 - 1 1 1 1 1 - 1

35 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1

132

10

10 Tio Pratama

30 - 1 1 1 1 1 - 1

11

11 Indah Lestari

31 1 1 1 1 1 1 1 1

12

12 Purnama Egi

31 1 1 1 1 1 - 1 1

13

13 zahir akbar al-azis

36 1 1 1 1 1 1 1 1

14

14 gina marlina

15

15 dewi kartika hasan

16

16 yunita eka putri

17

17 hafiz junaedi

35 1 - 1 1 1 1 1 1

18

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1 1 1 1

19

19 nopi anggreini

35 1 1 1 1 1 1 - 1

20

20 septana angkasa putra

21

21 rudi haryadi

22

22 tunggal dwi rahmah

23

23 tian fani

24

24 febri budi trapsilo

25

25 feri fernado

36 1 1 1 1 1 1 1 1

26

26 meisa sarah

34 1 1 1 1 1 1 1 1

27

27 akila bonarta

34 - - 1 1 1 1 - 1

28

28 asep haidi tidar

35 1 1 1 1 1 1 1 1

29

29 tata fanani

32 1 1 1 - 1 1 - 1
34 1 1 1 - 1 1 1 1
37 1 1 1 - - 1 1 1

34 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 - 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 - 1

36 - 1 1 1 1 1 1 1
33 - - 1 1 1 1 1 1

31 1 1 1 1 1 1 1 1

Nomor Nomor No. Butir Baru ----->

Skor 33 34 35 36 37 38 39 40

Urut Subyek No. Butir Asli --->

33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Subyek | Kunci ->


1

1 Angga Rahmadan

2 Dian Muryana

a a d b c c d d
28 - 1 1 - 1 1 1 1
33 1 1 1 1 - 1 - 1

133

3 Fanda Yuniar Sari

36 - 1 1 1 1 1 1 1

4 M. Doni Mahesa

31 1 1 1 - 1 1 1 1

5 Nurmala Indah Pertiwi

6 Pandu Satria

30 1 1 1 1 1 1 - -

7 Resti Hana

37 1 - 1 1 1 1 1 -

8 Restu Hamdani

9 Sulistiana

10

10 Tio Pratama

30 1 1 1 1 1 1 1 1

11

11 Indah Lestari

31 1 1 - 1 1 1 1 1

12

12 Purnama Egi

31 1 1 - - 1 1 1 -

13

13 zahir akbar al-azis

36 1 - 1 1 1 1 1 1

14

14 gina marlina

15

15 dewi kartika hasan

16

16 yunita eka putri

17

17 hafiz junaedi

35 1 1 - 1 1 1 1 -

18

18 fianda annisa

38 1 1 1 1 1 1 1 1

19

19 nopi anggreini

35 1 1 1 1 1 1 - 1

20

20 septana angkasa putra

21

21 rudi haryadi

22

22 tunggal dwi rahmah

23

23 tian fani

24

24 febri budi trapsilo

25

25 feri fernado

36 1 1 1 1 1 1 - 1

26

26 meisa sarah

34 - 1 1 1 1 1 1 -

27

27 akila bonarta

34 1 1 1 1 1 1 1 1

28

28 asep haidi tidar

35 1 1 1 1 1 1 1 -

29

29 tata fanani

28 1 1 1 1 1 1 - 1

35 1 1 1 1 1 - - 1
29 1 1 1 1 1 1 - -

32 1 - 1 1 1 1 - 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1

34 1 1 1 1 1 1 - 1
36 - 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 -

36 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1

31 1 1 - 1 1 1 1 1

134

SKOR DATA DIBOBOT


=================

Jumlah Subyek
Butir soal

= 30
= 40

Bobot utk jwban benar = 1


Bobot utk jwban salah = 0
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1

1 Angga ...

28

12

28

28

2 Dian M...

33

33

33

3 Fanda ...

4 M. Don...

31

31

31

5 Nurmal...

28

12

28

28

6 Pandu ...

7 Resti ...

37

37

37

8 Restu ...

35

35

35

9 Sulist...

29

11

29

29

10

10 Tio Pr...

30

10

30

30

11

11 Indah ...

31

31

31

12

12 Purnam...

13

13 zahir ...

14

14 gina m...

36

30

10

31
36
32

36

9
4

30

0
0

31
36

32

135

36

30

31
36
32

15

15 dewi k...

34

34

34

16

16 yunita...

37

37

37

17

17 hafiz ...

35

35

35

18

18 fianda...

38

38

38

19

19 nopi a...

35

35

35

20

20 septan...

34

34

34

21

21 rudi h...

36

36

36

22

22 tungga...

34

34

34

23

23 tian fani

36

36

36

24

24 febri ...

33

33

33

25

25 feri f...

36

36

36

26

26 meisa ...

27

27 akila ...

28

28 asep h...

29

29 tata f...

31

31

31

30

30 lulu c...

34

34

34

34
34
35

6
6
5

0
0
0

34
34
35

34
34
35

SKOR DATA DIBOBOT


=================

Jumlah Subyek
Butir soal

= 30
= 40

Bobot utk jwban benar = 25


Bobot utk jwban salah = 0
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

136

No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1

1 Angga ...

28

12

28

700

2 Dian M...

33

33

825

3 Fanda ...

4 M. Don...

31

31

775

5 Nurmal...

28

12

28

700

6 Pandu ...

7 Resti ...

37

37

925

8 Restu ...

35

35

875

9 Sulist...

29

11

29

725

10

10 Tio Pr...

30

10

30

750

11

11 Indah ...

31

31

775

12

12 Purnam...

13

13 zahir ...

14

14 gina m...

32

32

800

15

15 dewi k...

34

34

850

16

16 yunita...

37

37

925

17

17 hafiz ...

35

35

875

18

18 fianda...

38

38

950

19

19 nopi a...

35

35

875

20

20 septan...

34

34

850

21

21 rudi h...

36

36

900

22

22 tungga...

34

34

850

23

23 tian fani

36

36

900

24

24 febri ...

33

33

825

25

25 feri f...

36

36

900

36

30

10

31
36

36

9
4

30

0
0

31
36

137

900

750

775
900

26

26 meisa ...

34

27

27 akila ...

28

28 asep h...

29

29 tata f...

31

31

775

30

30 lulu c...

34

34

850

34
35

6
6
5

0
0
0

34
34
35

850
850
875

TINGKAT KESUKARAN
=================

Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran


1

26

86.67 Sangat Mudah

24

80.00 Mudah

25

83.33 Mudah

27

90.00 Sangat Mudah

19

63.33 Sedang

19

63.33 Sedang

28

93.33 Sangat Mudah

28

93.33 Sangat Mudah

26

86.67 Sangat Mudah

10

10

30

100.00 Sangat Mudah

11

11

26

86.67 Sangat Mudah

138

12

12

25

83.33 Mudah

13

13

27

90.00 Sangat Mudah

14

14

29

96.67 Sangat Mudah

15

15

30

100.00 Sangat Mudah

16

16

20

66.67 Sedang

17

17

20

66.67 Sedang

18

18

23

76.67 Mudah

19

19

24

80.00 Mudah

20

20

26

86.67 Sangat Mudah

21

21

23

76.67 Mudah

22

22

24

80.00 Mudah

23

23

18

60.00 Sedang

24

24

22

73.33 Mudah

25

25

24

80.00 Mudah

26

26

23

76.67 Mudah

27

27

29

96.67 Sangat Mudah

28

28

27

90.00 Sangat Mudah

29

29

28

93.33 Sangat Mudah

30

30

28

93.33 Sangat Mudah

31

31

19

63.33 Sedang

32

32

30

100.00 Sangat Mudah

33

33

26

86.67 Sangat Mudah

34

34

27

90.00 Sangat Mudah

35

35

25

83.33 Mudah

36

36

27

90.00 Sangat Mudah

37

37

29

96.67 Sangat Mudah

38

38

29

96.67 Sangat Mudah

139

39

39

21

70.00 Sedang

40

40

22

73.33 Mudah

ITEMAN
030 O N 04
ACCBBABDDCCACBACBDAAADDBCDABADBAAADBCCDD
4444444444444444444444444444444444444444
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
001 ACDBBABDACDACCADBCBBADDBCAABADCABADCCCDD
002 ACCBBBBDDCCBCBACBBAAADDBCBABADCAAADBDCCD
003 ACCBBABDDCCADBACBDAAADDCCDABADAACADBCCDD
004 ABABBABDDCCACBADBDBAADBDCDCBADDAAADCCCDD
005 ABCBDBBBDCCACBABADAAAABCDDABADAAAADBCCBD
006 ACCBBABDDCCACBACBDAAABDBCDABADBAADDBCCDB
007 ACCBBABDDCCACBABDDAAAACADBABDDDAAADBCCBB
008 ACCBBABDCCCACBACBBACADDBCDABADBAAADBCDBD
009 ACBBDDBDCCCDCBADADAACDABCDABADBAAADBCCCB
010 ACCCBCBBDCCACBABCDAABBBBBDABADCAAADBCCDD
011 BCCACABDACCACBACDDAABBABCDABADBAAACBCCDD
012 ACCBAABDDCBDCBACBDCAADDACDABACBAAABDCCDB
013 ACCBDABDDCCADBACBDAAADCBCDABADBAACDBCCDD
014 CCCBBADDDCCBCBACBDAAADDCCDACADDAACDBCCCD
015 ADCBAABDDCCACBACBCCADDDBCDAAADBAAADBCCDD
016 ACCBBABDDCAACBACBDAAADDBCDACDDBAAADBCCDD
017 ABCBBABDDCCACBACDDAAADDBCBABADBAAAABCCDA
018 ACBBBABDDCCACBACBDABADDBCDABADBAAADBCCDD
019 ACCBBACDDCCABBACBDAACDDBCDABADCAAADBCCAD

140

020 ACDBBBBDDCCACBADBDAACDBBCDABADBAAADBCCCD
021 ACCBBDBDDCCACBACADAAADDBCAABADBADADBCCDD
022 ACCBDCBDDCDACBACBCAAADDBCDABADCAAADBCCDC
023 ADCBBABDDCCACBACBDACADCBADABADBAAADBCCDD
024 CCCBDDBDDCCACBADBDAAADDADAABADBAAADBCCDD
025 ACCBBABDDCCACBACDDAAADBACDABADBAAADBCCCD
026 ABCBBBBDDCCACBACCDAAADBBCDABADBACADBCCDB
027 DCCBCCBDDCCACBACBDAAADDBDAABADCAAADBCCDD
028 ACCBBABDDCCACBABBADAADCBCDABADBAAADBCCDB
029 ACCBDDBDDCCACBADBADACADDCDABADBAAACBCCDD
030 ACCDCABDDCCCCBACCDAAADDBCDABACBAAABBCCDD

141

MicroCAT (tm) Testing System


Copyright (c) 1982, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems Corporation

Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00

Item analysis for data from file DATAS.txt

Item Statistics

Page 1

Alternative Statistics

----------------------- ----------------------------------Seq. Scale Prop.

Point

Prop.

Point

No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ ---

1 0-1

0.867

0.293 0.186

0.800

0.033 -0.537 -0.222

0.067

-0.191 -0.099

0.033

0.019 0.008

0.167 0.117

0.833

-9.000 -9.000

0.000

-9.000 -9.000

0.133 -0.230 -0.145

0.800

0.167 0.117 *

0.067

0.021 0.011

Other 0.000

3 0-3

0.293 0.186 *

Other 0.000

2 0-2

0.867

0.357 0.240

-9.000 -9.000

0.033

-0.352 -0.145

142

0.067 -0.085 -0.044

0.833

0.067 -0.404 -0.209

0.357 0.240 *

Other 0.000

4 0-4

0.900

0.524 0.307

-9.000 -9.000

0.033

0.900

0.524 0.307 *

0.033

-0.722 -0.298

0.033

0.019 0.008

Other 0.000

5 0-5

0.633

0.544 0.425

-9.000 -9.000

0.067

0.633

0.633

0.544 0.425 *

0.100

-0.211 -0.124

0.200 -0.510 -0.357

0.434 0.339

-9.000 -9.000

0.633

0.434 0.339 *

0.133 -0.166 -0.105

0.100

0.133 -0.421 -0.267

-0.211 -0.124

Other 0.000

7 0-7

-0.191 -0.099

Other 0.000

6 0-6

-0.537 -0.222

0.933 -0.234 -0.121


B

-9.000 -9.000

0.000 -9.000 -9.000

0.933 -0.234 -0.121 *

CHECK THE KEY


B was specified, C works better

C
D

0.033
0.033

143

0.389 0.161 ?
0.019 0.008

Other 0.000

-9.000 -9.000

144

MicroCAT (tm) Testing System


Copyright (c) 1982, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems Corporation

Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00

Item analysis for data from file DATAS.txt

Item Statistics

Page 2

Alternative Statistics

----------------------- ----------------------------------Seq. Scale Prop.

Point

Prop.

Point

No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ ---

8 0-8

0.933

0.935 0.485

0.000

0.067 -0.935 -0.485

0.000

0.933

-9.000 -9.000
0.935 0.485 *

Other 0.000

9 0-9

0.867

0.549 0.347

-9.000 -9.000

0.067

-0.722 -0.374

0.000 -9.000 -9.000

0.067

0.867

-0.191 -0.099
0.549 0.347 *

Other 0.000

10 0-10

-9.000 -9.000

1.000 -9.000 -9.000

-9.000 -9.000

0.000

145

-9.000 -9.000

0.000 -9.000 -9.000

1.000

0.000 -9.000 -9.000

-9.000 -9.000 *

Other 0.000

11 0-11

0.867

0.102 0.065
B

-9.000 -9.000

0.033

0.033 -0.167 -0.069

CHECK THE KEY

C was specified, A works better

0.867

Other 0.000

12 0-12

0.833

0.192 0.129

0.833

0.192 0.129 *

0.067

0.127 0.066

0.033

0.019 0.008

0.067 -0.510 -0.264

0.900 -0.571 -0.334

-9.000 -9.000

0.033

CHECK THE KEY

0.000

0.900

Other 0.000

0.722 0.298

-9.000 -9.000

0.389 0.161

C was specified, D works better

0.967

-0.297 -0.154

14 0-14

0.067

0.102 0.065 *

-9.000 -9.000

Other 0.000

13 0-13

0.389 0.161 ?

0.067

-0.571 -0.334 *
0.552 0.286 ?

-9.000 -9.000

0.000

-9.000 -9.000

0.967

0.722 0.298 *

0.033

-0.722 -0.298

0.000 -9.000 -9.000

146

Other 0.000

-9.000 -9.000

147

MicroCAT (tm) Testing System


Copyright (c) 1982, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems Corporation

Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00

Item analysis for data from file DATAS.txt

Item Statistics

Page 3

Alternative Statistics

----------------------- ----------------------------------Seq. Scale Prop.

Point

Prop.

Point

No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ ---

15 0-15

1.000 -9.000 -9.000

0.667

0.000 -9.000 -9.000

0.000

0.000 -9.000 -9.000

-9.000 -9.000

0.944 0.728

0.667

-9.000 -9.000

0.000 -9.000 -9.000

0.133 -0.676 -0.428

0.667

0.200 -0.706 -0.494

0.944 0.728 *

Other 0.000

17 0-17

-9.000 -9.000 *

Other 0.000

16 0-16

1.000

0.416 0.320

-9.000 -9.000

0.100

148

-0.524 -0.307

0.667

0.416 0.320 *

0.100

-0.211 -0.124

0.133 -0.102 -0.065

Other 0.000

18 0-18

0.767

0.103 0.075
B

-9.000 -9.000

0.067

0.067

CHECK THE KEY

0.340 0.176 ?
C

D was specified, B works better

Other 0.000

19 0-19

0.800

0.461 0.323

0.103 0.075 *

0.800

0.461 0.323 *

0.067 -0.616 -0.319

0.067

0.067 -0.191 -0.099

0.867 -0.153 -0.097

-0.191 -0.099

-9.000 -9.000

0.867

-0.153 -0.097 *

0.067 -0.085 -0.044

CHECK THE KEY

A was specified, C works better

Other 0.000

0.767

0.767

-0.290 -0.169

21 0-21

0.100

-9.000 -9.000

Other 0.000

20 0-20

-0.191 -0.099

0.552 0.399

0.067
0.000

0.340 0.176 ?
-9.000 -9.000

-9.000 -9.000

0.767

0.552 0.399 *

0.067 -0.722 -0.374

0.133

0.033 -0.167 -0.069

-0.293 -0.186

149

Other 0.000

-9.000 -9.000

150

MicroCAT (tm) Testing System


Copyright (c) 1982, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems Corporation

Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00

Item analysis for data from file DATAS.txt

Item Statistics

Page 4

Alternative Statistics

----------------------- ----------------------------------Seq. Scale Prop.

Point

Prop.

Point

No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ ---

22 0-22

0.800

0.657 0.460

0.600

0.100 -0.211 -0.124

0.000

0.800

-9.000 -9.000
0.657 0.460 *

0.455 0.359

0.700

-9.000 -9.000

0.067

-0.722 -0.374

0.200 -0.363 -0.254

0.133

0.089 0.057

0.600

0.455 0.359 *

Other 0.000

24 0-24

-0.837 -0.490

Other 0.000

23 0-23

0.100

0.399 0.303

-9.000 -9.000

0.133

151

-0.230 -0.145

0.700

0.399 0.303 *

0.100

-0.133 -0.078

0.067 -0.510 -0.264

Other 0.000

25 0-25

0.800

0.608 0.426

-9.000 -9.000

0.033

0.033 -0.722 -0.298

0.800

0.133 -0.612 -0.388

0.608 0.426 *

Other 0.000

26 0-26

0.767

0.148 0.107

-9.000 -9.000

0.133

0.967

0.100

0.023 0.014

0.000

-9.000 -9.000

0.767

0.148 0.107 *

0.352 0.145

-9.000 -9.000

0.967

0.352 0.145 *

0.000 -9.000 -9.000

0.033

0.000 -9.000 -9.000

-0.352 -0.145

Other 0.000

28 0-28

-0.230 -0.145

Other 0.000

27 0-27

0.204 0.084

0.900 -0.102 -0.060


B

-9.000 -9.000

0.033

-0.167 -0.069

0.900 -0.102 -0.060 *

CHECK THE KEY


B was specified, C works better

C
D

0.067
0.000

152

0.234 0.121 ?
-9.000 -9.000

Other 0.000

-9.000 -9.000

153

MicroCAT (tm) Testing System


Copyright (c) 1982, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems Corporation

Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00

Item analysis for data from file DATAS.txt

Item Statistics

Page 5

Alternative Statistics

----------------------- ----------------------------------Seq. Scale Prop.

Point

Prop.

Point

No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ ---

29 0-29

0.933

0.085 0.044

0.933

0.085 0.044 *

0.000 -9.000 -9.000

0.000

0.067 -0.085 -0.044

-9.000 -9.000

Other 0.000

30 0-30

0.933

0.085 0.044

-9.000 -9.000

0.000

-9.000 -9.000

0.000 -9.000 -9.000

0.067

0.933

Other 0.000

-0.085 -0.044
0.085 0.044 *
-9.000 -9.000

154

MicroCAT (tm) Testing System


Copyright (c) 1982, 1984, 1986, 1988 by Assessment Systems Corporation

Item and Test Analysis Program -- ITEMAN (tm) Version 3.00

Item analysis for data from file DATAS.txt

Page 6

There were 30 examinees in the data file.

Scale Statistics
----------------

Scale:

0
-------

N of Items

30

N of Examinees
Mean

30

24.900

Variance

5.890

Std. Dev.

2.427

Skew

-0.429

Kurtosis

-0.960

Minimum

20.000

Maximum

29.000

Median

25.000

155

Alpha

0.357

SEM

1.946

Mean P

0.830

Mean Item-Tot. 0.216


Mean Biserial

0.322

4 1 Scores for examinees from file DATAS.txt


001 21.00
002 26.00
003 28.00
004 23.00
005 20.00
006 29.00
007 22.00
008 27.00
009 21.00
010 21.00
011 22.00
012 24.00
013 27.00
014 25.00
015 24.00
016 27.00
017 27.00
018 28.00
019 27.00
020 25.00
021 27.00

156

022 26.00
023 26.00
024 23.00
025 27.00
026 26.00
027 25.00
028 26.00
029 22.00
030 25.00

157

158

Anda mungkin juga menyukai