PENDAHULUAN
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut
Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai the process of delineating,
obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives," Artinya
evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi
yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Sedangkan, Rooijackers Ad mendefinisikan evaluasi sebagai "setiap usaha atau proses
dalam menentukan nilai". Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai
proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan. Dan menurut Anne Anastasi (1978) mengartikan evaluasi
sebagai "a systematic process of determining the extent to which instructional objective
are achieved by pupils". Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan
dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana,
sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas.
Evaluasi berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya
diartikan tidak berbeda (indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan
yang lain. Pengukuran (measurement) adalah proses membandingkan sesuatu melalui
suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat
kuantitatif. Penilaian adalah suatu proses transformasi dari hasil pengukuran menjadi
suatu nilai.Evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai yang
digunakan dalam rangka pengambilan keputusan.
Evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta pendidikan,
pengajar maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi
dimana siswa mendapatkan nilai yang mernuaskan maka akan memberikan dampak
berupa suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi. Pada
kondisi dimana hasil yang dicapai tidlak mernuaskan maka siswa akan berusaha
memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus
positif dari guru/pengajar agar siswa tidak putus asa. Dari sisi pendidik, hasil evaluasi
dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan
kualitas pendidikan.
Sebagai alat ukur, suatu tes baru dapat dikatakan berhasil menjalankan fungsi ukurnya
apabila mampu memberikan hasil ukur yang cermat dan akurat. Tes yang hasil ukurnya
tidak cermat atau tidak dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada
objek ukurnya tidaklah banyak memberikan informasi yang berguna. Apalah arti sebuah
tes prestasi apabila ia tidak mampu menunjukkan perbedaan antara siswa yang
mempunyai sedikit kemampuan dan yang mempunyai lebih banyak kecakapan. Apalah
guna sebuah tes prestasi yang sedemikian mudahnya sehingga semua siswa dapat
menjawab semua soal dengan benar dan penguji kemudian tidak dapat membedakan
antara mereka yang benar-benar menguasai pelajaran dan mereka yang menjawab benar
semata-mata karena soal itu terlalu mudah. Manfaat apakah yang dapat diambil dari
sebuah tes prestasi yang demikian sukarnya sehingga tidak seorangpun yang mampu
menjawab satu soal pun dengan benar?.
Sebuah tes yang berisi soal-soal berkualitas tinggi walaupun dalam jumlah yang
sedikit akan jauh lebih berguna daripada sebuah tes yang berisi puluhan soal berkualitas
rendah. Soal-soal yang berkualitas rendah tidak saja akan menurunkan fungsi tes akan
tetapi akan memberikan hasil pengukuran yang menyesatkan.
Oleh karena itu setiap tes yang telah selesai ditulis, masih harus diuji kualitasnya
secara empirik. Soal-soalnya masih harus diuji dengan menggunakan data yang diperoleh
melalui suatu prosedur try-out atau dari hasil pengenaan tes di kelas yang sesungguhnya
(field tested). Dari data hasil pengenaan tes ini akan diperoleh bukti mengenai kualitas
soal-soal tes yang bersangkutan. Kemudian dari hasil analisis terhadap data empirik ini
pula diperoleh dasar untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Prosedur
kerja dalam melakukan pengujian seluruh soal tes yang didasarkan pada data empirik
tersebut dinamai prosedur analisis butir soal.
Dalam penulisan makalah ini penyusun ingin membahas beberapa permasalah yang
telah dirumuskan disebagai berikut.
1)
2)
3)
Bagaimanakah teknik penilaian dalam evaluasi, serta ranah apa saja yang perlu
dievaluasi dalam pembelajaran?
4)
Bagaimanakah pendekatan dalam penilaian evaluasi itu, dan apa saja yang
termasuk kedalamnya?
5)
BAB II
LANDASAN TEORI
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak
ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan
informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan Sesuai pendapat Grondlund
dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajran adalah suatu proses
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk
menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui
kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka
terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian
terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan
pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi
yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran
merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan,
perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru.
Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari
tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan,
formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan
atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga
tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan.
Sesungguhnya, dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yakni
pengukuran, assessment dan evaluasi. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses
atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih
bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok
dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalahsebagai berikut:
1).tujuan pengukuran,
2).ada objek ukur,
3).alat ukur,
4).proses pengukuran,
5).hasil pengukuran kuantitatif.
Sementara, pengertian asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan
mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak
sampai ke taraf pengambilan keputusan. Sedangkan evaluasi secara etimologi berasal dari
bahasa Inggeris evaluation yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan
sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat
dikemukakan, yakni:
a).Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
b).Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan
atastujuan yang jelas.
c).Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasilpengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan.
Berdasarkan pada berbagai batasan 3 jenis penilaian di atas, maka dapat diketahui bahwa
perbedaan antara evaluasi dengan pengukuran adalah dalam hal jawaban terhadap pertanyaan
what value untuk evaluasi dan how much untuk pengukuran. Adapun asesmen berada di
antara kegiatan pengukuran dan evaluasi. Artinya bahwa sebelum melakukan asesmen
ataupun evaluasi lebih dahulu dilakukan pengukuran
Sekalipun makna dari ketiga istilah (measurement, assessment, evaluation) secara
teoretik definisinya berbeda, namun dalam kegiatan pembelajaran terkadang sulit untuk
membedakan dan memisahkan batasan antara ketiganya, dan evaluasi pada umumnya diawali
dengan kegiatan pengukuran (measurement) serta pembandingan (assessment).
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guruakan mengetahui perkembangan
hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa
atau peserta didik. Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari:
(1)perencanaan,
(2)pengumpulan data,
(3)verifikasi data,
(4)analisis data, dan
(5)interpretasi data.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru)
dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh
mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana
tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat
pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai
2.2 TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain
sebagai berikut:
1).Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu.
2).Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3).Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4).Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka
perbaikan.
Selain fungsi di atas, penilaian juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, dan
diagnostik,guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan
dari setiap fungsi tersebut adalah:
a).Fungsi seleksi. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu
menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu.
b).Fungsi Penempatan. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan penempatan
agar setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang
pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.
c).Fungsi Diagnostik. Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan
belajar tersebut.
Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah :
1.Mengetahui kemajuan belajar siswa
2.Mengetahui potensi yang dimiliki siswa
3.Mengetahui hasil belajar siswa
4.Mengadakan seleksi
5.Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa
6.Memberi bantuan dalam pengelompokan siswa
7.Memberikan bantuan dalam pemilihan jurursan
8.Memberikan bantuan dalam kegiatan belajar siswa
9. Memberikan motivasi belajar
10.Mengetahui efektifitas mengajar guru
11.Mengetahui efisiensi mengajar guru
12.Memberikan balikan pada guru
13.Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat
14.Memberikan data untuk penelitian dan pengembangan pembelajaran
Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
a.Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi :
1.Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahankelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2.Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siwa yang paling tepat
sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3.Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam
program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4.Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan
proses belajar dan mengajar.
5.Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan
belajar siswa.
Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :
1.Evaluasi Konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan,
latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
2.Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang
digunakan untuk mencapai tujuan.
3.Evaluasi Proses
Evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran
proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul
dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4.Evaluasi Hasil atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk
menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5.Evaluasi Outcom atau Lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi
lulusan setelah terjun ke masyarakat.
Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran :
1.Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran,
strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2.Evaluasi Proses Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar
program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3.Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran
yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif,
psikomotorik.
Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
Berdasarkan objek :
1.Evaluasi Input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
2.Evaluasi Transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi,
media, metode dan lain-lain.
3.Evaluasi Output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
Berdasarkan subjek :
1.Evaluasi Internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
2.Evaluasi Eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua,
masyarakat.
Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Proses evaluasi
dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan
pelaporan.
10
11
2. Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi
yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran
proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul
dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk
menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi
lulusan setelah terjun ke masyarakat.
C. Jenis evalusi berdasarkan lingkup
kegiatan pembelajaran :
1. Evaluasi program pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi
belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar
program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang
ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
12
Menurut Mahrens; pengukuran dapat diartikan sebagai informasi berupa angka yang
diperoleh melalui proses tertentu.
Definisi Penilaian
13
Menurut Mahrens; penilaian adalah suatu pertimbangn professional atau proses yang
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu
Prinsip penilaian
a. Prinsip keseluruhan (integritas); prinsip ini menghendaki bahwa suatu penilaian harus
mempertimbangkan seluruh aspek yang berhubungan dengan pribadi siswa atau objek
yang akan dinilai
b. Prinsip berkesinambungan kontinuitas; menurut prinsip ini penilaian merupakan
proses yang terus menerus.
c. Prinsip kesesuaian (objektivitas); penilaian yang baik harus didasarkan atas kenyataan
yang sebenarnya dan sesuai dengan kenyataan yang terdapat pada siswa.
Tes
Pengertian test
Secara harfiah kata test berasal dari kata bahasa prancis kuno: testum yang berarti
piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
dengan tes yang berarti ujian atau percobaan.
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi, test adalah alat pengukur yang mempunyai
standar obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul
digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan
menurut F.L. Geodenough, test adalah suatu rangkaian tugas yang diberikan kepada
individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan kecapan
antara satu dengan yang lain.
Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa test adalah cara yang dapat digunakan
atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian yang
dapat berbetuk pemberian tugas, atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan
nilai yang dapat melambangkan prestasi.
1. Fungsi test
a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh
14
Jika
materi
yang
ditestkan
itu
telah
dikuasai,
maka
15
Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses
pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah
materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
Jenis-jenis pra test antara lain:
a. Test persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang
dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang
menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu.
b. Input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan
menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan
dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta
didik.
Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses
pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat
penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra
test.
Menurut kebutuhannya, macam test antara lain:
Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan
seseorang (peserta didik).
IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan
seseorang (peserta didik).
Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk
mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.
Menurut jenisnya tes terbagi menjadi:
Test standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa kali uji
coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik.
Test buatan guru, yaitu test yang dibuat oleh guru.
Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas:
Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak
dibatasi.
Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test
dibatasi.
16
Pemahaman
Evaluasi
Persepsi
Kesediaan bertindak
Gerak mekanik
Gerak kompleks
Standar mutlak atau standar absolute (seperti yang dilakukan pada system
belajar tuntas)
Validitas (Ketepatan); Suatu alat pengukur dapat dikatakan alat pengukur yang valid
apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika
diuji ulang dengan tes yang sama pada kesepatan yang berbeda, atau dengan
seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau pada kondisi pengujian yang
berbeda
Objektivitas; Suatu tes dikatakan obyektif jika tes tersebut diajukan kepada beberapa
penilai, tetapi memberikan skor yang sama, untuk disiapkan kunci jawaban (scorring
key).
Memiliki discrimination power (daya pembeda); Tes yang dikatakan baik apabila
mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang bodoh.
Mencakup ruang lingkup (scope) yang sangat luas dan menyeluruh; Tes yang baik
harus memiliki komphrehensi veenes, ini akan menyisihkan siswa yang berspekulasi
dalam menempuh tes.
17
Praktis; mencakup :
Hemat biaya
Mudah diadministrasikan
Jenis-jenis validitas
Validitas ramalan (Predictive validity); artinya ketepatan (kejituan) dari suatu alat
pengukur ditinjau dari kemampuan tes tersebut untuk meramalkan prestasi yang
dicapainya kemudian.
Validitas isi (Content validity); artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau dari isi tes
tersebut (representative).
Validitas susunan (Construct Validity); artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau
dari susunan tes tersebut.
Keadaan objek yang dievaluasi. Misalnya sasaran didik sedang dalam keadaan sedih
dan senang, maka kalau orang tersebut dites, ia akan memberikan respon yang
berbeda terhadap suatu tes atau ujian yang sama.
Alat pengukur. Alat yang kurang baik, misalnya penggaris yang melengkung,
timbangan yang tidak pernah ditar dan sebagainya
Situasi pengukuran. Situasi yang akrab akan menghasilkan data yang berbeda dengan
situasi yang tegang. Misalnya pada waktu evaluasi dilakukan, kelas ditunggu oleh
Menteri hasilnya akan lain apabila ditunggu oleh muridnya.
18
Bentuk Tes Benar Salah (True False) Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa
statemen. Statemen tersebut dapat disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang
salah.
a. Kelebihan Tes Benar Salah
Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak
Objektif
Mudah ditebak
c. Petunjuk Penyusunan
Hindari kalimat negatif, yakni kalimat yang mengandung kata tidak atau
bukan
19
a. Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan) Bentuk ini merupakan suatu kalimat
pernyataan yang belum lengkap dan diikuti empat atau lima kemungkinan jawaban
yang tepat dan melengkapi pernyataan tersebut.
b. Hubungan antar hal (Sebab akibat) Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat : satu
kalimat pernyataan dan satu kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan memiliki
hubungan sebab akibat atau tidak dengan alasan.
c. Analisa Kasus Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah.
d. Membaca Diagram, atau tabel Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda
biasa, hanya saja disertai dengan tabel.
e. Asosiasi pilihan ganda Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan,
yakni suatu pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa
kemungkinan, hanya perbedaan pada bentuk asosiasi pilihan ganda kemungkinan
jawaban bisa lebih dari satu, sedangkan melengkapi pilihan hanya satu yang paling
tepat.Petunjuk : Pilih A jika (1), (2) dan (3) benar Pilih B jika (1) dan (3) benar Pilih
C jika (2) dan (4) benar Pilih D jika hanya (4) yang benar Pilih E jika semuanya benar
Saran Pembuatan Soal Pilihan Ganda
a) Pernyataan dan pilihan merupakan suatu rangkaian kalimat
b) Hindari pilihan yang tidak ada kaitannya satu sama lain
c) Buat pilihan yang mirip dengan jawaban kunci
d) Letak kunci jawaban sebaiknya tidak selalu berada pada tempat (poin) yang sama
e) Hindari kaitan antara satu soal dengan soal lainnya
Cara Memberikan Skor
a) Tanpa Denda Skor = Banyaknya jawaban yang benar
b) Dengan Denda
Menjodohkan (Matching Test)
20
Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap pertanyaan
mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk memasangkan atau
mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai jawaban yang benar.
a. Saran Penulisan
Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal
dan pertanyaan. Sedangkan kolom kedua memuat kode dan pilihan jawaban.
Maka
rumus
yang
digunakan
adalah
21
Memberi peluang kepada siswa untuk memberikan jawaban yang bersifat coba-coba
(untung-untungan)
22
Soal tidak sama persis dengan contoh yang ada pada catatan
Hendaknya rumus yang digunakan dalam menjawab soal jelas dan mudah dipahami
Hendaknya ditegaskan model jawaban yang dikehendaki oleh pembuat, untuk itu
harus spesifik dan tidak terlalu umum
Cara Melakukan Pen-skor-an Tes Uraian Perhatikan petunjuk penyusunan soal, untuk
menentukan skor jawaban sebaiknya digunakan kriteria yang akan digunakan Setiap jawaban
soal hendaknya diklasifikasi dalam 4 atau 5 tingkatan, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4 atau dengan
huruf A, B, C, D dan E. Tiap nomor soal seharusnya ditentukan bobot masing-masing
Skor mentah yang diperoleh ditransfer ke nilai 1 10 atau 1 100 Contoh : Apakah yang
dimaksud dengan titik fokus pada elips?
RANAH PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK
Pengertian Ranah Penilaian Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam
ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang
dimaksud adalah:
Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
23
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal
surat al-Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu
materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan
dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta
didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-Ashar secara lancar dan jelas.
Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata
cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat
lebih tinggi ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu
memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan
sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagianbagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
24
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengahtengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,
sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru.
Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu
jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan
tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi
Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan
patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta didik mampu
menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku
disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa
seseorang yang bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada
kesimpulan penilaian, bahwa kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji
dilaksanakan dalam sehari-hari.
Keenam jenjang berpikir yang terdapat pada ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom itu,
jika diurutkan secara hirarki piramidal adalah sebagai tertulis pada gambar 1.
Keenam jenjang berpikir ranah kognitif bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih),
dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya. Overlap di
antara enam jenjang berfikir itu akan lebih jelas terlihat pada gambar 2.
25
Penilaian
Sintesis
(Evaluation)
(Syntesis)
Analisis
(Analysis)
Penerapan
(Aplikation)
Pemahaman
(Comprehensi)
Pengetahuan
(Knowledge)
Keterangan : Pengetahuan (1) adalah merupakan jenjang berpikir paling dasar. Pemahaman
(2) mencakup pengetahuan (1). Aplikasi atau penerapan (3) mencakup pemahaman (2)dan
pengetahuan (1). Sintesis (5) meliputi juga analisis (4), aplikasi (3), pemahaman (2) dan
pengetahuan (1). Evaluasi (6) meliputi juga sintesis (5) , analisis (4), aplikasi (3), pemahaman
(2) dan pengetahuan (1).
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide,
gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental
yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu
evaluasi.
Ciri-ciri Ranah Penilaian Kognitif
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan
memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan
mengevaluasi. Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980), kemampuan kognitif adalah
kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
26
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada
tingkat pemahaman peserta didik dituntut juntuk menyatakan masalah dengan kata-katanya
sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik
dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis,
peserta didik diminta untuk untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian,
menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab
akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita,
komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat
evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori
yang termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide,
gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan tentang
kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling
tinggi yaitu evaluasi. Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang
berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut yaitu:
1. Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu
mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya
fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagianya.
2. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman
dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan
pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini
peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah
didengar dengan kata-kata sendiri.
3. Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang
baru, serta memecahlcan berbagai masalah yang timbuldalam kehidupan sehari-hari.
4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan
mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen
suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa
27
setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat
ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan
dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur
yang telah dipelajari.
5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada
sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan
peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan,
metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada
umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan,
pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan evaluasi jarang
sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus
maka hasil pendidikan akan lebih baik.
Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek kognitif
No
Tingkatan
Deskripsi
Pengetahuan
Pemahaman
Mengemukakan arti
Menentukan lokasi
Mendriskripsikan sesuatu
28
kata-kata sendiri
Aplikasi
Mengintepretasi data
Analisis
Menghitung kebutuhan
Melakukan percobaan
Membuat peta
Membuat model
Merancang strategi
Merumuskan masalah
29
Sintesis
Membuat grafik
Mengkaji ulang
Evaluasi
30
maka hasil pendidikan akan lebih baik. Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan
dengan tes tertulis.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan ganda, (3)
uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban atau isian singkat, (6)
menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.
Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif adalah:
a. Ingatan (C1) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat. Ditandai dengan kemampuan
menyebutkan simbol, istilah, definisi, fakta, aturan, urutan, metode.
1. Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal.
Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan,
menentukan, menginterprestasikan.
c. Penerapan (C3), yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring & menerapkan dengan tepat
tentang teori, prinsip, simbol pada situasi baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan
menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan,
menerapkan, mengklasifikasikan, mengubah struktur.
1. Analisis (C4), Kemampuan berfikir secara logis dalam meninjau suatu fakta/ objek
menjadi lebih rinci. Ditandai dengan kemampuan membandingkan, menganalisis,
menemukan, mengalokasikan, membedakan, mengkategorikan.
e. Sintesis (C5), Kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep secara logis
sehingga menjadi suatu pola yang baru. Ditandai dengan kemampuan mensintesiskan,
menyimpulkan, menghasilkan, mengembangkan, menghubungkan, mengkhususkan.
1. Evaluasi (C6), Kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap
sustu situasi, sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan menggunakan
tolak ukur tertentu sebagai patokan. Ditandai dengan kemampuan menilai,
menafsirkan, mempertimbangkan dan menentukan.
31
32
33
sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga
membentu karakteristik pola hidup tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat
diramalkan. Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki
kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di AlQuran menyangkut disiplinan, baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan
kehidupan masyarakat.
Secara skematik kelima jenjang afektif sebagaimana telah di kemukakan dalam pembicaraan
diatas, menurut A.J Nitko (1983) dapat di gambarkan sebagai berikut:
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif
kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai,
Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai.
Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek
diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak
(negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada
seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan
dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan
perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan
kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila
dihadapkan kepada objek tertentu.
Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah
pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu,
pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan
pernyataan negatif.
Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert,
pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh
subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.
34
35
peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran.
Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham, 1999). Sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik
mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.
Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk
pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran
menjadi lebih positif.
1. Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman
yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar
bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk
karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian minat dapat digunakan untuk:
Mengelompokkan didik yang memiliki peserta minat sama, f. acuan dalam menilai
kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam
penyampaian materi,
mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
1. Konsep Diri
36
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan
dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti
ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti
sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam
suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.
Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi
peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan
motivasi belajar peserta didik dengan tepat.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri
adalah sebagai berikut:
Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar
input peserta didik.
1. Nilai
37
Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau
perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap
mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi,
sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.
Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan
perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat
dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.
Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah suatu objek,
aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan
kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan
ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya
satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang
bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan
memberi konstribusi positif terhadap masyarakat.
1. Moral
Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang per-kembangan moral anak. Namun
Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Ia
hanya mempelajari prinsip moral seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema
hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak.
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau
perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain,
membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering
dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa
dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
Ranah afektif lain yang penting adalah:
Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan
artistik.
38
Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang
sama dalam memperoleh pendidikan.
Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi
kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.
Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Afektif
Tingkat
Penerimaan
(Receiving)
Responsi
(Responding)
mentaati aturan
39
Acuan Nilai
mengerjakan tugas
mengungkapkan perasaan
menanggapi pendapat
menunjukkan empati
menulis puisi
melakukan renungan
melakukan introspeksi
( Valuing)
pasti
Tingkatan : menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan
komitmen terhadap suatu nilai
Contoh Kegiatan Belajar :
mengapresiasi seni
menghargai peran
menunjukkan perhatian
menunjukkan alasan
40
Organisasi
41
SS
Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
42
TS
STS
Ya/Tidak
Dst..
43
sahabat, para ulama dan lain-lain; (2) peseta didik mencari dan membaca buku-buku,
majalah-majalah atau brosur-brosur, surat kabar dan lain-lain yang membahas tentang
kedisiplinan; (3) peserta didik dapat memberikan penejelasan kepada teman-teman
sekelasnya di sekolah, atau kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota masyarakat
lainnya, tentang kedisiplinan diterapkan, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah
kehidupan masyarakat; (4) peserta didik menganjurkan kepada teman-teman sekolah atau
adik-adiknya, agar berlaku disiplin baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah
kehidupan masyarakat; (5) peserta didik dapat memberikan contoh-contoh kedisiplinan di
sekolah, seperti datang ke sekolah sebelum pelajaran di mulai, tertib dalam mengenakan
seragam sekolah, tertib dan tenag dalam mengikuti pelajaran, di siplin dalam mengikuti tata
tertib yang telah ditentukan oleh sekolah, dan lain-lain; (6) peserta didik dapat memberikan
contoh kedisiplinan di rumah, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam mennjalannkan
ibadah shalat, ibadah puasa, di siplin dalam menjaga kebersihan rumah, pekarangan, saluran
air, dan lain-lain; (7) peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di tengah-tengah
kehidupan masyarakat, seperti menaati rambu-rambu lalu lintas, tidak kebut-kebutan, dengan
suka rela mau antri waktu membeli karcis, dan lain-lain, dan (8) peserta didik mengamalkan
dengan konsekuen kedisiplinan dalam belajar, kedisiplinan dalam beribadah, kedisiplinan
dalam menaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya.
Ciri-ciri Ranah Penilaian Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain
sebagainya.
Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Psikomotorik
Tingkat
Deskripsi
I. Gerakan Refleks Arti: gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak,
respons terhadap stimulus tanpa sadar.
Misalnya:melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan
leher dan kepala, menggenggam, memegang
44
(basic fundamental Diperhalus melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat
movements)
ditebak
Contoh kegiatan belajar:
III. Gerakan
Persepsi
kemampuan perseptual
( Perceptual
obilities)
45
IV. Gerakan
46
menarik-mendorong
melakukan push-up
kegiatan memperkuat lengan, kaki dan perut
menari
melakukan senam
melakukan gerakan pesenam, pemain biola, pemain bola
V. gerakan
terampil (Skilled
movements)
(kompleks)
Contoh kegiatan belajar:
menari, berdansa
menggergaji
mengetik
bermain piano
memanah
skating
dan indah
communicatio)
-
47
menari baletr
v
48
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau
menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik
ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan
penggunaan alins ketika belajar.
Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Pengamat terlebih dahulu
harus menetapkan kisi-kisi tingkah laku apa yang hendak diobservasinya, lalu dibuat
pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam
pedoman yang dibuat sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai
tingkah laku yang tampak untuk diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi tanda cek ()
pada kolom jawaban hasil observasi.
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja
(performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat berupa tes paper
and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.
1) Tes simulasi
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini,
sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga
peserta didik dapat dinilai tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan
atau berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya.
2) Tes unjuk kerja (work sample)
Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan sesungguhnya dan
tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan
alat tersebut. Misalnya dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas lalu lintas di lapangan
yang sebenarnya
Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan observasi langsung ketika
peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dapat menggunakan
daftar cek (check-list) ataupun skala penilaian (rating scale). Psikomotorik yang diukur
dapat menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, kurang,
kurang, dan tidak baik.
49
Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor
adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan
praktik itu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila dibandingkan
dengan ranah psikomotor. Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes unjuk
kerja atau lembar tugas.
Contohnya kemampuan psikomotor yang dibina dalam belajar matematika misalnya
berkaitan dengan kemampuan mengukur (dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun
tidak baku), menggambar bentuk-bentuk geometri (bangun datar, bangun ruang, garis,
sudut,dll) atau tanpa alat. Contoh lainnya, siswa dibina kompetensinya menyangkut
kemampuan melukis jaring-jaring kubus. Kemampuan dalam melukis jaring-jaring kubus
secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan siswa dalam menggunakan peralatan
(jangka dan penggaris) saat melukis. Secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat
dilakukan dengan pengamatan (perlu lembar pengamatan) dan tes perbuatan.
Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen,
(3) keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi
auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, (4) keterampilan
fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan)
meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.
Lembar observasi
Beri Tanda ()
Nama Siswa
Mengerjakan Tugas
Tidak Mengerjakan
(On-Task)
Tugas (Off-Task)
Catatan Guru
Damar
Ayu
Dst..
Tabel Instrumen (alat) Asesmen Kinerja (unjuk kerja) Berpidato dengan numerical Rating
Scale
Nama : .
50
Kelas : .
Petunjuk:
Berilah skor untuk setiap aspek kinerja yang sesuai dengan ketentuan
berikut:
(4) bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat
(3) bila aspek tersebut dilakaukan dengan benar tapi lama
(2) bila aspek tersebut dilakukan selesai tetapi salah
(1) bila dilakukan tapi tidak selesai
( 0 = tidak ada usaha)
No
Skor
4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
51
Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi
dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan
menggunakan teori tes klasik.
Kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah murah, dapat dilaksanakan seharihari dengan cepat menggunakan komputer, murah, sederhana, familier dan dapat
menggunakan data dari beberapa peserta didik atau sampel kecil (Millman dan Greene, 1993:
358).
Adapun proses analisisnya sudah banyak dilaksanakan para guru di sekolah seperti
beberapa contoh di bawah ini :
Langkah pertama yang dilakukan adalah menabulasi jawaban yang telah dibuat pada
setiap butir soal yang meliputi berapa peserta didik yang: (1) menjawab benar pada
setiap soal, (2) menjawab salah (option pengecoh), (3) tidak menjawab soal.
Berdasarkan tabulasi ini, dapat diketahui tingkat kesukaran setiap butir soal, daya
pembeda soal, alternatif jawaban yang dipilih peserta didik.
Misalnya analisis untuk 32 siswa, maka langkah (1) urutkan skor siswa dari yang
tertinggi sampai yang terendah. (2) Pilih 10 lembar jawaban pada kelompok atas dan
10 lembar jawaban pada kelompok bawah. (3) Ambil kelompok tengah (12 lembar
jawaban) dan tidak disertakan dalam analisis. (4) Untuk masing-masing soal, susun
jumlah siswa kelompok atas dan bawah pada setiap pilihan jawaban. (5) Hitung
tingkat kesukaran pada setiap butir soal. (6) Hitung daya pembeda soal. (7) Analisis
efektivitas pengecoh pada setiap soal (Linn dan Gronlund, 1995: 318-319).
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap
butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran
pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan
jawaban.
a.
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat
kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00
- 1,00 (Aiken (1994: 66). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil
hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak
ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa siswa menjawab
benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada
52
prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang bersangkutan
dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu. Rumus ini dipergunakan untuk soal obyektif.
Rumusnya adalah seperti berikut ini (Nitko, 1996: 310).
Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya
untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang,
untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar,
dan untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat
kesukaran rendah/mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan
rumus berikut ini.
Untuk tes yang sangat sukar (TK= < 0,25) distribusinya berbentuk positif skewed, sedangkan
tes yang mudah dengan TK= >0,80) distribusinya berbentuk negatif skewed.
Tingkat kesukaran butir soal memiliki 2 kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru dan
kegunaan bagi pengujian dan pengajaran (Nitko, 1996: 310-313). Kegunaannya bagi guru
adalah: (1) sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi masukan
kepada siswa tentang hasil belajar mereka, (2) memperoleh informasi tentang penekanan
kurikulum atau mencurigai terhadap butir soal yang bias. Adapun kegunaannya bagi
pengujian dan pengajaran adalah: (a) pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan
ulang, (b) tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah, (c)
memberi masukan kepada siswa, (d) tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias,
(e) merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.
Di samping kedua kegunaan di atas, dalam konstruksi tes, tingkat kesukaran butir soal
sangat penting karena tingkat kesukaran butir dapat: (1) mempengaruhi karakteristik
53
distribusi skor (mempengaruhi bentuk dan penyebaran skor tes atau jumlah soal dan korelasi
antarsoal), (2) berhubungan dengan reliabilitas. Menurut koefisien alfa clan KR-20, semakin
tinggi korelasi antarsoal, semakin tinggi reliabilitas (Nunnally, 1981: 270-271).
Tingkat kesukaran butir soal juga dapat digunakan untuk memprediksi alat ukur itu
sendiri (soal) dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan guru.
Misalnya satu butir soal termasuk kategori mudah, maka prediksi terhadap informasi ini
adalah seperti berikut.
Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi.
Sebagian besar siswa menjawab benar butir soal itu; artinya bahwa sebagian besar
siswa telah memahami materi yang ditanyakan.
Bila suatu butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini
adalah seperti berikut :
Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban.
Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar.
Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas pembelajarannya, sehingga
kompetensi minimum yang harus dikuasai siswa belum tercapai.
Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan bentuk soal yang
diberikan (misalnya meringkas cerita atau mengarang ditanyakan dalam bentuk pilihan
ganda).
Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang.
Namun, analisis secara klasik ini memang memiliki keterbatasan, yaitu bahwa tingkat
kesukaran sangat sulit untuk mengestimasi secara tepat karena estimasi tingkat kesukaran
dibiaskan oleh sampel (Haladyna, 1994: 145). Jika sampel berkemampuan tinggi, maka soal
akan sangat mudah (TK= >0,90). Jika sampel berkemampuan rendah, maka soal akan sangat
sulit (TK = < 0,40). Oleh karena itu memang merupakan kelebihan analisis secara IRT,
karena 1RT dapat mengestimasi tingkat kesukaran soal tanpa menentukan siapa peserta
tesnya (invariance). Dalam IRT, komposisi sampel dapat mengestimasi parameter dan tingkat
kesukaran soal tanpa bias.
b. Daya Pembeda (DP)
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara
warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa
yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir
soal adalah seperti berikut ini :
54
Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan
indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik,
direvisi, atau ditolak.
proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang
bersangkutan membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi dengan warga
belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara 1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik
soal itu. Jika daya pembeda negatif (<0) berarti lebih banyak kelompok bawah (warga
belajar/peserta didik yang tidak memahami materi) menjawab benar soal dibanding dengan
kelompok atas (warga belajar/peserta didik yang memahami materi yang diajarkan guru).
Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan
menggunakan rumus berikut ini.
55
Di samping rumus di atas, untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda
dapat dipergunukan rumus korelasi point biserial (r pbis) dan korelasi biserial (r bis)
(Miliman and (ireene, 1993: 359-360) dan (Glass and Stanley, 1970: 169-170) seperti berikut.
Merupakan korelasi product moment antara skor dikotomus dan pengukuran kriterion,
sedangkan rbis merupakan korelasi product moment antara variabel latent distribusi normal
berdasarkan dikotomi benar-salah dan pengukuran kriterion. Oleh karena itu, untuk
perhitungan pada data yang sama rpbis = 0, sedangkan r bis paling sedikit 25% lebih besar
daripada rpbis. Kedua korelasi ini masing-masing memiliki kelehihan (Millman and Greene,
1993: 360) walaupun para guru/pengambil kebijakan banyak yang suka menggunakan rpbis.
Kelebihan korelasi point biserial: (1) memberikan refleksi konstribusi soal secara
sesungguhnya terhadap fungsi tes. Maksudnya ini mengukur bagaimana baiknya soal
berkorelasi dengan criterion (tidak bagaimana baiknya beberapa/secara abstrak); (2)
56
sederhana dan langsung berhubungan dengan statistik tes, (3) tidak pernah mempunyai value
1,00 karena hanya variabel-variabel dengan distribusi bentuk yang sama yang dapat
berkorelasi secara tepat, dan variabel kontinyu (kriterion) dan skor dikotonius tidak
mempunyai bentuk yang sama.
Adapun kelebihan korelasi biserial adalah: (1) cenderung lebih stabil dari sampel ke
sampel, (2) penilaian lebih akurat tentang bagaimana soal dapat diharapkan untuk
membedakan pada beberapa perbedaan point di skala abilitas, (3) value rbis yang sederhana
lebih langsung berhubungan dengan indikator diskriminasi ICC.
c. Penyebaran Distribusi Jawaban
Penyebaran pilihan jawaban dijadikan dasar dalam penelaahan soal. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui berfungsi tidaknya jawaban yang tersedia. Suatu pilihan
jawaban (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh:
paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes/siswa,
lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum paham materi.
d. Reliabilitas Skor Test
Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat
ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Indeks reliabilitas berkisar antara 0
- 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula
keajegan/ketepatannya.
Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat, reproducibel, dan
generalized terhadap kesempatan testing dan instrumen tes lainnya. Secara rinci faktor yang
mempengaruhi reliabilitas skor tes di antaranya:
1) Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek suatu tes.
2) Semakin lama waktu tes, semakin ajek.
3) Semakin sempit range kesukaran butir soal, semakin besar keajegan.
4) Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajegan.
5) Semakin objektif pemberian skor, semakin besar keajegan.
6) Ketidaktepatan pemberian skor.
7) Menjawab besar soal dengan cara menebak.
8) Semakin homogen materi semakin besar keajegan.
9) Pengalaman peserta ujlan.
10) Salah penafsiran terhadap butir soal.
11) Menjawab soal dengan buru-buru/cepat.
57
Keterangan :
k : Jumlah butir soal
2
58
Theory), kemudian sekarang secara umum dikenal menjadi teori jawaban butir soal (Item
Response Theory) (McDonald,1999:8).
a. Kelebihan Analisis IRT
Untuk mengetahui kelebihan analisis IRT, maka para guru perlu mengetahui
keterbatasan analisis secara klasik. Keterbatasan model pengukuran secara klasik bila
dibandingkan dengan teori jawaban butir soal adalah seperti berikut (Hambleton,
Swaminathan, dan Rogers, 1991: 2-5). (1) Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah
"true score". Jika tes sulit artinya tingkat kemampuan peserta didik mudah. Jika tes mudah
artinya tingkat kemampuan peserta didik tinggi. (2) Tingkat kesukaran soal didefinisikan
sebagai proporsi peserta didik dalam grup yang menjawab benar soal. Mudah/sulitnya butir
soal tergantung pada kemampuan peserta didik yang dites dan kemampuan tes yang
diberikan. (3) Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas soal/tes didefinisikan berdasarkan
grup peserta didik. Adapun kelebihan IRT adalah bahwa: (1) IRT tidak berdasarkan grup
dependent, (2) skor siswa dideskripsikan bukan test dependent, (3) model ini menekankan
pada tingkat butir soal bukan tes, (4) IRT tidak memerlukan paralel tes untuk menentukan
relilabilitas tes, (5) IRT suatu model yang memerlukan suatu pengukuran ketepatan untuk
setiap skor tingkat kemampuan.
Kelemahan teori tes klasik di atas diperkuat Hambleton dan Swaminathan (1985: 1-3)
yaitu: (1) tingkat kesukaran dan daya pembeda tergantung pada sampel; (2) penggunaan
metode dan teknik untuk desain dan analisis tes dengan memperbandingkan kemampuan
siswa pada pernbagian kelompok atas, tengah, bawah. Meningkatnya validitas skor tes
diperoleh dari tingkat kesukaran tes dihubungkan dengan tingkat kemampuan setiap siswa;
(3) konsep reliabilitas tes didefinisikan dari istilah tes paralel; (4) tidak ada dasar teori untuk
menentukan bagaimana siswa memperoleh tes yang sesuai dengan kemampuan siswa; (5)
Standar error of measurement (SEM) hanya berlaku untuk seluruh peserta didik.
Selanjutnya Hambleton dan Swaminathan (1985: 13) menyatakan bahwa tujuan utama
IRT adalah memberikan kesamaan antara statistik soal dan estimasi kemampuan. Ada tiga
keuntungan IRT adalah: (1) asumsi banyak soal yang diukur pada trait yang sama, perkiraan
tingkat kemampuan peserta didik adalah independen; (2) asumsi pada populasi tingkat
kesukaran, daya pembeda merupakan independen sampel yang menggambarkan untuk tujuan
kalibrasi soal; (3) statistik yang digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan siswa
diperkirakan dapat terlaksana, (Hableton dan Swaminathan, 1985: 11). Jadi IRT merupakan
hubungan antara probabilitas jawaban suatu butir soal yang benar dan kemampuan siswa atau
tingkatan/level prestasi siswa. Namun kelemahan bekerja dengan model IRT adalah bekerja
59
melalui suatu proses yang sulit karena kelebihan IRT adalah: (1) tanpa varian pada parameter
butir soal, (2) tanpa varian pada parameter abilitas, (3) adanya ketepatan pada pengukuran
lokal, (Bejar, 1983: 3-4).
Ada empat macam model 1RT (Hambleton, 1993: 154-157; Hambleton dan
Swaminathan, 1985: 34-50). (1) Model satu parameter (Model Rasch), yaitu untuk
menganalisis data yang hanya menitikberatkan pada parameter tingkat kesukaran coal. (2)
Model dua paremeter, yaitu untuk menganalisis data yang hanya menitikberatkan pada
parameter tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. (3) Model tiga parameter, yaitu untuk
menganalisis data yang menitikberatkan pada parameter tingkat kesukaran soal, daya
pembeda soal, dan menebak (guessing). (4) Model empat parameter, yaitu untuk
menganalisis data yang menitikberatkan pada parameter tingkat kesukaran soal, daya beda
soal, menebak, dan penyebab lain.
Hambleton dan Swaminathan (1985: 48) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki
kemampuan tinggi tidak selalu menjawab soal dengan betel. Kadang-kadang mereka
sembrono (mengerjakan dengan serampangan), memiliki informasi yang berlebihan, sehingga
mereka menjawab salah pada suatu soal. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan model 4
parameter.
Dari keempat model itu tidak sama penekanannya dan sudah barang tentu tiap-tiap
model itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan itu dapat
diklasifkasikan sesuai dengan jumlah parameter yang ditentukan pada masing-masing model
dan tujuan menggunakan model yang bersangkutan.
Adapun contoh kurva ciri soal model satu parameter atau Rasch terlihat seperti pada
grafik di bawah ini.
60
Kalibrasi butir soal dan pengukuran kemampuan orang merupakan proses estimasi
parameter pada model respon butir. Model persamaan dasar Rasch adalah model probabilistik
yang mencakup hasil dari suatu interaksi butir soal-orang. Proses mengestimasi kemampuan
orang dinamakan pengukuran, sedangkan proses mengestimasi parameter tingkat kesukaran
butir soal dinamakan kalibrasi. Jadi kalibrasi soal merupakan proses penyamaan skala soal
yang didasarkan pada tingkat kesukaran butir soal dan tingkat kemampuan siswa. Adapun ciri
suatu skala adalah mempunyai titik awal, biasanya 0, dan mempunyai satuan ukuran atau unit
pengukuran. Prosedur estimasi dapat dilakukan dengan tangan atau komputer. Ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dalam mengkalibrasi butir dan menguki.r kemampuan orang
dengan tangan (Wright and Linacre, 1992: 32-45) seperti berikut ini.
Menyusun jawaban peserta didik untuk setiap butir soal ke dalam tabel.
Dalam menyusun jawaban peserta didik untuk setiap butir ke dalam tabel perlu
disediakan kolom: (1) siswa, (2) butir soal, (3) skor siswa, dan (4) skor butir soal. Data
berbentuk angka 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.
Mengedit data
Berdasarkan model Rasch, butir soal yang dijawab siswa betul semua atau salah
semua dan siswa yang dapat menjawab dengan betul semua atau salah semua, soal atau siswa
yang bersangkutan tidak dianalisis atau dikeluarkan dari tabel. Pada langkah kedua ini perlu
disediakan tambahan kolom: (1) proporsi skor siswa dan (2) proporsi skor butir soal. Proporsi
skor peserta didik adalah skor siswa : jumlah butir soal; sedangkan proporsi skor soal adalah
skor soal : jumlah siswa.
Menghitung distribusi skor soal
Berdasarkan skor soal yang sudah diedit, maka skor soal diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok berdasarkan skor yang sama. Untuk memudahkan penghitungan
Distribusi skor butir soal, maka perlu disusun beberapa kolom di dalam tabel, seperti kolom:
(1) kelompok skor soal (i) yaitu kelompok skor yang didasarkan pada skor soal yang sama,
kolom ini berhubungan langsung dengan kolom 2 dan kolom 3; (2) nomor butir soal, (3) skor
soal (Si), (4) frekuensi soal (Fi) yaitu jumlah soal yang memiliki sama; (5) proporsi benar (Pi)
yaitu Si : jumlah peserta tes; (6) proporsi salah (1-Pi), (7) logit (log odds unit)-proporsi salah
(Xi) yaitu Ln [(1 -Pi)/Pi], (8) hasil kali frekuensi soal dengan logit proporsi salah (FiXi), (9)
2
kuadrat logit proporsi salah (FiXi) , (10) hasil kali frekuensi soal dengan kuadrat logit
proporsi salah(), (11) inisial kalibrasi butir soal yaitu di = Xi - nilal rata-rata skor soal, dan
(12) hasil kali antara frekuensi soal dengan kuadrat nilai rata-rata skor coal (FIX ?).
61
(Pi ) yaitu skor peserta didik dibagi jumlah soal, (5) logit proporsi benar (Yr) yaitu Ln [Pr/(1Pr)]; (6) perkalian antara frekuensi siswa dengan logit proporsi benar (nrYr); (7) logic
proporsi benar yang dikuadraktan (Yr kuadrat); (8) hasil perkalian antara frekuensi peserta
didik dengan logic proporsi benar yang dikuadratkan (nrYr kuadrat); (9) inisial pengukuran
kemampuan peserta didik (br Yr); (10) perkalian antara frekuensi peserta didik dengan nilai
rata-rata skor peserta didik (nrYr kuadrat).
Menghitung faktor ekspansi kemampuan peserta didik (x) dan kesukaran butir soal (Y).
Dalam menghitung faktor ekspansi diperlukan variasi distribusi kelompok skor soal (U) dan
variance distribusi kelompok skor siswa (V). Faktor ekspansi kemampuan peserta didik
2
12
62
Estimasi data yang lebih teliti dan akurat hasilnya adalah menggunakan komputer
seperti menggunakan program Bigsteps. Dalam program Bigsteps, estimasi data digunakan
metode Appoximation Maximum Likelihood (PROX) dan Unconditional Maximum
Likelihood (UCON). Untuk menghasilkan hasil yang akurat, estimasi data dengan komputer
dapat melakukan iterasi maksimum untuk metode PROX, misal bisa sampai 20 kali
kemudian dilanjutkan dengan metode UCON sampai dengan 50 kali tergantung banyaknya
data. Perbedaan hasil kalibrasi pada setiap iterasi semakin lama semakin kecil dan akan
berhenti bila prosesnya sudah terpenuhi (converge) atau lebih kecil dari 0,01.
Kriteria data sesuai dengan model Rasch adalah apabila hasil korelasi point bhiserial
tidak negatif dan outfitnya < 2 baik outfit butir soal maupun outfit orang. Hal ini
menunjukkan bahwa data adalah fit dengan model. Maksudnya bahwa data soal sesuai
dengan model Rasch atau valid yang memiliki mean= 0 dan SD=1. Metode pengujian fit
tergantung pada jumlah butir soal dalam tes: (a) tes sangat pendek (10 atau beberapa butir),
(b) tes pendek (11-20 butir), atau (c) tes panjang ( >20 butir).
Outfit orang maksudnya statistik orang menunjukkan bagaimana perilaku yang tidak
diharapkan pada butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran jauh dengan kemampuan
orang yang bersangkutan. Adapun Outfit butir maksudnya statistik butir soal menunjukkan
bagaimana perilaku yang tidak diharapkan dari orang yang mempunyai kemampuan lebih
dengan tingkat kesukaran butir yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaannya, analisis secara IRT tidak serumit seperti penjelasan di atas.
Pelaksanaannya sangat mudah dipahami oleh para guru karena dalam analisis digunakan
program komputer, seperti program RASCAL, PASCAL, BIGSTEPS, atau QUEST. Untuk
mengenal lebih jauh program-program ini, bacalah pada bab berikut
63
BAB III
DATA
: IPA
Tahun ajaran
: 2009/2010
Kelas
: VIII
Jumlah Siswa
: 30 orang
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
NAMA
ANGGA RAHMADAN
DIAN MURYANA
M. DONI MAHESA
PANDU SATRIA
RESTI HANA
RESTU HAMDANI
SULISTIANA
10
TIO PRATAMA
11
INDAH LESTARI
12
PURNAMA EGI
13
14
GINA MARLINA
15
16
17
HAFIZ JUNAEDI
18
FIANDA ANNISA
19
NOPI ANGGREINI
20
21
RUDI HARYADI
22
23
TIAN FANI
24
25
FERI FERNANDO
26
MEISA SARAH
27
AKILA BONARTA
28
29
TATA FANANI
30
75
76
BAB IV
PENGOLAHAN HASIL ANALISIS BUTIR SOAL
Jumlah siswa
: 30 siswa
b.
Jumlah Soal
: 40 soal
c.
Rata-rata
:33,43
d.
e.
Daya Pembeda dari keseluruhan soal memiliki rata-rata daya pembeda dengan
presentase 50 % maka rata-rata keseluruhan tersebut memiliki daya pembeda yang
CUKUP BAIK (namun perlu diperbaiki lagi).
f.
Korelasi skor butir dari keseluruhan soal tersebut memiliki kualifikasi yang tidak
signifikan.
g.
Kualitas Pengecoh untuk keseluruhan soal memiliki tingkat kualitas pengecoh yang
sangat buruk.
h.
77
soal no 1 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,135 dengan
kualifikasi tidak terdefinisi.
2). Soal no 2
daya pembedanya adalah buruk, karena indeks daya pembedanya hanya 0%. Berarti
soal tersebut tidak mampu membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami
materi dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Berarti soal
bisa diterima tapi diperbaiki dulu,
Realibilitasnya adalah 0,59, maka soal ini memiliki derajat relibilitas yang sedang.
Taraf kesukarannya memiliki presentase sebesar 80,00%, maka termasuk mudah,
karena sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan dan pengecoh
pada butir soal tersebut tidak berfungsi dengan baik.Kualitas Pengecoh Untuk soal no
2 adalah :
Pengecoh A : sangat buruk, karena tidak
pengecoh ini.
Pengecoh B : sangat buruk, karena menarik perhatian empat orang siswa untuk memilih
pengecoh ini.
Pengecoh D : sangat baik, karena menarik perhatian dua orang siswa untuk memilih
pengecoh ini.
78
Untuk soal no 2 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,080 dengan
tidak terdefenisi.
79
Untuk soal no 4 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,218 dengan
kualifikasi tidak terdefinisi.
Pengecoh D : buruk, karena hanya menarik perhatianenam orang siswa untuk memilih
pengecoh ini.
Untuk soal no 5 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,327 dengan
kualifikasi signifikan
.
80
81
Pengecoh D : baik, karena menarik perhatian satu orang siswa untuk memilih pengecoh
ini. Paling banyak dipilih daripada pengecoh A dan pengecoh B
Untuk soal no 7 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar -0,229 dengan
kualifikasi tidak terdefinisi.
pengecoh ini
Pengecoh B : sangat buruk , karena menarik dua orang siswa untuk memilih pengecoh
ini.
Pengecoh C : sangat buruk, karena tidak
pengecoh ini
Untuk soal no 8 memiliki korelasi skor butir dengan korelasi sebesar 0,438 dengan
kualifikasi sangat signifikan.
82
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari analisis mengenai pengolahan hasil tes, dan pengolahan butir-butir tes,
didapatkan bahwa :
1. Dari Uji Reliabilitas dapat disimpulkan bahwa untuk semua soal secara keseluruhan
berderajat reliabilitas cukup/ sedang.
2. Mengenai Taraf Kesukaran, Banyak soal yang rata-rata termasuk dalam soal sedang.
3. Mengenai Daya Pembeda dari keseluruhan soal adalah daya pembedanya masih
kurang,artinya banyak soal yang perlu diperbaiki dan masih terdapat soal dengan daya
pembeda jelek, artinya soal tersebut masih belum bisa membedakan antara
kemampuan siswa pandai dan siswa kurang pandai.
4. Dari Uji Kualitas pengecoh didapat bahwa soal tersebut memiliki kualifikasi sangat
buruk untuk mengecoh siswa dalam menjawab soal.
5. Korelasi skor butir dari keseluruhan soal tersebut memiliki kualifikasi yang tidak
signifikan.
5.2 Saran
Dari data soal dalam laporan diharapkan dalam penyusunan soal yang berikutberikutnya dapat disusun dengan memperhatikan berbagai aspek. Baik dalam hal validitas,
reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, kualitas pengecohnya. Karena akan berpengaruh
bukan hanya kepada siswa yang menjawabnya tetapi juga hasil pengolahan datanya.
84
LAMPIRAN
ANATES
DATA MENTAH
===========
Jumlah Subyek= 30
Jumlah Butir Soal= 40
Jumlah Pilihan Jawaban= 4
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a c c b b a b d d
1 Angga Rahmadan
a c d b b a b d a
2 Dian Muryana
a c c b b b b d d
a c c b b a b d d
4 M. Doni Mahesa
a b a b b a b d d
6 Pandu Satria
a c c b b a b d d
7 Resti Hana
a c c b b a b d d
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
a c c c b c b b d
11
11 Indah Lestari
b c c a c a b d a
a b c b d b b b d
a c c b b a b d c
a c b b d d b d c
85
12
12 Purnama Egi
a c c b a a b d d
13
a c c b d a b d d
14
14 gina marlina
15
16
17
17 hafiz junaedi
a b c b b a b d d
18
18 fianda annisa
a c b b b a b d d
19
19 nopi anggreini
a c c b b a c d d
20
21
21 rudi haryadi
22
23
23 tian fani
24
25
25 feri fernado
a c c b b a b d d
26
26 meisa sarah
a b c b b b b d d
27
27 akila bonarta
d c c b c c b d d
28
a c c b b a b d d
29
29 tata fanani
30
c c c b b a d d d
a d c b a a b d d
a c c b b a b d d
a c d b b b b d d
a c c b b d b d d
a c c b d c b d d
a d c b b a b d d
c c c b d d b d d
a c c b d d b d d
a c c d c a b d d
10 11 12 13 14 15 16 17 18
10 11 12 13 14 15 16 17 18
c c a c b a c b d
1 Angga Rahmadan
c b a c c a d b c
2 Dian Muryana
c c b c b a c b b
c c a d b a c b d
86
4 M. Doni Mahesa
c c a c b a d b d
6 Pandu Satria
c c a c b a b d d
7 Resti Hana
c c a c b a c b d
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
c c a c b a b c d
11
11 Indah Lestari
c c a c b a c d d
12
12 Purnama Egi
c b d c b a c b d
13
c c a d b a c b d
14
14 gina marlina
15
16
17
17 hafiz junaedi
c c a c b a c d d
18
18 fianda annisa
c c a c b a c b d
19
19 nopi anggreini
c c a b b a c b d
20
21
21 rudi haryadi
22
23
23 tian fani
24
25
25 feri fernado
c c a c b a c d d
26
26 meisa sarah
c c a c b a c c d
27
27 akila bonarta
c c a c b a c b d
28
c c a c b a b b a
29
29 tata fanani
30
c c a c b a b a d
c c a c b a c b b
c c d c b a d a d
c c b c b a c b d
c c a c b a c b c
c a a c b a c b d
c c a c b a d b d
c c a c b a c a d
c d a c b a c b c
c c a c b a c b d
c c a c b a d b d
c c a c b a d b a
c c c c b a c c d
87
19 20 21 22 23 24 25 26 27
19 20 21 22 23 24 25 26 27
a a a d d b c d a
1 Angga Rahmadan
b b a d d b c a a
2 Dian Muryana
a a a d d b c b a
a a a d d c c d a
4 M. Doni Mahesa
b a a d b d c d c
6 Pandu Satria
a a a a c b d b a
7 Resti Hana
a a a b d b c d a
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
a a b b b b b d a
11
11 Indah Lestari
a a b b a b c d a
12
12 Purnama Egi
c a a d d a c d a
13
a a a d c b c d a
14
14 gina marlina
15
16
17
17 hafiz junaedi
a a a d d b c b a
18
18 fianda annisa
a b a d d b c d a
19
19 nopi anggreini
a a c d d b c d a
20
21
21 rudi haryadi
22
a a a a b c d d a
a c a d d b c d a
a a c d a b c d a
a a a d d c c d a
c a d d d b c d a
a a a d d b c d a
a a c d b b c d a
a a a d d b c a a
a a a d d b c d a
88
23
23 tian fani
a c a d c b a d a
24
25
25 feri fernado
a a a d b a c d a
26
26 meisa sarah
a a a d b b c d a
27
27 akila bonarta
a a a d d b d a a
28
d a a d c b c d a
29
29 tata fanani
30
a a a d d a d a a
d a c a d d c d a
a a a d d b c d a
28 29 30 31 32 33 34 35 36
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Angga Rahmadan
b a d c a b a d c
2 Dian Muryana
b a d c a a a d b
b a d a a c a d b
4 M. Doni Mahesa
b a d d a a a d c
6 Pandu Satria
b d d d a a a d b
7 Resti Hana
b a d b a a d d b
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
b a d c a a a d b
11
11 Indah Lestari
b a d b a a a c b
12
12 Purnama Egi
b a c b a a a b d
13
b a d b a a c d b
14
14 gina marlina
b a d a a a a d b
b a d b a a a d b
b a d b a a a d b
c a d d a a c d b
89
15
a a d b a a a d b
16
17
17 hafiz junaedi
b a d b a a a a b
18
18 fianda annisa
b a d b a a a d b
19
19 nopi anggreini
b a d c a a a d b
20
21
21 rudi haryadi
22
23
23 tian fani
24
25
25 feri fernado
b a d b a a a d b
26
26 meisa sarah
b a d b a c a d b
27
27 akila bonarta
b a d c a a a d b
28
b a d b a a a d b
29
29 tata fanani
30
c d d b a a a d b
b a d b a a a d b
b a d b a d a d b
b a d c a a a d b
b a d b a a a d b
b a d b a a a d b
b a d b a a a c b
b a c b a a a b b
37 38 39 40
37 38 39 40
c c d d
1 Angga Rahmadan
c c d d
2 Dian Muryana
d c c d
c c d d
4 M. Doni Mahesa
c c d d
6 Pandu Satria
c c b d
c c b b
90
7 Resti Hana
c c d b
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
c c d d
11
11 Indah Lestari
c c d d
12
12 Purnama Egi
c c d b
13
c c d d
14
14 gina marlina
15
16
17
17 hafiz junaedi
c c d a
18
18 fianda annisa
c c d d
19
19 nopi anggreini
c c a d
20
21
21 rudi haryadi
22
23
23 tian fani
24
25
25 feri fernado
c c c d
26
26 meisa sarah
c c d b
27
27 akila bonarta
c c d d
28
c c d b
29
29 tata fanani
30
c d b d
c c c b
c c c d
c c d d
c c d d
c c c d
c c d d
c c d c
c c d d
c c d d
c c d d
c c d d
DAYA PEMBEDA
91
============
Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1
12.50
0.00
12.50
25.00
50.00
37.50
0.00
25.00
37.50
10
10
0.00
11
11
12.50
12
12
25.00
13
13
-2
-25.00
14
14
12.50
15
15
0.00
16
16
75.00
17
17
37.50
18
18
25.00
92
19
19
37.50
20
20
-1
-12.50
21
21
50.00
22
22
50.00
23
23
25.00
24
24
12.50
25
25
25.00
26
26
12.50
27
27
0.00
28
28
-1
-12.50
29
29
0.00
30
30
12.50
31
31
37.50
32
32
0.00
33
33
-1
-12.50
34
34
-2
-25.00
35
35
37.50
36
36
25.00
37
37
0.00
38
38
0.00
39
39
25.00
40
40
25.00
93
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut
18 fianda annisa
38 1 1 - 1 1 1 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 - 1 1
21 rudi haryadi
36 1 1 1 1 1 - 1
23 tian fani
25 feri fernado
37 1 1 1 1 1 1 1
36 1 - 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
8 7 7 8 7 7 8
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1 1 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 - 1 1 1
36 1 1 1 1 1 - 1
36 1 1 1 1 1 - 1
21 rudi haryadi
36 1 1 1 1 1 1 1
23 tian fani
25 feri fernado
37 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
94
8 8 8 7 8 6 8
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1 - 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
21 rudi haryadi
36 1 1 - 1 1 1 1
23 tian fani
25 feri fernado
37 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 - 1
36 1 1 - 1 1 1 1
8 8 6 8 8 6 8
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut
18 fianda annisa
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1 1 -
36 1 1 - 1 1 1 1
36 1 - 1 1 1 1 1
21 rudi haryadi
36 1 1 1 1 - 1 1
23 tian fani
25 feri fernado
Jml Jwb Benar
38 1 1 1 1 1 1 1
37 - 1 1 1 1 1 1
36 1 - 1 - 1 1 1
36 1 - - 1 1 1 1
7 5 6 7 7 8 7
95
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1 1 1
7 Resti Hana
37 - 1 1 1 1 1 1
36 1 1 - 1 - 1 1
36 1 1 1 1 1 - 1
21 rudi haryadi
36 1 1 1 1 - 1 1
23 tian fani
25 feri fernado
37 1 1 1 1 1 - 1
36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
7 8 7 8 6 6 8
36 37 38 39 40
No.Urut
18 fianda annisa
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1
21 rudi haryadi
36 1 1 1 1 1
23 tian fani
25 feri fernado
Jml Jwb Benar
38 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 -
36 1 1 1 1 1
36 1 1 1 - 1
8 8 8 7 7
96
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut
11 Indah Lestari
12 Purnama Egi
29 tata fanani
6 Pandu Satria
30 1 1 1 1 1 1 1
10 Tio Pratama
30 1 1 1 - 1 - 1
9 Sulistiana
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
Jml Jwb Benar
31 - 1 1 - - 1 1
31 1 1 1 1 - 1 1
31 1 1 1 1 - - 1
29 1 1 - 1 - - 1
28 1 1 - 1 1 1 1
28 1 - 1 1 - - 1
7 7 6 6 3 4 8
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut
11 Indah Lestari
31 1 - 1 1 1 1 1
12 Purnama Egi
31 1 1 1 - - 1 1
29 tata fanani
6 Pandu Satria
30 1 1 1 1 1 1 1
10 Tio Pratama
30 - 1 1 1 1 1 1
9 Sulistiana
31 1 1 1 1 1 1 1
29 1 - 1 1 - 1 1
97
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
28 1 - 1 - 1 1 28 - 1 1 1 1 1 1
6 5 8 6 6 8 7
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut
11 Indah Lestari
31 1 1 - 1 1 1 -
12 Purnama Egi
29 tata fanani
6 Pandu Satria
30 1 - - 1 1 1 1
10 Tio Pratama
30 1 - - 1 1 1 -
9 Sulistiana
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
31 1 1 1 1 - 1 1
31 1 - 1 - - 1 -
29 1 - - 1 1 1 28 1 - 1 - - - 1
28 1 - - 1 1 1 1
8 2 3 6 5 7 4
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut
11 Indah Lestari
31 - - 1 1 1 1 1
12 Purnama Egi
29 tata fanani
6 Pandu Satria
10 Tio Pratama
9 Sulistiana
1 Angga Rahmadan
31 1 1 - 1 1 1 1
31 - 1 - 1 1 1 1
30 - - 1 - - 1 1
30 - - 1 - 1 1 1
29 1 - 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 - 1 1
98
5 Nurmala Indah...
28 - - - - 1 1 1
3 3 5 5 6 8 8
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut
11 Indah Lestari
31 1 1 1 1 1 1 -
12 Purnama Egi
31 1 - 1 1 1 1 -
29 tata fanani
6 Pandu Satria
10 Tio Pratama
9 Sulistiana
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
31 1 1 1 1 1 1 30 - 1 - 1 1 1 1
30 1 1 - 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 - 1 - 1 1
28 1 1 - 1 1 1 1
7 7 4 8 7 8 5
36 37 38 39 40
No.Urut
11 Indah Lestari
31 1 1 1 1 1
12 Purnama Egi
31 - 1 1 1 -
29 tata fanani
6 Pandu Satria
10 Tio Pratama
9 Sulistiana
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
31 1 1 1 1 1
30 1 1 1 - 30 1 1 1 1 1
29 1 1 1 - 28 - 1 1 1 1
28 1 1 1 - 1
99
6 8 8 5 5
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
Korelasi Signifikansi
0.135 -
0.080 -
0.237 -
0.218 -
0.327 Signifikan
0.301 -
-0.007 -
0.389 Signifikan
10
10
NAN NAN
11
11
0.135 -
12
12
0.270 -
13
13
-0.275 -
14
14
0.373 Signifikan
15
15
NAN NAN
100
16
16
17
17
0.296 -
18
18
0.118 -
19
19
0.327 Signifikan
20
20
-0.118 -
21
21
0.292 -
22
22
23
23
0.282 -
24
24
0.264 -
25
25
0.296 -
26
26
0.147 -
27
27
0.167 -
28
28
-0.111 -
29
29
-0.007 -
30
30
0.092 -
31
31
32
32
33
33
-0.010 -
34
34
-0.193 -
35
35
0.171 -
36
36
37
37
0.030 -
38
38
-0.108 -
39
39
0.239 -
40
40
0.069 -
NAN NAN
101
10
0,576 0,708
60
0,250 0,325
15
0,482 0,606
70
0,233 0,302
20
0,423 0,549
80
0,217 0,283
25
0,381 0,496
90
0,205 0,267
30
0,349 0,449
100
0,195 0,254
40
0,304 0,393
125
0,174 0,228
50
0,273 0,354
>150
0,159 0,208
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
1 26**
0--
1+ 2++ 25**
1++ 27**
2+
1+
4-- 24**
2++
2++
1++ 1++
102
2+ 19**
3++
6-
6 19**
0-- 28**
1+
2+ 0--
10
10
0 30**
11
11
1+
2+ 26**
12
12 25**
13
13
14
14
15
15 30**
16
16
17
17
3++ 20**
3++ 4++
18
18
2++ 2++
3+ 23**
19
19 24**
20
20 26**
2+
21
21 23**
2++
1-
22
22
3+
3+ 0-- 24**
23
23
2-
6+ 4++ 18**
24
24
3++ 22**
25
25
1-
1- 24**
4--
26
26
4-
3+ 0-- 23**
27
27 29**
28
28
29
29 28**
30
31
2+ 26**
2++
1++ 27**
1+
1+ 2++
2--
0
0
0
6--
2+ 0-4-
3++
0
0
0
0
2+
2-- 0--
30
31
2+ 19**
6- 3++
103
32
32 30**
33
33 26**
1+
2+
1+
34
34 27**
35
35
36
36
0-- 27**
37
37
38
38
39
39
1- 3++
40
40
1- 6---
2-- 1++
5- 21**
1- 22**
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek
Butir soal
= 30
= 40
104
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1
18 fianda...
38
7 Resti ...
16 yunita...
37
37
925
3 Fanda ...
36
36
900
13 zahir ...
36
36
900
21 rudi h...
36
36
900
23 tian fani
36
36
900
25 feri f...
8 Restu ...
35
35
875
10
17 hafiz ...
35
35
875
11
19 nopi a...
35
35
875
12
28 asep h...
35
35
875
13
15 dewi k...
34
34
850
14
20 septan...
34
34
850
15
22 tungga...
34
34
850
16
26 meisa ...
34
34
850
17
27 akila ...
34
34
850
18
30 lulu c...
34
34
850
19
2 Dian M...
20
24 febri ...
21
14 gina m...
32
32
800
22
4 M. Don...
31
31
775
23
11 Indah ...
37
36
31
37
33
33
38
0
0
925
36
900
33
33
950
31
105
825
825
775
24
12 Purnam...
31
25
29 tata f...
26
6 Pandu ...
30
10
30
750
27
10 Tio Pr...
30
10
30
750
28
9 Sulist...
29
1 Angga ...
28
12
28
700
30
5 Nurmal...
28
12
28
700
31
29
0
0
11
31
775
31
775
29
725
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 33.43
Simpang Baku= 2.75
KorelasiXY= 0.41
Reliabilitas Tes= 0.59
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1
1 Angga Rahmadan
2 Dian Muryana
4 M. Doni Mahesa
5 Nurmala Indah...
6 Pandu Satria
14
17
17
14
16
19
15
14
14
28
33
36
16
14
16
106
31
28
30
7 Resti Hana
20
17
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
15
15
30
11
11 Indah Lestari
13
18
31
12
12 Purnama Egi
13
17
19
36
14
14 gina marlina
16
16
32
15
17
17
34
16
18
19
37
17
17 hafiz junaedi
18
17
35
18
18 fianda annisa
19
19
38
19
19 nopi anggreini
15
20
35
20
20 septana angka...
16
18
34
21
21 rudi haryadi
18
18
36
22
17
17
34
23
23 tian fani
24
17
16
33
25
25 feri fernado
17
19
36
26
26 meisa sarah
17
17
34
27
27 akila bonarta
16
18
34
28
18
17
35
29
29 tata fanani
30
18
13
37
17
16
29
16
18
15
18
16
17
35
31
36
15
17
107
31
34
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut
18 fianda annisa
38 1 1 - 1 1 1 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 - 1 1
21 rudi haryadi
36 1 1 1 1 1 - 1
23 tian fani
25 feri fernado
37 1 1 1 1 1 1 1
36 1 - 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
8 7 7 8 7 7 8
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1 1 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 - 1 1 1
36 1 1 1 1 1 - 1
37 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 - 1
108
21 rudi haryadi
23 tian fani
25 feri fernado
36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
8 8 8 7 8 6 8
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1 - 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
21 rudi haryadi
36 1 1 - 1 1 1 1
23 tian fani
25 feri fernado
37 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 - 1
36 1 1 - 1 1 1 1
8 8 6 8 8 6 8
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1 1 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1 1 -
36 1 1 - 1 1 1 1
36 1 - 1 1 1 1 1
21 rudi haryadi
36 1 1 1 1 - 1 1
37 - 1 1 1 1 1 1
109
23 tian fani
25 feri fernado
36 1 - 1 - 1 1 1
36 1 - - 1 1 1 1
7 5 6 7 7 8 7
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1 1 1
7 Resti Hana
37 - 1 1 1 1 1 1
36 1 1 - 1 - 1 1
36 1 1 1 1 1 - 1
21 rudi haryadi
36 1 1 1 1 - 1 1
23 tian fani
25 feri fernado
37 1 1 1 1 1 - 1
36 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1
7 8 7 8 6 6 8
36 37 38 39 40
No.Urut
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1
21 rudi haryadi
36 1 1 1 1 1
23 tian fani
37 1 1 1 1 -
36 1 1 1 1 1
110
25 feri fernado
36 1 1 1 - 1
8 8 8 7 7
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut
11 Indah Lestari
12 Purnama Egi
29 tata fanani
6 Pandu Satria
30 1 1 1 1 1 1 1
10 Tio Pratama
30 1 1 1 - 1 - 1
9 Sulistiana
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
Jml Jwb Benar
31 - 1 1 - - 1 1
31 1 1 1 1 - 1 1
31 1 1 1 1 - - 1
29 1 1 - 1 - - 1
28 1 1 - 1 1 1 1
28 1 - 1 1 - - 1
7 7 6 6 3 4 8
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut
11 Indah Lestari
31 1 - 1 1 1 1 1
12 Purnama Egi
31 1 1 1 - - 1 1
29 tata fanani
31 1 1 1 1 1 1 1
111
6 Pandu Satria
30 1 1 1 1 1 1 1
10 Tio Pratama
30 - 1 1 1 1 1 1
9 Sulistiana
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
29 1 - 1 1 - 1 1
28 1 - 1 - 1 1 28 - 1 1 1 1 1 1
6 5 8 6 6 8 7
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut
11 Indah Lestari
31 1 1 - 1 1 1 -
12 Purnama Egi
29 tata fanani
6 Pandu Satria
30 1 - - 1 1 1 1
10 Tio Pratama
30 1 - - 1 1 1 -
9 Sulistiana
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
31 1 1 1 1 - 1 1
31 1 - 1 - - 1 -
29 1 - - 1 1 1 -
28 1 - 1 - - - 1
28 1 - - 1 1 1 1
8 2 3 6 5 7 4
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut
11 Indah Lestari
12 Purnama Egi
29 tata fanani
6 Pandu Satria
31 - - 1 1 1 1 1
31 1 1 - 1 1 1 1
31 - 1 - 1 1 1 1
30 - - 1 - - 1 1
112
10 Tio Pratama
30 - - 1 - 1 1 1
9 Sulistiana
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
29 1 - 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 - 1 1
28 - - - - 1 1 1
3 3 5 5 6 8 8
29 30 31 32 33 34 35
No.Urut
11 Indah Lestari
31 1 1 1 1 1 1 -
12 Purnama Egi
31 1 - 1 1 1 1 -
29 tata fanani
6 Pandu Satria
10 Tio Pratama
9 Sulistiana
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
31 1 1 1 1 1 1 30 - 1 - 1 1 1 1
30 1 1 - 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 - 1 - 1 1
28 1 1 - 1 1 1 1
7 7 4 8 7 8 5
36 37 38 39 40
No.Urut
11 Indah Lestari
31 1 1 1 1 1
12 Purnama Egi
31 - 1 1 1 -
29 tata fanani
6 Pandu Satria
10 Tio Pratama
31 1 1 1 1 1
30 1 1 1 - 30 1 1 1 1 1
113
9 Sulistiana
29 1 1 1 - -
1 Angga Rahmadan
5 Nurmala Indah...
28 - 1 1 1 1
28 1 1 1 - 1
6 8 8 5 5
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1
12.50
0.00
12.50
25.00
50.00
37.50
0.00
25.00
37.50
10
10
0.00
114
11
11
12.50
12
12
25.00
13
13
-2
-25.00
14
14
12.50
15
15
0.00
16
16
75.00
17
17
37.50
18
18
25.00
19
19
37.50
20
20
-1
-12.50
21
21
50.00
22
22
50.00
23
23
25.00
24
24
12.50
25
25
25.00
26
26
12.50
27
27
0.00
28
28
-1
-12.50
29
29
0.00
30
30
12.50
31
31
37.50
32
32
0.00
33
33
-1
-12.50
34
34
-2
-25.00
35
35
37.50
36
36
25.00
37
37
0.00
115
38
38
0.00
39
39
25.00
40
40
25.00
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
26
24
80.00 Mudah
25
83.33 Mudah
27
19
63.33 Sedang
19
63.33 Sedang
28
28
26
10
10
30
11
11
26
12
12
25
83.33 Mudah
116
13
13
27
14
14
29
15
15
30
16
16
20
66.67 Sedang
17
17
20
66.67 Sedang
18
18
23
76.67 Mudah
19
19
24
80.00 Mudah
20
20
26
21
21
23
76.67 Mudah
22
22
24
80.00 Mudah
23
23
18
60.00 Sedang
24
24
22
73.33 Mudah
25
25
24
80.00 Mudah
26
26
23
76.67 Mudah
27
27
29
28
28
27
29
29
28
30
30
28
31
31
19
63.33 Sedang
32
32
30
33
33
26
34
34
27
35
35
25
83.33 Mudah
36
36
27
37
37
29
38
38
29
39
39
21
70.00 Sedang
117
40
40
22
73.33 Mudah
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
Korelasi Signifikansi
0.135 -
0.080 -
0.237 -
0.218 -
0.327 Signifikan
0.301 -
-0.007 -
0.389 Signifikan
10
10
NAN NAN
11
11
0.135 -
12
12
0.270 -
13
13
-0.275 -
14
14
0.373 Signifikan
118
15
15
NAN NAN
16
16
17
17
0.296 -
18
18
0.118 -
19
19
0.327 Signifikan
20
20
-0.118 -
21
21
0.292 -
22
22
23
23
0.282 -
24
24
0.264 -
25
25
0.296 -
26
26
0.147 -
27
27
0.167 -
28
28
-0.111 -
29
29
-0.007 -
30
30
0.092 -
31
31
32
32
33
33
-0.010 -
34
34
-0.193 -
35
35
0.171 -
36
36
37
37
0.030 -
38
38
-0.108 -
39
39
0.239 -
40
40
0.069 -
NAN NAN
119
10
0,576 0,708
60
0,250 0,325
15
0,482 0,606
70
0,233 0,302
20
0,423 0,549
80
0,217 0,283
25
0,381 0,496
90
0,205 0,267
30
0,349 0,449
100
0,195 0,254
40
0,304 0,393
125
0,174 0,228
50
0,273 0,354
>150
0,159 0,208
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
1 26**
0--
1+
2+
1+
4-- 24**
2++
120
1+ 2++ 25**
2++
1++ 27**
2+ 19**
6 19**
0-- 28**
1+
2+ 0--
10
10
0 30**
11
11
1+
2+ 26**
12
12 25**
13
13
14
14
15
15 30**
16
16
17
17
3++ 20**
3++ 4++
18
18
2++ 2++
3+ 23**
19
19 24**
20
20 26**
2+
21
21 23**
2++
1-
22
22
3+
3+ 0-- 24**
23
23
2-
6+ 4++ 18**
24
24
3++ 22**
25
25
1-
1- 24**
4--
26
26
4-
3+ 0-- 23**
27
27 29**
28
28
29
29 28**
1++ 1++
3++
6-
2+ 26**
2++
1++ 27**
1+
1+ 2++
2--
0
0
0
6--
2+ 0-4-
3++
0
0
0
0
2+
2-- 0--
0
0
121
30
30
31
31
2+ 19**
32
32 30**
33
33 26**
1+
2+
1+
34
34 27**
35
35
36
36
0-- 27**
37
37
38
38
39
39
1- 3++
40
40
1- 6---
6- 3++
0
0
0
2-- 1++
5- 21**
1- 22**
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
Rata2= 33.43
Simpang Baku= 2.75
122
KorelasiXY= 0.41
Reliabilitas Tes= 0.59
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
0.135 -
0.00 Mudah
0.080 -
12.50 Mudah
0.237 -
50.00 Sedang
0.327 Signifikan
37.50 Sedang
0.301 -
0.389 Signifikan
10
10
NAN NAN
11
11
0.135 -
12
12
25.00 Mudah
13
13
-0.275 -
14
14
0.373 Signifikan
15
15
NAN NAN
16
16
75.00 Sedang
17
17
37.50 Sedang
0.296 -
18
18
25.00 Mudah
0.118 -
19
19
37.50 Mudah
0.327 Signifikan
0.218 -
-0.007 -
0.270 -
123
20
20
-0.118 -
21
21
50.00 Mudah
0.292 -
22
22
50.00 Mudah
23
23
25.00 Sedang
0.282 -
24
24
12.50 Mudah
0.264 -
25
25
25.00 Mudah
0.296 -
26
26
12.50 Mudah
0.147 -
27
27
0.167 -
28
28
-0.111 -
29
29
-0.007 -
30
30
0.092 -
31
31
37.50 Sedang
32
32
33
33
-0.010 -
34
34
-0.193 -
35
35
37.50 Mudah
36
36
37
37
0.030 -
38
38
-0.108 -
39
39
25.00 Sedang
0.239 -
40
40
25.00 Mudah
0.069 -
0.171 -
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 33.43
124
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1
1 Angga Rahmadan
14
14
2 Dian Muryana
4 M. Doni Mahesa
5 Nurmala Indah...
6 Pandu Satria
14
16
30
7 Resti Hana
20
17
37
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
15
15
30
11
11 Indah Lestari
13
18
31
12
12 Purnama Egi
13
17
19
36
14
14 gina marlina
16
16
32
15
17
17
34
16
18
19
37
17
17 hafiz junaedi
18
17
35
18
18 fianda annisa
19
19
38
19
19 nopi anggreini
15
20
35
20
20 septana angka...
16
18
34
17
16
17
36
16
14
31
14
18
28
17
16
16
33
19
15
13
28
35
29
15
125
31
21
21 rudi haryadi
18
18
36
22
17
17
34
23
23 tian fani
24
17
16
33
25
25 feri fernado
17
19
36
26
26 meisa sarah
17
17
34
27
27 akila bonarta
16
18
34
28
18
17
35
29
29 tata fanani
30
18
18
16
36
15
17
17
31
34
Rata2= 33.43
Simpang Baku= 2.75
KorelasiXY= 0.41
Reliabilitas Tes= 0.59
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
0.00 Mudah
0.135 -
0.080 -
126
12.50 Mudah
0.237 -
50.00 Sedang
0.327 Signifikan
37.50 Sedang
0.301 -
0.389 Signifikan
10
10
NAN NAN
11
11
0.135 -
12
12
25.00 Mudah
13
13
-0.275 -
14
14
0.373 Signifikan
15
15
NAN NAN
16
16
75.00 Sedang
17
17
37.50 Sedang
0.296 -
18
18
25.00 Mudah
0.118 -
19
19
37.50 Mudah
0.327 Signifikan
20
20
21
21
50.00 Mudah
0.292 -
22
22
50.00 Mudah
23
23
25.00 Sedang
0.282 -
24
24
12.50 Mudah
0.264 -
25
25
25.00 Mudah
0.296 -
26
26
12.50 Mudah
0.147 -
27
27
0.167 -
28
28
-0.111 -
29
29
0.218 -
-0.007 -
0.270 -
-0.118 -
-0.007 -
127
30
30
0.092 -
31
31
37.50 Sedang
32
32
33
33
-0.010 -
34
34
-0.193 -
35
35
37.50 Mudah
36
36
37
37
0.030 -
38
38
-0.108 -
39
39
25.00 Sedang
0.239 -
40
40
25.00 Mudah
0.069 -
0.171 -
SKOR DATA
=========
Rata2= 33.43
Standar Deviasi= 2.75
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
a c c b b a b d
1 Angga Rahmadan
28 1 1 - 1 1 1 1 1
2 Dian Muryana
33 1 1 1 1 1 - 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1
128
4 M. Doni Mahesa
31 1 - - 1 1 1 1 1
6 Pandu Satria
30 1 1 1 1 1 1 1 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1 1 1 1
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
30 1 1 1 - 1 - 1 -
11
11 Indah Lestari
31 - 1 1 - - 1 1 1
12
12 Purnama Egi
31 1 1 1 1 - 1 1 1
13
36 1 1 1 1 - 1 1 1
14
14 gina marlina
15
16
17
17 hafiz junaedi
35 1 - 1 1 1 1 1 1
18
18 fianda annisa
38 1 1 - 1 1 1 1 1
19
19 nopi anggreini
35 1 1 1 1 1 1 - 1
20
21
21 rudi haryadi
22
23
23 tian fani
24
25
25 feri fernado
36 1 1 1 1 1 1 1 1
26
26 meisa sarah
34 1 - 1 1 1 - 1 1
27
27 akila bonarta
34 - 1 1 1 - - 1 1
28
35 1 1 1 1 1 1 1 1
29
29 tata fanani
28 1 - 1 1 - - 1 -
35 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 - 1 - - 1 1
32 - 1 1 1 1 1 - 1
34 1 - 1 1 - 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 - 1 1 - 1 1
36 1 1 1 1 1 - 1 1
34 1 1 1 1 - - 1 1
36 1 - 1 1 1 1 1 1
33 - 1 1 1 - - 1 1
31 1 1 1 1 - - 1 1
129
Skor 9 10 11 12 13 14 15 16
9 10 11 12 13 14 15 16
d c c a c b a c
1 Angga Rahmadan
28 - 1 - 1 1 - 1 -
2 Dian Muryana
33 1 1 1 - 1 1 1 1
36 1 1 1 1 - 1 1 1
4 M. Doni Mahesa
31 1 1 1 1 1 1 1 -
6 Pandu Satria
30 1 1 1 1 1 1 1 -
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1 1 1 1
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
30 1 1 1 1 1 1 1 -
11
11 Indah Lestari
31 - 1 1 1 1 1 1 1
12
12 Purnama Egi
31 1 1 - - 1 1 1 1
13
36 1 1 1 1 - 1 1 1
14
14 gina marlina
15
16
17
17 hafiz junaedi
35 1 1 1 1 1 1 1 1
18
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1 1 1 1
19
19 nopi anggreini
35 1 1 1 1 - 1 1 1
20
21
21 rudi haryadi
22
23
23 tian fani
28 1 1 1 1 1 1 1 -
35 - 1 1 1 1 1 1 1
29 - 1 1 - 1 1 1 -
32 1 1 1 - 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 - 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 36 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 - 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1
130
24
33 1 1 1 1 1 1 1 -
25
25 feri fernado
36 1 1 1 1 1 1 1 1
26
26 meisa sarah
34 1 1 1 1 1 1 1 1
27
27 akila bonarta
34 1 1 1 1 1 1 1 1
28
35 1 1 1 1 1 1 1 -
29
29 tata fanani
31 1 1 1 1 1 1 1 -
Skor 17 18 19 20 21 22 23 24
17 18 19 20 21 22 23 24
b d a a a d d b
1 Angga Rahmadan
28 1 - - - 1 1 1 1
2 Dian Muryana
33 1 - 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 -
4 M. Doni Mahesa
31 1 1 - 1 1 1 - -
6 Pandu Satria
30 - 1 1 1 1 - - 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1 - 1 1
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
30 - 1 1 1 - - - 1
11
11 Indah Lestari
31 - 1 1 1 - - - 1
12
12 Purnama Egi
31 1 1 - 1 1 1 1 -
13
36 1 1 1 1 1 1 - 1
14
14 gina marlina
15
16
28 - 1 1 1 1 - - -
35 1 - 1 - 1 1 1 1
29 - 1 1 1 - 1 - 1
32 1 1 1 1 1 1 1 34 1 - - 1 - 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1
131
17
17 hafiz junaedi
35 - 1 1 1 1 1 1 1
18
18 fianda annisa
38 1 1 1 - 1 1 1 1
19
19 nopi anggreini
35 1 1 1 1 - 1 1 1
20
21
21 rudi haryadi
22
23
23 tian fani
24
25
25 feri fernado
36 - 1 1 1 1 1 - -
26
26 meisa sarah
34 - 1 1 1 1 1 - 1
27
27 akila bonarta
34 1 1 1 1 1 1 1 1
28
35 1 - - 1 1 1 - 1
29
29 tata fanani
34 1 1 1 1 - 1 - 1
36 - 1 1 1 1 1 1 1
34 1 - 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 - 1 1 - 1
33 1 1 1 1 1 1 1 -
31 1 - - 1 - - 1 -
Skor 25 26 27 28 29 30 31 32
25 26 27 28 29 30 31 32
c d a b a d b a
1 Angga Rahmadan
28 1 - 1 1 1 1 - 1
2 Dian Muryana
33 1 - 1 1 1 1 - 1
36 1 1 1 1 1 1 - 1
4 M. Doni Mahesa
31 1 1 - 1 1 1 - 1
6 Pandu Satria
30 - - 1 1 - 1 - 1
7 Resti Hana
37 1 1 1 1 1 1 1 1
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
28 - 1 1 1 1 1 - 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1
132
10
10 Tio Pratama
30 - 1 1 1 1 1 - 1
11
11 Indah Lestari
31 1 1 1 1 1 1 1 1
12
12 Purnama Egi
31 1 1 1 1 1 - 1 1
13
36 1 1 1 1 1 1 1 1
14
14 gina marlina
15
16
17
17 hafiz junaedi
35 1 - 1 1 1 1 1 1
18
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1 1 1 1
19
19 nopi anggreini
35 1 1 1 1 1 1 - 1
20
21
21 rudi haryadi
22
23
23 tian fani
24
25
25 feri fernado
36 1 1 1 1 1 1 1 1
26
26 meisa sarah
34 1 1 1 1 1 1 1 1
27
27 akila bonarta
34 - - 1 1 1 1 - 1
28
35 1 1 1 1 1 1 1 1
29
29 tata fanani
32 1 1 1 - 1 1 - 1
34 1 1 1 - 1 1 1 1
37 1 1 1 - - 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 - 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 - 1
36 - 1 1 1 1 1 1 1
33 - - 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1
Skor 33 34 35 36 37 38 39 40
33 34 35 36 37 38 39 40
1 Angga Rahmadan
2 Dian Muryana
a a d b c c d d
28 - 1 1 - 1 1 1 1
33 1 1 1 1 - 1 - 1
133
36 - 1 1 1 1 1 1 1
4 M. Doni Mahesa
31 1 1 1 - 1 1 1 1
6 Pandu Satria
30 1 1 1 1 1 1 - -
7 Resti Hana
37 1 - 1 1 1 1 1 -
8 Restu Hamdani
9 Sulistiana
10
10 Tio Pratama
30 1 1 1 1 1 1 1 1
11
11 Indah Lestari
31 1 1 - 1 1 1 1 1
12
12 Purnama Egi
31 1 1 - - 1 1 1 -
13
36 1 - 1 1 1 1 1 1
14
14 gina marlina
15
16
17
17 hafiz junaedi
35 1 1 - 1 1 1 1 -
18
18 fianda annisa
38 1 1 1 1 1 1 1 1
19
19 nopi anggreini
35 1 1 1 1 1 1 - 1
20
21
21 rudi haryadi
22
23
23 tian fani
24
25
25 feri fernado
36 1 1 1 1 1 1 - 1
26
26 meisa sarah
34 - 1 1 1 1 1 1 -
27
27 akila bonarta
34 1 1 1 1 1 1 1 1
28
35 1 1 1 1 1 1 1 -
29
29 tata fanani
28 1 1 1 1 1 1 - 1
35 1 1 1 1 1 - - 1
29 1 1 1 1 1 1 - -
32 1 - 1 1 1 1 - 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 - 1
36 - 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 -
36 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 - 1 1 1 1 1
134
Jumlah Subyek
Butir soal
= 30
= 40
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1
1 Angga ...
28
12
28
28
2 Dian M...
33
33
33
3 Fanda ...
4 M. Don...
31
31
31
5 Nurmal...
28
12
28
28
6 Pandu ...
7 Resti ...
37
37
37
8 Restu ...
35
35
35
9 Sulist...
29
11
29
29
10
10 Tio Pr...
30
10
30
30
11
11 Indah ...
31
31
31
12
12 Purnam...
13
13 zahir ...
14
14 gina m...
36
30
10
31
36
32
36
9
4
30
0
0
31
36
32
135
36
30
31
36
32
15
15 dewi k...
34
34
34
16
16 yunita...
37
37
37
17
17 hafiz ...
35
35
35
18
18 fianda...
38
38
38
19
19 nopi a...
35
35
35
20
20 septan...
34
34
34
21
21 rudi h...
36
36
36
22
22 tungga...
34
34
34
23
23 tian fani
36
36
36
24
24 febri ...
33
33
33
25
25 feri f...
36
36
36
26
26 meisa ...
27
27 akila ...
28
28 asep h...
29
29 tata f...
31
31
31
30
30 lulu c...
34
34
34
34
34
35
6
6
5
0
0
0
34
34
35
34
34
35
Jumlah Subyek
Butir soal
= 30
= 40
136
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1
1 Angga ...
28
12
28
700
2 Dian M...
33
33
825
3 Fanda ...
4 M. Don...
31
31
775
5 Nurmal...
28
12
28
700
6 Pandu ...
7 Resti ...
37
37
925
8 Restu ...
35
35
875
9 Sulist...
29
11
29
725
10
10 Tio Pr...
30
10
30
750
11
11 Indah ...
31
31
775
12
12 Purnam...
13
13 zahir ...
14
14 gina m...
32
32
800
15
15 dewi k...
34
34
850
16
16 yunita...
37
37
925
17
17 hafiz ...
35
35
875
18
18 fianda...
38
38
950
19
19 nopi a...
35
35
875
20
20 septan...
34
34
850
21
21 rudi h...
36
36
900
22
22 tungga...
34
34
850
23
23 tian fani
36
36
900
24
24 febri ...
33
33
825
25
25 feri f...
36
36
900
36
30
10
31
36
36
9
4
30
0
0
31
36
137
900
750
775
900
26
26 meisa ...
34
27
27 akila ...
28
28 asep h...
29
29 tata f...
31
31
775
30
30 lulu c...
34
34
850
34
35
6
6
5
0
0
0
34
34
35
850
850
875
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 40
Nama berkas: D:\EVALUASI UBAIDILLA INDAH P.(0900550)\ANATES
REVISI\DATASOALANA.ANA
26
24
80.00 Mudah
25
83.33 Mudah
27
19
63.33 Sedang
19
63.33 Sedang
28
28
26
10
10
30
11
11
26
138
12
12
25
83.33 Mudah
13
13
27
14
14
29
15
15
30
16
16
20
66.67 Sedang
17
17
20
66.67 Sedang
18
18
23
76.67 Mudah
19
19
24
80.00 Mudah
20
20
26
21
21
23
76.67 Mudah
22
22
24
80.00 Mudah
23
23
18
60.00 Sedang
24
24
22
73.33 Mudah
25
25
24
80.00 Mudah
26
26
23
76.67 Mudah
27
27
29
28
28
27
29
29
28
30
30
28
31
31
19
63.33 Sedang
32
32
30
33
33
26
34
34
27
35
35
25
83.33 Mudah
36
36
27
37
37
29
38
38
29
139
39
39
21
70.00 Sedang
40
40
22
73.33 Mudah
ITEMAN
030 O N 04
ACCBBABDDCCACBACBDAAADDBCDABADBAAADBCCDD
4444444444444444444444444444444444444444
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
001 ACDBBABDACDACCADBCBBADDBCAABADCABADCCCDD
002 ACCBBBBDDCCBCBACBBAAADDBCBABADCAAADBDCCD
003 ACCBBABDDCCADBACBDAAADDCCDABADAACADBCCDD
004 ABABBABDDCCACBADBDBAADBDCDCBADDAAADCCCDD
005 ABCBDBBBDCCACBABADAAAABCDDABADAAAADBCCBD
006 ACCBBABDDCCACBACBDAAABDBCDABADBAADDBCCDB
007 ACCBBABDDCCACBABDDAAAACADBABDDDAAADBCCBB
008 ACCBBABDCCCACBACBBACADDBCDABADBAAADBCDBD
009 ACBBDDBDCCCDCBADADAACDABCDABADBAAADBCCCB
010 ACCCBCBBDCCACBABCDAABBBBBDABADCAAADBCCDD
011 BCCACABDACCACBACDDAABBABCDABADBAAACBCCDD
012 ACCBAABDDCBDCBACBDCAADDACDABACBAAABDCCDB
013 ACCBDABDDCCADBACBDAAADCBCDABADBAACDBCCDD
014 CCCBBADDDCCBCBACBDAAADDCCDACADDAACDBCCCD
015 ADCBAABDDCCACBACBCCADDDBCDAAADBAAADBCCDD
016 ACCBBABDDCAACBACBDAAADDBCDACDDBAAADBCCDD
017 ABCBBABDDCCACBACDDAAADDBCBABADBAAAABCCDA
018 ACBBBABDDCCACBACBDABADDBCDABADBAAADBCCDD
019 ACCBBACDDCCABBACBDAACDDBCDABADCAAADBCCAD
140
020 ACDBBBBDDCCACBADBDAACDBBCDABADBAAADBCCCD
021 ACCBBDBDDCCACBACADAAADDBCAABADBADADBCCDD
022 ACCBDCBDDCDACBACBCAAADDBCDABADCAAADBCCDC
023 ADCBBABDDCCACBACBDACADCBADABADBAAADBCCDD
024 CCCBDDBDDCCACBADBDAAADDADAABADBAAADBCCDD
025 ACCBBABDDCCACBACDDAAADBACDABADBAAADBCCCD
026 ABCBBBBDDCCACBACCDAAADBBCDABADBACADBCCDB
027 DCCBCCBDDCCACBACBDAAADDBDAABADCAAADBCCDD
028 ACCBBABDDCCACBABBADAADCBCDABADBAAADBCCDB
029 ACCBDDBDDCCACBADBADACADDCDABADBAAACBCCDD
030 ACCDCABDDCCCCBACCDAAADDBCDABACBAAABBCCDD
141
Item Statistics
Page 1
Alternative Statistics
Point
Prop.
Point
No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ ---
1 0-1
0.867
0.293 0.186
0.800
0.067
-0.191 -0.099
0.033
0.019 0.008
0.167 0.117
0.833
-9.000 -9.000
0.000
-9.000 -9.000
0.800
0.167 0.117 *
0.067
0.021 0.011
Other 0.000
3 0-3
0.293 0.186 *
Other 0.000
2 0-2
0.867
0.357 0.240
-9.000 -9.000
0.033
-0.352 -0.145
142
0.833
0.357 0.240 *
Other 0.000
4 0-4
0.900
0.524 0.307
-9.000 -9.000
0.033
0.900
0.524 0.307 *
0.033
-0.722 -0.298
0.033
0.019 0.008
Other 0.000
5 0-5
0.633
0.544 0.425
-9.000 -9.000
0.067
0.633
0.633
0.544 0.425 *
0.100
-0.211 -0.124
0.434 0.339
-9.000 -9.000
0.633
0.434 0.339 *
0.100
-0.211 -0.124
Other 0.000
7 0-7
-0.191 -0.099
Other 0.000
6 0-6
-0.537 -0.222
-9.000 -9.000
C
D
0.033
0.033
143
0.389 0.161 ?
0.019 0.008
Other 0.000
-9.000 -9.000
144
Item Statistics
Page 2
Alternative Statistics
Point
Prop.
Point
No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ ---
8 0-8
0.933
0.935 0.485
0.000
0.000
0.933
-9.000 -9.000
0.935 0.485 *
Other 0.000
9 0-9
0.867
0.549 0.347
-9.000 -9.000
0.067
-0.722 -0.374
0.067
0.867
-0.191 -0.099
0.549 0.347 *
Other 0.000
10 0-10
-9.000 -9.000
-9.000 -9.000
0.000
145
-9.000 -9.000
1.000
-9.000 -9.000 *
Other 0.000
11 0-11
0.867
0.102 0.065
B
-9.000 -9.000
0.033
0.867
Other 0.000
12 0-12
0.833
0.192 0.129
0.833
0.192 0.129 *
0.067
0.127 0.066
0.033
0.019 0.008
-9.000 -9.000
0.033
0.000
0.900
Other 0.000
0.722 0.298
-9.000 -9.000
0.389 0.161
0.967
-0.297 -0.154
14 0-14
0.067
0.102 0.065 *
-9.000 -9.000
Other 0.000
13 0-13
0.389 0.161 ?
0.067
-0.571 -0.334 *
0.552 0.286 ?
-9.000 -9.000
0.000
-9.000 -9.000
0.967
0.722 0.298 *
0.033
-0.722 -0.298
146
Other 0.000
-9.000 -9.000
147
Item Statistics
Page 3
Alternative Statistics
Point
Prop.
Point
No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ ---
15 0-15
0.667
0.000
-9.000 -9.000
0.944 0.728
0.667
-9.000 -9.000
0.667
0.944 0.728 *
Other 0.000
17 0-17
-9.000 -9.000 *
Other 0.000
16 0-16
1.000
0.416 0.320
-9.000 -9.000
0.100
148
-0.524 -0.307
0.667
0.416 0.320 *
0.100
-0.211 -0.124
Other 0.000
18 0-18
0.767
0.103 0.075
B
-9.000 -9.000
0.067
0.067
0.340 0.176 ?
C
Other 0.000
19 0-19
0.800
0.461 0.323
0.103 0.075 *
0.800
0.461 0.323 *
0.067
-0.191 -0.099
-9.000 -9.000
0.867
-0.153 -0.097 *
Other 0.000
0.767
0.767
-0.290 -0.169
21 0-21
0.100
-9.000 -9.000
Other 0.000
20 0-20
-0.191 -0.099
0.552 0.399
0.067
0.000
0.340 0.176 ?
-9.000 -9.000
-9.000 -9.000
0.767
0.552 0.399 *
0.133
-0.293 -0.186
149
Other 0.000
-9.000 -9.000
150
Item Statistics
Page 4
Alternative Statistics
Point
Prop.
Point
No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ ---
22 0-22
0.800
0.657 0.460
0.600
0.000
0.800
-9.000 -9.000
0.657 0.460 *
0.455 0.359
0.700
-9.000 -9.000
0.067
-0.722 -0.374
0.133
0.089 0.057
0.600
0.455 0.359 *
Other 0.000
24 0-24
-0.837 -0.490
Other 0.000
23 0-23
0.100
0.399 0.303
-9.000 -9.000
0.133
151
-0.230 -0.145
0.700
0.399 0.303 *
0.100
-0.133 -0.078
Other 0.000
25 0-25
0.800
0.608 0.426
-9.000 -9.000
0.033
0.800
0.608 0.426 *
Other 0.000
26 0-26
0.767
0.148 0.107
-9.000 -9.000
0.133
0.967
0.100
0.023 0.014
0.000
-9.000 -9.000
0.767
0.148 0.107 *
0.352 0.145
-9.000 -9.000
0.967
0.352 0.145 *
0.033
-0.352 -0.145
Other 0.000
28 0-28
-0.230 -0.145
Other 0.000
27 0-27
0.204 0.084
-9.000 -9.000
0.033
-0.167 -0.069
C
D
0.067
0.000
152
0.234 0.121 ?
-9.000 -9.000
Other 0.000
-9.000 -9.000
153
Item Statistics
Page 5
Alternative Statistics
Point
Prop.
Point
No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ ------ ---
29 0-29
0.933
0.085 0.044
0.933
0.085 0.044 *
0.000
-9.000 -9.000
Other 0.000
30 0-30
0.933
0.085 0.044
-9.000 -9.000
0.000
-9.000 -9.000
0.067
0.933
Other 0.000
-0.085 -0.044
0.085 0.044 *
-9.000 -9.000
154
Page 6
Scale Statistics
----------------
Scale:
0
-------
N of Items
30
N of Examinees
Mean
30
24.900
Variance
5.890
Std. Dev.
2.427
Skew
-0.429
Kurtosis
-0.960
Minimum
20.000
Maximum
29.000
Median
25.000
155
Alpha
0.357
SEM
1.946
Mean P
0.830
0.322
156
022 26.00
023 26.00
024 23.00
025 27.00
026 26.00
027 25.00
028 26.00
029 22.00
030 25.00
157
158