Anda di halaman 1dari 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batu saluran kemih merupakan masalah kesehatan yang cukup
bermakna di dunia. Di negara-negara berkembang, banyak dijumpai
pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak
dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas. Hal ini karena
adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di
Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini,
sedangkan di seluruh dunia, rata-rata terdapat 1-12% penduduk
yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan salah
satu dari tiga penyakit terbanyak di bidang urologi disamping
infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna 1.

Angka

kejadian batu ginjal di Indonesia tahun 2002 berdasarkan data yang


dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia adalah sebesar 37.636
kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Sedangkan
jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah
kematian adalah sebesar 378 orang.
Kemajuan dalam bidang neurologi telah secara drastis mengubah
tatalaksana pasien dengan batu simtomatik yang membutuhkan operasi
terbuka untuk pengangkatan batu. Perkembangan terapi invasif minimal
mutakhir,

yaitu retrograde ureteroscopic intrarenal surgery

percutaneus

nephrolithotomy

(PNL),

ureteroskopi

(URS)

(RIRS),
dan

extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) telah memicu kontroversi


mengenai teknik mana yang paling efektif.
ESWL merupakan terapi non invasif yang menggunakan gelombang
kejut berintensitas tinggi. Gelombang ini dibangkitkan di luar tubuh pasien
lalu ditembakkan ke batu ginjal atau ureter. Sejak ESWL diperkenalkan
pada tahun 1980-an, teknologi dalam bidang litotripsi gelombang kejut
telah sangat berkembang.

Anda mungkin juga menyukai