Glukosa Darah
GDS = 70 150 mg/dl
Sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
70% pemakaian glukosa berlangsung di otak
Pembentukan Glukosa : Glikogenolisis &
glukoneogenesis di hati, hormon glukagon
dan adrenalin
Penyimpanan Glukosa : Glikogenosis, horman
insulin
Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh
pankreas
Definisi
Kadar glukosa darah rendah/ terlalu rendah
(< 70 mg/dl)
Timbul gejala GDS < 50 mg/dl
Otak merupakan organ yang sangat peka
terhdap kadar gula darah yang rendah.
Otak memberikan respon terhadap kadar gula
darah yang rendah melalui sistem saraf
tidak sadar koma hipoglikemia
Kematian dapat terjadi karena keterlambatan
dalam pengobatan
Etiologi Hipoglikemia
Faktor Predisposisi
A. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien
pengurangan/keterlambatan makan
kesalahan dosis obat
latihan jasmani yang berlebihan
nefropati diabetik
hari-hari pertama persalinan
penyakit hati berat
gastroparesis diabetik
latihan jasmani yang berlebihan
penurunan kebutuhan insulin
penyembuhan dari penyakit
Faktor Predisposisi
Gejala-gejala
Fase I, gejala-gejala akibat aktivasi pusat
autonom di hipotalamus sehingga hormon
epinefrin dilepaskan. Pasien masih sadar
sehingga dapat diambil tindakan yang perlu
untuk mengatasi hipoglikemia lanjut, : lapar,
lemas, keringat dingin, mengantuk , mata
berkunang-kunang
Fase II, gejala-gejala yang terjadi akibat mulai
terganggunya fungsi otak, karena itu
dinamakan gejala neurologis. : tidak sadar
(coma)
Pemeriksaan Penunjang
Penanganan Segera
Harus cepat dilakukan.
Kondisi pasien sadar, minum larutan gula 1030 g.
Pasien tidak sadar bolus dekstrosa 15-25
g. Bila tindakan tersebut belum dapat
dilakukan, dioleskan madu atau sirup ke
mukosa bibir / mulut .
Pemberian dekstrosa diteruskan dengan infus
dekstrosa 10%
Monitor glukosa darah setiap 3-6 jam sekali
dan kadarnya dipertahankan 90-180 mg%.
Komplikasi
Edema serebri pengobatan dengan manitol
atau deksametason.
Dosis manitol 1,5-2 g/kg BB diberikan setiap
6-8 jam. Dosis awal deksametason 10 mg
bolus dilanjutkan 2 mg setiap 6 jam.
Pasien tetap mendapat infus dekstrosa 10%
dan glukosa darah di sekitar 180 mg%,
Hindari fluktuasi kadar glukosa yang besar
karena akan memperberat edema serebri. Bila
koma berlangsung lama perlu diberikan
insulin dalam dosis kecil.
Definisi :
Patofisiologi HONK
Patofisiologi KAD
Manifestasi Klinis
Penanganan HONK
1. Rehidrasi :
a. NaCl isotonik atau hipotonik normal,
diguyur 1.000 ml/jam diperhitungkan
kekurangannya dan diberikan
dalam 12-48
jam. Pemberian cairan isotonik harus
dipertimbangkan untuk pasien dengan gagal
jantung, penyakit ginjal, atau hipernatremia.
b. Glukosa 5% diberikan pada waktu kadar
glukosa darah sekitar 200-250 mg%. Infus
glukosa 5% harus disesuaikan untuk
mempertahankan kadar glukosa darah 250-300
mg% agar resiko edema serebri berkurang.
2. Insulin
3. Kalium
4. Menghindari infeksi sekunder.
Pemberian Cairan
Dehidrasi dan hiperosmolaritas
dengan NaCl 0,9% atau NaCl 0,45%
1-2 liter dalam jam pertama. Bila
kadar glukosa < 200 mg% maka perlu
diberikan larutan mengandung
glukosa (dekstrosa) 5% atau 10%).
Pedoman untuk menilai hidrasi adalah
turgor jaringan, tekanan darah,
keluaran urin, dan pemantauan
keseimbangan cairan.
Insulin
Insulin baru diberikan pada jam kedua.
10 UI IV Bolus, insulin regular dengan laju
2-5 UI/jam (Syringe Pump)
Bila kadar glukosa turun sampai 200 mg/dl
atau kurang, laju larutan insulin dikurangi
menjadi 1-2 UI/jam dan larutan rehidrasi
diganti dengan glukosa 5%.
Kalium
Awalnya Kadar ion K+ serum meningkat
Pemberian cairan dan insulin mengatasi
keadaan hiperkalemia.
Glukosa
Setelah rehidrasi awal dalam 2 jam pertama,
kadar glukosa darah akan turun.
Pemberian insulin penurunan kadar
glukosa sekitar 60 mg% per jam.
Bila kadar glukosa mencapai 200 mg%
dimulai infus yang mengandung glukosa.
Perlu diingat bahwa tujuan terapi KAD bukan
untuk menormalkan kadar glukosa tetapi
untuk menekan ketogenesis.
Bikarbonat
QUIS
1.
2.
3.
4.
5.