213
DESKRIPSI SINGKAT
Pelayanan terhadap jamaah haji merupakan kegiatan yang memerlukan seni
dan keterampilan tersendiri, karena dilakukan dengan jumlah jamaah yang begitu
banyak serta dalam waktu yang bersamaan serta berada di negeri orang. Khusus
bagi tenaga kesehatan yang tergabung dalam Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)
memegang peranan yang sangat vital karena berurusan dengan keselamatan jiwa
jamaah. Disisi lain ratio jumlah tenaga kesehatan dan jumlah jamaah terlihat kurang
memadai, oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya TKHI harus mampu
memanfaatkan unsur-unsur jejaring kerja yang ada. Pemanfaatan unsur jejaring kerja
ini dapat optimal jika petugas kesehatan dapat mengembangkan tim kerja dengan
baik.
Pengembangan tim dalam jejaring kerja merupakan keterampilan tersendiri
yang
harus
dipersiapkan
melalui
pelatihan
sebelum
yang
bersangkutan
melaksanakan tugas. Dalam materi ini akan dibahas tentang (1) membangun tim
jejaring kerja pelayanan haji yang efektif, (2) mengembangkan pola pikir dalam
membangun komitmen jejaring kerja pelayanan haji dan (3) menyelesaikan konflik
dalam tim jejaring kerja pelayanan haji secara win-win
214
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan pengembangan jejaring
kerja Tim Pelayanan Haji secara efektif.
BAHAN BELAJAR
1. Instrumen Simulasi
2. Instrumen Penugasan Kelompok
3. Modul
216
fasilitator
melakukan
dapat
mengajak
kegiatan
untuk
Langkah 2 :
(apersepsi).
memfokuskan perhatian
Hal
ini
untuk
peserta
untuk
Langkah 3 :
Langkah 4 :
Jelaskan
langkah-langkah
dan
aturan
Tanyakan
pada
peserta
218
POKOK
Langkah 2 :
Menjelaskan
tim
kerja
efektif
dan
Langkah 3 :
Langkah 4 :
peserta
pembahasan
dan
untuk
melakukan
refleksi
hasil
penugasan 1.
Menyimpulkan makna pembelajaran dari
tugas 1
Langkah 5 :
Langkah 6 :
peserta
pembahasan
dan
untuk
melakukan
refleksi
hasil
penugasan 2
Menyimpulkan makna pembelajaran dari
219
tugas 2
POKOK
BAHASAN 2
Langkah 1 :
Pengembangan
pola
pikir
pengertian
polapikir,
bagaimana
Langkah 2 :
Langkah 3 :
220
POKOK
BAHASAN 3
Langkah 1 :
Langkah 2 :
Langkah 3 :
Melakukan
evaluasi
dengan
cara
memberikan
beberpa
pertanyaan
utuk
dijawab peserta
Langkah 2 :
jelas
sebelum
menutup
proses
pembelajaran
Langkah 3 :
membandingkan
seluruh
tujuan
Langkah 4 :
URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN
Konsep Dasar Tim Jejaring Kerja Yang Efektif
A. Prinsip Dasar membangun Tim Jejaring Kerja
Dalam membangun jejaring kerja dalam pelaksanaan tugas diperlukan adanya
prinsip-prinsip yang harus disepakati bersama agar terjalin kuat dan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip dasar tersebut di antaranya :
1.
Kesamaan Tujuan
Jejaring tim hendaknya dibangun atas dasar kesamaam tujuan yang akan
dicapai. Kesamaan tujuan menjadi motivasi dan perekat jejaring tim
tersebut. Petugas pendamping dalam penyelenggaraan ibadah haji
mempunyai tujuan akhir yang sama yakni menghantar jemaah haji
menjadi haji yang mabrur, sehingga jejaring tim ini dapat bersinergi untuk
mencapai tujuan yang sama.
2.
Kepercayaan (trust)
Setelah adanya kesamaan tujuan maka prinsip berikutnya adalah adanya
rasa saling percaya antar pihak yang berjejaringmenjadi sebuah tim.
222
Saling Menguntungkan
Asas saling menguntungkan merupakan pondasi yang kuat dalam
membanguntim jejaring. Jika dalam berjejaring ada salah satu pihak yang
merasa dirugikan ataupun merasa tidak mendapat manfaat lebih, maka akan
mengganggu keharmonisan dalam kerja sama tim. Antara pihak yang
berjejaring harus saling memberi kontribusi sesuai peran masing-masing dan
harus saling merasa diuntungkan dengan adanya jalinan jejaring yang
menjadi sebuah tim kerja
4.
5.
Komunikasi Dialogis
Komunikasi timbal balik dilaksanakan secara dialogis atas dasar saling
menghargai satu sama lainnya. Komunikasi dialogis merupakan pondasi
dalam membangun kerjasama dalam tim jejaring. Tanpa komunikasi dialogis
akan terjadi dominasi pihak yang satu terhadap pihak yang lainnya yang pada
akhirnya dapat merusak tim jejaring yang sudah dibangun.
223
unit
yang
terdapat
beberapa
individu,
yang
mempunyai
untuk
Tim Pelayanan Haji di kloter merupakan bagian dari Pelayanan Haji secara
keseluruhan, secara skema dapat digambarkan sebagai berikut :
227
Ka. Daker
Bidang Pelayanan
Bimb. Ibadah
Bidang Pelayanan
Umum
Seksi
YanKes
SEKTOR
Seksi
Yanum
Seksi
YanBimDah
Bidang Pelayanan
Kesehatan
Seksi Apt&
Alkes
Seksi
San-Sur
Sub Si Kes
BP Sektor
Apt. Sektr
Sansur Sktr
KLOTER
TPHI
TPIH
TKHI
ROMBONGAN
REGU
228
Kloter sebagai sebuah tim yang akan bertugas melayani jamaah haji dalam
melaksanakan prosesi ibadah terdiri dari :
1. TPHI (Tenaga Pembimbing Haji Indonesia)
Tenaga ini direkrut olehKementerian Agama dengan tugas pokok melayani
kebutuhan jamaah haji di kloter selama melaksanakan prosesi ibadah
2. TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia)
Tenaga ini terdiri dari dokter dan perawat/ bidan yang direkrut oleh
Kementrian Kesehatan dengan tugas memberikan pelayanan bidang
kesehatan semenjak embarkasi hingga debarkasi
3. Ka Rom (Ketua Rombongan)
Tenaga ini diambil dari jamaah haji yang diperkirakan mampu menjadi
pemimpin setiap 50 jamaah dalam melaksanakan prosesi ibadahnya
4. Ka Ru (Ketua Regu)
Tenaga ini diambil dari jamaah haji yang diperkirakan mampu menjadi pemimpin
setiap 10 jamaah dalam melaksanakan prosesi ibadahnya yang dikoordinasikan
dengan Ka Rom
Keberhasilan organisasi kloter ini sangat ditentukan oleh kerjasama diantara anggota
tim kloter dan antara tim kloter dengan jejaring kerja pelayanan jamaah haji secara
keseluruhan. Dalam tim kloter sebagai suatu tim kerja yang melayani 300 400
orang jemaah haji dituntut untuk bertanggung jawab secara penuh melalui peran dan
fungsi : membina, melindungi dan menghantar jemaah haji selama prosesi ibadah
haji. Oleh karena itu tim ini bukan hanya sebagai kelompok terbang semata,
melainkan harus memiliki keterikatan dan interaksi yang harmonis agar dapat
memacu terjadinya perubahan dari kelompok menjadi tim kerja efektif. Keterikatan
dan interaksi yang harmonis tersebut akan muncul dalam bentuk keterpaduan pola
pikir (way of Thinking), pola emosi dan motivasi (way of feeling) dan pola tindak (way
of Action) (Prajudi Atmosoedirdjo : 1989).
Adanya keterpaduan pola pikir, pola emosi, motivasi dan persepsi serta pola tindak,
229
akan memudahkan terjadinya titik temu berbagai keinginan dan interest tugas sektor/
kementrian masing-masing kedalam tujuan bersama (common goal), yakni
terlayaninya kebutuhan jemaah akan rasa aman, nyaman, dan kesehatan secara
optimal.
Masalah paling rawan dalam organisasi tim kloter adalah apabila keinginan dan
interest individu petugas dalam organisasi tim kloter saling menganggap dirinya yang
paling berkuasa terhadap suatu persoalan yang muncul atau sebaliknya justru lepas
tanggung jawab ketika terjadi
secara fakta petugas kloter hanyalah kumpulan beberapa orang yang masingmasing mempunyai otorita untuk mempertahankan kekuasaan sektor/ kementrian
masing-masing. Dengan demikian tujuan diadakannya Tim Petugas pendamping
Kloter menjadi sia-sia belaka, karena jamaah haji tidak akan mendapat pelayanan
sebagaimana mestinya. Bahkan lebih jauh yang akan terjadi adalah tiada hari tanpa
protes jamaah sebagai bentuk manifestasi rasa kekecewaannya terhadap pelayanan
petugas dan hal ini sangat merugikan citra bersama. Untuk mengantisipasi kejadian
di atas ada baiknya kita gunakan tujuh resep habits yang perlu dimiliki oleh individu
yang ingin memiliki keefektifan yang tinggi seperti yang diutarakan oleh Steven
Covey (1997) yaitu : (1) Pro aktif, (2) Mendahulukan yang utama, (3) Selalu memulai
dengan tujuan akhir, (4) Pendekatan menang-menang, (5) Berusaha mengerti orang
lain sebelum dimengerti oleh orang-orang lain, (6) Selalu menciptakan sinergi,
keterpaduan dan kebersamaan serta, (7) Selalu mengasah dan mengembangkan diri
baik fisik, sosial maupun nilai-nilai. Dari ketujuh habits tersebut yang menonjolkan
adanya Tim adalah pendekatan menang-menang (win-win), mengerti orang lain dan
selalu bersinergi.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu manusia perlu melaksanakan
kegiatan bersama secara efektif sehingga pekerjaan akan berjalan dengan efektif,
oleh karena itu diperlukan sebuah Tim yang efektif. Mengapa ada Tim yang mampu
bertahan lama dan ada yang tidak dapat bertahan lama? Apabila berbicara tentang
Tim, maka ada Tim yang dapat mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada
230
yang hanya bertahan beberapa hari saja. Untuk itu maka diperlukan suatu usaha
bersama secara optimal untuk menciptakan Tim yang dinamis.
Tim Dinamis adalah Tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi dengan
memanfaatkan segala energi yang ada dalam Tim tersebut untuk menghasilkan
sesuatu. Tim dinamis merupakan Tim yang penuh dengan rasa percaya diri, Tim
yang para anggotanya menyadarikekuatan dan kelemahannya untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Untuk mencapai tim dinamis seperti
yang diuraikan di atas maka sebaiknya setiap anggota hendaknya menyadari dan
memahami akan manfaat tim dinamis seperti berikut :
teknologi.
bagaimana
memberdayakan
Timnya,
sehingga
dalam
menganggap
bahwa
konflik
merupakan
suatu
wahana
untuk
pembelajaran hal-hal yang lebih positif. Segala konflik akan diselesaikan dengan
pendekatan secara terbuka dengan teknik kolaborasi.
Pembicaraannya secara asertif yakni bicara yang lugas, jujur tetapi tidak melukai
pihak lain. Masing-masing anggota kelompok saling memberi dan menerima
saran dari anggota kelompok yang lain, komunikasi dilakukan secara timbal balik
dan selalu berpikir untuk kepentingan bersama.
233
POKOK BAHASAN
Polapikir erat kaitannya dengan proses berpikir, berpikir adalah suatu kegiatan
mental yang melibatkan kinerja otak (Alek sobur, 2003). Di dalam berpikir setiap
individu menggunakan pola-pola pikir tertentu. Pola pikir adalah pola -pola dominan
yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak(Workshop Pengembangan
Jati Diri dan Pola Pikir Bagi para pejabatstruktural dan Fungsional, 2003).
Pola-pola yang dominan ini cenderung menetap dalam pikiran bawah sadar
seseorang (mind setting, LPCD, 2005).Pikiran bawah menurut Mel sandy dalam
bukunya The piece of mind dikatakan bahwa pikiran bawah sadar adalah gudang
dimana seluruh informasi tersimpan. Seluruh informasi, kejadian dan fenomena yang
pernah ditangkap melalui 5 indera akan menjadi pengalaman-pengalaman dalam
hidup yang direkam secara permanen pada pikiran bawah sadar. Pengalaman yang
direkam dalam pikiran bawah sadar inilah yang membentuk pola pikir seseorang.
Rekaman bawah sadar yang terekam dalam pikiran bawah sadar seseorang ini
dapat bersifat positif dan juga negatif.
Polapikir seseorang akan nampak ketika yang bersangkutan merespon, menanggapi
dan bertindak tentang kejadian/ fenomena yang tengah dihadapi. Dengan demikian
karakter, kebiasaan dan value/ norma yang ditampilkan saat ini merupakan cerminan
rekaman atau file yang sudah ada di dalam pikirannya. Lebih lanjut jika ingin
mempunyai polapikir yang ideal makaketika menghadapi suatu kejadian/ fenomena
tertentu sebaiknya apa yang dipikirkan jangan selalu ditanggapi dengan
menggunakan rekaman/ file yang sudah ada di pikiran kita, karena dapat melahirkan
234
Seorang anak pasti mewarisi watak dari kedua orang tuanya, dan terkadang
dominan ke salah satunya saja, contoh normal anak lelaki akan mewarisi cara
berpikir ayahnya yang mampu bekerja keras dan bertanggung jawab terhadap
keluarga.Sedangkan anak perempuan biasanya mewarisi cara berpikir ibunya
yang lembut dan penuh dengan kasih serta mengatur rumah. Namun demikian
adakalanya terjadi penyimpangan, hal ini dapat dikarenakan adanya keadaan
yang tidak normal baik secara fisik dan psikologis. Kejadian-kejadian yang bertubitubi dan dalam jangka waktu lama secara intens dapat membentuk polapikir yang
menyimpang, misalkan anak lelaki berkarakter seperti perempuan atau
sebaliknya. Hal ini dikenal dengan proses imprint, yakni peristiwa masa lalu yang
sangat membekas
2. Bersumber dari proses penanaman (imprint).
235
persyaratan kondisi tertentu. Jika polapikir yang digunakan masih bertumpu pada
polapikir masing-masing tanpa mau beranjak dari kondisi semula (Iam in my
position) komitmen yang terbangun hanya sebatas formalitas saja. Untuk itu 6
(enam) kondisi di bawah ini harus diciptakan secara sungguh-sungguh agar
komitmen tim jejaring kerja dapat terwujud senyatanya.
1.
Informasi membingungkan
2.
tugas dan fungsinya. Untuk itu ruang pilihan untuk berbeda tetap masih
diperlukan sepanjang masih dalam koridor kesepakatan bersama.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara optimal
jika terkait dengan kebebasan pilihan terjadi hal-hal seperti di bawah ini :
3.
Trust, :Dalam tim jejaring kerja harus berkembang budaya saling dapat
dipercaya dan saling dapat mempercayai. Saling mempercayai sesama
anggota tim akan memunculkan rasa senasib sepenanggungan. Hal ini
dibutuhkan karena dalam tim jejaring kerja terdiri dari berbagai macam
unit kerja yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang beraneka ragam
yang memerlukan sumber daya yang berbeda-beda. Dalam kaitan ini
komitmen akan terwujud jika masing-masing anggota tim/ mitra jejaring
kerja saling mempercayai terutama dalam hal penggunaan sumberdaya,
durasi waktu yang dibutuhkan, tingkat kesulitan pelaksaan tugas dsb.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan kepercayaan terjadi hal-hal seperti di
bawah ini :
238
4.
5.
wewenang
termasuk
delegasi otoritas.
Atau
terkadang
6.
Anggota tim tidak diberi peluang untuk sumbang saran (buah pikiran)
241
POKOK BAHASAN
Penyelesaian Konflik Dalam Tim Jejaring Kerja
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa konflik terkait dengan
persepsi pihak yang bersangkutan yang merasa kepentingannya dihalang-halangi
atau akan dihalang-halangi, terlepas dari ada atau tidak ada halangan tersebut
secara nyata. Apabila konflik ini kita biarkan maka akan menghancurkan kemajuan
Tim, tetapi konflik juga dapat mengarahkan pada pengambilan keputusan yang baik
bila dikelola dengan baik dan tepat.
Menurut Bolton dalam bukunya Manajemen Konflik sumber-sumber yang biasanya
dapat memicu terjadinya konflik diantaranya sebagai berikut:
Menghalangi pencapaian sasaran perorangan;
Kehilangan status;
Kehilangan otonomi atau kekuasaan;
Kehilangan Sumber-sumber;
Merasa diperlakukan tidak adil;
Mengancam nilai dan norma;
Perbedaan persepsi
dan lain-lainnya.
Hasil dari suatu konflik tergantung pada bagaimana mengelolanya. Untuk itu perlu
mengenali isyarat isyarat adanya konflik tersebut secara dini sebagai berikut :
Anggota Tim memberikan komentar dan saran dengan penuh emosi .
Anggota Tim menyerang gagasan orang lain sebelum gagasan tersebut
dijelaskan secara tuntas
Anggota Tim saling menuduh bahwa mereka tidak memahami masalah yang
sebenamya
Anggota Tim selalu menolak untuk berkompromi
Anggota Tim saling menyerang secara langsung pada pribadinya
243
teguh
pada
posisinya
(Im
in
my
position)
mengakui adanya suatu konflik maka masalah tidak akan terpecahkan. Tim yang
dinamis akan membahas konflik secara dini karena kearifan dari semua pihak sangat
diperlukan.
lain, tetapi yang utama adalah mampu bekerja sarna secara efektif.
Konflik yang gagal dikelola dengan baik maka akan berdampak terhadap keefektifan
suatu Tim sehingga produktivitas Tim akan menurun. Sebaliknya konflik akan
246
menjadi sehat apa bila pihak-pihak yang terlibat mau menjajaki ide-ide baru, menguji
posisi dan keyakinan mereka serta memperluas wawasan imajinasi mereka. Konflik
yang ditangani secara konstruktif akan merangsang anggota Tim lebih kreatif
sehingga akan memperoleh hasil yang terbaik. Oleh karena itu setiap anggota Tim
dalam menghadapi suatu konflik menurut Robert B. Maddux dalam bukunya Team
Building mengklasifikasikan ke dalam 5 (lima) gaya tanggapan sebagai berikut:
GAYA
CIRI PERILAKU
Tidak mau
berkonfrontasi.
Menghindar
Mengabaikan atau
melewatkan pokok
permasalahan.
Menyangkal bahwa hal
tersebut merupakan
masalah
Mengakomodasi
Bersikap menyetujui
dan tidak agresif
Kooperatif bahkan
terkadang dengan
mengorbankan
keinginan priadi.
ALASAN
PENYESUAIAN
Perbedaan yang ada
terlalu kecil atau terlalu
besar untuk diselesaikan.
Usaha penyelesaian
mungkin mengakibatkan
rusaknya hubungan atau
justru menciptakan
masalah yang lebih
kompleks
Tidak sepadan risikonya, jika
mengambil resiko justru akan
merusak hubungan dan
menimbulkan ketidakselarasan secara
keseluruhan
Menang/Kalah
Konfrontatif, menuntut
dan agresif
Harus membuktikan
superioritas
Paling benar secara etis
dan profesi.
247
GAYA
CIRI PERILAKU
Kompromi
Mementingkan
pencapaian sasaran
utama semua pihak
serta memelihara
hubungan baik.
Agresif namun
kooperatif
Penyelesaian Masalah
(Kolaborasi win-win)
ALASAN
PENYESUAIAN
Tidak ada ide perorangan
yang sempurna.
Seharusnya ada lebih
dari satu cara yang baik
dalam melakukan
sesuatu.
Anda harus barkorban
untuk dapat menerima.
Jika pihak-pihak yang terlibat
mau membicarakan secara
terbuka pokok
permasalahannya, biasanya
solusi yang saling
menguntungkan dapat
ditemukan tanpa satu
pihakpun merasa dirugikan.
248
REFERENSI
1.
2.
3.
4.
5.
249
LAMPIRAN PENUGASAN
PENUGASAN 1 :
SALING TOLERAN
Deskripsi :
Dalam membangun sebuah team diperlukan banyak kondisi tertentu diantaranya
adanya saling memiliki rasa toleransi diantara anggota team. Exercise ini akan
menunjukkan betapa pentingnya saling toleransi terhadap sesama anggota team
untuk mencapai tujuan bersama tanpa menyalahkan dan menyamaratakan
kemampuan anggota dalam mengahdapi permasalahan. Dengan adanya saling
toleransi, maka akan dapat dicapai kesepahaman, keserasian dan banyak hal yang
membuat soliditas team dalam bekerja sama.
Proses :
a. Fasilitator meminta 4 (empat ) orang peserta maju ke depan berdiri 2 sejajar
saling berhadapan dengan jarak antar individu sekitar 1 1,5 meter
b. Diberikan lembar soal yang berbeda : Soal A untuk peserta pertama, soal B
untuk peserta kedua, soal C untuk peserta ke tiga dan Soal D untuk peserta
keempat. Soal harus diselesaikan dalam waktu 1 (satu) menit tanpa alat hitung
(calculator)
c. Setelah waktunya habis di tanyakan Apakah sudah selesai? dan yang sudah
selesai diminta oleh fasilitator
d. Beri tambahan waktu untuk menyelesaikan, sampai yang bersangkutan
menyerah
250
1+5+7=.....
1 X5 : 7 = . . . . .
3+7+6=.....
3 X 7 :6 = . . . . .
4+3+2=.....
4 X3 : 2 = . . . . .
2+5+4=.....
2 X 5 :4 = . . . . .
5+1+2=.....
5X1:2=.....
1 :5X7=.....
0,1 : 5 X 7 = . . . . .
3 :7X6=.....
0,3 : 7 X 6 = . . . . .
4:3X2=.....
0,4 : 3 X 2 = . . . . .
2:5X4=.....
0,2 : 5 X 4 = . . . . .
5 :1X2=.....
0,5 : 1 X 2 = . . . . .
(cepat
251
Perlu disadari dengan seksama bahwa dalam jalinan jejaring team kerja terdiri
dari beberapa latar belakang pendidikan, budaya kerja dan profesi yang
berbeda, untuk itu dialog tugas harus senantiasa dikedepankan
Jejaring team kerja team pendamping kloter jemaah haji yang solid akan
membudayakan rasa saling toleransidan saling membantu menyelesaikan
masalah agar tujuan bersama dapat tercapai dengan cepat, yakni
menghantar jemaah haji menjadi haji yang mambrur
252
PENUGASAN 2:
SUKSES BERSAMA
Deskripsi :
Pengembangan team jejaring kerja memerlukan prinsip adanya kesamaan tujuan
dan saling menguntungkan sehingga hasil yang akandicapai lebih efisien dan efekif
karena adanya proses sinergisme.
Exercise ini akan menunjukkan betapa pentingnya saling memberikan dorongan
untuk bersinergi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Sebaliknya jika tidak saling
memberikan dorongan dalam arti jalinan jejaringnya kurang adekuat, maka yang
didapat hanyalah individu-individu yang mengejar tujuan masing-masing. Jika hal ini
yang terjadi maka pencapaian tujuan
Proses :
a. Fasilitator meminta2 pasang (empat orang ) peserta maju ke depan untuk
duduk di lantai saling beradu punggung (bersentuhan) dan tangan saling
mengait ke belakang.
b. Selanjutnya dengan hitungan ketiga dari fasilitator pasangan tersebut
berusaha berdiri dengan jalan saling mendorong punggung pasangan yang
ada di belakangnya sehingga dapat berdiri bersama.
c. Kunci sukses pasangan akan berdiri dengan cepat dan sempurna jika :
Saat saling mendorong punggung dalam waktu yang bersamaan
Kekuatan mendorong punnggung harus memperhitungkan kekuatan
pasangan yang ada di belakangnya (tergantung berat badan dan tinggi
badan)
253
dapat
menghantar jemaah
dan petugas
254
PENUGASAN 3 :
INFORMASI YANG VALID(VALID INFORMATION)
Deskripsi :
Salah satu sysrat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata pada proses kegiatan jejaring harus tersedia informasi yang valid. Informasi
yang valid harus dipandang sebagai sesuatu yang bernilai tinggi karena sebagai
bahan pengambilan keputusan tim untuk melangkah pada step berikutnya. Informasi
yang tidak valid (asumsi) akan menyesatkan dan mengurangi tingkat kepercayaan
individu pada team.
Pada exercise ini peserta akan dihadapkan pada situasi yang harus memilih dan
biasanya peserta akan cenderung berargumentasi menggunakan asumsi seperti
biasanya. Padahal ketika mereka mengerjakan exercise ini rata-rata dibenak mereka
sudah terlintas untuk memeberikan jawaban yang sebenarnya, namun karena
mereka takut dianggap tidak mampu, maka yang terjadi mereka menggunakan
anlisis asumsi. Hasil akhir dari analisis yang menggunakan asumsi ini sebenarnya
akan menyesatkan jika digunakan sebagai dasar komitmen, karena semuanya
serba kira-kira.
Proses :
a. Fasilitator membagikan lembar penugasan 3 yang harus dikerjakan secara
mandiri, tidak diperkenankan berdiskusi.
b. Lembar jawaban di tuliskan pada potongan kertas kecil yang dibagikan oleh
faslitator lengkap dengan nama peserta
c. Waktu mengerjakan maksimal 5 menit, setelah selesai dikumpulkan
d. Fasilitatator merekap lembar jawaban menjadi 3 (tiga) kelompok yang ditulis
di papan tulis berapa jumlah masing-masing jawaban :
255
256
b.
c.
d.
e.
f.
Makna Pembelajaran
Dalam membangun komitmen team jejaring membutuhkan POLAPIKIR IDEAL
dalam memberikan dan menyediakan INFORMASI YANG VALID :
Kelompok Jawaban 1 : Jawaban umur dr. Mabrur dengan ANGKA PASTI
Tidak benar dan tidak valid polapikir yang yang digunakan tidak
ideal karena apa yang dipikirkan tidak sama dengan kenyataan . Umur
dr Mabrur tidak dapat diketahui karena tanggal lahirnya tidak diketahui
jawaban (angka pasti) yang dituliskan merupakan hasil reka-reka
(asumsi). Jika kebiasaan ini (asumsi) sering terjadi pada team jejaring,
257
antarayang
dituliskan merupakan jawaban yang mengambil umur termuda (32) dan tertua
(76) dan ini merupakan jawaban aman. Jika kebiasaan ini (jawaban aman)
sering terjadi pada team jejaring, maka komitmen yang dibangun akan rapuh
karena hanya cari aman saja, tidak dapat digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan.
Kelompok Jawaban 3 : Jawaban umur dr. Mabrur tidak dapat diketahui
dengan pastijawaban benar dan valid karena tidak ada data tentang
tanggal lahirnya polapikir yang yang digunakan ideal karena apa yang
dipikirkan sama dengan kenyataan Jika kebiasaan ini (jawaban jujur) sering
terjadi pada team jejaring, maka komitmen yang dibangun akan
tangguh
karena kejujuran dalam memberikan informasi apa adanya, kalau tidak tahu
katakan tidak tahu.
258
EXERCISE PENUGASAN 3
KLOTER 44 SUB
Dr Mabrur lulusan FK Unair berasal dari RSUD Blitar adalah salah satu TKHI musim
haji tahun 1433 H pada Kloter 44 SUB. Jemaah dikloter ini berjumlah 350 orang
dengan kondisi risti 47%. Pada Manifest tertera bahwa seluruh anggota Kloter 44
SUB termasuk TKHI rentang usia termuda 32 dan yang tertua 76 tahun. Dr. Mabrur
didampingi oleh 2 orang perawat yang berumur relatif lebih muda darinya , yakni
Perawat Hamdi berumur 32 tahun dan Neti berumur 38 tahun.Sebelum berdinas di
RSUD Blitar dr. Mabrur pertama kali bekerja sebagai dokter PTT Puskesmas di
Larantuka NTT selama 2 tahun dan kotrak PTT untuk tahun ke 3 tidak diteruskan lagi
karena beliau ingin kembali ke Pulau Jawa menjadi doter RS Swasta.Tahun 2001
beliau diterima menjadi PNS dan ditempatkan di salah satu Puskesmas wilayah
Kabupaten Blitar, selang Lima tahun kemudian dipindahkan ke RSUD Blitar sampai
sekarang.
259
PENUGASAN 4 :
TERSEDIA PILIHAN (CHOICE)
Deskripsi :
Salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata
Proses :
a. Fasilitator membagikan lembar penugasan 4 yang harus dikerjakan secara
mandiri, tidak diperkenankan berdiskusi.
b. Peserta harus memlih satu diantara dua belas gambar yang tersedia dengan
ketentuan : PILIH GAMBAR YANG PALING BERBEDA dan SEBUTKAN
ALASANNYA.
c. Lembar jawaban dengan menuliskan salah satu angka yang ada di dua belas
pada potongan kertas kecil yang dibagikan oleh faslitator lengkap dengan
nama peserta
260
KOMITMEN
262
EXERCISE PENUGASAN 4
PILIH SALAH SATU BENTUK GAMBAR DI BAWAH INI DAN JELASKAN
ALASANNYA
10
11
12
263
PENUGASAN 5 :
SALING PERCAYA DAN MEMPERCAYAI (TRUST)
Deskripsi :
Salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata harusterjadi budaya saling mempercayai dan dapat dipercaya. Budaya ini
perlu ditumbuhkan karena jika tidak, maka komitmen yang di bangun hanya tumbuh
sebatas ucapan saja, karena sebenarnya suasana yang dominan hanya rasa saling
curiga terhadap setiap langkah kegiatan dari team.
Pada exercise ini peserta akan mendapat pengalaman nyata betapa sulitnya secara
ikhlas mempercayai orang lain. Walupun di mulut terucap percaya tetapi
kenyataanya masih terbersit pada pikiran apakah teman saya ini dapat dipercaya?
dan apakah ia tidak akan mencelakakan saya?. Disisi lain peserta juga mendapat
pengalaman bagaimana rasanya menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh
teman, mungkin muncul rasa kekhawatiran apakah saya mampu menerima
kepercayaan teman saya ini?. Dengan demikian ia akan mempersiapkan diri
berusaha memenuhi harapan teman yang telah mempercayai itu.
Jika budaya saling percaya dan dapat dipercaya ini tumbuh, maka rasa komitmen
menjadi kebutuhan dalam menjalin jejaring kerja team.
Proses :
a. Minta 9 orang peserta maju ke depan untuk berdiri melingkar dansalah satu
peserta bediri di tengah. Posisi berdir melingkar saling merapatkan bahu/
pundak
b. Peserta yang berdiri melingkar mengambil sikap kuda-kuda yang siap
menerima beban yang datang di depannya
264
265
Makna Pembelajaran
Polapikir yang dibangun adalah menjatuhkan badan secara bebas akan dapat
dilakukan dengan ikhlas karena apa yang dipikirkan: Percaya bahwa teman
yang menerima tidak akan mengkhianatinya (dapat dipercaya). Sedangkan
pihak yang menerimapun percaya bahwa ia mampu menahan berat badan
teman yang menjatuhkan badannya. Walupun berat ia akan berusaha agar
teman tidak jatuh, untuk membuktikan bahwa ia layak dipercaya. Saling
percaya dan mempercayai syarat mutlak tumbuhnya komitmen
266
PENUGASAN 6 :
SALING KETEREBUKAAN (OPENNESS)
Deskripsi :
Salah satu syarat yang untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja
secara nyata pada proses kerja jejaring harus terjadi kesediaan hati yang tulus untuk
saling membuka diri tentang siapa diri kita, apa saja yang kita mampu kerjakan/ tidak
mampu kerjakan, sumber daya apa saja yang kita miliki dan bersedia di kritisi jika
yang kita lakukan kurang berkenan dimata mitra jejaring.
Pada exercise ini peserta akan mendapat pengalaman nyata tentang bagaimana
rasanya saling terbuka tentang sumber daya yang dimilikinya untuk diserahkan
kepada orang lain demi tercapainya/ terselesaikannya pekerjaan orang lain itu. Hal
yang sama juga dirasakannya, bahwa ia juga mengharapkan orang lain mau terbuka
terutama masalah sumber daya yang dilikinya untuk diminta guna menyelesaikan
pekerjaannya. Dengan exercise ini peserta juga akan merasakan betapa rumit dan
sulitnya menyelesaikan pekerjaan jika diantara mitra jejaring tidak bersedia saling
terbuka satu sama lainnya, khususnya tentang ketersediaan sumber daya. Jika
suasana saling keterbukaan secara ikhlas ini telah terjadi, maka rasa komitmen untuk
saling bekerjasama menjadi sebuah kebutuhan bersama.
Proses :
a. Seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok secara bebas dan mengambil posisi
duduk berkelompok saling berjauhan dibagikan sebuah amplop
b. Amplop berisi 8 (delapan) keping/ potongan kertas karton dengan berbagai
ukuran dan bentuk. Secara berdiskusi susunlah potongan puzel menjadi
sebuah bentuk yang mempunyai makna/ yang umum dibuat orang
267
c. Jika kelompok merasa ada yang kurang atau tidak sesuai boleh di tukar tetapi
dengan aturan :
Hanya ketua kelompok yang boleh menukarkan potongan puzel kepada
kelompok lain dan diatur oleh fasilitator transaksi one by one ( tukar satu
mendapat satu) dan hanya terjadi di pasar tengah kelas (bukan pada meja/
posisi salah satu kelompok)
Sesudah terjadi transaksi kembali ke kelolmpoknya masing-masing untuk
meneruskan pekerjaan
Jika masih belum selesai masih dapat lagi dilakukan transaksi di pasar yang
diadakan oleh fasilitator, demikian seterusnya, sampai pasar tidak ada lagi
transaksi
Penilaian dilakukan oleh fasilitator dengan mlihat sususan puzel yang
membentuk bujur sangkar dan menggunakan penggaris untuk diverifikasi
ukurannya sesuai dengan ukuran yang seharusnya :
Amplop 1 : 15 cm X 15 Cm
Amplop 2 : 17 cm X 17 Cm
Amplop 3 : 19 cm X 19 Cm
Amplop 4 : 21 cm X 21 Cm
269
EXERCISE PENUGASAN 6
Keterangan :
1.
Dibuat 4 buah bujur sangkar dari kertas karton tebal dng ukuran:
Bujur sangkar A : 15 cm X 15 Cm
Bujur sangkar B : 17 cm X 17 Cm
Bujur sangkar A : 19 cm X 19 Cm
Bujur sangkar A : 21 cm X 21 Cm
2.
PENUGASAN 7 :
TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY)
Deskripsi :
Pemberian tanggung jawab dan delegasi wewenang yang merata pada seluruh mitra
jejaring merupakan salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim
jejaring kerja secara nyata.
Seseorang yang tidak diberikan tanggung jawab secara spesifik dan tidak pernah
dimitai pertanggung-jawabannya secara berkala atas apa yang telah dikerjakannya
akan melemahkan rasa komitmen terhadap kerja kelompok. Hal ini mudah dipahami
karena yang bersangkutan akan merasa keberadaannya di team jejaring kerja
hanya sebagai pelengkap saja, sehingga ia tidak perlu perlu berkontribusi secara
penuh dan lama-lama komitmen menjadi pudar.
Exercise ini akan memberi pengalaman kepada peserta betapa pentingnyamembagi
tanggung jawab dan delegasi wewenang secara merata kepada seluruh anggota
sesuai dengankapasitasnya masing-masing. Kelompok akan merasakan betapa
sulitnya melaksanakan pekerjaan secara sendiri (tanpa delegasi wewenang) atau
betapa sulitnya menyelesaikan pekerjaan jika ada anggota yang tidak mau
bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan kepadanya.
Proses :
a. Seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok secara bebas dan mengambil posisi
berdiri berkelompok saling berjauhan melingkar menghadap meja.
b. Di atas meja telah termpampang 2 lembar kertas karton ukuran 50 cm X 50 cm,
yang satu kosong dan yang satunya lagi bergambar logo Kementrian Kesehatan
(Bakti Husada)
271
Tanyakan pada anggota kelompok yang mendapat bagian yang paling sulit,
Bagaimana perasaannya?
d. Bagaimana peran, fungsi dan tanggung jawab
pelaksanaan kerja?
e. Adakah anggota kelompok yang kurang serius dalam melaksanakan tugas
menggambar bagian logo yang menjadi tanggung jawabnya?
f. Bagaimana peran anggota kelompok yang sudah selesai melaksanakan tugas
menggambar bagian logo yang menjadi tanggung jawabnya?
Makna Pembelajaran :
Polapikir yang dikembangkan dalam exercise ini adalah pembagian tanggung
jawab dan delegasi wewenang pada setiap anggota team jejaring kerja untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai pembagian tugas yang tyelah disepakati. Untuk
membangun komitmen salah satu syarat yang perlu diperhatikan adalah diberi
wewenang/ tanggung jawab dan mampu mempertanggung jawabkan hasil
kerjanya. Jika seseorang tidak diberikan wewenang/ tugas yang jelas dan dimintai
pertanggung jawabannya, maka ia sebagai anggota team jejaring kerja sulit untuk
berkomitmen optimal.
273
PENUGASAN 8 :
KETERLIBATAN (INVOLVEMENT)
Deskripsi :
Pelibatan total setiap anggota tim jejaring ini sangat berpengaruh pada
derajat komitmen yang berhasil dibangun, karena semakin sedikit pelibatan
anggota tim jejaring akan semakin rendah derajat komitmen yang dilakukan
oleh yang bersangkutan. Pada exercise ini akan memberikan pengalaman
belajar tentang bagaimana sulitnya mencapai tujuan jika ada beberapa pihak
tidak melibatkan diri secara penuh. Atau dengan kata lain hanya hadir
secara fisik tetapi tidak berkontribusi terhadap penyelesaian pekerjaan,
bahkan cenderung merepotkan.
Proses :
a. Seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok secara bebas dan mengambil posisi
berdiri berkelompok saling berjauhan.
b. Setiap kelompok melingkar mengelilingi 3 (tiga) buah botol air mineral diberi etiket
A, B dan C yang berada di tengah lingkaran
c. Botol diisi air
ketika
matanya
terbuka
semua
dapat
dengan
cepat
memasukkan pensil?
d. Apa makna mata ditutup pada exercise ini?
Makna Pembelajaran :
Salah satu syarat terakhir dari komitmen adalah keterlibatan penuh dengan kata
lain secara fisik hadir dan berkontribusi sesuai peran dan tugasnya masing-masing.
Polapikir yang dipraktikkan dalam exercise ini adalah akan sulit untuk menyelesaikan
tugas dan mencapai tujuan bersama dalam team jejaring kerja jika mitra kerja yang
hanya hadir secara fisik dalam jumlah yang besar tetapi tidak berkontribusi secara
nyata, bahkan cenderung menghambat. Tetapi jika
seluruhmitra team jejaring kerja hadir secara fisik dan berkontribusi penuh
(involvement), maka penyelesaian tugas menjadi mudah dan dapat mencapai tujuan
dengan cepat.
275
PENUGASAN 9 :
PENYELESAIAN KONFLIK
Deskripsi :
Dalam suatu Tim Jejaring Kerja Pelayanan Haji yang berinteraksi satu sarna lain
TPHI, TPIH dan TKHI dalam mencapai tujuan menghantar jemaah menjadi haji yang
mabrur hampir selalu mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan Pendapat yang
berlarut-larut akan menyebabkan konflik. Anggota Tim perlu memahami bahwa
konflik atau ketidak-sepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dan tidak
memiliki sifat baik atau buruk karena pada dasarnya konflik bersifat netral.
Agar terhindar dari efek negatif konflik, maka pada exercise ini kita perdalam hal-hal
apa saja yang dapat menimbulkan konflik ketika team jejaring kerja pelayanan haji
saling bekerjasama dan bagaimana pula cara penyelesaiannya secara win-win
solution.
Proses
a. Seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok secara bebas dan mengambil posisi
duduk berkelompok.
b. Diberikan tugas untuk berdiskusi selama 20 menit tentang :
Hal-hal apa saja dalam bertugas melayani jemaah haji team jejaring kerja
(TKHI, TPHI, TPIH dan Ketua Rombongan) yang diperkirakan dapat
menimbulkan konlik
Mencari akar penyebab konflik yang terjadi di atas
Bagaimana cara menyelesaikan konflik di atas
276
c. Setelah selesai dipresentasikan dan ditanggapi oleh kelompok lain tetapi tidak
disanggah, hanya boleh minta klarifikasi saja.
Makna Pembelajaran
Tidak setiap orang merespon adanya konflik dengan cara yang sama, respon-respon
tersebut antara lain : (1) konfrontasi agresif, (2) melakukan manufer negatif, (3)
penundaan terus menerus serta (4) bertempur secara pasif. Namun terkadang ada
pula anggota Tim meresponnya dari segi positif dan apabila hal ini yang terjadi maka
pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif.
277