Disusun Oleh:
Yayan Julianto
Poppy Zindi Hana Desti
Uswatun Hani Astuti
Elsi Rahmadhani Hardi
Nurvayani
Fanny Indah Prammita
Elva Gabriella Depari
KEPANITERAAN KLINIK
COMMUNITY ORIENTED MEDICAL EDUCATION (COME)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PUSKESMAS PERHENTIAN RAJA
2014
0808151390
0808151277
0808121312
0908120328
Nurvayani
0908151702
0908151685
0908113640
Pembimbing
Tanggal Pelaporan
Komentar pembimbing
:
Pekanbaru, Agustus2014
Bobot
25%
Pembahasan
Kesesuaian format dan kelengkapan
40%
10%
Nilai
25%
Pekanbaru, Agustus2014
(Penilai)
1
BAB I
LAPORAN PENGELOLAAN KASUS KLINIS POST STROKE DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. A
Umur
: 60 tahun
Alamat
: Lubuk Sakat
: (autoanamnesis)
Keluhan Utama
Lemah anggota gerak kanan
Riwayat
penyakit
jantung
disangkal,
keluhan
nyeri
dada
Riwayat Kebiasaan
RESUME ANAMNESIS
Ny. A,60 tahun, dengan keluhan lemah anggota gerak kanan mendadak saat
beristirahat sejak 1 hari SMRS. Keluhan ini dirasakan pasien 3 bulan yang lalu.
Awalnya anggota gerak kanan terasa berat kemudian tidak dapat digerakkan sama
sekali. Nyeri kepala (+), bicara pelo (+), mulut mencong ke kiri (+), pasien masih
mengerti pembicaraan, penurunan kesadaran (-).
PEMERIKSAAN FISIK (17Juli 2014)
A. KEADAAN UMUM
: 180/90
Denyut nadi
: kanan
kiri
Suhu
Jantung
mmHg,
kiri : 180/90mmHg
: 36,80C
Inspeksi
Palpasi
Ictus
cordis
teraba
1 jari
medial
linea
midklavikularis
sinistra, pada spasium interkostal V.
: Batas jantung kanan tidak dapat ditentukan
Perkusi
Paru
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pembesaran KGB
:-
B. STATUS NEUROLOGIK
1) KESADARAN
: Kompos mentis
2) FUNGSI LUHUR
: Normal
3) KAKU KUDUK
:Tidak ada
4) SARAF KRANIAL :
1. N. I (Olfactorius )
Daya pembau
Kanan
Normal
Kiri
Normal
Keterangan
Normal
2. N.II (Opticus)
Daya
penglihatan
Lapang pandang
Kanan
Kiri
NormalNormal NormalNormal
Normal
Normal
Keterangan
Normal
Pengenalan
warna
3. N.III (Oculomotorius)
Ptosis
Pupil
Bentuk
Ukuran
Gerak bola mata
Refleks pupil
Langsung
Tidak langsung
Kanan
-
Kiri
-
Keterangan
Bulat
2 mm
Normal
Bulat
2 mm
Normal
+
+
+
+
Kanan
Normal
Kiri
Normal
Normal
4. N. IV (Trokhlearis)
Gerak bola mata
Keterangan
Normal
5. N. V (Trigeminus)
Motorik
Sensibilitas
Refleks kornea
Kanan
Kiri
NormalNormal NormalNormal
+
+
Keterangan
Normal
6. N. VI (Abduscens)
Gerak bola mata
Strabismus
Deviasi
Kanan
Normal
-
Kiri
Normal-
Keterangan
Normal
7. N. VII (Facialis)
Tic
Motorik :
- mengerutkan dahi
- mengangkat alis
- menutup mata
- sudut mulut
- lipatan nasolabial
- meringis
-
menggembungkan
pipi
Kanan
-
Kiri
-
+
+
+
+
+
Normal
Normal
Normal
+
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Keterangan
Normal
Daya perasa
Tanda chvostek
Normal
-
Normal
-
8. N. VIII (Akustikus)
Pendengaran
Kanan
Normal
Kiri
Normal
Keterangan
Normal
9. N. IX (Glossofaringeus)
Kanan
Kiri
Arkus farings
NormalNormal NormalNormal
Daya perasa
+
+
Refleks muntah
Keterangan
Normal
10. N. X (Vagus)
Arkus farings
Dysfonia
Kanan
Normal
-
Kiri
Normal
-
Keterangan
Kanan
Normal
Eutrofi
Kiri
Normal
Eutrofi
Keterangan
Kanan
Normal
Kiri
Keterangan
Normal
11. N. XI (Assesorius)
Motorik
Trofi
Normal
Normal
Normal
Eutrofi
-
Eutrofi
+
3
3
Normal
Eutrofi
-
Kiri
Keterangan
5
5
Normal
Eutrofi
Hemiparese Dekstra
3
3
Normal
Eutrofi
-
5
5
Normal
Eutrofi
-
Eutrofi
+
Eutrofi
+
Normal
V. SISTEM SENSORIK
Sensasi
Raba
Nyeri
Suhu
Propioseptif
Kanan
Normal
Normal
Normal
Normal
Kiri
Normal
Normal
Normal
Normal
Keterangan
Normal
VI. REFLEKS
Fisiologis
Biseps
Triseps
KPR
APR
Patologis
Babinski
Chaddock
Hoffman Tromer
Reflek primitif :
Kanan
Kiri
+
+
+
+
+
+
+
+
Keterangan
Normal
Palmomental
Snout
Kanan
+
+
SDN
SDN
SDN
Kiri
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
Keterangan
Sulit dinilai
:Normal
Defekasi
: BAB (+)
: Tidak terbatas
b. Kernig
: Tidak terbatas
c. Patrick
: -/-
:-
f. Brudzinski I
: -/-
X. RESUME PEMERIKSAAN
Keadaan umum
Kesadaran
: kompos mentis,
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Pernafasan
Nadi
: 64x/menit, teratur
Paru
Fungsi luhur
:normal
8
Rangsang meningeal
: (-)
Saraf kranial
: Normal
Motorik
:hemiparese sinistra
3 5
3 5
Sensorik
: normal
Koordinasi
:sulit dinilai
Otonom
Refleks
- Fisiologis
- Patologis
Pemeriksaan lain
: (+/+) N
::-
DATA PSIKOSOSIAL
RIWAYAT ORANG TUA :
-
RIWAYAT KEBIASAAN
-
Pasien lebih sering mengkonsumsi ikan air tawar dibandingkan ikan laut.
20
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja sebagai berkerja
sebagai Petani. Penghasilan perbulan 3.500.000. Kedua anak pasien sudah
10
11
sehingga
12
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KLINIS
: Stroke
DIAGNOSIS TOPIK
DIAGNOSIS ETIOLOGIK
DIAGNOSIS BANDING
:Stroke hemoragik
TERAPI
Non medikamentosa :
-
Edukasi pada pasien untuk mengontrol tekanan darah dan kadar glukosa
darah.
Medikamentosa
-
Prognosis
: Quo et vitam
:bonam
13
:bonam
RENCANA MONITORING
1. Pemeriksaan darah rutin dan urin rutin
2. Pemeriksaan kimia darah (Glukosa, kolesterol, kreatinin, ureum, HDL,
LDL, TGA, HbA1C)
3.CT scan kepala tanpa kontras
4. Foto Thorak
5. EKG
Datadata diatas dapat memberikan arahan tindakan apa saja yang dapat
diberikan kepada pasien, baik tindakan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Tatalaksana (P):
Promotif
Tindakan promotif yang dapat diberikan untuk pasien dan keluarga
adalah edukasi kepada pasien dan keluarga bahwa pasien saat ini dalam
keadaan post stroke. Lemah anggota gerak pada kasus post stroke
merupakan gejala sisa yang sering ditemukan. Pasien diharapkan sabar
dan tetap berusaha untuk tetap sering kontrol dan menjaga pola hidup
yang sehat. Untuk keluarga diharapkan membantu pasien mengerjakan
pekerjaan rumah yang beresiko untuk menimbulkan trauma pada pasien.
Preventif
Tindakan preventif yang dapat dilakukan berupa menghindari
semua hal-hal yang dapat menjadi faktor resiko stroke berulang.
Menghindari makan-makanan yang asin, berkolesterol tinggi serta rajin
beroolahraga. Pasien juga dianjurkan untuk sering kontrol ke pelayanan
kesehatan terdekat. Edukasi pasien dan keluarga pasien jika terjadi
keadaan darurat pada stroke seperti penurunan kesadaran, kelemahan
anggota gerak, nyeri kepala hebat, mual muntah, berkeringat dingin, dll
segera membawa pasien unit pelayanan kesehatan terdekat.
14
Kuratif
Penatalaksaan pada kasus post stroke khususnya pada pasien ini
yang didiagnosis stroke infark adalah dengan memberikan obat anti
agregasi platelet yang berguna untuk menghambat pembentukan trombus
yang baru, pemberian neuroprotektor digunakan untuk mempertahankan
sel sel saraf yang sehat, dan pemberian vitamin untuk regenerasi sel-sel
saraf yang terganggu. Pemberian obat-obat pengendali penyakit penyerta
pada stroke seperti DM, hipertensi, dan dislipidemia juga penting untuk
mencegah terjadinya stroke ulangan.
Rehabilitatif
Tindakan rehabilitatif untuk pasien-pasien post stroke diperlukan
untuk membantu
15
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
A. Dasar Diagnosis
Secara klinis penegakan diagnosis post stroke dilakukan dengan menegakkan
diagnosis kelemahan anggota gerak yang mendadak terjadi pada pasien. Lebih
lanjut pada anamnesis didapatkan adanya pasien mengeluhkan tiba tiba lemah
anggota gerak kanan saat baru bangun tidur, awalnya anggota gerak kanan terasa
berat dan kemudian tidak dapat digerakkan sama sekali. Bicara pelo (+), mulut
mencong ke kekiri (+), pasien masih mengerti pembicaraan
Data yang didapat dari anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan
terdapatnya pembesaran kelenjar tiroid yang disebut stroke. Menurut
World
Sensorik
Dapat dimodifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Riwayat stroke
10. Merokok
Hipertensi 11. Alkoholik
Penyakit jantung 12. Penggunaan narkotik
Diabetes melitus 13. Hiperhomosisteinemia
Stenosis karotis 14. Antibodi anti fosfolipid
TIA15. Hiperurisemia
Hiperkolesterol 16. Peninggian hematokrit
Kontrasepsi oral 17. Peninggian kadar fibrinogen
Obesitas
kerusakan otak dan lebih dari 9 menit manusia akan meninggal. Iskemik ke
otak terjadi bila aliran darah ke otak berkurang 25-30 ml/100 gram jaringan
otak permenit.4
Oklusi yang mendadak dari pembuluh darah otak oleh gumpalan darah,
butiran lemak, tumor, gumpalan bakteri, atau udara mengganggu aliran darah
ke suatu bagian otak dengan tiba-tiba dan mengakibatkan nekrosis atau
infark. Luasnya suatu infark tergantung pada ada atau tidaknya saluran
anastomosis yang adekuat.6
18
darah korteks
3. Lakunar stroke
Tipe lakunar merupakan 20% dari penyebab stroke. Lakunar stroke
merupakan suatu infark yang sangat kecil, yaitu kurang dari 1 cm3, yang
timbul jika terjadi perforasi kecil pada cabang arteriol. Lebih kurang 85%
pasien akan sembuh dengan memuaskan
4. Hemoragi stroke
Hemoragi intraserebral hanya menyebabkan 10% dari semua stroke,
paling jarang terjadi, tetapi merupakan tipe cerebro vascular accident
yang paling berbahaya.
Gambaran Klinis
Tabel 2. Perbedaan Stroke Hemoragik dan Non hemoragik7.8
Klinis
Defisit fokal
Onset
Nyeri kepala
Muntah
pada
awalnya
Hipertensi
Penurunan
kesadaran
Kaku kuduk
Hemiparesis
Gangguan bicara
Likuor
cerebrospinal
PIS
PSA
Berat
Menit/jam
Hebat
Sering
Ringan
1-2 menit
Sangat hebat
Sering
Hampir selalu
Ada
Biasanya tidak
Ada
Non Hemoragik
Berat ringan
Pelan (jam/hari)
Ringan
Tidak, kec lesi di
batang otak
Sering kali
Tidak ada
Jarang
Sering dari awal
Ada
Tidak ada
Permulaan tidak Sering dari awal
ada
Bisa ada
Jarang
Sering
Bisa
terdapat Berdarah
Jernih
darah
19
Infark otak
Perdarahan intra
serebral
TIA (+) 50%
TIA (-)
Gejala yang mendahului
Istirahat, tidur atau Sering pada waktu
Beraktivitas/istirahat
segera
setelah aktifitas fisik
bangun tidur
Jarang
Sangat sering dan
Nyeri kepala dan muntah
hebat
Sering
Penurunan kesadaran waktu Jarang
onset
Sedang/ normotensi
Berat, kadang sedang
Hipertensi
Tidak ada
Ada
Rangsangan meningen
Papiludem
dan
Gejala
tekanan
tinggi Jarang papiludem
perdarahan
intracranial/papiludem
subhialoid
Ada
Darah
dalam
cairan Tidak ada
serebrospinal
Dapat
dijumpai
Foto kepala
pergeseran glandula
pinealis
Terdapat
area Massa
intrakranial
CT-Scan kepala
hipodensitas
dengan
area
hiperdensitas
Dapat
dijumpai Dapat
dijumpai
Angiografi
gambaran
aneurisma,
AVM,
penyumbatan,
massa intrahemisfer
penyempitan
dan atau vasospasme
vaskulitis
Stroke emboli
Mendadak
Ada ditemukan sumber emboli, contoh: jantung
dan A. Carotis
Sumbatan
akibat
proses Sumbatan berasal dari tempat lain: trombus yang
pembentukan
thrombus
di lepas dari jantung ataupun dari A. Carotis
pembuluh darah otak itu sendiri
Lebih sering terjadi pada usia muda
Lebih sering pada usia tua
Terjadi pada saat beraktivitas
Terjadi pada saat istirahat
Tidak
disertai
penurunan Dapat terjadi penurunan kesadaran
kesadaran
Sering ke A. Serebri media karena lebih besar
Distribusi merata
dan lurus
20
menurun.
Pada
angiografi
terdapat
aterosklerosis.
Faktor
risiko
bersamaan
pada
banyak
pembuluh
darah
termasuk
batang
7.8
otak. Kardioemboli tinggi pada penderita atrial fibrilasi, penyakit jantung katup,
katup jantung sintetik. Tanda klinis yang ditemukan pada stroke kardioemboli
adalah kelemahan pada lengan lebih menonjol dibandingkan kelemahan pada
tungkai. Hal ini disebabkan oleh stroke kardioemboli lebih sering ke arteri serebri
media yang memperdarahi homunculus serebri untuk lengan.
Algoritma Skor Gajah Mada4
1. Penurunan kesadaran
2. Sakit kepala
3. Refleks patologi
Stroke
Hemoragi
Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks patologi (+) Stroke Infark
Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks patologi (-) Stroke Infark
21
F. Pembiayaan Pasien.
Pada pasien ini harus dipersiapan jaminan kesehatan dan keuangan untuk
biaya kontrol kesehatan. Pada pasien ini disarankan untuk mengurus keanggotaan
BPJS kesehatan. Pembiayaan dalam bidang transportasi tidak dikeluhkan oleh
pasien meskipun jarak yang ditempuh untuk mencapai tempat pelayanan
kesehatan cukup jauh (3 km)
22
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis pada
pasien ini post stroke.
2. Penatalaksanaan pada pasien ini dilakukan secara komprehensif untuk
mencegah timbulnya stroke berulang yang dapat mengakibatkan perburukan
keadaan
Saran
a. Pasien
Diharapkan agar dapat mematuhi saran dari dokter untuk tetap berusaha
kontrol kesehatan rutin,
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Stroke rehabilitation unit Baggot Street Community Hospital. WHO
definition
of
stroke.
Available
at:
http://www.strokerehabunit.ie/en/AboutStrokeRehabUnit/WHODefinition/
Text_12599_en.html. cited on 10.46 a.m : August 20th 2014.
2. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Available at:
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1637-penyakittidak-menular-ptm-penyebab-kematian-terbanyak-di-indonesia.html. Cited
on 11.27 a.m : August 20th 2014.
3. American Heart Association. 2001 Heart and Stroke Statistical Update.
Dallas, Texas: American Heart Association, 2000 : 1-7.
4. Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf
RSUD Arifin Achmad/FK UNRI. Pekanbaru. 2007.
5. Rumantir CU. Pola penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
periode 1984-1985. Laporan Penelitian Pengalaman Belajar Riset Dokter
Spesialis Bidang Ilmu Saraf. 1986.
6. Internet Stroke Center. http://www.strokecenter.org/patients/ais.htm
Washington University in St. Louis. Medical School. 2010
7. deGroot J. Neuroanatomi Korelatif. Edisi ke-21. Jakarta: EGC. 1997.
8. Baehr M, Frotscher M. Blood Supply and Vascular Disorders of the
Central Nervous System In Duus Topical Diagnosis in Neurology 4th
sCompletely Revised Edition. New York: Thieme, 2005.
24