Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN

EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI


PERUSAHAAN
OLEH : Aulia Isyqiy
NIM : 14.206.2244
LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam proses go public , laporan keuangan memiliki fungsi yang
penting. Baik bagi user , penjamin , maupun investor, laporan keuangan
merupakan suatu sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang
dilakukan oleh manajemen atas sumber daya pemilih. Laporan yang
diberikan perusahaan menunjukan tingkat kinerja yang dicapai oleh
perusahaan dalam pengelolaan sumber daya yangdimiliki untuk
memberikan nilai tambah kepada stakeholders . Seluruh bagian laporan
keuangan seperti , neraca, laporan labarugi, laporan arus kas , dan
catatan atas laporan keuangan perusahaan merupakan bagian penting
yang melengkapi. Bagian laporan keuangan tersebut dapat di pakai
sebagai salah satu parameter untuk mengukur kinerja laporan keuangan
perusahaan.
Salah satu cara yang dilakukan manajemen dalam proses
penyusunan laporan keuangan yang dapat mempengaruhi tingkat laba
yang

ditampilkan

adalah

Earning

Management

yang

dapat

mempengaruhi nilai perusahaan pada saat tertentu . Beberapa


penelitian mendukung bahwa manipulasi terhadap earnings juga sering

dilakukan oleh manajemen. Penyusunan earnings

dilakukan oleh

manajemen yang lebih mengetahui kondisi dalam perusahaan , kondisi


ini di prediksi oleh Dechow (1995) dapat menimbulkan masalah karena
manajemen sebagai pihak yang memberi informasi tentang kinerja
perusahaan di evaluasi dan dihargai berdasarkan laporan yang
dibuatnya sendiri. Laba yang kurang berkualitas bisa terjadi karena
dalam menjalankan bisnis perusahaan , manajemen bukan merupakan
pemilik perusahaan. Pemisah kepemilikan ini dapat menimbulkan
konflik dalam pengendalian dan pengelolaan perusahaan yang
menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan
pemilik.Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan ini disebut
dengan konflik keagenan.
Earnings management dapat menimbulkan masalah keagenan
yang dipicudari adanya pemisahan peran dan perbedaan kepentingan
antara pemegang saham (principal) dengan pengelola atau manajemen
perusahaan (agent). Kondisi ini timbul karena adanya asimetri informasi
antara manajemen dan pihak lain yang tidak memilikisumber dan akses
yang memadai untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk
memonitortindakan manajemen (Richadson, 1998; DuChaeme et al,
2000

dalam

Theresia

Dwi

Hastuti,

2005).

Konflik

keagenan

mengakibatkan adanya sikap oportunistik manajemen yang akan


mengakibatkan laba yang di laporkan semu, akan menyebabkan nilai
perusahaan berkurang dimasa yang akan datang.
Teori

keagenan

memberikan

pandangan

bahwa

Earnings

management dapat diminimumkan dengan pengawasan sendiri, yaitu


melalui praktek Good corporate Governance (GCG) . Praketek earnings

management dapat diminimumkan melalui mekanisme monitoring


untuk mnyelaraskan perbedaan Kepentingan pemilik dengan manajer.
Mekanisme Corporate Governance seperti mekanisme eksternal, seperti
struktur dan dewan komisaris, serta mekanisme eksternal, seperti pasar
untuk kontrol perusahaan diharapkan dapat untuk mengatasi masalah
keagenan tersebut. Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh
manajer, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan
para principal karena manajer akan termotivasi meningkat kinerja.
Kemampuan dewan komisaris untuk mengawasi merupakan fungsi yang
positif dari porsi dan independensi dari dewan komisaris eksternal.
Dewan komisaris juga bertanggung jawab atas kualitas laporan
keuangan yang disajikan.
Konflik keagenan dapat diatas dengan adanya tata kelola yang baik
(good Corporate Governance) . GCG mengupayakan pengembangan
untuk mendorong optimalisasi alokasi atau penggunaan sumberdaya
perusahaan agar pertumbuhan dan kesejahteraan pemilik terjaga .
Corporate Governance pada dasarnya merupakan pengendalian perilaku
eksekutif puncak agar bertindak tidak hanya menguntungkan dirinya
sendiri , tetapi juga menguntungkan bagi pemilik perusahaan atau
dengan kata lain untuk menyamakan kepentingan antara pemilik
perusahaan dengan pengelola perusahaan . GCG merupakan sisitem
yang memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada stakeholders ,
termasuk di dalamnya adalah stakeholders, lender, employes,
executives, goverment, customers, dan stakeholders lainnya. (Niam,
2000 dalam Theresia Dwi Hastuti , 2005) Dua hal yang menjadi
perhatian utama konsep ini adalah ; pertama , pentingnya hak
pemegang saham untuk memperoleh informasi yang benar (akurat) dan

tepat pada waktunya ; keuda , kewajiban perusahaan untuk melakukan


pengungkapan (disclosure) secara tepat pada waktunya dan transparan
mengenai semua hal yang berkaitan dengan kinerja perusahaan ,
kepemilikan dan pemegang kepentingan (stakeholder) (YPPMI & Sinergy
Communication, 2000) .
Penerapan

Good Corporate Governance

dipercaya dapat

meningkatkan kinerja atau nilai perusahaan . sebagai contoh , Dey


Report (1995 dalam Dwi Novi Kusumawati dan Bambang Riyanto, 2005)
mengemukakan bahwa Corporate governance dalam jangka panjang
dapat meningkatkan nilai perusahaan dan menguntungkan pemegang
saham. Peningkatan kinerja tersebut tidak hanya untuk pemegang
saham namun juga untuk kep-entingan publik secara umum. Hal yang
sama juga diungkapkan olehKNKCG (Komite Nasional Kebijakan Atas
Corporate Governance) (2001) di Indonesia (Dwi Novi Kusumawati dan
Bambang Riyanto, 2005 ), mengemukakan bahwa pedoman GCG yang
mereka susun antara lain bertujuan memaksimalkan nilai perseroan
dan nilai perseroan bagi pemegang saham dengan cara meningkatkan
prinsi keterbukaan, akuntabilitas,... (butir 1) serta untuk mendorong
pengelolaan perseroan secara profesional , transparan , efisien,..(butir
2) . Secara umum Corporate Governance merupakan mekanisme dan
struktur yang berperan sebagai pengawasan atas self-serving behavior
manajer (Short et al, 1999 dalam Dwi Novi Kusuma wati dan Bambang
Riyanto, 2005) . pengelolaan perusahaan yang terbuka (transparan) dan
accountable bisa mencegah terjadinya self-serving behavior. Corporate
Gevernance dengan demikian dapa di artikan sebagai struktur dan
mekanisme yang menjamin adanya control dan accountability, namun

tetap mendorong efisiensi dan kinerja perusahaan (Solowe, 2002 dalam


Dwi Novi Kusumawati dan Bambang Riyanto, 2005).
Tujuan umum perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.
Laba sebagai bagian laporan keuangan yang tidak menyajikan fakta
tentang

kinerja manajemen yang menyesatkan pihak pengguna

laporan. Jika laba ini digunakan investor untuk membentuk nilai


perusahaan , maka laba tidak dapat menjelaskan nilai perusahaan yang
sebenarnya (Boediono, 2005 dalam Andri Rahmawati dan Hanung
Triatmoko, 2007).
Penelitian ini adalah melakukan replikasi dari peniltian yang telah
di lakukan oleh Vinola Herawati (2008). Dalam penelitiannya , Vinola
Hermawati melakukan penelitian mengenai corporatre governance yang
terdiri dari kepemilikan manajerial , kepemilikan instational , komisaris
independen, dan kualitas audit yang di gunakan sebagai variabel
moderating pada praktek earnings management

terhadap nilai

perusahaan. Dalam penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa


kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
sedangkan komisaris independen berpengaruh negatif . Koefisien
earnings management di perlemah dengan adanya audit oleh Big4.
Kualitas audit dengan KAP Big4 dapat mengurangi aktivits manajemen
laba tetapi penelitian mengenai moderating menyalahi uji asumsiklasik
karena

terjadi

multikolonieritas,

sehingga

pengujian

mengenai

Corporate governance sebagai varieabel moderating tidak dapat


dilakukan. Untuk itu, dalam penalitian meruabah bentuk penelitian
yaitu dari penelitian moderating menjadi penelitian antara variabel

dependen yaitu nilai perusahaan dengan variabel independen yaitu


earnings management dan praktek Corporate governance.
Sebagai perbedaan dari penelitian yang dilakukan Vinola Herawati
(2008),

peneliti

menambahkan

variabel

mekanisme

Corporate

governance yaitu compliance reporting. Variabel compliance reporting


didapat dari penelitian yang di lakukan oleh Dwi Novi Kusumawati dan
Bambang Riyanto(2005). Compliance reporting adalah seberapa jauh
perusahaan mentaati praktek good corporate governance. Hasil yang di
dapat

dari

penelitian

tersebut

adalah

compliance

reporting

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sebab investor bersedia untuk


memberikan mengenai transparansi GCG. Sehingga compliance
reporting dalam penelitian ini digunakan sebagai variabel independen
yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan adanya
transparansi melalui compliance reporting diharapkan manajer tidak
akan melakukan prektek earnings management. Berdasarkan uraian
diatas, maka penelitian ini berjudul PENGARUH CORPORATE
GOVERNANCE DAN EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN

Anda mungkin juga menyukai