Anda di halaman 1dari 32

PEMBACAAN FOTO RONTGEN FRAKTUR

TULANG

Beberapa Istilah Foto Rontgen


Densitas :
Kemampuan jaringan mengabsorbsi sinar X.
Semakin padat konsistensi dan volume suatu benda,
semakin tinggi pula densitasnya.
Benda-benda dengan konsistensi padat atau cair akan
berwarna putih pada foto rontgen.
Semakin rendah konsistensi, semakin hitam gambaran
benda tersebut pada foto rontgen.
Contoh benda berdensitas tinggi adalah, jaringan padat
seperti tulang, organ tubuh, dan jaringan lunak (soft
tissue).
Contoh benda berdensitas rendah adalah gas.
Jaringan-jaringan tubuh dengan volume yang lebih tebal
akan mengabsorbsi sinar X lebih baik.
Tulang akan memberikan gambaran densitas yang lebih
tinggi, sehingga tampak lebih putih daripada otot atau
jaringan lemak

Beberapa Istilah Foto Rontgen


Radioopasitas :
Daerah yang berwarna putih padat pada foto
rontgen karena absorbsi sinar X yang baik pada
jaringan, atau organ berdensitas tinggi.
Radiolusensi :
Daerah yang berwarna hitam pada foto rontgen
karena absorbsi sinar X yang jelek, pada
jaringan, atau organ berdensitas rendah.

Beberapa Istilah Foto Rontgen


Proyeksi A.P
Merupakan singkatan dari antero posterior
yaitu posisi pasien pada saat pemeriksaan
rontgen, dimana arah sinar X datang dari bagian
depan tubuh penderita ke belakang.
Proyeksi P.A
Merupakan singkatan dari postero anterior
yaitu posisi pasien pada saat pemeriksaan
rontgen, dimana arah sinar X datang dari bagian
belakang tubuh penderita ke depan.

FRAKTUR
Definisi :
Terputusnya kontinuitas struktural tulang dan,
atau tulang rawan, yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa (trauma)
Trauma :
Direct Trauma
Fraktur daerah impact
Indirect Trauma
Fraktur pada tulang yang
berjauhan dengan daerah impact

Pembacaan Foto Rontgen Fraktur Tulang


Persiapan Pembacaan.
Penilaian Kondisi Foto Rontgen Fraktur Tulang.
Pembacaan (deskripsi) Foto Rontgen Fraktur
Tulang.

Penilaian Kondisi Foto


Identitas pasien harus tertera jelas, nama, umur,
dan jenis kelamin.
Tanggal pembuatan foto harus dicantumkan.
Tanda kiri dan kanan harus dicantumkan.
Kekuatan sinar X (Kv, mA) perlu dicantumkan.
Pastikan foto rontgen memenuhi rule of two,
terutama two views, dan two joints.

Rule of Two
Two Views :
Buatlah dua foto dengan dua proyeksi, misalnya A.P
dengan lateral, atau oblik.
Bila keadaan pasien tidak memungkinkan, buatlah dua
foto dengan proyeksi tegak lurus satu sama lain.
Two Joints :
Persendian proksimal, dan distal pada bagian tulang
yang mengalami fraktur harus terlihat.
Persendian terdekat dengan daerah fraktur juga harus
terfoto.
Two Limbs :
Anggota gerak yang sehat, juga dapat dibuat fotonya,
sebagai perbandingan.
Misalnya epifise immatur pada anak-anak, yang dapat
membingungkan diagnosis fraktur, sehingga perlu
dibuat foto anggota gerak yang sehat.

Rule of Two
Two Injuries :
Pembuatan foto rontgen pada bagian tubuh
lainnya, untuk melihat ada tidaknya cedera pada
bagian tubuh lainnya.
Misalnya pada fraktur femur, perlu dibuat foto
rontgen pada tulang belakang, atau pada pelvis.
Two Occasions :
Pembuatan foto rontgen ulangan beberapa
minggu setelah trauma untuk menunjukkan lesi
yang tidak terlihat jelas setelah trauma.

Deskripsi Foto Rontgen Fraktur Tulang


(sistematika berurutan dari atas ke bawah)

Letak (site)
Tipe
Konfigurasi (configuration)
Hubungan antar fragmen tulang yang
mengalami fraktur
Hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar
Komplikasi (bila ada)

Letak (site)
Identifikasi tulang yang sedang diamati,
misalnya tulang tibia, atau femur.
Tentukan tulang berada di sebelah kanan
(dekstra), atau kiri (sinistra).
Amatilah apakah terlihat garis patahan (fracture
line).
Jika terlihat garis patahan (fracture line)
tentukan bagian tulang dimana terdapat fracture
line.
Jika fracture line terdapat di bone shaft (batang
tulang) tulang panjang biasanya dibagi atas tiga
bagian: yaitu apakah pada 1/3 proksimal, 1/3
medial, atau 1/3 distal.

Letak (site)

Foto Tulang Tibia-Fibula Kanan Proyeksi A.P - Lateral

Letak (site)

Gambar 8. Fraktur 1/3 Proksimal (a), 1/3 tengah (b). 1/3 distal (c)

Tipe
Fraktur Komplit :
Bila garis patahan melalui seluruh penampang tulang,
atau melalui kedua sisi korteks tulang, seperti yang
terlihat pada foto.
Disebabkan rudapaksa berkekuatan tinggi.
Fraktur Inkomplit :
Bila garis patahan (fracture line), tidak melalui seluruh
penampang tulang (periosteum intak), Contohnya :
Fraktur Greenstick : garis patahan mengenai salah satu
korteks tulang dengan angulasi korteks lainnya.
Fraktur Hairline : garis patahan tampak halus seperti
rambut (fraktur retak rambut).

Tipe (fraktur inkomplit)

Fraktur Greenstick

Fraktur Hairline (retak rambut)

Konfigurasi

Bila fraktur bertipe komplit, tentukan :


Bentuk garis patahan, misalnya :
Tranverse, karena trauma langsung
Oblik (serong), karena trauma angulasi
Spiral, karena trauma rotasi
Jumlah garis patahan :
Fraktur kominutif (garis patah > satu, dan
saling berhubungan)
Fraktur segmental (garis patah > satu, tetapi
tidak saling berhubungan)
Fraktur multipel (garis patah > satu, terjadi
pada tulang-tulang yang berlainan)

Konfigurasi

Bentuk & Jumlah Garis Patah Fraktur Tulang

Konfigurasi (bentuk garis patah)

Garis Patah Melintang Garis Patah Oblik

Garis Patah Spiral

Konfigurasi (jumlah garis patah)

Fraktur Kominutif

Fraktur Segmental

Fraktur segmental & Multipel

Hubungan Antar Fragmen Tulang


Undisplaced (tidak bergeser) :
Garis patah komplit, tetapi fragmen tulang tidak
bergeser
Displaced (bergeser)
Terjadi pergeseran fragmen tulang terhadap fragmen
tulang lainnya (ralat buku panduan)
Tipenya :
Translasi
Angulasi
Rotasi
Length :
Saling Menjauhi
Overlapping (terjadi pemendekan tulang)

Hubungan Antar Fragmen Tulang


(displaced)

Displaced Tipe Angulasi

Displaced Tipe Overlapping

Hubungan Antara Fragmen Tulang


Dengan Dunia Luar
Fraktur Tertutup (closed fracture)
Bila tidak terdapat hubungan fragmen fraktur
dengan dunia luar
Fraktur Terbuka (open/compound fracture)
Bila terdapat hubungan fragmen fraktur dengan
dunia luar
Klasifikasi Menurut R. Gustillo :
Derajat satu
Derajat dua
Derajat tiga

Klasifikasi Fraktur Terbuka


Derajat satu :
Luka < 1 cm
Kerusakan jaringan lunak minimal
Fraktur simpel : transversal, atau oblik
Kontaminasi minimal
Derajat dua :
Luka > 1 cm
Kerusakan jaringan lunak tidak luas
Fraktur kominutif
Kontaminasi sedang

Klasifikasi Fraktur Terbuka


Derajat tiga :
Kerusakan atau kehilangan jaringan lunak luas
meliputi kulit, otot, pembuluh darah, dan syaraf.
Tulang terpapar keluar.
Kontaminasi tinggi.

Hubungan Antara Fragmen Tulang


Dengan Dunia Luar

Fraktur Kruris Terbuka Derajat Tiga

Komplikasi
Komplikasi Lokal :
Kerusakan jaringan lunak :
Kulit
Otot
Neurovaskular
Dislokasi sendi
Komplikasi Sistemik, misalnya syok
Komplikasi
Lambat
(late
complication),
misalnya infeksi (osteomyelitis), osteoporosis
post trauma, atau myositis ossificans.

Contoh Deskripsi Foto Rontgen Fraktur

Fraktur fibula kanan 1/3 distal oblik displaced tertutup

Contoh Deskripsi Foto Rontgen Fraktur


Fraktur tibia kanan 1/3 tengah oblik displaced tertutup + fraktur fibula kanan 1/3
tengah oblik displaced tertutup

Contoh Deskripsi Foto Rontgen Fraktur


A.P - Lateral

Fraktur femur kanan 1/3 distal spiral displaced tertutup

Contoh Deskripsi Foto Rontgen Fraktur

Fraktur femur kanan 1/3 proksimal kominutif displaced tertutup

Contoh Deskripsi Foto Rontgen Fraktur


Fraktur radius kanan 1/3 distal oblik displaced tertutup + dislokasi sendi radius ulna
distal (fraktur Galeazzi)

Anda mungkin juga menyukai