Anda di halaman 1dari 17

Pengembangan Metode Usulan Peramalan Water Cut Sumuran Menggunakan Data

Permeabilitas Relatif & Metode X-Plot


Oleh:
Yenny Delvia Rosa Br Sinaga*
Dr. Ir. Tutuka Ariadji**
Sari
Suatu lapangan minyak tua seringkali mengalami masalah water breakthrough,oleh karena itu, water cut yang
terproduksi biasanya relatif tinggi. Penanganan masalah ini dapat dengan segera dipersiapkan apabila water cut
telah dapat diprediksi sebelum pengembangan lapangan dilakukan. Metode X-Plot yang digunakan untuk
memprediksi distribusi saturasi air dapat dikembangkan untuk peramalan water cut apabila kurva permeabilitas
relatif diketahui.
Berdasarkan pertimbangan diatas, pada makalah ini, kami melakukan aplikasi dan analisis metode X-Plot untuk
menentukan saturasi air serta melakukan uji kevalidan hasil metode X-Plot tersebut. Kemudian, dikembangkan
metode dan prosedur untuk mendapatkan peramalan water cut berdasarkan metode X-Plot yang diperoleh dari
data special core analysis (SCAL).
Penentuan saturasi air dilakukan dengan metode X-Plot, yaitu plot antara Er and X-Function yang telah
difilterisasi. Dari kemiringan dan titik potong grafik tersebut diperoleh kurva permeabilitas relatif dan kurva
fractional flow. Nilai saturasi air ditentukan dengan mensubtitusi water cut ke persamaan matematis kurva
fractional flow. Uji kevalidan metode X-Plot dilakukan dengan memperbandingkan nilai saturasi air tiap waktu
dari kurva fractional flow dan dari hasil menjalankan simulator. Peramalan water cut dilakukan berdasarkan
metode X-Plot yang diperoleh dari data SCAL dengan merata-ratakan permeabilitas relatif dan menghitung
kemiringan serta titik potong dari plot permeabilitas relatif terhadap saturasi air. Grafik water cut terhadap
faktor perolehan dihasilkan dengan mensubtitusi parameter kemiringan dan titik potong plot tersebut, serta
memasukkan data Swi interval perforasi pada sumur.
Dari hasil dapat disimpulkan bahwa metode X-Plot valid digunakan untuk menentukan saturasi air jika reservoir
mengalami pendesakan air baik dari sumur injeksi maupun natural strong water drive dan memproduksikan
water cut lebih dari 50%. Untuk menghasilkan kurva fractional flow yang representatif, filterisasi X-Plot
diperlukan. Lebih lanjut, kami telah berhasil mengembangkan metode usulan peramalan water cut berdasarkan
metode X-Plot dari data SCAL.
Kata kunci: water cut, special core analysis
Abstract
A mature oil fields often experience water breakthrough problems, therefore, the produced water cut is usually
quite high. Handling this problem can be prepared soon if water cut has been predicted before the field
development. X-Plot method used for water saturation distribution can be developed for water cut prediction
providing relative permeability curves.
Based on the considerations above, in this paper, we apply the X-Plot method and analyze to determine the
water saturation, and for validating test of X-Plot results. Furthermore, method and procedure are developed
to predict water cut performance based on X-Plot method using special core analysis (SCAL) data.
Determination of water saturation is carried out by the X-Plot method that needs filter of the Er versus XFunction plot that have already filtered. From the slope and intercept of that graphic, relative permeability
curve and fractional flow curve can be obtained. Water saturation can be determined by substituting the water
cut into the mathematical equation of fractional flow curve. Validating test of the X-Plot method is carried out
by comparing between the water saturation of each time obtained from the fractional flow curve and simulator
results. Prediction of water saturation is carried out based on the X-Plot method that is obtained from SCAL

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

data by getting the mean value of relative permeability, and calculating the slope and intercept from relative
permeability versus water saturation plot. Graphic of water cut versus recovery factor is obtained by
substituting the slope and intercept of that plot, and substituting the initial water saturation data at the
perforating interval in the well.
From the results, it can be concluded that X-Plot method is valid to be used to determine water saturation If a
reservoir experiences a water drive mechanism either from injection wells or natural strong water drive and
produces water cut more than 50%. For getting the fractional flow curve that is representative, the X-Plot filter
is needed. Furthermore, we have successfully developed a suggested method for predicting water cut based on
X-Plot method from the SCAL data.
Keyword: water cut, special core analysis
* Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
** Dosen Program Studi Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung.

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

PENDAHULUAN

Umumnya lapangan minyak di Indonesia


merupakan lapangan yang telah lama berproduksi
namun masih memiliki bypass oil relative tinggi.
Bypass oil ialah saturasi minyak yang tertinggal di
reservoir meskipun tergolong mobile. Untuk
pengembangan selanjutnya, metode Enchanced Oil
Recovery dan infill drilling perlu dilakukan. Hal ini
bermaksud untuk memberikan energi pendesakan
yang lebih dan meningkatkan koneksi aliran
produksi dari reservoir ke lubang sumur. Oleh
karena itu, identifikasi lokasi bypass oil sangat
penting dalam penentuan metode pengembangan
khususnya dalam penentuan titik infill drilling.
Salah satu cara untuk mengidentifikasi bypass oil
tersebut yaitu dengan mengetahui distribusi saturasi
air dalam reservoir. Jika saturasi air rendah
dimungkinkan bypass oil tinggi. Dengan demikian
perlu diketahui harga saturasi air per sumur untuk
dibuat distribusi air. Saturasi air dapat dihasilkan
dari kurva fractional flow berdasarkan metode XPlot yang telah diperkenalkan oleh Ershaghi dan
Omaoregie2).
Metode
ini
mengkuantifikasi
kemampuan reservoir dalam mengalirkan fluida
dari data produksi. Data utama yang diperlukan di
dalam metode ini hanya berasal dari data produksi
sehingga metode ini tergolong ekonomis. Pada
makalah ini, penulis mengaplikasikan metode XPlot pada beberapa sumur dengan melakukan uji
validasi.
Selain dapat menentukan saturasi air, metode XPlot juga dapat memperkirakan faktor perolehan
produksi minyak dari water cut yang diproduksikan
ataupun sebaliknya. Ini memudahkan perusahaan
dalam mempersiapkan surface facilities yang
memadai.
Berdasarkan
pertimbangan
diatas,
penulis
melakukan analisis mendalam pada metode X-Plot
dengan beberapa tujuan, yakni:
1. Melakukan validasi metode X-Plot untuk
menentukan saturasi air.
2. Memperkirakan water cut dari data SCAL
dengan bantuan metode X-Plot.

II. LATAR BELAKANG TEORI


Pada penulisan makalah ini dilakukan studi literatur
secara mendalam pada makalah yang berjudul

Creation of the Fractional Flow Curve From


Purely Production Data dan A Method for
Exploration of Cut vs Recovery Curves yang
masing-masing ditulis oleh Sameh-Walid1) dan
Ershaghi-Omoregie2).
Metode X-Plot
Metode X-Plot merupakan metode yang
diperkenalkan oleh Ershaghi-Omoregie2) untuk
menunjukkan kinerja produksi lapangan minyak
dengan dengan injeksi air atau natural water drive.
Teknik ini berdasarkan hubungan antara recovery,
dalam hal ini original oil in place (OOIP) (Er) dan
water cut (WC).
Tabulasi antara fw (fractional flow of water) dan Er
dapat dilakukan apabila terdapat data produksi
sebuah reservoir minyak yang sedang diinjeksi air
atau natural water drive dengan WC lebih besar
dari 50% dan data OOIP yang tersedia. Kemudian
grafik Er terhadap X akan membentuk garis lurus
dengan X sebagai fungsi fw. Parameter X memiliki
persamaan: 2)

Ln

1
1
fw

1
fw .................................(1)

.....................................................(2)
Karena parameter X adalah fungsi parabolik
(Gambar 1), maka data yang digunakan hanya
untuk nilai fw lebih besar dari 50%.
0
-1
X-Function

I.

-2
-3
-4
-5
-6
0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

fw, fraction

Gambar-1. Grafik X-function terhadap fw


Hubungan garis yang dibentuk berupa garis lurus
yang mengindikasikan bahwa kinerja reservoir
semata-mata dipengaruhi oleh karakteristik rasio
permeabilitas relatif reservoir. Garis lurus ini dapat
diekstrapolasi untuk angka WC yang diinginkan

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

sesuai dengan harga recovery yang bersangkutan.


Hubungan garis lurus ini dibentuk oleh persamaan
dasar yang telah diperkenalkan oleh ErshagiOmoregie: 2)

Dengan adanya persamaan fw terhadap Sw, data


WC terhadap waktu, maka hubungan Sw terhadap
waktu dapat dibuat.
III.

Er

mX

n ....................................................... (3)

Variabel m dan n berturut-turut adalah slope dan


intercept pada kurva hubungan Er terhadap X.
Perhitungan dilanjutkan dengan m untuk
memperoleh harga b, apabila diketahui data saturasi
air awal (Swi): 2)

1
m 1 Swi

................................................... (4)

Variabel b adalah slope dari kurva rasio


permeabilitas relatif (kro/krw) terhadap Sw di kertas
semi-log. Kemudian dengan menggunakan n dan b,
data viskositas minyak dan air (o/w), harga a
diperoleh dari persamaan:1)

exp

b n 1 S wi

S wi
............... (5)

Variabel a adalah intercept kurva kro/krw terhadap


Sw. Persamaan 1-4 di atas adalah dasar dari teknik
X-cut dan angka a dan b digunakan untuk
membentuk kurva rasio permeabilitas relatif
terhadap Sw dengan input harga Sw: 1)

Sw :

kro
krw

METODOLOGI
KERJA

Perhitungan saturasi air (Sw) dilakukan pada


masing-masing sumur dengan cara membentuk
kurva fractional flow berdasarkan metode X-Plot.
Tiap sumur, terlebih dahulu, dilakukan history
matching dengan menggunakan simulator. Sw yang
dihasilkan dari kurva fractional flow kemudian
diuji kevalidan nilai. Pengujian dilakukan dengan
memperbandingan nilai Sw dari kurva fractional
flow terhadap nilai Sw yang berasal dari hasil run
simulator pada masa produksi.
Perkiraan nilai water cut berdasarkan metode XPlot juga diterapkan terhadap 3 sampel core yang
berasal dari lapisan A.
Untuk mempermudah analisis dan mendapatkan
hasil sesuai tujuan, langkah pengerjaan dilakukan
berdasarkan prosedur, sebagai berikut:
1.

a exp b S w

Prosedur menentukan Sw

Plot Er vs X
(WC>50%)

................................... (6)

Pembentukan
kurva kro/krw

1
k
1 ro
krw

fw

Penentuan m & n
(slope & intercept
kurva Er vs xplot) dengan
filterisasi

Penentuan
b&a(intercept &
slope kurva
kro/krw), input Swi
Sumuran

w
o

................................................. (7)

Setelah terbentuknya kurva fractional flow terhadap


Sw, langkah selanjutnya adalah membuat distribusi
saturasi air. Tersedianya sejarah data produksi
untuk laju alir minyak (qo) dan air (qw) tiap waktu
dapat memberikan besarnya harga WC yang
diperoleh dengan persamaan:

WC

PROSEDUR

Pada makalah ini, penulis melakukan aplikasi dan


analisis metode X-Plot terhadap 3 sumur dari
Lapangan X yang memproduksikan lapisan A.
Tersedia data produksi,SCAL, log, dan PVT.

Persamaan fractional flow (asumsi tekanan kapiler


dan gravitasi diabaikan) dapat dituliskan: 3, 4)

fw

DAN

qw
qo

qw .......................................... (8)

Penentuan harga
fw

Pembentukan
kurva fw vs sw

Penentuan
persamaan fungsi
fw(sw)

Gambar-2. Flow chart prosedur menentukan Sw

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

Data produksi yang digunakan yaitu saat WC>50%


sebagai input plot Er dan X. Dari plot Er dan X,
parameter slope (m) dan intercept (n) berasal dari
regresi data dominan. Kemudian, nilai b dan a
dapat ditentukan dengan mensubtitusikan m dan n
ke Persamaan 6. Setelah mendapatkan nilai b dan a,
kurva kro/krw dibentuk. Dengan mendapatkan nilai
permeabilitas relatif maka fw dapat dihitung dan
kurva fw Vs Sw dibentuk. Dengan model
matematis,persamaan fungsi fw(Sw) diketahui
sebagai cara untuk mempermudah penentuan nilai
S w.
2. Prosedur validasi metode X-Plot
Persamaan fungsi
fw(sw)

Penentuan lokasi perforasi

Input data fw

run sw dengan simulator

Plot sw tiap waktu

Plot sw tiap waktu

Gambar-3. Flow chart prosedur validasi metode XPlot


Prosedur ini dibagi menjadi 2 bagian berbeda, yaitu
prosedur memplot Sw tiap waktu dari metode XPlot dan dari hasil simulator. Prosedur dari metode
X-Plot membutuhkan tahapan yang lebih mudah,
yaitu mensubtitusi fw kedalam persamaan fungsi
fw(Sw).
Sedangkan prosedur dari hasil simulator,
memerlukan penentuan lokasi perforasi dan
menjalankan simulator.
Perbandingan antara kedua prosedur tersebut
dilakukan secara visual. Nilai Sw dari metode XPlot dinyatakan valid jika match dengan hasil
simulator.
3.

Prosedur memperkirakan water cut dari


data SCAL

Perata-rataan
kro,krw

Penentuan a & b
(intercept & slope
kurva kro/krw)

Plot WC Vs Er

Penentuan m & n
(slope & intercept
kurva Er vs x-plot)
dengan filterisasi

Gambar-4. Flow chart prosedur peramalan water


cut dari data SCAL
Pada awal prosedur, nilai permeabilitas relatif perlu
dirata-ratakan jika sampel core yang ditinjau
berjumlah lebih dari 1. Kemudian, dari slope dan
intercept kurva kro/krw secara berurutan nilai b dan
a dihitung. Nilai m dan n dihasilkan dengan
mensubtitusi nilai b ke Persamaan 4 dan nilai a ke
Persamaan 5. Nilai Swi berasal dari data log
perforasi.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumur yang ditinjau merupakan sumur 1,2,3 yang


memproduksi minyak dari lapisan A pada lapangan
X. Lapangan X merupakan lapangan dengan
reservoir batu pasir yang telah diproduksikan sejak
tahun 1979 dengan strong water drive mechanism.
1. Menentukan Distribusi Sw
Data yang diperlukan untuk metode X-Plot yaitu
data produksi (WC), OOIP, sifat fisik fluida
(o,w), sifat petofisika batuan (Swi).
OOIP yang dipakai disini merupakan OOIP tiap
sumur. Nilai tersebut berasal dari Estimate Ultimate
Recovery (EUR)-decline curve analysis dibagi
dengan Recovery Faktor (RF) dari lapisan yang
diproduksi. Swi berasal dari data log pada
kedalaman perforasi sumur. Sedangkan sifat fisik
fluida berasal data PVT.
Agar langkah kerja dapat dengan mudah dipahami,
penulisan makalah ini dilakukan pada satu sumur
yaitu Sumur-1, sebagai contoh.
Data Sumur-1:
OOIP (bbl)=

931137.1

Swi=

0.34

o (cp)=

4.59

w (cp)=

0.6732

1.1 Pembentukan X-Plot


Metode X-Plot berlaku saat water cut telah
mencapai minimal 50%. Data produksi Sumur-1
seperti water cut dan produksi minyak kumulatif
ditabulasikan, lalu nilai X-Function dihitung sesuai
dengan persamaan 1 dan Er sesuai dengan
persamaan 2. Plot Er terhadap X menjadi X-Plot.

Fungsi WC(Er)

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

Tabel-1. Data produksi Sumur-1

0.450
0.400

Tanggal

Cum.Oil.Prod
(bbl)

WC

Er

8/1/1986

307326

0.696

-2.265

0.330

9/1/1986

310244

0.745

-2.414

0.333

10/1/1986

313568

0.696

-2.265

0.337

11/1/1986

314022

0.593

-2.062

0.337

12/1/1986

317289

0.620

-2.102

0.341

0.350
0.300
0.250

Er

0.200
0.150
0.100

1/1/1987

319247

0.832

-2.802

0.343

2/1/1987

320875

0.832

-2.802

0.345

3/1/1987

322852

0.832

-2.802

0.347

4/1/1987

325422

0.800

-2.636

0.349

5/1/1987

330235

0.660

-2.178

0.355

6/1/1987

334664

0.700

-2.276

0.359

7/1/1987

337357

0.753

-2.443

0.362

8/1/1987

339989

0.775

-2.527

0.365

9/1/1987

341872

0.811

-2.690

0.367

10/1/1987

343694

0.827

-2.774

0.369

11/1/1987

345608

0.820

-2.736

0.371

12/1/1987

347783

0.780

-2.548

0.374

1/1/1988

349556

0.840

-2.849

0.375

2/1/1988

351157

0.828

-2.779

0.377

3/1/1988

352365

0.859

-2.971

0.378

4/1/1988

352839

0.940

-3.815

0.379

5/1/1988

353665

0.920

-3.529

0.380

6/1/1988

354953

0.840

-2.849

0.381

7/1/1988

356400

0.861

-2.985

0.383

8/1/1988

358061

0.854

-2.937

0.385

9/1/1988

358857

0.930

-3.662

0.385

10/1/1988

359558

0.930

-3.662

0.386

11/1/1988

361575

0.791

-2.595

0.388

12/1/1988

362764

0.854

-2.937

0.390

1/1/1989

363934

0.842

-2.861

0.391

2/1/1989

365005

0.798

-2.627

0.392

3/1/1989

366439

0.798

-2.627

0.394

4/1/1989

367758

0.754

-2.446

0.395

5/1/1989

368871

0.750

-2.432

0.396

6/1/1989

370287

0.761

-2.472

0.398

7/1/1989

371356

0.880

-3.129

0.399

0.050
0.000
-5.000

-4.000

-3.000

-2.000

-1.000

0.000

X-Function

Gambar-5. X-Plot
1.2 Penentuan Slope (m) & Intercept (n) X-Plot.
X-Plot menampilkan kondisi tersebar, sehingga
memerlukan filterisasi untuk mendapatkan data
produksi yang lebih baik. Jika filterisasi tidak
dilakukan maka akan menghasilkan kurva
fractional flow kurang bagus dan tidak mewakili
kondisi reservoir sebenarnya. Hal tersebut dapat
dilihat dari bentuk kurva dan nilai Swi pada kurva
fractional flow yang tidak sesuai dengan data.
Dari trial and error yang telah penulis lakukan,
pemilihan data produksi dilakukan berdasarkan
nilai WC>50% yang paling mendekati dengan masa
sekarang, nilai Er maupun X harus kontinu, dan
simpangan yang diperbolehkan tidak melebihi
0.1%. Dengan 3 pertimbangan tersebut,
disimpulkan bahwa variabel m harus negatif dan n
harus positif.
Tabel-2. Data produksi Sumur-1 (filtered)
Tanggal

Cum.Oil.Prod
(bbl)

WC

Er

11/1/1986

314022

0.593

-2.062

0.337

12/1/1986

317289

0.620

-2.102

0.341

5/1/1987

330235

0.660

-2.178

0.355

6/1/1987

334664

0.700

-2.276

0.359

7/1/1987

337357

0.753

-2.443

0.362

8/1/1987

339989

0.775

-2.527

0.365

9/1/1987

341872

0.811

-2.690

0.367

11/1/1987

345608

0.820

-2.736

0.371

2/1/1988

351157

0.828

-2.779

0.377

6/1/1988

354953

0.840

-2.849

0.381

8/1/1988

358061

0.854

-2.937

0.385

7/1/1989

371356

0.880

-3.129

0.399

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

0.450
0.400
0.350
0.300

y = -0.049x + 0.240
R = 0.940

0.200

Er

0.250

0.150
0.100

dari tiap harga fw, kurva fractional flow Sumur-1


perlu dibentuk seperti dibawah ini.
Kurva fractional flow berbeda untuk setiap sumur.
Penentuan distribusi Sw dalam reservoir dapat
dilakukan dengan menentukan Sw tiap waktu dari
masing-masing sumur yang merepresentasikan Sw
pada lokasi sumur tersebut.

0.050
0.000
-4.000

-3.000

-2.000

-1.000

0.000

1.2

X-Function

Gambar-6. X-Plot (filtered)

0.8
0.6

fw

Dari regresi plot data yang telah difilterisasi,


didapat slope (m) sebesar 0.049 dan intercept (n)
sebesar 0.240.

0.4
0.2
0

1.3 Penentuan Slope (b) dan Intercept (a) pada


Kurva Permeabilitas Relatif Terhadap
Saturasi Air
Berdasarkan persamaan 4 dan 5, variabel b dan a
dapat ditentukan. Variabel b bernilai -34.0136 dan
a bernilai 7.41E+08.
1.4 Pembentukan Kurva kro/krw Vs Sw
Nilai kro/krw dapat ditentukan dengan menggunakan
Persamaan 6 dengan mensubtitusi variabel a dan b
untuk tiap harga Sw. Agar memudahkan
pembentukan kurva kro/krw, nilai Sw sebelumnya
ditabulasi dari selang 0-1 kemudian nilai kro/krw
dihitung setiap nilai Sw. Hasil plot kurva kro/krw
terhadap saturasi air Sumur-1, seperti gambar-7
dibawah ini.

-0.2

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

Sw
Gambar-8. Kurva fractional flow Sumur-1
Kurva fractional flow (Gmbr.8) menunjukkan nilai
Swi sebesar 0.34 yang sesuai dengan data log. Hal
ini menyatakan bahwa bentuk kurva bagus dan
representatif.
1.6 Penentuan Persamaan Fungsi fw(sw)
Penentuan persamaan fungsi fw(sw) merupakan
salah satu tahapan penting. Persamaan fungsi ini
ditentukan
dengan
menggunakan
program
matematis (Curve Expert).

10000000

kro/krw

1000000
10000
100
1
0.01

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

0.0001
0.000001

Sw
Gambar-7. Kurva kro/krw terhadap Sw
1.5 Kurva Fractional Flow
Setelah nilai kro/krw telah didapatkan, nilai fw dapat
dengan mudah dihitung sesuai persamaan
fractional flow yang diperkenalkan oleh BuckleyLaverett (Pers.7). Agar dapat menentukan nilai Sw

Gambar-9. Kurva fractional flow (Model Logistik)


Sumur-1
Gmbr.9 adalah hasil Persamaan 9 dengan Model
Logistik, sebagai berikut:

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

...........(9)

Dimana : a = 1.0065708 ,b = 8946747.4,

2. Validasi Metode X-Plot


Agar memiliki tingkat kepastian yang tinggi, hasil
metode X-Plot perlu diuji kevalidannya. Uji
kevalidan dilakukan dengan memperbandingkan
nilai Sw hasil metode X-Plot dengan data yang lebih
valid, yaitu dengan menggunakan data simulasi.

c = 29.368962
Sumur-2

Saturasi yang didapat pada metode ini merupakan


saturasi area sekitar sumur sehingga data simulasi
yang dipakai yaitu saturasi pada grid sekitar
perforasi.
Prosedur memvalidasi metode X-Plot yaitu, sebagai
berikut:

Gambar-10. Kurva fractional flow (Model MMF)


Sumur-2
Gmbr.10 adalah hasil Persamaan 10 dengan Model
MMF, sebagai berikut:

2.1 Pembentukan Grafik Saturasi Air Terhadap


Waktu (Metode X-Plot)
Dengan menggunakan persamaan matematis fungsi
fractional flow, didapat nilai Sw. Nilai Sw kemudian
diplot selama masa produksi, dari awal sumur
dibuka hingga sumur ditutup, agar dapat dianalisis
pada periode tersebut. Dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan Sw semakin lama semakin besar.

...........(10)
0.700

Dimana : a = 0.0012921403 , b = 7.8870414e-005,


c = 1.0059083 , d = 14.234672

0.600
0.500

Sw

Sumur-3

0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
09/12/1985

09/12/1987

08/12/1989

Tanggal

08/12/1991

Gambar-12. Grafik Sw Vs Waktu (metode X-Plot)

Gambar-11. Kurva
Richards) Sumur-3

fractional

flow

(Model

Gmbr.11 adalah hasil Persamaan 11 dengan Model


Richards, sebagai berikut:

2.2 Pembentukan Grafik Sw Vs Waktu


(Simulator)
Pertama,tentukan zona perforasi sebagai daerah
tinjauan saturasi air, kemudian jalankan simulator
untuk mendapatkan data saturasi air pada zona
tersebut untuk periode waktu tertentu. Jika zona
perforasi berjumlah lebih dari satu, diperlukan
perata-rataan saturasi air tiap volume pori dengan
menggunakan Persamaan 12 dibawah ini. Setelah
itu, plot Swaverage vs Waktu.

...........(11)

...........(12)

Koefisien : a = 1, b = 16.292258, c = 33.670037,


d = 1.0000002

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

Nilai Sw dengan Metode X-Plot pada pertengahan


produksi, sekitar tahun 1991, menyimpang jauh.
Hal ini dapat disebabkan terjadinya perbaikan
kondisi reservoir sehingga water cut yang
terproduksi mengecil jumlahnya. Jika ditinjau
secara menyeluruh, Metode X-Plot masih tergolong
valid dengan penyimpangan rata-rata sebesar 4.3%.

0.800
0.700
0.600

Sw

0.500
0.400
0.300
0.200
0.100

Sumur-3

0.000
09/12/1985

09/12/1987

08/12/1989

08/12/1991

Tanggal
Gambar-13. Grafik Sw Vs Waktu (Simulator)
2.3 Plot Sw Vs Waktu (X-Plot & Simulator)

0.7
0.6
0.5

Sw

0.4

0.700

Sw (Metode X-Plot)

0.3

0.600

Sw (Simulator)

0.2

0.500

0.1

Sw

0.400

Sw (Metode X-Plot)

0.300

Sw (Simulator)

0.200

0
01/06/1992

31/05/1996

30/05/2000

Tanggal

29/05/2004

28/05/2008

0.100

Gambar-16. Grafik Sw Vs Waktu (Sumur-3)

0.000
09/12/1985

09/12/1987

08/12/1989

08/12/1991

Tanggal
Gambar-14. Grafik Sw Vs Waktu (Sumur-1)
Secara umum, dapat dilihat bahwa Metode X-Plot
tergolong valid, karena merepresentasikan hasil
yang mendekati dengan data simulasi. Dari hasil
perhitungan, didapat penyimpangan secara rata-rata
sebesar 1.4 %.
Prosedur 5.2.1-5.2.3 diulang untuk Sumur-2 dan
sumur-3, didapat hasil seperti berikut.
Sumur-2

0.6
0.5

Sw

Sw (Metode X-Plot)

0.3
0.2

3. Peramalan Water Cut


Permeabilitas Relatif

dengan

dengan

Data

Studi yang penulis lakukan juga mengemukakan


kegunaan metode X-Plot dari data permeabilitas
relatif dalam memperkirakan besarnya water cut
berdasarkan faktor perolehan minyak (Er). Kondisi
tersebut tercapai jika syarat penggunaan metode XPlot tetap digunakan, yaitu reservoir telah
memproduksikan minyak dengan water cut hingga
lebih dari 50%.
Prosedur memperkirakan water cut dari data
permeabilitas relatif.

0.7

0.4

Metode
X-Plot
tergolong
valid
penyimpangan rata-rata sebesar 1.86%.

Sw (Simulator)

0.1
0
09/12/1985 09/12/1987 08/12/1989 08/12/1991 07/12/1993 07/12/1995

Tanggal

3.1 Perata-rataan Permeabilitas Relatif


Tahap ini perlu karena data sample core lapisan A
berjumlah lebih dari satu, tepatnya berjumlah 3.
Setelah normalisasi dan denormalisasi saturasi
air,permeabilitas minyak dan air maka dihasilkan
nilai nilai rata-rata permeabilitas relatif minyak dan
air. Gambar-18 merupakan kurva permeabilitas
hasil perata-rataan

Gambar-15. Grafik Sw Vs Waktu (Sumur-2)

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

Nilai slope (m) dan intercept (n) X-Plot dapat


ditentukan
secara
berurutan
menggunakan
persamaan 4 dan 5. Didapat, yaitu: m = -0.06464 ,
n = 0 0.2142.

Normalized Water - Oil Relative Permeability

1.00
0.90

y = 1.086x3 - 0.502x2 + 0.403x - 0.001


R = 0.965

0.80
0.70

y = -1.708x3 + 4.220x2 - 3.518x + 1.000


R = 0.993

0.60

3.4 Plot WC Vs Er
Plot WC terhadap Er menghasilkan persamaan
sebagai berikut: Er= -0.06464 X + 0 0.2142.

Kr*

0.50
0.40
0.30

Krw*

0.20

Kro*

0.10
0.00
0.00

0.20

0.40

0.60

Sw*

0.80

1.00

Kemudian dibuat tabulasi nilai WC dari 50%


hingga 100% kemudian hitung nilai X (Pers.1) dan
nilai Er (Pers.2). Plot Er Vs WC dalam grafik.

Gambar-17. Normalisasi permeabilitas relatif


1.2
1.2

0.8

Kro

0.6

Kr

WC

Krw

0.8

0.6
0.4

0.4
0.2
0.2
0
0
-0.2

0
0

0.2

0.4

0.6

0.8

Sw

0.2

0.4

Er

0.6

0.8

Gambar-20. Grafik WC Vs Er

Gambar-18. Kurva permeabilitas relatif (Data


SCAL)

3.5 Penentuan Fungsi Water Cut terhadap Er


Dengan program matematika didapat model
analitik untuk memudahkan penentuan nilai WC
secara mudah dan cepat.

3.2 Penentuan a dan b


2.5
2

y = -9.742x + 5.296
R = 0.998

log (kro/krw)

1.5
1

0.5
0

-0.5

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-1

-1.5
-2

Sw
Gambar-19. Kurva kro/krw (Data SCAL)
Penentuan variabel a dan b ditentukan dari
persamaan garis kurva kro/krw pada kordinat
semilog. Sesuai dengan perhitungan berdasarkan
Persamaan 6, nilai a sebesar 197696,964 dan b
sebesar -22.342.
3.3 Penentuan m dan n
Untuk dapat menentukan slope (m) dan intercept
(n) X-Plot dibutuhkan nilai Swi. Nilai Swi yang
dipakai berasal dari data log.

Gambar-21. Grafik WC Vs Er (Model Weibull)


Hasil persamaan fungsi WC(Er) dengan Model
Weibull adalah :

...........(13)

Dimana: a = 0.98575188 , b = 87.935037 , c =


21.691251 , d = 1.2186999
Persamaan 13 diatas hanya berlaku pada WC>50%.

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

10

Untuk memastikan kevalidan persamaan fungsi


WC(Er), evaluasi dilakukan dengan memplot data
produksi.
1.200
1.000

WC

0.800

fw
Sw
Swi
o
w
kro
krw
qo
qw

= Fraksi air, fraksi


= Saturasi air, fraksi
= Saturasi air awal, fraksi
= Viskositas minyak, cp
= Viskositas air, cp
= Permeabilitas relatif minyak, fraksi
= Permeabilitas relatif air, fraksi
= Laju alir produksi minyak, STBD
= Laju alir produksi air, STBD

0.600

Data Produksi
0.400

VIII.

SCAL

Terima Kasih

0.200
0.000
0.300

0.350

0.400

0.450

0.500

Er

Gambar-21.Validasi grafik WC Vs Er (Sumur-1)


Dari gambar-21, secara umum, Persamaan 13
match untuk Sumur-1.

V.
1.
2.

3.

4.

KESIMPULAN
Metode X-Plot valid digunakan untuk
menentukan saturasi air.
Metode X-Plot berlaku untuk reservoir dengan
pendesakan air dari sumur injeksi maupun
strong water drive, telah berproduksi cukup
lama sehingga WC>50%.
Filterisasi X-Plot diperlukan untuk membentuk
kurva fractional flow sesuai dengan kondisi
reservoir sebenarnya.
Telah dihasilkan metode usulan berdasarkan
metode X-Plot untuk meramalkan nilai water
cut dari faktor perolehan minyak.

Saya menyadari bahwa penyelesaian makalah tugas


akhir ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak.
Saya ucapkan syukur kepada Tuhan Yesus serta
seluruh anggota keluarga besar, khususnya: Luhut
TP.Sinaga sebagai ayah, Rosita M. Hutabarat
sebagai ibu, Opung, Atalya sebagai kakak, dan
Zenith,Randhy sebagai adik, yang mendukung
secara moril sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir dengan baik. Saya juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing, Ir.
Tutuka Ariadji,M.sc.Ph.D yang memberikan
banyak masukan materi dan ide segar pada awal
hingga akhir pembuatan makalah ini. Serta, tidak
lupa, kepada seluruh TM 2006, terlebih kepada
Ivan Christian, Lusy Maryanti, Ade Sebastian,
Ekasih Pardomuan, dan Hanny
atas setiap
dukungan motivasi untuk penyelesaian makalah ini.
Terakhir, saya ucapkan terima kasih atas kebaikan
dan keramahan setiap karyawan TU untuk segala
urusan administrasi selama studi.

IX. DAFTAR PUSTAKA


1.

2.
VI.

SARAN

Pada penulisan makalah ini, penulis menyadari


beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis
menyarankan hal untuk perbaikan kedepan makalah
ini yaitu perlu analisis kembali mengenai kevalidan
metode peramalan water cut berdasarkan metode
X-Plot untuk data SCAL yang berbeda.
VII.

3.
4.

Sameh Macary and Walid A. A/Hamid:


Creation of the Fractional Flow Curve from
Purely Production Data, EPRI., October 1999.
Iraj Ershaghi and Osazuwa Omoregie: A
Method for Extrapolation of Cut vs Recovery
Curves, J. of Pet. Tech., pp. 203-4,
February1978.
Bradley, Howard B: Petroleum Engineering
Handbook SPE, February 1992, 3rd Printing.
Ahmed, Tarek: Reservoir Engineering
Handbook, GPP Publishing, Texas (2000), 2nd
Ed.

DAFTAR SIMBOL

RF
OOIP
EUR
WC
Er

= Faktor perolehan, fraksi


= Original Oil in Place, MSTB
= Estimate Ultimate Recovery, MSTB
= Water cut, fraksi
= Faktor recovery, fraksi

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

11

Lampiran 1-Gambar Grafik X-Plot Terhadap Recovery Untuk Setiap Sumur Pada Lapangan X
0.500
0.400
0.300
Er

0.200
0.100
0.000
-5.000

-4.000

-3.000

-2.000

-1.000

0.000

X-Function

Gambar 1.1 Grafik X-Plot Terhadap Recovery Untuk Sumur-1

-6.0000

-4.0000
-2.0000
X-Function

Er

0.4500
0.4000
0.3500
0.3000
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000

0.0000

0.450
0.400
0.350
0.300
0.250
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
-6.000

-4.000

-2.000

Er

Gambar 1.2 Grafik X-Plot Terhadap Recovery Untuk Sumur-2

0.000

X-Function
Gambar 1.3 Grafik X-Plot Terhadap Recovery Untuk Sumur-3

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

0.450
0.400
0.350
0.300
0.250
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000

y = -0.049x + 0.240
R = 0.940

-4.000

-3.000

-2.000
X

-1.000

Er

Lampiran2-Gambar X-Plot (Filtered) Terhadap Recovery Untuk Setiap Sumur

0.000

0.450
0.400
0.350
0.300
0.250
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000

y = -0.054x + 0.247
R = 0.936

-3.000

-2.000

-1.000

Er

Gambar 2.1 Grafik X-Plot (Filtered) Terhadap Recovery Untuk Sumur-1

0.000

X
Gambar 2.2 Grafik X-Plot (Filtered) Terhadap Recovery Untuk Sumur-2
0.400
0.350
0.300
0.250
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000

y = -0.048x + 0.209
R = 0.966

-4.000

-3.000

-2.000

-1.000

0.000

Gambar 2.3 Grafik X-Plot (Filtered) Terhadap Recovery Untuk Sumur-3

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

Lampiran-3 Grafik Permeabilitas Relatif Terhadap Sw Untuk Setiap Sumur


10000000

log (kro/krw)

1000000
10000
100
1
0.01 0

0.5

1.5

0.0001
0.000001

Sw

Gambar3.1 Grafik Permeabilitas Relatif Terhadap Sw Untuk Sumur-1


10000000

log (kro/krw)

1000000
10000
100
1
0.01 0

0.5

1.5

0.0001
0.000001

Sw

Gambar3.2 Grafik Permeabilitas Relatif Terhadap Sw Untuk Sumur-2

10000000
100000
1000
10
0.1

0.5

1.5

0.001
0.00001
0.000000
Gambar3.3 Grafik Permeabilitas Relatif Terhadap Sw Untuk Sumur-3

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

Lampiran 4-Gambar Kurva Fractional Flow Terhadap Sw Berdasarkan Metode X-Plot Untuk Setiap Sumur
1.2
1

fw

0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0

0.5

1.5

Sw

Gambar 4.1 Gambar Kurva Fractional Flow Terhadap Sw Untuk Sumur-1


1.2
1
0.8
0.6

fw

0.4
0.2
0
-0.2 0

0.5

1.5

Sw
Gambar 4.2 Gambar Kurva Fractional Flow Terhadap Sw Untuk Sumur-2
1.2
1

fw

0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0

0.5

1.5

Sw

Gambar 4.3 Gambar Kurva Fractional Flow Terhadap Sw Untuk Sumur-3

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

Lampiran 5- Gambar Validasi Metode X-Plot Terhadap Data Simulasi Untuk Setiap Sumur
0.700
0.600

Sw

0.500
0.400
Sw (Metode X-Plot)
Sw (Simulator)

0.300
0.200
0.100
0.000
3/29/1986

8/11/1987

12/23/1988

5/7/1990

9/19/1991

Date
Gambar 5.1 Gambar Validasi Metode X-Plot Terhadap Data Simulasi Untuk Sumur-1
0.7
0.6
0.5
Sw

0.4
0.3
Sw (Metode X-Plot)
Sw (Simulator)

0.2
0.1
0

3/29/19868/11/198712/23/19885/7/1990 9/19/19911/31/19936/15/199410/28/1995
Tanggal
Gambar 5.2 Gambar Validasi Metode X-Plot Terhadap Data Simulasi Untuk Sumur-2
0.7
0.6

S-12

0.5
Sw

0.4
0.3
0.2

Sw (Metode X-Plot)
Sw (Simulator)

0.1
0
6/1/1992 2/26/1995 11/22/1997 8/18/2000 5/15/2003 2/8/2006 11/4/2008
Tanggal
Gambar 5.2 Gambar Validasi Metode X-Plot Terhadap Data Simulasi Untuk Sumur-3

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

Lampiran 6- Gambar Validasi Metode Peramalan Water Cut (Metode X-Plot) dari data SCAL Setiap Sumur
1.200
1.000
0.800
0.600

Prod

0.400

SCAL

0.200
0.000
0.300

0.320

0.340

0.360

0.380

0.400

0.420

0.440

0.460

Gambar 6.1 Gambar Validasi Metode Peramalan Water Cut (Metode X-Plot) dari data SCAL Sumur-1
1.2
1

WC

0.8
0.6

SCAL
Data Produksi

0.4
0.2
0
0.3

0.4

0.5

0.6
Er

0.7

0.8

0.9

Gambar 6.2 Gambar Validasi Metode Peramalan Water Cut (Metode X-Plot) dari data SCAL Sumur-2
1.200
1.000
0.800
WC

Data
SCAL

0.600
0.400
0.200
0.000
0.300

0.320

0.340

0.360

0.380
Er

0.400

0.420

0.440

0.460

Gambar 6.3 Gambar Validasi Metode Peramalan Water Cut (Metode X-Plot) dari data SCAL Sumur-3

Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, 12206014 Sem2 2009/2010

Anda mungkin juga menyukai