TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan pasta gigi
II.
DASAR TEORI
Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topical. Pasta gigi digunakan untuk perlekatan pada
selaput lendir untuk memperoleh efek lokal (FI IV, 1995).
Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk
menghilangkan dan mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat
struktur gigi dengan kandungan flournya (Pratiwi, 2007). Pasta gigi merupakan bahan
pembantu sikat gigi dalam menghambat pertumbuhan plak secara kimiawi (Putra,
2002).
Pasta gigi dipakai untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Bahan
untuk membersihkan gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk, dan gel. Pasta gigi
merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan
plak (anti plak) untuk dapat diaplikasikan pada permukaan gigi. Pasta gigi biasa
digunakan saat menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi
bersama sikat gigi melalui penyikatan gigi adalah salah satu cara yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan
rongga mulut. Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan
gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi
pada orang dewasa, melainkan juga dapat mencegah kerusakan gigi sedini mungkin
pada anak (Riyanti et al, 2010).
Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap
sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi
untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, dan memoles
permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar
pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva (Sasmita et al, 2007).
Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan
tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan tanpa
merusak gigi dan jaringan mukosa mulut (Putra, 2002).
Tujuan dari kebersihan mulut dengan menggunakan pasta gigi adalah untuk
mengurangi flora bakteri oral. Bakteri mulut dapat berikatan dengan plak
menyebabkan kerusakan dan sakit gigi. Plak merupakan lapisan yang terbentuk pada
permukaan gigi terutama bagian leher gigi, terdiri dari bakteri dalam matriks organic,
yang telah dikaitkan dengan radang gusi (gingivitis); penyakit periodontal; atau karies
gigi. Plak gigi dapat dikendalikan dengan penghapusan fisik plak menggunakan pasta
gigi dan obat kumur antimikroba (Okpalugo et al, 2009).
Plak gigi adalah salah satu deposit lunak berwarna putih keabu-abuan atau
kuning yang melekat erat pada gigi. Plak dapat terbentuk setelah satu atau dua hari
tanpa tindakan kebersihan mulut dan dipengaruhi oleh makanan dan aliran saliva
dalam rongga mulut (Genco, 1990).
Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi
email dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik.
Terjadinya karies gigi akibat peran dari bakteri penyebab karies yang terdapat
padagolongan Streptococcus mulut yang secara kolektif disebut Streptococcus mutans
(Ami, 2005).
Karang gigi yang disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak
berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan
masalah pada gigi. Karang gigi terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi
dan menetap dalam waktu yang lama. dental plak merupakan tempat ideal bagi
mikroorganisme mulut karena terlindung dari pembersihan alami oleh lidah maupun
saliva. Akumulasi plak menyebabkan iritasi dan inflamasi gusi yang gingivitis. Jika
akumulasi plak terlalu berat maka dapat menyebabkan periodontis. Maka plak sering
disebut juga sebagai penyebab primer periodontis. Sementara kalkulus pada gigi
membuat dental plak melekat pada gigi atau gusi yang sulit dilepaskan hingga dapat
memicu pertumbuhan plak selanjutnya. Karena itu kalkulus disebut juga sebagai
penyebab sekunder periodontis. Karang gigi disebut juga kalkulus atau tartar adalah
lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat
menyebabkan masalah pada gigi (Samad, 2008).
No
1.
Klasifikasi
Keterangan
Indikasi
Komposisi
Sodium
Saccharine,
DMDM
Hydantoin,
Citrus
25 gr -120 gr
2.
Indikasi
Komposisi
Kemasan
3.
190 gr
Indikasi
Komposisi
Aktif
Cloxifenol,
Arnica
tincture,
Sodium
75 gr
Indikasi
Komposisi
Calcium Carbonate, Sorbitol, Water, Silica, Propylene Glycol, PEG8, Sodium Lauryl Sulfate, Flavor, Sodium Monofluorophosphate,
Xanthan
Gum,
Carrageenan,
Glycerin,
Sodium
Saccharin,
BAHAN ABRASIVE
N
o
Bahan
Efek
Utama
Efek Samping
Karakteristik
Karakteristik
Fisik
Kimia
Sifat Lain
- Kelarutan
Praktis
tidak
meningkat
dengan
adanya
sedikit
garam
amonium
karbondioksida;
- Sembelit
- Perut kembung
akibat pelepasan
CO2
Abrasive
1
Kalsium
(Gordon,
Karbonat
Norman,
1985)
Pada
tinggi
dosis
atau
pengunaan
jangka
lama
menyebabkan
hiperekskresi
lambung.
(Martindale, 36th
Ed. : 1714)
atau -
adanya
Rumus
Molekul
alkali CaCO3
hidroksida
BM
menurunkan
100,09
=
Inkompati
dalam 159
etanol;
larut -
dalam
asam keasaman
asam dan
pH garam
/ amonium
8250C
gelembung gas.
(HPE6th Ed. :
-Pemerian
86).
Serbuk,
hablur
mikro,
putih;
tidak
berbau;
tidak
berasa;
stabil diudara.
(FI IV, 1995 :
159)
Ketika
dipanaska
- Kelarutan
Praktis
tidak
sekitar
larut
dalam
500C,
etanol
(95%) -
Rumus Natrium
Natrium
(Gordon,
Bikarbonat
Norman,
1985)
elektrolit tubuh
akibat CO2 yang
terbentuk.
-
Memicu
terbentuknya
metabolit
alkalosis
suhu
= bikarbonat
akan
terdisosias
pH i menjadi
1:12 keasaman/
CO2,
alkalinitas = Na2CO3
-Pemerian
8,3.
Hablur,
dan H2O.
tidak
berbau, 2700C
Inkompati
rasa
sedikit dengan
ble dengan
basa,
struktur dekomposisi
kristal
monoklinik.
(HPE
6th
asam,
Ed.
630).
asam dan
garam
630 - 631).
alkaloid
lainnya
(HPE6th
Ed. : 631).
Aluminium
Hidroksida
Rumus
dan dan
alkohol, Al(OH)3
obstruksi
larut
Abrasive
intestinal.
asam
mineral 78.004
(Downs,
-Meningkatkan
dari
hidroksi (Martindale,
1993)
resorpsi
dan
dengan
dalam -
tulang alkali.
memicu -Pemerian
hipercalciuria
Serbuk
resiko amorf,
osteomalacia
berasa,
BM
36th
Ed.
1706).
putih - Titik leleh
tidak 3000C
tidak -
Kerapatan
(Martindale, 36
Ed. : 1706).
2.42 g/cm
th
- pH 8,5-10,2
(20% dalam
H2O)
(http://www.c
heminit.co.za
/wpcontent/uploa
ds/data/MSD
_aluminium_
hydrate.pdf)
Diakses
tanggal
08
November
2014
Pemilihan bahan
Alasan
: Kalsium Karbonat
:Bahan kalsium karbonat memiliki sifat abrasive untuk menghilangkan
plak dan penyebab timbulnya bakteri seperti partikel partikel
makanan yang menempel pada lapisan. Dibandingkan dengan Natrium
bikarbonat dan Aluminium hidroksida, Kalsium karbonat lebih aman
digunakan.
Ditinjau dari efek samping yang ditimbulkan, aluminium hidroksida
berpotensi mengakibatkan osteomalacia (berkurangnya mineral
tulang).
Natrium bikarbonat tidak dipilih karena tulang lebih membutuhkan
unsur Ca pada Kalsium karbonat untuk memberikan kekuatan pada
gigi. Natrium karbonat juga dapat memepengaruhi keseimbangan
elektrolit dalam tubuh.
Kalsium karbonat memiliki efek samping yang dapat diminimalisir,
sehingga dapat pembuatan pasta gigi dipilih kalsium karbonat sebagai
bahan abrasive.
PENGAWET
Bahan
Pemerian
Metilparaben,
Nipagin
berwarna
250C:
(HPE, 441)
serbuk
kristalin,
Air
1:400, Bentonit,
berwarna
Propilenglikol trisilikat,
putih,
Kelarutan
tidak 1:5,
berbau,
lemah,
1:2,
Inkompatibilitas Ket.lain
suhu Surfaktan
BJ=
g/cm3
noninonik
Etanol tragacan,
0,015-0,2%
sedikit
1,352
1:10
sorbitol,
terbakar
0,3%
atropin, discolor
oleh besi
(HPE, 596)
dan
tidak Larut
berasa
suhu Surfaktan
BJ=
1,288
Mg g/cm3
nonionik,
bebas alumunium
pH=4-8
Mg Larutan Oral
dan
eter, trisilikat,
etanol
1:1,1,
discolor
Gliserin
besi
1:250,
oleh Sediaan
topikal 0,010,6%
Propilenglikol
1:3,9,
Air
1:2500
dan
1:225
pada
800C
Na
Benzoat Granul
(HPE, 627)
Pada
0
putih/kristal,
20 C:
higroskopis,
Etanol
tidak berbau
1:75,
suhu Senyawa
kuartener,
95% gelatin,
etanol besi,
BJ=
1,497-
1,527 g/cm3
garam pH=2-5
garam Sediaan Oral
dan logam
1:1,4
pada kaolin,
1000C:
surfaktan
berat, Parenteral
0,5%
Kosmetik
nonionik.
0,1-0,5%
BAHAN PENGIKAT
Bahan
Pemerian
Kelarutan
Inkompatibilitas Ket.lain
CMC Na
Putih,
(HPE;118)
berbau,
larut
serbuk kecil
95%,
dalam kuat,
garam pH=4-10
larut, Agen pengejel
eter, logam
(Al, 3,0-6,0%
toluen,
mudah
Xantan
gum, 0,1-1,0%
didispersikan
etanol
95%,
air pH<2,
gelatin,
dalam
pada
suhu
jernih
larutan
koloid
Xantan Gum
Krim,
(HPE;782)
berwarna
larut
putih,
berbau,
tidak etanol
eter,
serbuk
fine dalam
dan
free dingin
flowing
hangat
pH=6-8
level
borat,
etilenglikol,
sorbitol,
manitol,
oxidizing agen,
CMC
amitriptilin,
Na,
oral
tamoxifen,
verapamil
Carbomer
Berwarna
(HPE;110)
putih,
Mengembang Discolor
Agen pengejel
fenol,
polimer 0,5%-2,0%
higroskopis
netralisasi
kation,
asam Agen
sedikit bau
etanol 95%
kuat,
level pensuspensi
tinggi elektrolit
0,5-1,0%
PEMANIS
Bahan
Pemerian
Kelarutan
Sorbitol
Kristal;
jumlah Sorbitol
akan
Crystalline
higroskopis;
la-rut
sorbitol memben-tuk
kelat
putih; air,
679)
larut
Efek Samping
dalam besar
su-kar tidak
Inkompatibilitas
Ket. Lain
divalen
ba-nyak
dan
dan logam
ion
trivalen
asetat
efek
pada
plak gigi
Aspartame
Putih
hablur Sedikit
larut Sakit
dibasic
6, hal. 48)
serbuk,
Kristal,
manis
sukar
larut dermtologis,
memory
200x
sukrosa
tidak Praktis
loss, magnesium
stearat, cairan)
gejala
gastrointestinal
alkohol
Na
Putih,
tidak Menghasilkan
Siklamat
(HPE,
yaitu
pH= 5,5
halm. 643)
Kristal;
cyclohexylamine
7,5
dalam metabolitnya
rasa kloroform,
BM=
2012,22 ;
manis 30-80x
30x lebih
manis
larut dalam 5
dari
sukrosa
Na
sangat agak
halm. manis
608)
(300- larut
dan
sukar keamanan
berwarna Dapat
kecoklatan.
digunaka
n sebagai
namun sekarang
pasta gigi
menimbulkan
umumnya
(0,12%-
dianggap
aman
sudah
sebagai
bahan
pemakian
pemanis
0,3)
: bahan memiliki rasa manis 300-600x sukrosa dengan pemakian yang sedikit.
Dapat digunakan sebagai pemanis dalam pasta gigi jika penggunaannya 0,120,3%. Bahan ini lebih aman dibandingkan aspartam, sorbitol kristalin, dan
Na Siklamat.
HUMEKTAN
Bahan
Gliserin
gliserol
Pemerian
; Cairan
Kelarutan
Efek Samping
berwarna,
etanol,
normal
halm. kental,
aseton,
higroskopis,
rasa
bagian
asetat,
tidak
dapat komplek
dengan digunaka
tidak
kepala, terhadap
stabil oral
cahaya, (<30%),
reaksi pengawet
oksidasi
jika (<20%),
dalam benzene,
kontak
kloroform, dan
bismuth nitrat
minyak
Ket. Lain
menyebabkan
0,6x sukrosa
Inkompatibilitas
dengan pelarut
(<30%),
pemanis
(<20%).
Propilen
Cairan
glikol
berwarna,
tidak Larut
dalam Terjadi
aseton,
system
tidak kloroform,
saraf dengan
pusat,
rasa etanol
95%, pada
manis
Dapat
reagen digunaka
terutama oksidasi
berbau,
sedikit pedas
pada Inkompatibel
seperti n sebagai
neonates, kalium
humektan
permanganat,
topical
(15%),
bagian
eter,
pengawet
tidak
larut
(15-
dalam
minyak
30%),
mineral namun
akan
dalam
pelarut.
larut
minyak
esensial.
Sorbitol
Kristal,
(HPE,
Bubuk
halm. 679)
atau
Praktis
putih larut
tidak Dalam
dalam besar
jumlah Sorbitol
akan Dapat
sorbitol membentuk
kelat diguanak
tidak
larut
berwarna,
bagian
1:25 mulut
bagian
(95%),
1:8,3 efek
pada
(82%),
1:2,1
bagian
etanol
(62%),
1:1,4
bagian
etanol,
1:1,2
bagian
etanol
(20%),
1:1,4
bagian
etanol
(11%),
dan
bagian air.
1:0,5
ion sebagai
kuat
pH basa kuat.
SURFACTANT
Bahan
Pemerian
Kelarutan
Polisorbat
Larutan
pengendapan
arut
40
(HPE, berwarna
Ed.
6, kuning,,
halm.549)
ADI
dalam
minyak mineral
Inkompatibilitas
zat
dan
Aktivitas
terjadi 15,6
terutama
fenol,
Ket. Lain
tannin.
pengawet
paraben
dapat
berkurang
karena
adanya polisorbat.
Na
sulfat
klorofom
kationik, aktivitas
sehingga
dapat antimikro
menghilangkan
rasa pahit.
ba
bakteri
gram
positif
Nilai
HLB=40
Na Docusat Lilin
Larut
dalam -
(HPE,
berwarna
aseton, kloroform,
halm. 678)
gliserin,
putih,
rasa minyak
pahit,
oktanol,
bagian
higroskopis
95%
nabati,
etanol
Dapat
kekeruhan
dalam digunakan
larutan
berair, sebagai
tablet
disintegra
n,
: natrium lauril sulfat memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pengawet, dan
solubilizer. Bahan ini memiliki nilai HLB yang tinggi sehingga sifatnya sebagai surfaktan dan
foaming agent lebih baik dibandingkan dengan polisorbat 40.
V.
2%
Na-CMC
0,75 %
CaCO3
42 %
Gliserin
25 %
Na-Lauril Sulfat
2%
Na-Sakarin
0,2 %
Minyak Permen
0,5 %
Metil Paraben
0,18 %
Propil Paraben
0,02 %
Aquadest
27,35 %
Na-CMC
0,75 %
CaCO3
40 %
Gliserin
25 %
Na-Lauril Sulfat
4%
Na-Sakarin
0,2 %
Menthol
0,3 %
Metil Paraben
0,18 %
Propil Paraben
0,02 %
Aquadest
29,55 %
FUNGSI
KONSENTRASI JUMLAH 20 g
JUMLAH 50 g
1.
Na-CMC
Binder (Pengikat)
0,75 %
0,15 g
0,375 g
2.
CaCO3
Abrasive
40 %
8g
20 g
3.
Gliserin
Humektan
25 %
5g
12,5 g
4.
4%
0,8 g
2g
5.
Na-Sakarin
0,04 g
0,1 g
6.
Menthol
Corigen Odoris
0,3 %
0,06 g
0,15 g
7.
Metil Paraben
Pengawet
0,18 %
0,036 g
0,09 g
8.
Propil Paraben
Pengawet
0,02 %
0,004 g
0,01 g
9.
Aquadest
Pelarut
29,55 %
5,91 ml
14,775 ml
Perhitungan Bahan
1. Na-CMC
Untuk 20 gram
x 20 = 0,15 gram
Untuk 50 gram
x 50 = 0,375 gram
2. CaCO3
Untuk 20 gram
Untuk 50 gram
x 20 = 8 gram
x 50 = 20 gram
3. Gliserin
Untuk 20 gram
x 20 = 5 gram
Untuk 50 gram
x 50 = 12,5 gram
4. Na-Lauril Sulfat
Untuk 20 gram
x 20 = 0,8 gram
Untuk 50 gram
x 50 = 2 gram
5. Na-Sakarin
Untuk 20 gram
x 20 = 0,04 gram
Untuk 50 gram
x 50 = 0,1 gram
6. Menthol
Untuk 20 gram
x 20 = 0,06 gram
Untuk 50 gram
x 50 = 0,15 gram
7. Metil Paraben
Untuk 20 gram
x 20 = 0,036 gram
Untuk 50 gram
x 50 = 0,09 gram
8. Propil Paraben
Untuk 20 gram
x 20 = 0,036 gram
Untuk 50 gram
x 50 = 0,01 gram
9. Aquadest
Untuk 20 gram
Untuk 50 gram
VI. METODE
ALAT:
1. Mortir
2. Stamper
3. Timbangan analitik
4. Beaker glass
5. Gelas ukur
6. Batang pengaduk
7. Sudip
BAHAN:
1. CMC Na
2. CaCO3
3. Gliserin
4. Na-Lauril Sulfat
5. Na-Sakarin
6. Menthol
7. Metil Paraben
8. Propil Paraben
9. Aquadest
CARA KERJA:
CMC Na 0,15 gram
PROSEDUR EVALUASI
No. Nama Uji
Alat
Prinsip Kerja
1.
Pengamatan
Evaluasi
kualitatif
Organoleptis
sediaan
gigi
yang
dilakukan
pasta yaitu
-
Bau
: menthol
Warna
: putih
dengan
cara
2.
Pengujian pH
- Indikator
kertas pH
Pengujian
- Viskotester
viskositas
lalu
pasangkan
spindel
pada
348)
4.
Pengujian daya
- Object glass
abrasif
- Mikroskop
5.
Pengujian
kemampuan
- Tabung
reaksi
berbusa
6.
Tes
- Mikroskop
homogenitas
Penentuan
ukuran
partikel
(Voigt R, 925)
7.
Daya sebar
- double plate
(Farmasi Fisik
2, 1036)
8.
Kemampuan
membersihkan
- Cangkang
telur
- Spidol
permanen
- Sikat gigi
sisi cangkang telur dengan sikat gigi selama 510 sapuan. Bilas dan amati cangkang telur
untuk melihat apakah warnanya sudah tehapus
atau tidak.
9.
Uji konsistensi
konsistensinya
dengan
cara
pasta
VII. PEMBAHASAN
Pada Praktikum kali ini kami melakukan pembuatan sediaan semisolid yaitu, pasta
gigi. Pada pembuatan pasta gigi ini kami menggunakan beberapa bahan-bahan yang kemudian
kami susun menjadi sebuah formula pasta gigi, formula yang kami buat, yaitu :
R/
Na-CMC
0,75 %
CaCO3
40 %
Gliserin
25 %
Na-Lauril Sulfat
4%
Na-Sakarin
0,2 %
Menthol
0,3 %
Metil Paraben
0,18 %
Propil Paraben
0,02 %
Aquadest
29,55 %
Pada Formula di atas ada Na-CMC, Na-CMC disini berfungsi sebagai pengikat, yaitu
untuk mempertahankan viskositas pasta agar diperoleh bentuk pasta yang tidak terlalu lembek
dan encer. Selanjutnya Kalsium Karbonat, disini kalsium karbonat berfungsi sebagai bahan
abrasive, yaitu menghilangkan plak dan penyebab timbulnya bakteri seperti partikel partikel
makanan yang menempel pada lapisan. Gliserin berfungsi sebagai Humektan, yaitu untuk
mempertahankan sediaan pasta agar tidak kering. gliserin memiliki multiple fungsi, dapat
digunakan sebagai humektan, pengawet dan pemanis. Dapat memberi rasa manis setelah rasa
pahit yang ditimbulkan oleh sakarin Na. Na-lauril sulfat berfungsi sebagai surfaktan. Nasakarin Sebagai pemanis. Menthol berfungsi untuk memberikan rasa segar di mulut dan bau
yang enak. Metil Paraben dan propil Paraben digunakan sebagai pengawet dan Aquadest
sebagai pelarut.
Pasta gigi disini dibuat dalam bentuk pasta karena suatu sediaan pasta karena sediaan
pasta lebih stabil daripada sediaan larutan. Pasta mengandung lebih sedikit air sehingga dapat
meminimalkan pertumbuhan bakteri dan juga sediaan pasta lebih acceptable karena
konsistensi pasta lebih padat sehingga ketika digunakan lebih nyaman, tidak meluber, bisa
menempel pada permukaan gigi sehingga dapat membersihkan permukaan gigi.
Setelah merancang formula seperti diatas kami membuat sediaan pasta gigi, pada
proses pembuatan diperoleh suatu sedian pasta gigi yang bagus pada awal pembuatan batch
kecil, setelah itu kami juga membuat batch besar juga tidak terdapat masalah, sediaan pasta
gigi yang kami buat tetap bagus.
reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan jari tangan lalu kocok sebanyak 25 kali dan diamati
ketinggian selama 30 menit. Didapatkan ketinggian busa pengocokkan 25 kali yaitu 8 cm,
dimana menandakan bahwa adanya Na Lauril Sulfat yang membuat pasta gigi kami berbusa.
Setelah 30 menit, ketinggian menjadi 6 cm. Namun, busa masih stabil sehingga
menguntungkan tidak cepat hilang saat dilakukan proses pembersihan gigi.
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menyebar di
dalam mulut. Uji dilakukan menggunakan sepasang lempeng kaca dimana bagian dasar
lempeng telah dilengkapi dengan skala yang nantinya dapat digunakan untuk menunjukkan
diameter penyebaran dari sediaan pasta gigi. Mula-mula 1 gram krim diletakkan tepat
ditengah lingkaran lempeng dan kemudian ditutup dengan lempeng kaca, mengamati diameter
penyebaran setelah 2 menit tambah beban 5 gram, menambah beban tiap 2 menit, terjadinya
pengingkatan diameter dan mengulangi hingga diameter tidak dapat bertambah lagi. Diameter
itulah penyebarannya dimana didapatkan diameter penyebaran pasta gigi kami sebesar 4,5 cm.
Uji konsistensi dilakukan agar memenuhi penerimaan konsumen dimana didapatkan
hasil pasta gigi mudah keluar dari tube dan mudah mempertahankan bentuk pasta gigi. Serta
mudah menempel ke bulu sikat.
Titik kritis yang mungkin dapat diambil dalam percobaan pasta gigi yakni:
Bahan harus diaduk hingga benar-benar larut, karena kelarutan akan mempengaruhi
tingkat kekerasan pasta gigi
komposisi dari CaCO3 harus diperhatikan sebab mempengaruhi pasta gigi yang
dihasilkan terlalu basa.
Pengaturan tingkat busa, daya sebar pasta gigi agar sesuai dengan pasta gigi komersial
VIII. KESIMPULAN
Dari penjelasan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa sediaan yang dibuat
cukup baik yakni dengan hasil evaluasi yang baik:
pH sebesar 8
Uji konsistensi didapatkan hasil pasta gigi mudah keluar dari tube dan mudah
mempertahankan bentuk pasta gigi
Medan: USU
Genco
RJ,
Goldman
HM,
Cohen
DW.
1990.
Contemporary
periodontics.
I.,
Pertiwi
dan
A.,
Halim.
2007.
Gambaran
Efek
Pasta
Gigi
yang