Anda di halaman 1dari 25

Makalah Kasus Klinik Neurologi

LAPORAN PENGELOLAAN KASUS KLINIS POST STROKE DENGAN


PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

Disusun Oleh:
Yayan Julianto
Poppy Zindi Hana Desti
Uswatun Hani Astuti
Elsi Rahmadhani Hardi
Nurvayani
Fanny Indah Prammita
Elva Gabriella Depari

KEPANITERAAN KLINIK
COMMUNITY ORIENTED MEDICAL EDUCATION (COME)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PUSKESMAS PERHENTIAN RAJA
2014

1. HALAMAN PENILAIAN KASUS KLINIK


Nama Kelompok

: COME FKUR Angkatan 60

Nama Mahasiswa dan NIM :


Yayan Julianto

0808151390

Poppy Zindi Hana Desti

0808151277

Uswatun Hani Astuti

0808121312

Elsi Rahmadhani Hardi

0908120328

Nurvayani

0908151702

Fanny Indah Prammita

0908151685

Elva Gabriella Depari

0908113640

Pembimbing

: dr. Riki Sukiandra Sp.S

Tanggal Pelaporan

Komentar pembimbing

:
Pekanbaru, Agustus2014

(dr.Riki Sukiandra Sp.S)


Ket: Rentang nilai 1-100
Komponen

Bobot

Perolehan informasi dari anamnesis, PF


dan penunjang
Identifikasi masalah dan penatalaksanaan

25%

Pembahasan
Kesesuaian format dan kelengkapan

40%
10%

Nilai

25%

Pekanbaru, Agustus2014

(Penilai)
1

BAB I
LAPORAN PENGELOLAAN KASUS KLINIS POST STROKE DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. A

Umur

: 60 tahun

Jenis kelamin : Perempuan


Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Lubuk Sakat

Datang ke Puskesmas : 19Agustus 2014


Tanggal Pemeriksaan : 20 Agustus 2014
ANAMNESIS ( ALLO/ AUTO )

: (autoanamnesis)

Keluhan Utama
Lemah anggota gerak kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :

3 bulan yang lalu, tepatnya 1 hari SMRS, Pasien mengeluhkan tiba


tiba lemah anggota gerak kanan saat baru bangun tidur, awalnya
anggota gerak kanan terasa berat dan kemudian tidak dapat
digerakkan sama sekali. Bicara pelo (+), mulut mencong ke kekiri
(+), pasien masih mengerti pembicaraan, pandangan kabur (-),
mual (-), muntah (-), kejang (-). Penurunan kesadaran (-).Pasien
dibawa berobat ke RS Sansani, Pasien kemudian dirujuk ke RS
Santa Maria karena keterbatasan alat pemeriksaan. Dilakukan
pemeriksaan oleh dokter spesialis saraf dan dikatakan mengalami
stroke. Namun pasien menolak untuk dilakukan pemeriksaan dabn
penatalaksanaan lebih lanjut, kemudian memilih untuk pulang
kerumah dengan alasan mencoba berobat kealternatif.

Selama 3 bulan terakhir pasien mengaku tidak rutin kontrol


kerumah sakit. Pasien lebih memilih pengobatan alternatif.
2

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat serangan stroke.

Riwayat hipertensi sejak 3 tahun tidak terkontrol.(180/120 mmHg)

Riwayat DM tiga tahun tidak terkontrol ( GDS:300 mg/dl)

Riwayat trauma tidak ada.

Riwayat

penyakit

jantung

disangkal,

keluhan

nyeri

dada

sebelumnya tidak ada, keluhan sesak nafas ketika beraktifitas tidak


ada.

Riwayat kolesterol tinggi tidak diketahui.

Riwayat asam urat tidak diketahui.

Riwayat Kebiasaan

Pasien tidak merokok.

Pasien tidak minum-minuman beralkohol.

Pasien suka mengkonsumsi makanan berlemak, Asin.

Riwayat Penyakit Keluarga

Anggota keluarga menderita stroke. (Ibu kandung, saudara


kandung).

RESUME ANAMNESIS
Ny. A,60 tahun, dengan keluhan lemah anggota gerak kanan mendadak saat
beristirahat sejak 1 hari SMRS. Keluhan ini dirasakan pasien 3 bulan yang lalu.
Awalnya anggota gerak kanan terasa berat kemudian tidak dapat digerakkan sama
sekali. Nyeri kepala (+), bicara pelo (+), mulut mencong ke kiri (+), pasien masih
mengerti pembicaraan, penurunan kesadaran (-).
PEMERIKSAAN FISIK (17Juli 2014)
A. KEADAAN UMUM

Tekanan darah : kanan

: 180/90

Denyut nadi

: kanan

:84 x/mnt, teratur

kiri

:80 x/mnt, teratur

Suhu

Jantung

mmHg,

kiri : 180/90mmHg

: 36,80C

Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat.


3

Palpasi

Ictus

cordis

teraba

1 jari

medial

linea

midklavikularis
sinistra, pada spasium interkostal V.
: Batas jantung kanan tidak dapat ditentukan

Perkusi

Batas jantung kiri 1 jari medial linea


midklavikularis
sinistra, pada spasium interkostal V.
Auskultasi

: HR = 68 kali/menit, irama teratur, bunyi jantung I


dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru

:
Inspeksi

: RR = 22 kali/menit, tiper thorakoabdominal,


bentuk dan gerakan dinding dada simetris kiri dan
kanan, tidak ada bagian yang tertinggal.

Palpasi

: Vocal fremitus kanan sama dengan kiri.

Perkusi

:Pekak pada lapangan paru kiri.

Auskultasi

: Vesikuler kedua lapangan paru, ronkhi basah


kasar (+) pada lapangan paru kiri, wheezing(-).

Pembesaran KGB

:-

B. STATUS NEUROLOGIK
1) KESADARAN

: Kompos mentis

2) FUNGSI LUHUR

: Normal

3) KAKU KUDUK

:Tidak ada

GCS : 15 E4, M6, V5

4) SARAF KRANIAL :
1. N. I (Olfactorius )
Daya pembau

Kanan
Normal

Kiri
Normal

Keterangan
Normal

2. N.II (Opticus)
Daya
penglihatan
Lapang pandang

Kanan
Kiri
NormalNormal NormalNormal
Normal
Normal

Keterangan
Normal

Pengenalan
warna
3. N.III (Oculomotorius)
Ptosis
Pupil
Bentuk
Ukuran
Gerak bola mata
Refleks pupil
Langsung
Tidak langsung

Kanan
-

Kiri
-

Keterangan

Bulat
2 mm
Normal

Bulat
2 mm
Normal

+
+

+
+

Kanan
Normal

Kiri
Normal

Normal

4. N. IV (Trokhlearis)
Gerak bola mata

Keterangan
Normal

5. N. V (Trigeminus)
Motorik
Sensibilitas
Refleks kornea

Kanan
Kiri
NormalNormal NormalNormal
+
+

Keterangan
Normal

6. N. VI (Abduscens)
Gerak bola mata
Strabismus
Deviasi

Kanan
Normal
-

Kiri
Normal-

Keterangan
Normal

7. N. VII (Facialis)
Tic
Motorik :
- mengerutkan dahi
- mengangkat alis
- menutup mata
- sudut mulut
- lipatan nasolabial
- meringis
-

menggembungkan
pipi

Kanan
-

Kiri
-

+
+

+
+

+
Normal
Normal
Normal

+
Normal
Normal
Normal

Normal

Normal

Keterangan

Normal

Daya perasa
Tanda chvostek
Normal
-

Normal
-

8. N. VIII (Akustikus)
Pendengaran

Kanan
Normal

Kiri
Normal

Keterangan
Normal

9. N. IX (Glossofaringeus)
Kanan
Kiri
Arkus farings
NormalNormal NormalNormal
Daya perasa
+
+
Refleks muntah

Keterangan
Normal

10. N. X (Vagus)
Arkus farings
Dysfonia

Kanan
Normal
-

Kiri
Normal
-

Keterangan

Kanan
Normal
Eutrofi

Kiri
Normal
Eutrofi

Keterangan

Kanan
Normal

Kiri

Keterangan

Normal

11. N. XI (Assesorius)
Motorik
Trofi

Normal

12. N. XII (Hipoglossus)


Motorik
Trofi
Tremor
Disartri

Normal
Normal

Eutrofi
-

Eutrofi
+

IV. SISTEM MOTORIK


Kanan
Ekstremitas atas
Kekuatan
Distal
Proksimal
Tonus
Trofi
Ger.involunter
Ekstremitas bawah
Kekuatan
Distal
Proksimal
Tonus
Trofi
Ger.involunter
Badan
Trofi
Ger. involunter
Ref.dinding perut

3
3
Normal
Eutrofi
-

Kiri

Keterangan

5
5
Normal
Eutrofi
Hemiparese Dekstra

3
3
Normal
Eutrofi
-

5
5
Normal
Eutrofi
-

Eutrofi
+

Eutrofi
+

Normal

V. SISTEM SENSORIK
Sensasi
Raba
Nyeri
Suhu
Propioseptif

Kanan
Normal
Normal
Normal
Normal

Kiri
Normal
Normal
Normal
Normal

Keterangan
Normal

VI. REFLEKS
Fisiologis
Biseps
Triseps
KPR
APR
Patologis
Babinski
Chaddock
Hoffman Tromer
Reflek primitif :

Kanan

Kiri

+
+
+
+

+
+
+
+

Keterangan

Normal

Refleks patologis (-)

Palmomental
Snout

VII. FUNGSI KORDINASI


Test telunjuk hidung
Test tumit lutut
Gait
Tandem
Romberg

Kanan
+
+
SDN
SDN
SDN

Kiri
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN

Keterangan

Sulit dinilai

VIII. SISTEM OTONOM


Miksi

:Normal

Defekasi

: BAB (+)

IX. PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN


a. Laseque

: Tidak terbatas

b. Kernig

: Tidak terbatas

c. Patrick

: -/-

d. Kontrapatrick : -/e. Valsava test

:-

f. Brudzinski I

: -/-

X. RESUME PEMERIKSAAN
Keadaan umum

Kesadaran

: kompos mentis,

Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Pernafasan

: 22x/ mnt, teratur

Nadi

: 64x/menit, teratur

Paru

: pekak pada lapangan paru kiri

GCS : E4, M6,V515

ronkhi basah kasar di lapangan paru kiri


Status neurologik

Fungsi luhur

:normal
8

Rangsang meningeal

: (-)

Saraf kranial

: Normal

Motorik

:hemiparese sinistra
3 5
3 5

Sensorik

: normal

Koordinasi

:sulit dinilai

Otonom

: BAK (+) ,BAB (+)

Refleks
- Fisiologis

- Patologis
Pemeriksaan lain

: (+/+) N
::-

DATA PSIKOSOSIAL
RIWAYAT ORANG TUA :
-

Ayah pasien bekerja sebagai petani

Ibu pasien merupakan Ibu Rumah Tangga

RIWAYAT KEBIASAAN
-

Pasien suka mengkonsumsi makanan yang asin dan bersantan.

Pasien lebih sering mengkonsumsi ikan air tawar dibandingkan ikan laut.

KEADAAN PERUMAHAN DAN TEMPAT TINGGAL :


-

Rumah permanen terletak dipinggir jalan raya luas rumah 8x 15 meter


dengan lantai keramik. Jumlah kamar 4 buah. Ventilasi dan pencahayaan
cukup dan ditempati oleh7 orang.

Tampak depan. Halaman rumah berbatu dapat meningkatkan resiko


terluka
Pintu masuk aman karena tidak ada tangga yang dapat meningkatkan
resiko jatuh
Kamar mandi menggunakan sumur bor dan tidak membutuhkan tenaga
untuk menimba air untukj keperluannya.
Toilet lantai terbuat dari keramik tidak licin dan sering disikat sehingga
menurunkan resiko terjatuh.
Ruang kumpul keluarga. Dinding tidak ada tempat berpegang, furnitur alt
perobot tidak menghalangi jalan.
9

Halaman belakang (batu kerikil)


Pasien tinggal di Desa Lubuk Sakat Kecamatan Perhentian Raja

Kabupaten Kampar. Pasien merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara.Pasien tinggal


di rumah permanen yang dihuni oleh 7 orang yaitu pasien dan suaminya, kedua
ank besreta menantu dan satu orang cucunya. Pasien memiliki 2 orang anak.
Berikut ini merupakan genogram keluarga pasien:

20

1. Tn. B, 81 tahun, penyebab meninggaltidak diketahui


2. Ny. D, 79 tahun, penyebab meninggalstroke
3. Tn.T, 65 tahun,
4. Ny.Z, 63tahun, meninggal karena stroke
5. Ny. L, 62
6. Ny,A60 tahun (pasien)
7. Tn. S, 57 tahun
8. Tn. S, 42 tahun
9. Ny.P, 38 tahun

Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja sebagai berkerja
sebagai Petani. Penghasilan perbulan 3.500.000. Kedua anak pasien sudah

10

menikah, sehingga penghasilan yang didapatkan dipergunakan sendiri untuk


kebutuhan pasien.
Pasien tinggal di rumah permanen, jumlah ventilasi cukup, pencahayaan
cukup. Pasien jarang berobat ke Puskesmas namun apabila ada acara pengobatan
lansia oleh Puskesmas Keliling pasien selalu datang. Jarak rumah pasien dengan
Puskesmas adalah 3 km dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor.
Pasien mengetahui dan merasa terganggu dengan penyakit stroke yang
dideritanya, tidak dapat bekerja seperti biasanyanamun bergaul dengan baik tanpa
merasa risih dengan kelemahan anggota geraknya tersebut. Masyarakat di sekitar
daerah tempat tinggal pasien, terdapat beberapa orang memiliki grjala serupa
dengannya. Menurut pengakuan pasien, orang-orang tersebut adalah masyarakat
asli lunuk sakat. Dua orang masyarakat disana yang berhasil dijumpai, yakni Ny.
M usia 63 tahun dan Tn. S 72 tahun mengaku mengeluhkan kelemahan anggota
gerak masing-masing sejak 3 tahun dan 7 tahun yang lalu.pasien juga dikatan
menderita penyakit hipertensi dan Diabetes Mellitus sejak lebih kurang 3 tahun
yang lalu. Ny. M dan Tn,S sama- sama memiliki riwayat penyakit Hipertensi, DM
tidak diketahui. pasien beserta kedua tetangga sekitar rumahnya tersebut tidak
rutin kontrol ke PUSKESMAS Perhentian Raja, namun rutin ikut serta berobat
jika ada POSYANDU lansia didesa lubuk sakat.

11

Dokumentasi Keadaan Pasien dan Rumah Pasien

Tampak depan. Halaman rumah berbatu


dapat meningkatkan resiko terluka

Pintu masuk aman karena tidak ada tangga


yang dapat meningkatkan resiko jatuh

Kamar mandi menggunakan sumur bor dan

Toilet lantai terbuat dari keramik tidak

tidak membutuhkan tenaga untuk menimba


air untukj keperluannya.

licin dan sering disikat


menurunkan resiko terjatuh.

sehingga

Kamar mandi menggunakan sumur bor

Ruang kumpul keluarga. Dinding tidak ada


tempat berpegang, furnitur alt perobot
tidak menghalangi jalan.

Halaman belakang (batu krikil)

12

DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KLINIS

: Stroke

DIAGNOSIS TOPIK

: Sistem karotis Sinistra

DIAGNOSIS ETIOLOGIK

: Susp. stroke non hemoragik

DIAGNOSIS BANDING

:Stroke hemoragik

IDENTIFIKASI MASALAH PASIEN DAN PRIORITAS MASALAH


1. Kelemahan anggota gerak menyebabkan keterbatasan kemampuan pasien
untuk melakukan pekerjaan sehari-hari(membersihkan rumah, memasak),
namun pasien saat ini masih mampu mandi, berpakaian, makan, dan beribadah
tanpa bantuan orang lain.
2. Masalah penyakit penyerta (Hipertensi dan DM T 2) yang tidak rutin dikontrol
karena tidak menimbulkan gejala yang berarti.

TERAPI
Non medikamentosa :
-

Pasien perlu dijelaskan bahwa pasien mengalami sebuah kondisi berupa


hemiparese dektra , sehingga pasien harus menghindari kegiatan yang dapat
meningkatkan resiko trauma/ jatuh. Sangat dibutuhkan kesadaran untuk rutin
melatih gerak yang lemah.

Edukasi pada pasien untuk mengontrol tekanan darah dan kadar glukosa
darah.

Mengatur pola makan dengan mengurangi makanan asin dan berlemak.

Medikamentosa
-

R/Citicolin tab 500 mg no. VL


3 dd tab 1 pc

R/Aspilet tab 80 mg no XXX


2 dd tab 1 pc

R/ Folic acid tab 40 ug no. XXX


2 dd tab 1 pc

Prognosis

: Quo et vitam

:bonam

13

Quo et fungsionam :dubia


Quo et kosmetik

:bonam

RENCANA MONITORING
1. Pemeriksaan darah rutin dan urin rutin
2. Pemeriksaan kimia darah (Glukosa, kolesterol, kreatinin, ureum, HDL,
LDL, TGA, HbA1C)
3.CT scan kepala tanpa kontras
4. Foto Thorak
5. EKG

Datadata diatas dapat memberikan arahan tindakan apa saja yang dapat
diberikan kepada pasien, baik tindakan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Tatalaksana (P):

Promotif
Tindakan promotif yang dapat diberikan untuk pasien dan keluarga
adalah edukasi kepada pasien dan keluarga bahwa pasien saat ini dalam
keadaan post stroke. Lemah anggota gerak pada kasus post stroke
merupakan gejala sisa yang sering ditemukan. Pasien diharapkan sabar
dan tetap berusaha untuk tetap sering kontrol dan menjaga pola hidup
yang sehat. Untuk keluarga diharapkan membantu pasien mengerjakan
pekerjaan rumah yang beresiko untuk menimbulkan trauma pada pasien.

Preventif
Tindakan preventif yang dapat dilakukan berupa menghindari
semua hal-hal yang dapat menjadi faktor resiko stroke berulang.
Menghindari makan-makanan yang asin, berkolesterol tinggi serta rajin
beroolahraga. Pasien juga dianjurkan untuk sering kontrol ke pelayanan
kesehatan terdekat. Edukasi pasien dan keluarga pasien jika terjadi
keadaan darurat pada stroke seperti penurunan kesadaran, kelemahan
anggota gerak, nyeri kepala hebat, mual muntah, berkeringat dingin, dll
segera membawa pasien unit pelayanan kesehatan terdekat.

14

Tindakan preventif yang penting lainnya adalah melakukan


pendeteksian dini atau skrinning faktor resiko penyebab stroke pada
anggota keluarga pasien seperti melakukan pemeriksaan tekanan darah,
kadar gula darah, kolesterol, asam urat, dan pemeriksaan lain yang
berhubungan dengan faktor resiko secara rutin. Disamping itu penting juga
untuk mengendalikan pola makan dan menghindari kebiasaan merokok
dan konsumsi alkohol.

Kuratif
Penatalaksaan pada kasus post stroke khususnya pada pasien ini
yang didiagnosis stroke infark adalah dengan memberikan obat anti
agregasi platelet yang berguna untuk menghambat pembentukan trombus
yang baru, pemberian neuroprotektor digunakan untuk mempertahankan
sel sel saraf yang sehat, dan pemberian vitamin untuk regenerasi sel-sel
saraf yang terganggu. Pemberian obat-obat pengendali penyakit penyerta
pada stroke seperti DM, hipertensi, dan dislipidemia juga penting untuk
mencegah terjadinya stroke ulangan.

Rehabilitatif
Tindakan rehabilitatif untuk pasien-pasien post stroke diperlukan
untuk membantu

pengembalian fungsi yang hilang seperti contohnya

kelemahan anggota gerak. Pada pasien didapatkan kelemahan anggota


gerak kanan, dimana kekuatan motoriknya 3, masih dapat melakukan
aktivitas ringan mengurus diri sendiri seperti makan, menyuap nasi, dan
mengancing baju. Tindakan rehabilitatif yang dapat dilakukan di rumah
adalah melatih anggota gerak sendiri untuk menghindari kekakuan anggota
gerak.

15

BAB II
PEMBAHASAN KASUS
A. Dasar Diagnosis
Secara klinis penegakan diagnosis post stroke dilakukan dengan menegakkan
diagnosis kelemahan anggota gerak yang mendadak terjadi pada pasien. Lebih
lanjut pada anamnesis didapatkan adanya pasien mengeluhkan tiba tiba lemah
anggota gerak kanan saat baru bangun tidur, awalnya anggota gerak kanan terasa
berat dan kemudian tidak dapat digerakkan sama sekali. Bicara pelo (+), mulut
mencong ke kekiri (+), pasien masih mengerti pembicaraan
Data yang didapat dari anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan
terdapatnya pembesaran kelenjar tiroid yang disebut stroke. Menurut

World

Health Organization (WHO) stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan


fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat dan
lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa ditemukannya penyakit
selain daripada gangguan vaskular.1.2.
Klasifikasi stroke
1) Berdasarkan kelainan patologis3,4,5
o Stroke hemoragik perdarahan intraserebral, perdarahan ekstraserebral
(perdarahan subaraknoid).
o Stroke non hemoragik trombus, emboli, lakuner
2) Berdasarkan penilaian terhadap waktu terjadinya4.5
o TIA (Transient Ischemic Attack) atau serangan stroke sementara, gejala defisit
neurologi hanya berlangsung kurang dari 24 jam
o RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit) kelainan atau gejala neurologis
menghilang antara lebih dari 24 jam sampai 3 minggu
o Stroke progresif atau stroke in evolution yaitu stroke yang gejala klinisnya
secara bertahap berkembang dari yang ringan sampai semakin berat
o Stroke komplit atau completed stroke, yaitu stroke dengan defisit neurologis
yang menetap dan sudah tidak berkembang lagi
3) Berdasarkan lesi vaskuler4,5
o Sistem karotis
Motorik

: hemiparese kontralateral, disartria

Sensorik

: hemihipestesi kontralateral, parestesi


16

Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fugaks


Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
o Sistem vertebrobasiler
Motorik : hemiparese alternans. disartria
Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesi
Gangguan lain: gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
Faktor Resiko Stroke
Secara umum faktor risiko stroke dapat dibagi menjadi:4
Tabel 1. Faktor risiko stroke
Tidak dapat
dimodifikasi
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Genetik
4. Ras

Dapat dimodifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Riwayat stroke
10. Merokok
Hipertensi 11. Alkoholik
Penyakit jantung 12. Penggunaan narkotik
Diabetes melitus 13. Hiperhomosisteinemia
Stenosis karotis 14. Antibodi anti fosfolipid
TIA15. Hiperurisemia
Hiperkolesterol 16. Peninggian hematokrit
Kontrasepsi oral 17. Peninggian kadar fibrinogen
Obesitas

Stroke non hemoragik (Stroke iskemik, Infark otak, penyumbatan)


Stroke iskemik terjadi karena adanya sumbatan pada pembuluh darah
(arteri) servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor
seperti aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik.Otak
mendapat darah bersih dari jantung, darah mengandung oksigen dan nutrisi
untuk otak. Jumlah aliran darah ke otak dalam keadaan normal biasanya
sekitar 50-60 ml/100 gram jaringan otak/menit, berarti otak membutuhkan
20% darah yang dipompakan dari jantung. Apabila arteri tersumbat, sel otak
(neuron) tidak dapat menghasilkan energi yang cukup dan kerja otak
berhenti.4.7
Bila aliran darah ke otak terhenti dalam waktu 6 detik akan terjadi
gangguan metabolisme neuron, lebih dari 30 detik gambaran EEG mendatar,
dalam 2 menit terjadi penghentian aktivitas otak, dalam 5 menit mulai terjadi
17

kerusakan otak dan lebih dari 9 menit manusia akan meninggal. Iskemik ke
otak terjadi bila aliran darah ke otak berkurang 25-30 ml/100 gram jaringan
otak permenit.4
Oklusi yang mendadak dari pembuluh darah otak oleh gumpalan darah,
butiran lemak, tumor, gumpalan bakteri, atau udara mengganggu aliran darah
ke suatu bagian otak dengan tiba-tiba dan mengakibatkan nekrosis atau
infark. Luasnya suatu infark tergantung pada ada atau tidaknya saluran
anastomosis yang adekuat.6

Gambar 3. Stroke infark6


Patofisiologi Stroke5
Terdapat empat bentuk utama dari gangguan pembuluh darah otak, yaitu:
1. Trombotik stroke
Trombosis merupakan penyebab tersering stroke iskemik (40%),
biasanya disebabkan stenosis aterosklerosis atau oklusi pembuluh darah
besar, terutama arteri karotis dan arteri serebri media. Oleh karena oklusi
pembuluh darah merupakan proses yang bertahap, sehingga onsetnya
akan lebih lambat dari tipe stroke lain. Beberapa tanda akan mendahului
tipe stroke ini, dimana setengah dari seluruh pasien trombotik stroke
dilaporkan pernah terserang TIA
2. Emboli stroke
Emboli merupakan 30% dari penyebab stroke. Stroke emboli timbul
akibat platelet, kolesterol, fibrin, dan komponen-komponen darah lainnya
yang mengapung di dalam sirkulasi hingga mencapai distal pembuluh

18

darah korteks
3. Lakunar stroke
Tipe lakunar merupakan 20% dari penyebab stroke. Lakunar stroke
merupakan suatu infark yang sangat kecil, yaitu kurang dari 1 cm3, yang
timbul jika terjadi perforasi kecil pada cabang arteriol. Lebih kurang 85%
pasien akan sembuh dengan memuaskan
4. Hemoragi stroke
Hemoragi intraserebral hanya menyebabkan 10% dari semua stroke,
paling jarang terjadi, tetapi merupakan tipe cerebro vascular accident
yang paling berbahaya.
Gambaran Klinis
Tabel 2. Perbedaan Stroke Hemoragik dan Non hemoragik7.8
Klinis
Defisit fokal
Onset
Nyeri kepala
Muntah
pada
awalnya
Hipertensi
Penurunan
kesadaran
Kaku kuduk
Hemiparesis
Gangguan bicara
Likuor
cerebrospinal

PIS

PSA

Berat
Menit/jam
Hebat
Sering

Ringan
1-2 menit
Sangat hebat
Sering

Hampir selalu
Ada

Biasanya tidak
Ada

Non Hemoragik
Berat ringan
Pelan (jam/hari)
Ringan
Tidak, kec lesi di
batang otak
Sering kali
Tidak ada

Jarang
Sering dari awal

Ada
Tidak ada
Permulaan tidak Sering dari awal
ada
Bisa ada
Jarang
Sering
Bisa
terdapat Berdarah
Jernih
darah

19

Tabel 3. Beda Klinis Infark dan Perdarahan intraserebral4


Gejala atau pemeriksaan

Infark otak

Perdarahan intra
serebral
TIA (+) 50%
TIA (-)
Gejala yang mendahului
Istirahat, tidur atau Sering pada waktu
Beraktivitas/istirahat
segera
setelah aktifitas fisik
bangun tidur
Jarang
Sangat sering dan
Nyeri kepala dan muntah
hebat
Sering
Penurunan kesadaran waktu Jarang
onset
Sedang/ normotensi
Berat, kadang sedang
Hipertensi
Tidak ada
Ada
Rangsangan meningen
Papiludem
dan
Gejala
tekanan
tinggi Jarang papiludem
perdarahan
intracranial/papiludem
subhialoid
Ada
Darah
dalam
cairan Tidak ada
serebrospinal
Dapat
dijumpai
Foto kepala
pergeseran glandula
pinealis
Terdapat
area Massa
intrakranial
CT-Scan kepala
hipodensitas
dengan
area
hiperdensitas
Dapat
dijumpai Dapat
dijumpai
Angiografi
gambaran
aneurisma,
AVM,
penyumbatan,
massa intrahemisfer
penyempitan
dan atau vasospasme
vaskulitis

Tabel 4. Perbedaan stroke infark oleh karena trombus dan emboli


Stroke thrombus
Lebih lambat
Tidak ditemui sumber emboli

Stroke emboli
Mendadak
Ada ditemukan sumber emboli, contoh: jantung
dan A. Carotis
Sumbatan
akibat
proses Sumbatan berasal dari tempat lain: trombus yang
pembentukan
thrombus
di lepas dari jantung ataupun dari A. Carotis
pembuluh darah otak itu sendiri
Lebih sering terjadi pada usia muda
Lebih sering pada usia tua
Terjadi pada saat beraktivitas
Terjadi pada saat istirahat
Tidak
disertai
penurunan Dapat terjadi penurunan kesadaran
kesadaran
Sering ke A. Serebri media karena lebih besar
Distribusi merata
dan lurus

20

Stroke infark karena trombus disebut juga stroke infark aterotrombotik,


yang berhubungan dengan ateroskelosis arteri carotis, paling sering terjadi di
bifurkasio arteri carotis, proksimal arteri carotis interna dan sinus cavernosus.8
Plak aterosklerosis yang mengalami ulserasi menyebabkan pembentukan
trombosis intramural sehingga terjadi stenosis, akibatnya aliran darah ke otak
akan

menurun.

Pada

angiografi

terdapat

aterosklerosis.

Faktor

risiko

aterosklerosis antara lain, hipertensi, hiperlipidemia, hiperfibrinogenemia,


merokok dan diabetes melitus.
Pada stroke infark karena emboli disebut juga stroke infark kardioemboli
jika embolus berasal dari jantung atau tromboemboli jika emboli berasal dari
arteri carotis, dapat terjadi penurunan kesadaran karena obstruksi oleh bekuan
besar pada pembuluh darah utama seperti arteri carotis atau distribusi emboli
secara

bersamaan

pada

banyak

pembuluh

darah

termasuk

batang

7.8

otak. Kardioemboli tinggi pada penderita atrial fibrilasi, penyakit jantung katup,
katup jantung sintetik. Tanda klinis yang ditemukan pada stroke kardioemboli
adalah kelemahan pada lengan lebih menonjol dibandingkan kelemahan pada
tungkai. Hal ini disebabkan oleh stroke kardioemboli lebih sering ke arteri serebri
media yang memperdarahi homunculus serebri untuk lengan.
Algoritma Skor Gajah Mada4

Penderita Stroke Akut

1. Penurunan kesadaran
2. Sakit kepala
3. Refleks patologi

Ketiganya atau 2 dari ketiganya ada


Penurunan kesadaran (+), sakit kepala (-), refleks patologis (-)
Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (+), reflek patologi (-)

Stroke
Hemoragi

Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks patologi (+) Stroke Infark
Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks patologi (-) Stroke Infark

B. Faktor Risiko pada Pasien


Faktor risiko pada pasien berupa usia pasien, faktor keturunan, riwayat

21

hipertensi, dan riwayat DM

C. Peran Keluarga untuk Pasien.


Peran keluarga sangat penting. Dukungan dari suami dan anggota keluarga
yang lain sangat diperlukan. Seperti telah diketahui bahwa kelemahan anggota
gerak yang terjadi pada pasien, sehingga hal-hal yang dapat mencetuskan
timbulnya trauma harus dihindari. Pekerjaan rumah seperti naik-turun tangga,
mandi di kamar mandi beresiko menimbulkan trauma sehingga perlu bantuan
keluarga yang lain untuk membantu pasien. Keluarga juga dituntut untuk dapat
mengontrol pola makan yang sehat untuk pasien sesuai anjuran dokter.

E. Peran Dokter Keluarga.


Peranan dokter keluarga yang dapat dilakukan pada kasus ini yaitu dengan
edukasi kepada pasien dan keluarga bahwa penyakit pasien ini biasanya akan
berangsur membaik apabila faktor resiko stroke pada pasien terkontrol. Edukasi
dan motivasi pasien untuk tetap rutin kontrol dan latihan anggota gerak kanan
yang lemah. Pemilihan makanan rendah garam dan lemak dianjurkan. Motivasi
pasien untuk olahraga ringan. Jika kondisi umum menurun segera berobat ke
rumah sakit. Dokter juga berperan dalam memberikan edukasi pada pasien
tentang kemungkinan-kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi pada organ
terget seperti mata, ginjal, jantung.

F. Pembiayaan Pasien.
Pada pasien ini harus dipersiapan jaminan kesehatan dan keuangan untuk
biaya kontrol kesehatan. Pada pasien ini disarankan untuk mengurus keanggotaan
BPJS kesehatan. Pembiayaan dalam bidang transportasi tidak dikeluhkan oleh
pasien meskipun jarak yang ditempuh untuk mencapai tempat pelayanan
kesehatan cukup jauh (3 km)

22

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis pada
pasien ini post stroke.
2. Penatalaksanaan pada pasien ini dilakukan secara komprehensif untuk
mencegah timbulnya stroke berulang yang dapat mengakibatkan perburukan
keadaan

kesehatan dan disabilitas pada pasien yang dapat menurunkan

kualitas hidup pasien.

Saran
a. Pasien
Diharapkan agar dapat mematuhi saran dari dokter untuk tetap berusaha
kontrol kesehatan rutin,

mengontrol faktor resiko stroke, diet rendah

garam, rendah lemak, olah raga ringan.


b. Keluarga
Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk membantu pasien sampai
kondisi pasien membaik dan memberikan motivasi untuk sembuh.
c. Puskesmas
Diharapkan pada pihak Puskesmas untuk aktif memberikan penyuluhan
dan memotivasi masyarakat untuk ikut posyandu lansia dan memeriksakan
kesehatannya.

23

DAFTAR PUSTAKA
1. Stroke rehabilitation unit Baggot Street Community Hospital. WHO
definition
of
stroke.
Available
at:
http://www.strokerehabunit.ie/en/AboutStrokeRehabUnit/WHODefinition/
Text_12599_en.html. cited on 10.46 a.m : August 20th 2014.
2. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Available at:
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1637-penyakittidak-menular-ptm-penyebab-kematian-terbanyak-di-indonesia.html. Cited
on 11.27 a.m : August 20th 2014.
3. American Heart Association. 2001 Heart and Stroke Statistical Update.
Dallas, Texas: American Heart Association, 2000 : 1-7.
4. Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf
RSUD Arifin Achmad/FK UNRI. Pekanbaru. 2007.
5. Rumantir CU. Pola penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
periode 1984-1985. Laporan Penelitian Pengalaman Belajar Riset Dokter
Spesialis Bidang Ilmu Saraf. 1986.
6. Internet Stroke Center. http://www.strokecenter.org/patients/ais.htm
Washington University in St. Louis. Medical School. 2010
7. deGroot J. Neuroanatomi Korelatif. Edisi ke-21. Jakarta: EGC. 1997.
8. Baehr M, Frotscher M. Blood Supply and Vascular Disorders of the
Central Nervous System In Duus Topical Diagnosis in Neurology 4th
sCompletely Revised Edition. New York: Thieme, 2005.

24

Anda mungkin juga menyukai