PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN KARET
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Karet merupakan salah satu komoditi penting di
Indonesia, terutama kontribusinya sebagai
sumber penghasilan utama petani, penyedia
lapangan kerja, penghasil devisa negara,
mendukung
pembangunan
wilayah
dan
pemerataan pembagunan.
Indonesia sebagai sebagai produsen karet
terbesar kedua dunia dan berpotensi sebagai
produsen utama bekerjasama dalam upaya
untuk meningkatkan produksi dan produktivitas
tanaman melaui kegiatan peremajaan dan
perluasan pada daerah-daerah di
Wilayah
Perbatasan, Pasca Konflik dan Bencana Alam,
dimaksudkan
untuk
mendukung
program
percepatan perluasan karet rakyat di wilayah
perbatasan, pasca konflik dan bencana alam
yang merupakan salah satu upaya untuk
pengentasan kemiskinan melalui peningkatan
pendapatan yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kesejahteraan petani dan juga
dapat mengamankan wilayah tapal batas antara
Indonesia dan Malaysia.
Agar terwujudnya pemahaman dan persepsi
yang sama untuk pelaksanaan kegiatan
Peremajaan dan Perluasan Tanaman Karet
Rakyat tahun 2014, maka perlu disusun buku
Pedoman Teknis kegiatan tersebut yang
diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
I.
i
iii
iv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Sasaran Nasional
C. Tujuan
1
1
4
5
5
5
8
10
10
10
13
14
15
16
17
VII. PEMBIAYAAN
19
VIII. PENUTUP
19
LAMPIRAN
21
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lokasi Kegiatan Perluasan
Tanaman Karet di Wilayah
Spesifik Tahun 2014 21
Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Peremajaan
Tanaman Karet
Tahun 2014 .. 22
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karet sebagai komoditi ekspor dan bahan
baku industri berperan strategis bagi
Indonesia, baik dalam dari segi ekonomi,
sosial dan lingkungan.
Perkebunan karet Indonesia terluas di dunia.
Pada tahun 2012, luasnya mencapai 3,4 juta
Ha, atau 15 % dari luas total perkebunan di
Indonesia seluas 22,76 juta ha. Dari total
perkebunan karet tersebut, seluas 2,9 juta
Ha atau 85% merupakan Perkebunan
Rakyat (PR). Penyerapan tenaga kerja lebih
dari 2,3 juta tenaga kerja yang tersebar ke
25 propinsi, dengan luasan terbesar di
Sumatera Utara, kemudian diikuti oleh
Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan
Barat.
Indonesia dengan produksi sebesar 3,04 juta
ton merupakan negara produsen karet alam
terbesar ke-2 di dunia. Dengan produksi
tersebut, ekspornya mencapai sebesar 2,4
juta Ton, dengan nilai US $ 7.861,9 juta atau
5,14 % total nilai ekspor Non Migas. Tujuan
ekspornya adalah USA, Cina, Jepang, Brazil,
Turki, Kanada, India, German, Belgia,
Prancis, Singapura, Thailand, Netherland,
Argentina, Inggris, dll
potensinya,
karena
penerapan
paket
teknologi baku tidak terjangkau oleh petani.
Disamping itu, perkebunan rakyat karet juga
mengalami tantangan seperti luas lahan
petani terbatas, tuntutan kebutuhan terus
meningkat, penyadapan tidak sesuai baku
teknis, merupakan usaha monokultur yang
rawan terhadap penurunan harga, kebutuhan
pangan di wilayah perkebunan karet
didatangkan dari luar wilayah, teknologi
konvensional (penggunaan pupuk anorganik &
pestisida) tidak ramah
lingkungan,
infrastruktur
belum
memadai
(jalan,
pelabuhan).
Berkenaan hal tersebut, dalam rangka
meningkatkan
produktivitas
perkebunan
rakyat
dan
sekaligus
meningkatkan
pendapatan petani, setiap tahun dilakukan
kegiatan peremajaan perkebunan rakyat
melalui dana APBN, yang sifatnya menjadi
percontohan dan stimulan, dengan harapan
timbul gerakan secara swadaya.
Dalam
rangka memberdayakan dan meningkatkan
pendapatan petani di wilayah khusus, juga
dilakukan kegiatan perluasan perkebunan
rakyat karet di wilayah perbatasan, pasca
konflik, pasca bencana, daerah miskin dan
tertinggal.
Sebagai kelanjutan dan peningkatan tahuntahun sebelumnya, pada tahun 2014 melalui
dana APBN akan dilsanakan kegiatan
C. Tujuan
Tujuan kegiatan pengembangan karet tahun
2014 yaitu:
a. Percepatan peremajaan karet rakyat
didaerah sentra-sentra produksi
dan
pelaksanaan perluasan karet rakyat di
wilayah perbatasan, pasca konflik, pasca
bencana, daerah miskin/tertinggal.
b. Penggunaan
klon
unggul
untuk
peningkatan produksi dan produktivitas
karet rakyat.
c. Peningkatan
pendapatan
masyarakat
melalui pengembangan
karet rakyat
rakyat, memperluas kesempatan dan
peluang kerja.
d. Pengaturan jarak tanam dan pemanfaatan
lahan diantara karet dengan tanaman
sela
e. Menjaga kelestarian lingkungan dan
sumberdaya alam.
jika
kegiatan
merupakan
TP
Kabupaten/kota, dilakukan oleh Tim
Teknis yang dibentuk Kabupaten/Kota,
yang dilakukan secara terbuka,
ditetapkan secara musyawarah atas
dasar kepentingan pengembangan
usaha pertanian di daerah dan usulan
dari masyarakat.
d. Untuk TP Provinsi, Calon Petani (CP)
yang telah diseleksi ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah Propinsi atau
Kepala
Dinas
yang
membidangi
perkebunan
Provinsi
setempat,
sedangkan untuk TP Kabupaten/Kota,
Calon Petani (CP) yang telah diseleksi
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten atau Kepala Dinas yang
membidangi perkebunan Kabupaten/
Kota setempat.
e. Calon Lahan (CL), adalah lahan milik
petani, yang tidak dalam sengketa dan
secara teknis memenuhi persyaratan
agroklimat.
a. Kriteria Calon Petani dan Calon Lahan
(CP/CL) dapat diatur lebih rinci dalam
Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) yang
disusun oleh Provinsi sesuai dengan
kondisi wilayah yang ada.
b. Pelaksanaan kegiatan diatur secara
spesifik dalam Petunjuk Teknis
2.
3.
C. Metode Pelaksanaan
1. Peremajaan
a. Kegiatan Peremajaan tanaman karet
merupakan penanaman kembali pada
areal tanaman yang sudah ada dengan
kondisi tanaman tua dan tidak
ekonomis;
b. Menerapkan inovasi teknologi terkini.
2. Perluasan
Perluasan tanaman dilakukan dengan :
a. Menanam tanaman pada lahan kosong,
lahan bukaan baru yang sesuai untuk
pengembangan tanaman karet;
b. Menerapkan inovasi teknologi terkini, dan
disesuaikan dengan
kondisi daerah
masing-masing;
c. Lokasi pada daerah perbatasan, pasca
konflik,
pasca
bencana,
daerah
miskin/tertinggal.
10
11
5. Menyiapkan
dan
menyampaikan
laporan
perkembangan
kegiatan
Pengembangan Tanaman Karet secara
berkala (triwulan) yang ditujukan
kepada Direktur Jenderal Perkebunan
cq Direktur Tanaman Tahunan.
3. Kegiatan Kabupaten
a. Menjabarkan Pedoman Teknis kedalam
Petunjuk Teknis (Juknis).
b. Melakukan sosialisasi, identifikasi dan
seleksi
CP/CL,
pemantauan,
pengendalian pelaksanaan kegiatan
dan
membantu
mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
c. Jika
Kegiatan
merupakan
TP
Kabupaten : maka penetapan calon
petani dan calon lahan (CP/CL) oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
atau
Dinas
Kabupaten
yang
membidangi perkebunan.
d. Membuat dan melaporkan hasil
kegiatan perkembangan pelaksanaan
kegiatan Pengembangan Karet secara
berkala (triwulan) dan tahunan sesuai
form yang telah ditetapkan kepada
Dinas Provinsi yang membidangi
perkebunan dan Direktur Jenderal
Perkebunan cq Direktur Tanaman
Tahunan
12
4. Kelompok Tani
a. Persiapan lahan seperti pembersihan
lahan dan penyiapan lubang tanam.
b. Penetapan waktu tanaman yang
disesuaikan dengan keadaan masingmasing daerah.
c. Penanaman
dan
Pemeliharan
tanaman karet;
d. Melaporkan hal-hal yang
yang
berhubungan
dengan
kegiatan
peremajaan dan perluasan karet
yang dilakukan kepada Dinas yang
membidangi Perkebunan.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
a. Peremajaan karet rakyat tahun 2014,
dilaksanakan
di
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota, dengan bantuan berupa
benih siap tanam dan sarana prasarana
lainnya dengan luasan masing-masing
seperti pada Lampiran1.
b. Perluasan karet rakyat di wilayah
perbatasan, pasca konflik dan bencana
alam tahun 2014, dengan bantuan benih
siap tanaman dan sarana prasarana
produksi lainnya, dilaksanakan di 3
Provinsi dan 6 Kabupaten/Kota (Lampiran
2);
13
D. Simpul kritis
1) Koordinasi antara Direktorat Tanaman
Tahunan, petugas Dinas Provinsi, Dinas
Kabupaten, Puslit/Balit/Instansi terkait,
dan petugas lapang.
2) Pemilihan lokasi/CPCL diusahakan lokasi
yang mudah dijangkau dan di monitor
oleh petugas, sehingga memudahkan
pengadaan dan penyaluran bahan
tanaman dan sarana prasarana produksi
serta evaluasi kegiatan ke daerah
tersebut.
3) Ketepatan bahan tanaman (benih karet)
yang disalurkan merupakan klon unggul,
dengan pertimbangan bahwa benih
merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan kegiatan pengembangan
tanaman karet;
4) Ketepatan waktu
pengadaan dan
penyaluran bahan tanaman serta sarana
dan prasarana produksi lainnya untuk
pengembangan
tanaman
tahunan,
sehingga
tidak
menyebabkan
keterlambatan.
5) Teknologi budidaya yang akan diterapkan
harus sesuai dengan baku teknis serta
kondisi di lapangan.
14
IV.
15
V.
PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
1. Pembinaan
Pembinaan
dalam
kegiatan
pengembangan karet dilakukan secara
berkelanjutan
sehingga
kelompok
tani/gapoktan penerima bantuan mampu
mengembangkan
usahanya
secara
mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan
dana pembinaan yang bersumber dari
APBD.
2. Pengendalian
Pengendalian kegiatan Pengembangan
Karet Rakyat dilakukan dengan tujuan
untuk
mencegah
terjadinya
penyimpangan (tidak sesuai dengan
perencanaan) dalam pelaksanaan. Oleh
karena itu, pengendalian dilakukan sejak
perencanaan hingga pelaksanaan.
3. Pengawalan dan Pendampingan
Kegiatan Pengembangan Karet Rakyat
tidak hanya menyediakan bantuan benih,
namun
termasuk
bimbingan
dan
pengawalan/pendampingan
oleh
Pemerintah
Pusat,
Provinsi
dan
Kabupaten melalui unit teknis seperti
Dinas yang membidangi Perkebunan.
16
Bimbingan
dan
pengawalan/pendampingan
meliputi
koordinasi antara Dinas yang membidangi
Perkebunan
Kabupaten
ke
lokasi,
pengawalan di tingkat petani secara
periodik dan berkesinambungan oleh
petugas lapang (sejak penyiapan benih,
penanaman hingga pemeliharaan).
17
18
19
20
KABUPATEN
1.
Bengkulu
1.
Kaur
2.
KALBAR
2.
Sanggau
3.
Kapuas Hulu
4.
Bengkayang
5.
Sintang
Kutai barat
KALTIM
VOLUME
880.00
150
200.00
200.00
100.00
130,00
100.00
21
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
KABUPATEN
VOLUME
Ha
11.455
1.
2.
ACEH
SUMUT
SUMBAR
RIAU
Aceh Utara
150
Ha
Nagan Raya
200
Ha
Aceh Timur
150
Ha
Aceh Tamiang
100
Ha
Singkil
100
Batubara
130
Ha
Asahan
100
Ha
Simalungun
100
Ha
Padang lawas
Utara
100
Ha
10
Pakpak Barat
100
Ha
11
Serdang Bedagai
100
Ha
12
Pasaman Barat
150
Ha
13
Tanah Datar
150
Ha
14
Dharmas Raya
250
Ha
15
Sijunjung
250
Ha
16
Pasaman
150
Ha
17
Kampar
250
Ha
Ha
18
Rohul
225
Ha
19
Kuantan sengingi
200
Ha
20
Pelalawan
150
Ha
21
Meranti
200
Ha
22
22
Rohil
100
Ha
Ha
23
Siak
200
KEPRI
24
Sarolangun
150
Ha
JAMBI
15
Batang hari
800
Ha
26
Tebo
800
Ha
27
Bungo
600
Ha
28
Merangin
600
Ha
29
Muaro jambi
600
Ha
30
Muara Enim
300
Ha
SUMSEL
31
OKI
350
Ha
32
OKU
200
Ha
200
Ha
33
BENGKULU
34
Banyuasin
200
Ha
35
Musi Rawas
350
Ha
36
Bengkulu Utara
150
Ha
37
Muko Muko
150
Ha
150
Ha
38
9
10
BABEL
BANTEN
Oku timur
Bengkulu Tengah
39
Seluma
200
Ha
40
Bangka
200
Ha
41
Bangka Tengah
150
Ha
42
Belitung
100
Ha
43
Pandeglang
100
Ha
44
Lebak
200
Ha
23
11
JABAR
45
Cianjur
150
Ha
46
Garut
200
Ha
47
Tasik Malaya
50
Ha
48
Sukabumi
100
Ha
12
JATENG
49
Cilacap
200
Ha
13
KALTENG
50
Kobar
200
Ha
51
Kapuas
100
Ha
52
Pulang Pisau
100
Ha
53
14
15
16
KALBAR
KALSEL
KALTIM
Kotim
200
Ha
54
Kota Singkawang
100
Ha
55
Ketapanh
100
Ha
56
Melawi
100
Ha
57
Hulu Sungai
Tengah
200
Ha
58
Tabalong
250
Ha
59
Banjar
100
Ha
60
Kotabaru
150
Ha
61
Tanah laut
200
Ha
62
Balangan
250
Ha
63
Tapin
100
Ha
64
Tanah Bumbu
150
Ha
65
Hulu Sungai
Selatan
200
Ha
66
Kutai Barat
150
Ha
24