Anda di halaman 1dari 8
SAMPLING (PENARIKAN SAMPEL) Proses pengolahan data dalam statistika, terbagi atas dua fase, yaitu statistika deskriptif dan statistika induktif. Statistika deskriptif adalah fase awal, sedangkan statistika induktif adalah proses penarikan kesimpulan tentang karakteristik populasi. Pada umumnya , karakteristik populasi disimpulkan berdasarkan data dari sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik diskret ataupun kontinu, kuantitatif maupun kualitatif. Sedangkan sampel adalah bagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Untuk mendapatkan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, haruslah ditempuh cara-cara yang benar dalam setiap langkahnya, termasuk dalam penarikan sampel ( sampling ). 9.1. DASAR-DASAR PENGERTIAN BERKAITAN DENGAN SAMPLING 9.1. Dasar-dasar Pengertian berkaitan dengan sampling. a). Karakteristik dan unit observasi Dalam penelitian, apapun bentuknya, ada 2 pertanyaan mendasar yang akan selalu timbul : 1. Apa karakteristik yang akan diteliti 2. Apa/Siapa yang dijadikan sumber karakteristik , Karakteristik adalah ciri yang membedakan suatu individu idu lainnya. Misalnya : tinggi badan, berat badan dan lain- Sedangkan unit observasi adalah segala sesuatu yang dijadikan kesatuan yang karakteristiknya akan diukur. Misalnya : orang perorangan, dil. Contoh : Kita akan meneliti pendapatan keluarga per bulan. Karakteristik : pendapatan Unit ovservasi : kepala keluarga (yang dijadikan kesatuan) b). Variabel dan Konstanta Karakteristik yang kita teliti keadaannya berubah-ubah dari satu unit observasi ke unit ovservasi lainnya. Karakteristik yang berubah- rubah ini disebut Variabel. Jadi, apabila suatu karakteristik bisa dikalsifikasikan ke dalam minimal dua klasifikasi, maka itu dinamakan variabel. Jika suatu karakteristik hanya bisa memberikan | klasifikasi (satu hal pengukuran) saja, disebut konstanta, Misalnya : Jumlah kepala manusia dll. c). Pengukuran (Measurement) Yang dimaksud dengan pengukuran adalah suatu proses kuantifikasi dimana orang berusaha untuk mencantumkan bilangan terhadap suatu karakteristik tertentu berdasarkan peraturan tertentu pula. Ini artinya setiap orang melakukan pengukuran, maka akan timbul bilangan. Yang jadi masalah adalah menginterpretasikan bilangan itu. Berdasarkan peraturan yang dipakai, pengukuran itu mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang disebut Scale of Measurement (skala pengukuran) 4). Skala pengukuran Dalam Statistika, dikenal 4 skala pengukuran 1. Skala Nominal Bilangan yang digunakan dalam hal ini hanya sebagai pembeda satu unit observasi dengan yang lainnya. Misalnya : Nama kelompok : Kelompok 1, Kelompok 2 dan seterusnya. 2. Skala Ordinal Bilangan yang digunakan menunjukkan tingkatan. Misalnya tingkat sekolah : Kelas 1, Kelas 2 dan seterusnya. 3. Skala interval Dalam penggunaan bilangan, titik nolnya tidak mutlak dan menunjukkan tingkatan. Misalnya skala pengukuran suhu O°C # O°F # O°R 105 4. Skala Rasio Selain mempunyai sifat interval, juga mempunyai titik nol yang mutlak. Misainya : tinggi badan, berat, dan lain-lain. e. Target Population / Populasi Sasaran Yang dimaksud dengan populasi sasaran adalah populasi yang akan dijadikan generalisasi. Contoh Misalkan kita bicara tentang profil mahasiswa Univ. Gunadarma. Yang menjadi populasi sasaran adalah Mahasiswa Universitas Gunadarma. Dalam penelitian, populasi sasaran ini harus dinyatakan secara tegas. Untuk melakukan analisis statistik, diperlukan data. Proses pengumpulan data dapat dilakukan melalui sensus ataupun sampling. Sensus adalah proses pengumpulan data dimana setiap anggota yang ada pada populasi diambil datanya . Sedangkan sampling , hanya sebagian anggota saja yang diambil data nya. Ada beberapa alasan mengapa sampling diperlukan : a) Ukuran populasi Ukuran populasi yang tak hingga banyaknya, sensus tidak mungkin dilakukan. Misalkan ada populasi yang berisi | milyard obyek. Praktiskah untuk melakukan pencatatan terhadap semua obyek ? Dalam hal ini sam- pling diperlukan. b) Masalah ekonomis (waktu, tenaga dan biaya) Jelas bahwa semakin banyak obyek yang diteliti, semakin banyak waktu dan tenaga yang diperlukan. Ini tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk keperluan ekonamis, apalagi diperlukan kesimpulan yang sifatnya segera, maka cara sampling sangat membantu. c) Percobaan yang sifatnya merusak Jika penelitian terhadap obyek sifatnya merusak, maka cara sampling harus dilakukan. Tidak mungkin sensus dilakukan untuk mengetahui kekuatan daya ledak granat yang dihasilkan, kemanjuran suatu obat, kekuatan ban mobil dan lain-lain . Semua percobaan itu sifatnya merusak. Oleh karena itu sampling diperlukan. d) Masalah ketelitian Salah satu segi agar kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan adalah masalah ketelitian. Proses pengumpulan data, pengolahan dan penganalisaan harus dilakukan secara teliti. Pengalaman membuktikan, semakin banyak obyek yang diteliti, semakin berkurang tingkat ketelitiannya. Umumnya para praktisi akan cenderung bosan dengan penelitian yang berjumlah besar. Faktor kebosanan inilah yang akan mengurangi tingkat ketelitian. Oleh karena itu, cara sampling akan sangat membantu meningkatkan ketelitian. 9.2, RANCANGAN SAMPLING Jika untuk suatu penelitian cara sampling yang digunakan, maka perlu merancang prose sampling dengan baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meraneang sampling : a) Rumuskan persoalan yang ingin diketahui. b) Tentukan dengan jelas batas populasi mengenai masalah yang ingin diketahui. c) Definisikan dengan jelas dan tepat segala unit dan istilah yang diperlukan d) Tentukan unit sampling yang diperlukan . Unit sampling masalah satuan terkecil yang menjadi anggota populasi. c) Tentukan dan rumuskan cara-cara pengukuran dan penilaian yang akan digunakan. f) Kumpulkan segala keterangan tentang hal yang ingin diteliti, yang pernah dilakukan masa lampau, jika ada. g) Tentukan ukuran sampel, jangan terlalu kecil ataupun terlalu besar. h) Tentukan cara sampling yang digunakan 1) Tentukan cara pengumpulan data nya : wawancara, kuesioner, meneliti langsung dan lain-lain j) Tentukan metode analisis yang digunakan . 107 9.3. BEBERAPA CARA SAMPLING 108 Misalkan kita mempunyai sebuah populasi berukuran N. Dari populasi itu akan diambil sampel berukuran n. Ada berapa buah sampel yang bisa kita ambil ? Ini bergantung pada bagaimana proses pengambilan sampel tersebut. Ada dua cara yang biasa digunakan : a) sampling dengan pengembalian Anggota populasi yang telah diambil sebagai sampel, dikembalikan Kembali pada populasi semula. Dengan demikian anggota ini masih ada kesempatan untuk terpilih kembali pada pengambilan berikutnya. Secara umum, jika dari populasi berukuran N diambil sampel berukuran n, maka semuanya ada N*n buah sampel yang mungkin diambil. b) sampling tanpa pengembalian Anggota populasi telah terambil untuk dijadikan sampel tidak disimpan Kembali ke dalam populasi .Dengan demikian setiap anggota hanya bisa diambil satu kali Secara umum, banyaknya sampel berukuran n yang dapat diambil dengan cara tanpa pengembalian dari sebuah populasi berukuran N adalah : n N Beberapa cara sampling yang sering digunakan a) Sampling berstrata Ini digunakan jika populasi bersifat heterogen. Dalam hal ini populasi dibuat menjadi beberapa strata / lapisan. Pembuatan strata ditentukan berdasarkan karakteristik tertentu sedemikian sehingga strata tersebut menjadi homogen. Dari setiap strata lalu diambil anggota - anggota secara acak. Gabungan anggota yang diambil akan membentuk sampel strata. b) Sampling klaster Ini digunakan jika populasi heterogen. Dalam sampling ini, populasi dibagi menjadi beberapa kelompok / klaster. Secara acak klaster-klaster diambil untuk dijadikan sampel klaster. Kemudian, secara acak dari sampel klaster tadi diambil anggota - anggota sebagai sampel yang diperlukan. c) d) Sampling sistematik Dalam sampling ini, anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang dan ukuran yang uniform. Jika populasi berukuran N dan sampel beranggotakan n, maka jarak interval besarnya (N/n). Dengan demikian didapat n buah interval dan tiap interval diambil sebuah anggota . Pengambilan anggota pertama yang ada dalam interval pertama dilakukan secara acak. Anggota selanjutnya diambil pada jarak setiap (Nin). Sampling ganda Seringkali pengambilan sampel secara tunggal dipandang kurang efisien, karena bisa jadi terlalu banyak anggota yang diambil. Ini akan menyebabkan pemborosan biaya dab waktu. Oleh karena itu digunakan sampling ganda. Dalam hal ini penelitian dimulai dengan menggunakan sebuah sampel yang ukurannya relatif kecil. Berdasarkan ini kesimpulan mengenai populasi dibuat. Jika hasilnya telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan maka sampling berhenti. Jika tidak , maka sampel kedua diambil dan digabungkan dengan yang pertama. Kesimpulan kemudian dibuat berdasarkan sampel gabungan ini. Sampling ganda ini banyak digunakan dalam statistika industri untuk pengendalian mutu. 9.4. SOAL LATIHAN 110 1 Kapan kita terpaksa harus melakukan sampling Sebuah populasi berukuran N. Diambil sampel berukuran n dengan cara: a. pengembalian b. tanpa pengembalian ‘Ada berapa buah sampel yang mungkin ? Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek semacam obat tetanus. Sekumpulan tikus yang sengaja ditulari tetanus diobati dengan obat itu lalu dicatat berapa banyak tikus yang sembuh selama periode tertentu. a. dalam kasus itu, mana populasinya b. mana sampelnya c. karakteristik apa yang didapat d. mungkinkah dilakukan sensus ? Mengapa ? Apa yang dimaksud dengan Karakteristik Unit Observasi Variabel Target populasi seg Apa yang dimaksud skala pengukuran. Jelaskan dan berikan contohnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai