Anda di halaman 1dari 13

ANTENATAL CARE (diagnosa pra kelahiran) wordpress.

com/2007/06/28/antenatal-carediagnosa-pra-kelahiran/ - 17k -

Juni 28, 2007 hahahihihuhu


Dengan kemajuan ilmu kedikteran saat ini, kini calon ibu tak pelu lagi cemas dan
bertanya-tanya Apakah kelak bayiku akan lahir sehat dan normal? Sebab kini sudah
ada Metode pendeteksian yang melibatkan pemeriksaan rutin sejak masa kehamilan dini.
Pemeriksaan yang disebut sebagai Antenatal care. Sebuah tes yang dapat membantu calon
orangtua untuk mendapatkan mendiagnosa kecenderungan bayi lahir cacat atau normal.
Sehingga jika ada kemungkinan ketidaknormalan pada janin calon orangtua serta dokter
yang menangani dapat segera mengambil tindakan.
Tes apakah dan apa sajakah itu?
1. Tes darah
Jenis pemeriksaan ini dianjurkan dokter setelah Anda dinyatakan positif hamil. Contoh
darah akan diambil untuk diperiksa apakah terinfeksi virus tertentu atau resus antibodi.
Contoh darah calon ibu juga digunakan untuk pemeriksaan hCG. Dunia kedokteran
menemukan, kadar hCG yang tinggi pada darah ibu hamil berarti ia memiliki risiko yang
tinggi memiliki bayi dengan sindroma Down.
2. Alfa Fetoprotein (AFP)
Tes ini hanya pada ibu hamil dengan cara mengambil contoh darah untuk diperiksa. Tes
dilaksanakan pada minggu ke-16 hingga 18 kehamilan. Kadar Maternal-serum alfafetoprotein (MSAFP) yang tinggi menunjukkan adanya cacat pada batang saraf seperti
spina bifida (perubahan bentuk atau terbelahnya ujung batang saraf) atau anencephali
(tidak terdapatnya semua atau sebagian batang otak). Kecuali itu, kadar MSAFP yang
tinggi berisiko terhadap kelahiran prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah.
3. Sampel Chorion Villus (CVS)
Tes ini jarang dilakukan oleh para dokter karena dikhawatirkan berisiko menyebabkan
abortus spontan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa kemungkinan kerusakan pada
kromosom. Serta untuk mendiagnosa penyakit keturunan. Tes CVS ini mampu
mendeteksi adanya kelainan pada janin seperti Tay-Sachs, anemia sel sikel, fibrosis
berkista, thalasemia, dan sindroma Down.
4. Ultrasonografi (USG)
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan struktural pada janin, seperti; bibir sumbing
atau anggota tubuh yang tidak berkembang. Sayangnya USG tidak bisa mendeteksi
kecacatan yang disebabkan oleh faktor genetik. Biasanya USG dilakukan pada minggu
ke-12 kehamilan. Pada pemeriksaan lebih lanjut USG digunakan untuk melihat posisi
plasenta dan jumlah cairan amnion, sehingga bisa diketahui lebih jauh cacat yang diderita
janin.
Kelainan jantung, paru-paru, otak, kepala, tulang belakang, ginjal dan kandung kemih,
sistem pencernaan, adalah hal-hal yang bisa diketahui lewat USG.

5. Amiosentesis
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun. Karena hamil
di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk menentukan apakah janin
menderita sindroma Down atau tidak. Amniosentesis dilakukan dengan cara mengambil
cairan amnion melalui dinding perut ibu. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin,
bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang susunan
genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya. Tes ini dilakukan pada minggu ke-16
dan 18 kehamilan. Sel-sel dari cairan amnion ini kemudian dibiakkan di laboratorium.
Umumnya memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas
dan tuntas hasil biakan tersebut.
6. Sampel darah janin atau cordosentesis
Sampel darah janin yang diambil dari tali pusar. Langkah ini diambil jika cacat yang
disebabkan kromosom telah terdeteksi oleh pemeriksaan USG. Biasanya dilakukan
setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu. Tes ini bisa mendeteksi kelainan
kromosom, kelainan metabolis, kelainan gen tunggal, infeksi seperti toksoplasmosis atau
rubela, juga kelainan pada darah (rhesus), serta problem plasenta semisal kekurangan
oksigen.
7. Fetoskopi
Meski keuntungan tes ini bisa menemukan kemungkinan mengobati atau memperbaiki
kelainan yang terdapat pada janin. Namun tes ini jarang digunakan karena risiko tindakan
fetoskopi cukup tinggi. Sekitar 3 persen sampai 5 persen kemungkinan kehilangan janin.
Dilakukan dengan menggunakan alat mirip teleskop kecil, lengkap dengan lampu dan
lensa-lensa.
Dimasukkan melalui irisan kecil pada perut dan rahim ke dalam kantung amnion. Alatalat ini mampu memotret janin. Tentu saja sebelumnya perut si ibu hamil diolesi
antiseptik dan diberi anestesi lokal.
8. Biopsi kulit janin
Pemeriksaan ini jarang dilakukan di Indonesia. Biopsi kulit janin (FSB) dilakukan untuk
mendeteksi kecacatan serius pada genetika kulit yang berasal dari keluarga, seperti
epidermolysis bullosa lethalis (EBL). Kondisi ini menunjukkan lapisan kulit yang tidak
merekat dengan pas satu sama lainnya sehingga menyebabkan panas yang sangat parah.
Biasanya tes ini dilakukan setelah melewati usia kehamilan 15-22 minggu.
Pemeriksaan kehamilan sejak dini, akan memberi informasi yang berharga untuk
membuat keputusan yang tepat bagi Anda dan pasangan untuk membuat keputusan yang
terbaik bagi janin bila diketahui janin menderita kecacatan.
www.conectique.com/tips_solution/pregnancy/baby_delivery/article.php?article_id=2934
- 33k
Entry Filed under: kebidanan

Selasa 23 Oktober 2007


PEMERIKSAAN KEHAMILANdigilib.litbang.depkes.go.id/search.php?q=antenatal&start=21 20k - Tembolok - Halaman sejenis

PEMERIKSAAN KEHAMILAN
I.
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis yang
dilanjutkan dengan pemeriksaan kehamilan tidak dapat diabaikan. Dalam kehidupan
wanita, hanya sedikit diagnosis yang lebih penting daripada diagnosis kehamilan. Hanya
sedikit pengalaman hidup yang dapat memicu emosi baik berupa kebahagiaan luar biasa
atau sebaliknya kesedihan yang mendalam. Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis
terhadap kehamilan yang mudah dikenali dan merupakan petunjuk penting bagi diagnosis
dan evaluasi kemajuan kehamilan.
Pemeriksaan antenatal seyogyanya dimulai segera setelah diperkirakan terjadi kehamilan.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam beberapa hari setelah terlambat menstruasi,
terutama bagi wanita yang menginginkan terminasi kehamilan, tetapi bagi semua wanita
secara umum sebaiknya jangan lebih dari saat terlambat menstruasi kedua kali.
Tujuan utama tindakan ini adalah :
1.
Menentukan status kesehatan ibu dan janin.
2.
Menentukan usia gestasi janin.
3.
Memulai rencana untuk melanjutkan perawatan obstetrik
II.
DIAGNOSIS KEHAMILAN
Diagnosis kehamilan biasanya ditegakkan berdasarkan riwayat amenorhoe, pembesaran
uterus dan tes kehamilan (+). Mual dan mammae yang tegang juga sering muncul sebagai
gejala.
Manifestasi pada kehamilan dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok :
1) Dianggap hamil
Gejala :
Amenorhoe berhentinya mentruasi disebabkan meningkatnya kadar estrogen dan
progesteron yang diproduksi oleh korpus luteum. Gejala hanya ini berlaku pada wanita
dengan siklus menstruasi teratur.
Tidak teraturnya menstruasi dapat disebabkan beberapa faktor seperti ketegangan emosi,
penyakit kronik, pemakaian opium dan pemakaian sediaan golongan dopaminergik,
kelainan endokrin, dan beberapa tumor genitourinari.
Mual dan muntah gejala yang umum timbul pada 50% kehamilan dan sering muncul
pada usia kehamilan 2-12 minggu. Umumnya yang berat terjadi pada pagi hari tetapi
dapat terjadi kapan saja dan dapat ditimbulkan oleh bau bauan yang menyengat seperti
parfum dan bumbu masakan. Pada mual dan muntah yang extreme, dapat diduga adanya
kehamilan ganda atau mola. Muntah yang berlebihan dengan dehidrasi dan ketonuria
dapat didiagnosis sebagai hiperemesis gravidarum dan merupakan indikasi rawat.
Terapinya makan makanan ringan dengan frekuensi sering dan dukungan emosional.
Perbaikan diperlihatkan pada pemberian B6. Bila tidak ada perbaikan baru dipakai anti
mual.

Mastodinia mammae yang tegang sehingga dapat dirasakan mulai sensasi geli sampai
nyeri yang disebabkan oleh respon hormon terhadap duktus mammary dan sistem alveoli.
Peningkatan aliran darah merupakan efek dari penonjolan vena dan pembengkakan
mammae.
Pembesaran kelenjar sebasea sirkumlaksial areola mammae terjadi pada usia
kehamilan 6 8 minggu dan terjadi seiring perubahan hormon.
Sekresi colostrum dimulai pada usia kehamilan 16 minggu
Mammae sekunder adanya penonjolan kelenjar axilla dan perubahan yang menyolok
pada ukuran dan warna yang terjadi disekitar garis puting susu asimptomatik
Persepsi gerakan anak pertama kali persepsi pertama dirasakan pada usia kehamilan
18 20minggu pada primigravida dan 14 16minggu pada multigravida.
Dapat disangka peristalis sehingga tidak dijadikan gejala yang diagnostik tetapi dapat
membantu untuk menentukan lamanya kehamilan.
Iritasi vesika, frekuensi dan nokturia karena ada peningkatan sirkulasi vesika urinaria
dan tekanan dari pembesaran uterus
Infeksi traktus urinarius insiden lebih tinggi pada wanita hamil
Tanda
Peningkatan suhu basal tubuh bila menetap > 3 minggu dapat diindikasikan hamil
Chloasma disebut juga topeng kehamilan, hiperpigmentasi di dahi, hidung atau pipi.
Biasanya terjadi setelah usia kehamilan 16 minggu
Linea nigra hiperpigmentasi kulit daerah areola, puting susu, dan midline abdomen
bawah dari umbilicus sampai pubis (hiperpigmentasi linea alba). Dasar perubahan ini
akibat meningkatnya MSH (melanosit stimulating hormon) yang merangsang keluarnya
melanosfor.
Striae pada mammae dan abdomen yang disebabkan terpisahnya jaringan kolagen dan
terlihat sebagai scar irregular tegangan kulit
Telangiektasi akibat tingginya kadar estrogen dalam sirkulasi dan berbentuk seperti
jaring laba-laba
2) Kemungkinan hamil
Gejala : sama dengan di atas
Tanda
Tanda Chadwick adanya bendungan vaskuler sehingga adanya perubahan warna pada
vagina dan cervix
Leukorrhea peningkatan pelepasan sel epitel vagina dan mucus cervix akibat stimulasi
hormon. Jika dibuat apusan mucus cervix maka ada perubahan gambaran dari bentuk
paku menjadi granuler / butiran butiran kecil
Tanda hegar melunaknya isthmus uteri pada usia kehamilan 6 8 minggu
Gambar :
Perubahan pada ligament dan tulang pelvis relaksasi persendian simfisis pubis
Pembesaran abdomen pembesaran agresif terjadi pada 7 28 minggu

Kontraksi uterus terjadi seiring pembesaran uterus. Umum terjadi pada 28 minggu dan
meningkat perlahan lahan dan menghilang dengan berjalan kaki, atau exercise.
Pemeriksaan balottemen uterus pada 16 20 minggu didapatkan balottemen kesan ada
benda floating didalam uterus pada pemeriksaan bimanual. Tanda ini tidak diagnostik
tetapi berarti. Dapat juga sebagai tanda adanya leiomyoma uteri, ascites, atau kista
ovarium.
3) Positif hamil
Denyut jantung janin > 17 minggu. Normalnya : 120 160x/menit. Periksa sambil
meraba nadi ibu. Dengan Doppler pada 8 minggu.
Palpasi janin > 22 minggu melalui dinding abdomen ibu. Lebih mudah digabung
dengan vaginal touch
Pemeriksaan radiologi janin sebaiknya dihindari untuk menghindari resiko kelainan
genetik

USG salah satu alat yang paling berguna untuk diagnosis dan monitoring pada
kehamilan. Pada 5 minggu sudah terlihat kutub janin dan pada 7 8 minggu DJJ dapat
terlihat. Selama prenatal care dengan USG perkembangan tiap organ juga dapat dipantau
dan begitu juga dengan aktivitas janin.
III.
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Anamnesis
1.
Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama
alamat identifikasi / mengenal pasien dan mengetahui status sosial ekonomi untuk
menentukan anjuran / pengobatan yang akan diberikan serta penentuan prognosa
kehamilan setelah mengetahui umur pasien
2.
Keluhan keluhan yang muncul pada pemeriksaan
3.
Riwayat menstruasi

menarche, teratur / tidak, lamanya, banyaknya darah, nyeri +/- menilai faal alat
kandungan

HPHT / hari pertama haid terakhir penentuan taksiran partus dengan hukum
NAEGELE : (tanggal + 7) (bulan - 3) (tahun + 1)
4.
Riwayat perkawinan kawin / tidak, berapa kali, berapa lama (anak mahalkah?)
5.
Riwayat kehamilan sebelumnya perdarahan +/- , hiperemesis gravidarum +/-
prognosa
6.
Riwayat persalinan sebelumnya spontan / buatan, aterm +/-, perdarahan +/-,
siapa yang menolong prognosa
7.
Riwayat nifas sebelumnya demam +/-, perdarahan +/-, laktasi ? prognosa
8.
Riwayat anak yang lahir jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir, bagaimana keadaan
sekarang (normal / cacat)

9.
Riwayat kehamilan sekarang kapan merasakan gerak anak, hamil muda (mual,
muntah, sakit kepala, perdarahan +/-), hamil tua (edema kaki / muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang)
10. Riwayat penyakit keluarga penyakit keturunan +/- (DM, kelainan genetik), riwayat
kembar, penyakit menular +/- (TBC)
11. Riwayat kontrasepsi pakai +/-, metodenya ?, jenisnya, berapa lama, efek samping
Pemeriksaan Fisik Umum
Meliputi pemeriksaan tanda vital, yaitu tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
Pemeriksaan fisik lengkap dari kepala sampai ujung kaki untuk menemukan apakah ada
kelainan, termasuk status gizi, tinggi dan berat badan. Dan pemeriksaan tanda tanda
kehamilan meliputi wajah, dada, abdomen dan genetalia eksterna dan interna serta
pemeriksaan panggul.
Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan umum , gizi, bentuk tubuh, kesadaran


Tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas
Apakah ada anemia, sianosis, ikterus, dispneu

Keadaan jantung dan paru

Edema +/
Refleks terutama refleks lutut

Berat badan perhatikan perubahan berat badan setiap pemeriksaan


Tinggi badan
Pemeriksaan Obstetri
Inspeksi
Muka chloasma gravidarum, edema +/Mata conjungtiva anemis +/-, sklera ikterik +/Mulut gusi dan gigi
Leher JVP, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe +/-,
Mammae bentuk, simetris, pembesaran, puting susu melebar, areola hiperpigmentasi,
vaskular , hiperplasia jaringan kelenjar
Cara :

Posisi duduk dan kedua tangan di sisi tubuh : melihat kulit, warna, ukuran, contour

Posisi kedua tangan di atas kepala : melihat retraksi, cekungan

Posisi kedua tangan di pinggang : melihat kelainan / lesi yang jinak

Posisi merunduk : melihat simetris, retraksi puting susu


Abdomen membesar, pigmentasi linea alba dan striae, sikatriks +/-, terlihat gerak anak
+/Genitalia eksterna dan interna (inspekulo)
Vulva perineum, varices +/-, flour albus +/Anus hemoroid +/-,
Tungkai varices +/-, edema +/- (pretibial, ankle, punggung kaki), sikatriks +/-

Palpasi
Pemeriksaan Abdomen
Uterus menentukan usia kehamilan dan letak anak
Cara : Leopold

Leopold I : pemeriksa berdiri menghadap ke pasien, kemudian dengan kedua


tangan meraba dengan jari-jari untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa dari
anak yang terdapat dalamfundus

Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping. Tentukan dimana


punggung anak terdapat pihak yang memberi rintangan terbesar kemudian carilah bagian
bagian kecil yang terletak bertentangan

Leopold III : memakai 1 tangan saja, rabalah bagian terbawahnya dan tentukan
apakah masih bisa digoyangkan untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah
dan apakah sudah / belum terpegang oleh pintu atas panggul

Leopold IV : posisi pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan kedua tangan


tentukan apa yang menjadi bagian bawah dan apakah bagian ini sudah masuk kedalam
PAP dan berapa masuknya

Mammae tegang dan noduler, sensasi geli (+), colostrum (+)


Cara :

Posisi berbaring dengan 1 tangan diangkat keatas dan punggung tangan diletakkan
di dahi kemudian diraba mulai dari axilla mengikuti arah panah seperti pada gambar :
untuk memeriksa sisi lateral mammae


Posisi berbaring dengan 1 tangan diangkat keatas kemudian puting susu ditekan :
colostrum +/Gambar. Pemeriksaan Puting Susu
(dari : Bates-Guide, 9th ed)
Pemeriksaan panggul secara klinis (Gambar 1), yang dinilai :

Conjugata diagonalis karena diameter transversa tidak dapat diukur langsung


maka dicari diameter anteroposterior / conjugata diagonalis
Cara : dengan jari tengah coba dicapai promontorium, kemudian tekan jaringan antara
jari pemeriksa dengan ibu jari dan tandai.
Jarak antara ujung jari yang masuk dengan tanda tadi itulah conjugata diagonalis.

Gb.1.Pelvimetri klinis (dari: Current Obstetric, 9th Ed)

Linea innominata teraba seluruhnya +/Sacrum konkaf dari arah atas bawah dan dari kiri ke kanan
Dinding samping panggul lurus / konvergen
Spina ischiadica menonjol +/Os pubis : exostose +/Arcus pubis, menilai sudut. Normal > 90
Os. Coxigeus, menilai pergerakan

Pemeriksaan Inspekulo dan pemeriksaan dalam


Serviks dilihat dengan menggunakan speculum yang dilumasi oleh air hangat. Gambaran
khas adalah hyperemia pasif berwarna merah-kebiruan pada serviks, tetapi gambaran ini
saja tidak diagnostic untuk kehamilan. Mungkin tampak jelas kelenjer-kelenjar serviks
yang berdilatasi, tersumbat, dan menonjol (disebut juga kista nabothian) di bawah
mukosa eksoserviks. Apabila serviks mengalami dilatasi yang bermakna, dapat terlihat
membrane janin melalui kanalis servikalis, yang paling tidak mengisyaratkan bahwa
kemungkinan akan terjadi ekspulsi produk konsepsi. Kemudian, untuk mengidentifikasi
kelainan sitologis dilakukan Pap smear dan dilakukan pengambilan specimen untuk
identifikasi Neisseria gonorrhoeae dan mungkin Chlamydia trachomatis.
Adanya duh mukoid putih dalam jumlah sedang merupakan hal yang normal. Adanya
cairan kuning berbusa di vagina merupakan isyarat kuat adanya Trichomonas, sedangkan
adanya duh seperti kepala susu sesuai dengan infeksi kandida.
Speculum dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan dalam panggul (vaginal touch)
dengan palpasi, dengan perhatian khusus pada konsistensi, panjang, dan pembukaan
serviks; bagian terbawah janin, terutama menjelang akhir kehamilan; pada arsitektur

tulang-tulang panggul; dan pada semua anomaly vagina dan perineum, termasuk sistokel,
rektokel, dan perineum yang telah mengalami relaksasi atau robek. Vulva dan strukturstruktur di sekitarnya juga diinspeksi secara cermat. Semua lesi di serviks, vagina, dan
vulva dievaluasi lebih lanjut dengan kolposkopi, biopsy, biakan, atau pemeriksaan
lapangan gelap. Region perianal harus diinspeksi dan dilakukan pemeriksaan rectal
touch untuk mengidentifikasi hemoroid dan lesi lain.
Auskultasi
Dapat didengar bunyi jantung anak (BJA) diatas bulan ke-5, frekuensi : 120
-140x/menit
Cara menghitung BJA : mendengarkan selama 3 x 5 detik, kemudian jumlahnya dikalikan
4
Pemeriksaan penunjang
Hitung Darah Lengkap
Pemeriksaan hematologik dapat untuk semua tujuan praktis, terbatas pada
penentuan konsentrasi hemoglobin atau hematokrit. Hitung sel darah putih dan
diferensial dapat mengenali kasus jarang leukemia yang terjadi selama kehamilan jika
terdapat kecurigaan klinik.

Urinalisis
Ditampung urin midstream dan dilakukan pemeriksaan berikut :
1. Analisis adanya glukosa, keton, protein
2. pemeriksaan mikroskopik atas sedimen
3. Biakan kuantitatif atau penyaringan biokimia untuk adanya basiluria
Golongan Darah, Faktor Rhesus dan Penyaringan Antibodi
Setiap wanita hamil harus menjalani pemeriksaan golongan darah, faktor rhesus
dan penyaringan antibodi yang dilakukan pada kunjungan prenatal yang pertama. Kalau
ditemukan pada suatu penyaringan positif, antibodi yang ada dapat dikenali dan pasien
ditangani dengan tepat.
Penyaringan Glukosa
Penyaringan glukosa untuk diabetes gestasional terbaik dilakukan antara 24 dan
28 minggu kehamilan, bila kebutuhan insulin maksimal. Setiap pasaien dengan satu
faktor resiko atau lebih (tabel 1) harus menjalani penyaringan pada kunjungan pertama
kalau kunjungannya sebelum 24 minggu.
Tabel 1
Faktor resiko untuk Diabetes Melitus

Umur 25 tahun atau lebih

Obesitas

Riwayat keluarga DM

Bayi yang sebelumnya berbobot >4000 mg

Bayi lahir mati yang sebelumnya

Bayi cacat bawaan yang sebelumnya


Polihidramnion
Riwayat aborsi berulang

(Sumber: William Obstetrics 21nd edition)


Uji alfa-fetoprotein serum
Tiap wanita hamil harus diberitahu mengenai ketersediaan uji alfa-fetoprotein
serum ibu. Pemeriksaan ini, yang dapat meramalkan cacat tabung saraf terbuka, terbaik
dilakukan dilakukan antara 16 dan 20 minggu.
Pemeriksaan HIV-AIDS dan antigen permukaan Hepatitis B (HbsAg)
Sebagaimana diketahui bahwa HIV sangat mematikan bagi ibu dan janin, bahkan
bisa membahayakan pemeriksa. Ibu yang mempunya antigen (HbsAg +), bayi
mempunyai 70-90 persen resiko terkena hepatitis B dan 85-90 persen risiko untuk
menjadi pembawa HBV yang kronis.
Ultrasonografi
Kini, ultrasonografi merupakan bagian terintegrasi dari perawatan antenatal di dunia
Barat dan di banyak negara berkembang. Metode ini telah mengubah perawatan antenatal
yang semula hanya bersifat menerka-nerka usia gestasi menjadi pengetahuan yang akurat
tentang usia kehamilan sejak usia 7 hari, serta mampu mencatat perkembangan janin,
khususnya bila dicurigai terdapat retardasi pertumbuhan janin.
Ukuran-ukuran utama yang digunakan untuk memantau pertumbuhan adalah diameter
biparietal, lingkar perut, rasio lingkar kepala: lingkar perut, dan panjang femur. Selain itu,
ultrasonografi juga merupakan alat penting dalam mendiagnosis abnormalitas janin.
Ultrasonografi juga telah memudahkan diagnosis kehamilan multiple pada awal
kehamilan. Perkembangan komplikasi dalam masa kehamilan dini juga dapat dikenali
dengan bantuan ultrasonografi.
Pemeriksaan Tambahan Sesuai Indikasi
Chalmydia Trachomatis
Pemeriksaan universal untuk mendeteksi infeksi klamidia terhadap semua wanita hamil
tidak dianjurkan (American Academy of Pediatrics dan American College of
Obstetricians and Gynecologists, 1997). Pada wanita beresiko tinggi dari status
sosioekonomi lemah, infeksi pada usia gestasi 24 minggu berkaitan dengan peningkatan
insiden persalinan prematur sebanyak dua sampai tiga kali lipat (Andrews dkk., 2000).

Vaginosis Bakterialis
Pemeriksaan penapis rutin untuk vaginosis bakterialis tidak dianjurkan (American
College of Obstetricians and Gynecologists, 1998). Carey dkk. (2000b), dalam sebuah
studi yang disponsori oleh National Institute of Child Health and Human Development,

mengambil 1953 wanita secara acak dari populasi obstetric umum dengan vaginosis
bakterialis asimtomatik untuk mendapat metronidazol dosis 2 g atau placebo pada gestasi
16 sampai 24 minggu. Terpai tidak mengurangi persalinan prematur. Pada uji klinis yang
sama, terapi metronidazol meningkatkan resiko persalinan prematur pada wanita dengan
infeksi trikomonas asimtomatik (Carey dkk., 2000). penapisan untuk vaginosis bakterialis
dapat dipertimbangkan pada wanita yang beresiko tinggi mengalami persalinan prematur.
Fibronektin Janin
Pengukuran protein ini dalam cairan vagina pernah digunakan untuk memperkirakan
persalinan prematur pada wanita dengan kontraksi. Committee on Obstetric Practice dari
American College of Obstetricians and Gynecologists (1997a) tidak merekomendasikan
penipisan rutin pada populasi obstetrik umum.
Streptokokus Grup B
Eradikasi organisme ini selama persalinan secara substansial mengurangi sepsis
neonotorum awitan dini. Namun, saat ini belum ada konsensus yang jelas mengenai
penapisan biakan untuk kolonisasi streptokokus. American College of Obstetricians and
Gynecologists Committee on Obstetrics (1996) dan Centers for Disease Control and
Prevention (1996) menganjurkan salah satu dari dua strategi. Yang pertama adalah
mengobati wanita dengan kemoprofilaksis semata-mata berdasarkan faktor resiko tanpa
melakukan penipisan pembiakan. Yang kedua adalah melakukan penipisan biakan pada
minggu ke-35 sampai 37, dan menawarkan terpai intrapartum dengan penisilin apabila
biakan positif.
Penyaringan antibodi rubella
Penyaringan antibody rubella harus dilakukan pada tiap pasien prenatal yang
rentan atau yang statusnya tak dikenal
IV. PENUTUP
Pentingnya diagnosis yang diikuti pemeriksaan kehamilan berkaitan erat dengan
penatalaksaan selanjutnya. Apakah pada kehamilan itu memerlukan intervensi atau
pemeriksaan spesifik lainnya. Peran seorang ginekolog sebagai pemeriksa sekaligus
konselor dirasakan sangat penting mengingat pada kehamilan proses yang terjadi tidak
hanya proses perubahan fisik namun juga psikologis.

DAFTAR PUSTAKA

1.
Cunningham.GF, dkk , Williams Obstetrics 22nd Ed, McGraw-Hill Professional,
2005
2.

ANTENATAL CARE, taken from : www.findlaw.doereport.com

3.
James R, dkk, Danforth's Obstetrics and Gynecology, 9th Ed: Lippincott Williams
& Wilkins Publishers; 9th Ed, August 2003
4.
DeCherney, AH and Nathan L , Current, Obstetric & Gynecologic Diagnosis &
Treatment, Ninth ED, 2004
5. Wiknjosastro H, Prof, dr, DSOG, dkk, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono P, Jakarta, 1997
6.
Obstetri Fisiologi, bagian Obstetri dan Ginekologi-Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung
7.
Brandon J. dkk, The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics 2nd
edition, The Johns Hopkins University Department (Producer) By Lippincott Williams &
Wilkins Publishers, May 2002
8. Atlas of Disease of the Breast, by Volker Barth with the technical assistance of
Manfred Hesse, Chapter. 1. P.3-12, 1979
9.
Bates - Guide to Physical Examination and History Taking, Ninth Ed, Lynn S.
Bickley, MD, Peter G. Szilagyi, MD, MPH, By Lippincott Williams & Wilkins
Publishers; Chapter. 9. The Breast and Axillae, P.337-357, 2004
10. Bates - Guide to Physical Examination and History Taking, Ninth Ed, Lynn S.
Bickley, MD, Peter G. Szilagyi, MD, MPH, By Lippincott Williams & Wilkins
Publishers; Chapter. 19. The Pregnant Woman, P.817-835, 2004

Anda mungkin juga menyukai