Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan adalah rujukan kesehatan. Rujukan kesehatan dapat
disebut sebagai penyerahan tanggungjawab dari satu pelayanan
kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain. Secara lengkap Prof.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo mendefinisikan sistem rujukan sebagai
suatu

sistem

penyelenggaraan

pelayanan

kesehatan

yang

melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu


kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang
lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya). Sederhananya, sistem rujukan mengatur
darimana dan harus kemana seseorang dengan gangguan kesehatan
tertentu memeriksakan keadaan sakitnya (Dian, 2011).
Rujukan

menurut

SK

Menteri

Kesehatan

RI

Nomor

032/Birhub/72 tahun 1972, yakni melaksanakan pelimpahan tanggung


jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan
kurang kepada unityang berkemampuan cukup, atau secara horizontal
dalam arti sesama unit yang setingkat kemampuannya. Rujukan
adalah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk
memberikan

informasi,

untuk

menyokong

atau

memperkuat

pernyataan dengan tegas. Rujukan dapat berwujud alat bukti, nilainilai, dan/atau kredibilitas. Sumber materi rujukan adalah tempat
materi tersebut ditemukan (Pranoko, 2012).
Sistem

rujukan

adalah

suatu

sistem

penyelenggaraan

pelayanan yang melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung

jawab secara timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau


masalah kesehatan. Sistem rujukan dapat berjalan secara vertikal
maupun horizontal. Secara vertikal dalam arti rujukan dari unit yang
terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu.
Secara horizontal dalam arti rujukan antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya (Depkes RI,1991).
Dalam pelaksanaannya, sistem rujukan telah diatur dengan
bentuk bertingkat atau berenjang yaitu pelayanan kesehatan tingkat
pertama, kedua, dan ketiga dimana dalam pelaksanaannya tidak
berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling
berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat
melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan
tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian
seterusnya. Penyerahan tanggung jawab dari suatu pelayanan
kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain ini yang disebut rujukan.
Hal ini tentu saja harus didukung oleh lintas sektoral yang terkait
sehingga dapat terlaksana sistem rujukan kesehatan berjenjang yang
ideal (Suryana, 2008).
Dengan adanya sistem rujukan maka diharapkan pelaksanaan
pelayanan kesehatan akan menjadi semakin optimal dan membawa
manfaat baik bagi pasien, tenaga kesehatan maupun pemerintah.
Kelancaran

rujukan

dapat

menjadi

faktor

dalam

menentukan

tercapainya kesehatan pada masyarakat untuk mendapat perawatan


secara maksimal. Begitu pula di Puskesmas Kendalsari Kota Malang
yang merupakan salah satu pelayanan kesehatan, juga memiliki
sistem rujukan untuk dapat semakin meningkatkan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mempelajari dan mengetahui tentang segala aspek-aspek
sistem rujukan yang mencakup sarana prasarana dan pelaksanaan
rujukan yang ada di Puskesmas Kendalsari Kota Malang.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mempelajari tentang sistem rujukan yang ideal
b. Untuk mengetahui dan mempelajari tentang sistem rujukan yang
dilakukan di Indonesia, khususnya di Puskesmas Kendalsari
c. Untuk bahan pertimbangan perbaikan sistem rujukan

di

Puskesmas Kendalsari
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari laporan sistem rujukan ini antara lain:
1.3.1 Sebagai sarana pembelajaran mengenai sistem rujukan pelayanan
kesehatan yang ideal di Indonesia.
1.3.2 Dapat memberikan masukan bagi sistem rujukan pelayanan
kesehatan yang telah ada agar dapat dilaksanakan dengan baik
dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai