Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 3

PENDAHULUAN
Cabai

(Capsicum annuum L.) merupakan


salah satu sayuran penting yang
dibudidayakan secara komersial di
daerah tropika. Kegunaannya sebagain
besar adalah untuk keperluan rumah
tangga. Selain dikonsumsi dalam bentuk
segar, kering atau olahan, kegunaan lain
adalah untuk keperluan industri

Kandungan

Vitamin C pada buah cabai


cukup tinggi, sehingga hal ini merupakan
nilai tambah komoditas cabai. Daerah
penanamannya pun luas karena dapat
diusahakan dari dataran rendah sampai
dataran tinggi, sehingga banyak petani
di Indonesia bertanam cabai.

Permasalahan
Faktor

varietas yang ditanam mempunyai


daya hasil rendah.
Rentan terhadap serangan hama dan
penyakit

FOKUS PEMBAHASAN

KETAHANAN
TERHADAP PENYAKIT
CMV

CMV (Cucumber Mosaic Virus)


Dapat menyerang
pada fase
vegetatif dan
generatif

Dapat terbawa
benih atau vektor

Inang : Tembakau,
tomat, cabai, mentimun,
terong, buncis, kacang
tunggak, dan kacang
panjang.

Dapat menginfeksi
tanaman liar sekitar

Vektor Virus CMV

Gejala Serangan CMV

Ketersediaan Genetik
Penelitian

tentang cabai tahan CMV


belum banyak dilakukan sehingga
varietas tanaman cabai tahan CMV
masih sulit ditemukan.
Dan setelah dilakukan percobaan
menghasilkan 2 tanaman cabai tahan
yaitu varietas MK dan MS (Penelitian
Astuti, 2003).

Hal yang perlu diperhatikan sebelum


dilakukannya persilangan

Diperlukannya
tetua yang memiliki
sifat tahan penyakit
Dapat diturunkan
kepada
turunannya

Yang disilangkan :
Varietas MK (DONOR) x Varietas
Mutiara RB (RECURRENT)

Pemilihan

kedua varietas tersebut karena


varietas MK memiliki sifat ketahanan
terhadap CMV serta Mutiara RB memiliki
keunggulan dalam hal produktivitas yang
tinggi sehingga diharapkan selain memiliki
sifat ketahanan terhadap penyakit,
produktivitas yang dihasilkan nantinya
tinggi.

Metode Rekombinasi Genetik


Metode

rekombinasi
genetik
yang
digunakan adalah persilangan buatan
(hibridisasi). Karena hibridasi mempunyai
tujuan untuk memperoleh organisme
dengan sifat-sifat yang diinginkan dan
dapat bervariasi jenisnya. Kemudian
pada peristiwa hibridisasi akan diperoleh
kombinasi genetik melalui persilangan
dua atau lebih tetua yang berbeda
genotipnya.

PROSEDUR

Metode Seleksi

Metode seleksi yang digunakan adalah backcross,


karena metode backross merupakan cara yang
akurat dalam memperbaiki varietas yang telah
memiliki
sifat-sifat
yang
baik
tetapi
masih
memerlukan sedikit penambahan sifat karena
defisien sifat yang akan ditambahkan itu. Metode
backcross memerlukan suatu seri persilangan dan
suatu varietas yang sifat tertentunya akan diperbaiki
melalui seleksi.
Salah satu tetua yang akan digunakan dalam
backross adalah kultivar yang telah beradaptasi baik
dengan kondisi lingkungan setempat dan tetua
lainnya adalah galur donor yang membawa sifat
yang oleh si pemulia akan dipindahkan ke kultivar
lokal.

LAMPIRAN
Proses Persilangan (kastrasi)
Tetua Betina

Tetua Jantan

KESIMPULAN

Terima Kasih.....

Anda mungkin juga menyukai