Anda di halaman 1dari 19

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA DAN PERILAKU

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA


JAKARTA

LAPORAN KASUS PSIKIATRIK


Pembimbing :
Dr. Suryo Dharmono, Sp.Kj (K)
Presentan :
Stevia Verdiana Lauwrenz 2010.061.035
Eka Putra Jonathan

2010.061.102

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA DAN PERILAKU


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA
JAKARTA

IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial)

: Ny.R

Umur

: 43 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Status perkawinan : Janda


Alamat (inisial)

: Jl.Manggarai Selatan III RT 013 RW 010

I. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis

Wawancara I tanggal 5 Oktober 2011 pukul 10.00-11.00 WIB, di Rumah


Pasien

Alloanamnesis

:-

Rekam Medik untuk melengkapi data pasien.

A. KELUHAN UTAMA:
Pasien dibawa oleh keluarga pasien karena :
1. Sering berbicara sendiri
2. Isi pembicaraan tidak sesuai kenyataan
3. Gangguan emosi
4. Gerakan-gerakan tangan yang tidak disadari
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Pasien datang ke puskesmas Tebet bukan atas kemauan sendiri. Ibu RT


lingkungan rumahnya melaporkan kepada petugas puskesmas bahwa pasien
sebenarnya sudah sejak tahun 2008 memiliki keanehan namun pasien menolak
untuk berobat karena merasa dirinya baik-baik saja. Kemudian pasien dijemput
dan dibawa ke puskesmas Tebet dengan alasan untuk berobat kulit.
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki gangguan jiwa, namun ia
merasa orang di sekitar rumah dan keluarganya sering mengatakan bahwa dia gila,
2

sehingga hal tersebut membuat pasien marah dan mengamuk. Bila pasien
mengamuk, dia akan berbicara memakai kata-kata yang kasar dan menghina orang
sekitarnya, pasien dapat menjadi tenang kembali apabila diberi makanan. Menurut
pengakuan keluarga, pasien dapat menghabiskan 1 bakul nasi sendirian sekali
makan, dan merasa tetap lapar.
Pasien mengatakan terkadang ia merasakan gatal di kulitnya, yang dirasakan
hilang timbul sejak dua minggu terakhir. Pasien juga sering berbicara sendiri
namun ia menyangkal mendengar suara bisikan atau suara di telinganya. Menurut
pengakuan keluarga pasien sering menggerakkan tangan dengan gerakan aneh
berulang-ulang, namun pasien tidak sadar bila ditanya.
Pasien mengatakan bahwa saat ini ia sedang tinggal menumpang dengan orang
yang tidak dikenalnya dan tinggal bersama 4 atau 5 orang lain dan penghuni
rumah tersebut tidak menentu setiap hari. Ia mengatakan bahwa saat ini dia
tinggal di kos. Ia juga mengatakan bahwa sebelumnya ia tinggal di sukabumi lalu
dibawa pindah ke tempat yang sekarang di Tebet, padahal pada kenyataannya
pasien hanya tinggal bertiga dengan ayah dan ibu, dan pasien tidak pernah tinggal
di luar rumahnya yang sekarang.
Pasien sempat mengalami kesulitan untuk tidur, namun sejak 3 tahun yang lalu
sudah mengkonsumsi obat yang selalu diberikan bapaknya yaitu CPZ sehingga
pasien mengatakan dia sangat sering merasa mengantuk.
Pasien mengatakan pula bahwa ia mempunyai 2 anak, yang seorang sudah
meninggal saat masih bayi karena penyakit kuning (pasien tidak dapat
menyebutkan kapan kejadian tersebut), dan yang seorang masih berada di tingkat
SD, dan kegiatan keseharian pasien adalah mengurus anaknya yang masih sekolah
tersebut dengan terkadang ke kuburan anaknya yang pertama. Padahal, anak yang
masih SD itu adalah anak dari kakak pasien.
Pasien mengatakan bahwa ia sudah menikah sejak lama (pasien juga tidak
dapat menyebutkan waktunya), dan suami pasien sudah meninggal beberapa tahun
yang lalu karena penyakit paru-paru. Suami pasien meninggal saat pasien sedang
hamil. Sedangkan anak pasien meninggal saat berusia 3 bulan. Menurut
keluarganya, 2 tahun sejak ditinggalkan suami dan anaknya, emosi pasien menjadi
lebih labil dan susah tidur serta menjadi sering marah.

Pasien mengatakan beberapa tahun yang lalu dia masih bekerja kemudian
entah kenapa dia dikeluarkan dari pekerjaannya, sehingga saat ini pasien tidak
mempunyai kerjaan dan hanya di rumah saja.
Pasien menyatakan bahwa ia merasa nyaman dan merasa tidak mempunyai
beban pikiran apapun. Keluarga pasien juga tampak tidak terlalu mempedulikan
pasien dan hanya rutin memberikan CPZ supaya pasien tertidur dan tidak
mengamuk.
Pada saat wawancara, pandangan pasien sering tidak fokus, dan ada beberapa
pertanyaan yang jawabannya kurang nyambung dan pasien hanya menjawab
berputar-putar, atau pasien hanya tertawa tanpa jawaban. Pasien juga sering
menggerakkan tangan tanpa ia sadari.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Gangguan psikiatrik :
Pasien sempat dibawa untuk diperiksa di puskesmas pada tahun 2008
karena pasien tidak bisa tidur sama sekali dan sering mengamuk saat
malam, kemudian diberikan obat CPZ yang secara rutin diberikan oleh
bapaknya supaya pasien tidur dan tenang. Namun pasien tidak meminum
obat dengan kemauan sendiri. Ia harus diberikan uang mainan supaya
meminum obat tersebut, kemudian bapak pasien hanya rutin menebus obat
sampai saat ini tanpa membawa pasien untuk diperiksa.
2. Riwayat gangguan medik :
Menurut keluarga pasien, ia tidak pernah dirawat di rumah sakit
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif :
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan zat-zat psikoaktif
4. Riwayat perawatan :
Pasien

mengatakan

tidak

pernah

dirawat

di

rumah

sakit

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat masa kanak-kanak :
Pasien mengaku dapat bergaul dan mempunyai banyak teman sejak kecil
2. Riwayat masa remaja :
Pasien mempunyai banyak teman dan tidak mendapat masalah dalam
bergaul
3. Riwayat masa dewasa :

Riwayat pendidikan :
Pasien mengaku pendidikan terakhirnya adalah SD, kemudian
dilanjutkan dengan kursus seperti memasak dan menjahit

Riwayat pekerjaan :
Pasien pernah bekerja di pabrik benang namun sudah dikeluarkan
sejak 2008

Riwayat kehidupan beragama :


Pasien beragama islam, dan rajin menjalankan ibadah 5 waktu.

Riwayat kehidupan sosial :


Pasien sering dikatakan gila oleh keluarga dan lingkungan sekitar.

Riwayat perkawinan :
Pasien pernah menikah 1x dan suami pasien meninggal pada tahun
2006
Pasien memiliki 1 orang anak dari perkawinan tersebut namun
meninggal pada tahun 2007 pada usia 3 bulan

D. RIWAYAT KELUARGA

Silsilah keluarga:
Pasien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara

Menurut pengakuan ibu RT, kakak pertama pasien memiliki gangguan jiwa namun
sekarang sudah meninggal.
Menurut pengakuan bapak pasien, 3 saudara sepupu pasien dari keluarga ibunya
mengalami gangguan jiwa.
Sikap keluarga
Menurut pengakuan ayah dan ibunya, mereka tetap menerima dan merawat.
Namun dari hasil pengamatan, ayah pasien tampak sering memarahi pasien dan hanya
terus memberikan CPZ supaya pasien tenang dan tidak mengamuk terutama saat
malam. Sedangkan ibu pasien lebih sabar dalam merawat namun agak cenderung
takut terhadap ayah.
keluarga pasien kurang mendukung untuk pengobatan pasien, karena ayah
pasien merasa anaknya tidak ada gangguan dan yang penting pasien tenang dan tidak
mengganggu
HASIL PEMERIKSAAN PSIKIATRIK
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan:
Pasien perempuan, berpakaian sesuai usia, cara berpakaian rapi dan serasi,
kebersihan diri pasien lumayan terjaga
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/ neurologik : compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : disorientasi waktu dan orang
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor:
a. Gerakan involunter (+) stereotipik
b. Pasien terkadang tampak berbicara sendiri
3. Sikap terhadap pemeriksa :
Pasien bersikap kooperatif. Kontak mata ada.
4. Pembicaraan :
a. Cara berbicara : spontan dan volume suara keras
b. Gangguan berbicara : tidak ada
c. Hendaya bahasa : tidak ada
6

B. ALAM KESADARAN (EMOSI)


1. Suasana perasaan (mood) : eutim
2. Ekspresif afektif (afek) :
a. Rentang afek : normal
b. Keserasian : sesuai,

C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi
i.

auditorik : tidak ada

ii.

visual

: (+) pasien mengatakan di rumah bersama 4 atau 5

orang lain yang tidak menentu


iii.

olfaktorik : tidak ada

iv.

gustatorik : tidak ada

v.

taktil

vi.

Perilaku halusinatorik (+) sering terlihat berbicara sendiri

: tidak ada

b. Ilusi : tidak ada


c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : (+) tidak mengenali keluarganya sendiri dan
merasa pernah tinggal di sukabumi

D. PIKIRAN
1. Arus pikir
Produktivitas

: cukup

Kontinuitas

: jawaban yang tidak relevan

2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : tidak ada
Waham

: (+), pasien memiliki waham referensi di

mana pasien merasa dia sering dikatain gila oleh orang sekitar
Ide bunuh diri

: tidak ditemukan

Ide membunuh

: tidak ditemukan

E. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)


1. Konsentrasi : tidak terganggu
Pasien dapat menjawab tes 100-7-7-7-7-7 dengan kurang tepat beberapa
kali, tetapi pasien dapat menjelaskan cara menghitungnya dengan benar.

2. Orientasi
a. Waktu

: terganggu

Pasien mengatakan waktu wawancara adalah tahun 90an.


b. Tempat

: tidak terganggu

Pasien dapat menyebutkan tempat dimana pasien berada saat ini.


c. Orang

: terganggu

Pasien mengatakan dia tidak mempunyai hubungan dengan orang


rumahnya.
d. Situasi

: tidak terganggu

Pasien dapat menempatkan diri dengan baik selama wawancara


3. Daya ingat
a. Jangka panjang

: tidak terganggu

Pasien dapat mengingat dengan baik riwayat pendidikannya


b. Jangka pendek

: tidak terganggu

Pasien dapat menyebutkan acara yang sedang ditonton pasien


sebelum wawancara
c. Segera

: tidak terganggu

Pasien dapat menyebutkan

tiga benda yang disebutkan oleh

pemeriksa dengan baik.


4. Pikiran abstrak : terganggu
Pasien tidak dapat membedakan uang asli dengan yang palsu
5. Kemampuan menolong diri sendiri : tidak terganggu
Dinilai dari penampilan pasien yang

rapi dan perawatan diri yang

lumayan baik

F. PENGENDALIAN IMPULS

Tidak terganggu (pasien mampu mengendalikan diri dengan baik pada saat
wawancara)

G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : terganggu
Pasien tidak menyadari dampak dari perilakunya terhadap lingkungan
sekitar.

b. Daya nilai realita : terganggu


Ditandai dengan adanya halusinasi visual dan perilaku halusinatorik.

H. TILIKAN
Pasien tidak merasa bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa (derajat 1)

I. TARAF DAPAT DIPERCAYA


Secara keseluruhan, keterangan yang diberikan pasien masuk dalam taraf yang
tidak dapat dipercaya meskipun ada beberapa keterangan yang memang sesuai
dengan kenyataan

II. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum

: tampak tenang

2. Kesadaran

: compos mentis

3. Tekanan darah

: 100/80 mmHg

4. Nadi

: 80 x/menit

5. Suhu badan

: 36: C

6. Frekuensi pernapasan

: 18 x/menit

7. Bentuk tubuh

: normal

8. Sistem kardiovaskular

Inspeksi

: tidak diperiksa

Palpasi

: tidak diperiksa

Perkusi

: tidak diperiksa

Auskultasi

: bunyi jantung I & II reguler, murmur -, gallop

9. Sistem respiratorius

Inpeksi

: tidak diperiksa

Palpasi

: tidak diperiksa

Perkusi

: sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi

: suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

10. Sistem gastro-intestinal

Inspeksi

: tampak cembung

Palpasi

: Supel, Nyeri tekan (-)

Perkusi

: tidak diperiksa

Auskultasi

: bising usus +

11. Sistem muskulo-skeletal

: dapat digerakkan ke segala arah

12. Sistem urogenital

: tidak diperiksa

A. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII)
Saraf kranial I

: baik, +/+

Saraf kranial II

: kampus visus luas ke segala arah

Saraf kranial III, IV, VI

: gerakan bola mata baik ke segala arah

Saraf kranial V

: motorik +/+
sensorik (rangsang raba dan nyeri) +/+

Saraf kranial VII

: baik, +/+ dan simetris

Saraf kranial VIII

: keseimbangan baik
dapat mendengar gesekan jari +/+

Saraf kranial IX - X

: refleks menelan +

Saraf kranial XI

: kekuatan angkat bahu +/+, simetris

Saraf kranial XII

: gerak lidah +/+

2. Gejala rangsang meninggal

: tidak ditemukan

3. Mata
Gerakan

: dapat digerakkan ke segala arah

Bentuk pupil

: Bulat, isokor dengan diameter 3/3 mm

Reaksi cahaya

: +/+

4. Motorik
Tonus

: Normotonus

Koordinasi

: Baik

Turgor

: kurang
10

Reflek Fisiologik : +/+


Reflek Patologik : -/5. Sensibilitas

: terhadap rangsang raba dan nyeri +/+

6. Sistem saraf vegetatif

: miksi, defekasi, dan sekresi keringat baik

7. Fungsi luhur

: afasia motorik -, afasia sensorik


dapat menghitung dengan benar
daya ingat jangka panjang tidak terganggu

8. Gangguan khusus

: tidak ditemukan

III. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien perempuan usia 43 tahun, dengan keluhan utama sering berbicara sendiri, isi
pembicaraan tidak sesuai kenyataan, gangguan emosi, serta gerakan-gerakan tangan
yang tidak disadari. Selama wawancara, pasien bersikap kooperatif dan ada kontak
mata namun terkadang pasien kurang fokus dalam menjawab.
Cerita Pasien mengenai keluarganya tidak sesuai dengan kenyataan. Riwayat keluarga
pasien ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Dari pemeriksaan
psikiatrik pasien mengalami halusinasi visual, derealisasi, dan gangguan kontinuitas
pikiran. Pasien juga mengalami gangguan orientasi orang dan waktu.

Berdasarkan pemeriksaan status mental, didapatkan :


1. Penampilan

: kebersihan dan perawatan diri lumayan

baik
2. Derajat kesadaran neurologik

: compos mentis

3. Kesadaran psikiatrik

: tampak tidak terganggu

4. Perilaku dan aktivitas psikomotor

: tidak terdapat kelainan psikomotor

5. Sikap terhadap pemeriksa

: kooperatif

6. Pembicaraan

: spontan, tetapi tidak jelas

7. Suasana perasaan (mood dan afek)

: mood eutim dan sesuai

8. Gangguan persepsi

: halusinasi visual

9. Arus pikiran

: normal

10. Isi pikiran

: tidak ada preokupasi, waham referensi

11. Konsentrasi

: tidak terganggu

12. Orientasi

: disorientasi waktu dan orang


11

13. Daya ingat


a. Jangka panjang

: tidak terganggu

b. Jangka pendek

: tidak terganggu

c. Segera

: tidak terganggu

14. Pikiran abstrak

: terganggu

15. Kemampuan menolong diri sendiri

: tidak terganggu

16. Pengendalian impuls

: tidak terganggu

17. Daya nilai realita

: terganggu

18. Tilikan

: derajat 1

19. Taraf dapat dipercaya

: tidak dapat dipercaya

Pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.

IV. FORMULASI DIAGNOSTIK


Susunan formulasi dignostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan
urutan untuk evaluasi multiaksial, seperti berikut :
Aksis I

Dari wawancara dan pemeriksaan yang dilakukan, tidak ditemukan riwayat


trauma dan riwayat penggunaan zat sehingga diagnosa F00 F09 dapat
disingkirkan juga F10 F19 (Gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif) dapat disingkirkan.
Menurut PPDGJ III, kasus ini dapat digolongkan sebagai F 20.0 Skizofrenia
Paranoid, atas dasar :
Penyimpangan pikiran dan persepsi
Terdapat dua atau lebih gejala umum skizofrenia dalam waktu periode satu
bulan atau lebih (atau kurang jika diobati dengan berhasil), berupa :
halusinasi visual , perilaku halusinatorik, waham referensi , dan
pembicaraan yang tidak relevan
Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual masih tetap terpelihara.
Aksis II

F.60.3 Gangguan kepribadian emosional tak stabil atas dasar:

12

Terdapat kecenderungan untuk bertindak impulsif dan kurangnya


pengendalian diri .
Kondisi yg tidak berkaitan dengan penyakit atau kerusakan otak.
Aksis III :
TIdak ada
Aksis IV :
Pasien memiliki masalah dengan primary support group, ekonomi, lingkungan
sosial.
Aksis V

GAF 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
a. Aksis I

: F.20.0 Skizofrenia paranoid

b. Aksis II

: F.60.3 Gangguan kepribadian emosional tak stabil

c. Aksis III

: tidak ada

d. Aksis IV

: Pasien memiliki masalah dengan primary support group,

ekonomi, lingkungan sosial.


e. Aksis V

: GAF 30-21

VI. PROGNOSIS
Quo ad Vitam

: bonam

Quo ad Functionam

: dubia

Quo ad Sanationam

: malam

Faktor yang memperberat :


-

Tilikan 1

Riwayat gangguan psikiatrik lama

Faktor yang memperingan :


-

VII.

Tidak terdapat riwayat trauma

TERAPI
A. Farmakoterapi
1. Haloperidol

13

a. Sasaran : aksis I gejala halusinasi visual dan waham.


b. Dosis dan lama pemberian : 2 x 2,5 mg. Dosis ini disesuaikan
dengan kondisi pasien di kemudian hari
c. Cara pemberian : per oral
2. Triheksifenidil HCl
a. Sasaran : untuk mengurangi efek samping dari clozapine
b. Dosis dan lama pemberian : 3 x 2 mg
c. Cara pemberian : per oral
B. Psikoterapi
-

Sasaran : Aksis I dan aksis II

Tujuan :

Memperbaiki tilikan pasien terhadap penyakitnya

Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan


masalahnya

Menjelaskan tentang manfaat minum obat dan keteraturannya


kepada pasien

Memberikan dukungan pada pasien untuk melakukan hal-hal


positif yang selama ini sudah dilakukan pasien untuk membuat
dirinya merasa nyaman.

Cara dan teknik :

Menjelaskan tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul


sebagai akibat cara berpikir, perasaan dan sikapnya terhadap
masalah yang dihadapinya serta pentingnya teratur minum obat

Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengemukakan isi


hatinya

Meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang


dihadapinya

Memberikan dukungan pada pasien untuk melakukan hal-hal


positif yang selama ini sudah dilakukan pasien untuk membuat
dirinya merasa nyaman.

Cara dan teknik :

Menjelaskan tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul


14

sebagai akibat cara berpikir, perasaan dan sikapnya terhadap


masalah yang dihadapinya serta pentingnya teratur minum obat

Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengemukakan isi


hatinya

Meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang


dihadapinya

C. Sosioterapi
-

Sasaran : Aksis IV dan aksis V

Tujuan :

Membina pasien agar memiliki hubungan sosial yang baik


sehingga dapat kembali produktif

Meningkatkan kemampuan, ketrampilan, komunikasi dan cara


mengatasi masalah pasien agar dapat bersosialisasi dengan baik

Cara dan teknik :

Pasien dianjurkan terlibat dalam kegiatan kelompok, misalnya


pengajian, olahraga bersama, sharing, membersihkan rumah
sakit bersama, dan lain sebagainya.

Memberikan motivasi untuk berhubungan sosial dengan baik


dan tidak lagi melanggar peraturan. Perlahan pasien dapat
mulai mencari pekerjaan agar dapat kembali produktif dan
mempertahankan kualitas hidupnya.

D.

Rencana terhadap keluarga

Memberi pengertian kepada keluarga mengenai penyakit atau


gangguan yang dialami pasien.

Memberi penjelasan kepada keluarga tentang pentingnya


peranan obat untuk kesembuhan pasien sehingga keluarga perlu
mengingatkan dan mengawasi pasien untuk minum obat secara
teratur. Efek samping obat juga diberitahu kepada keluarga.

Mengajak keluarga untuk berkomunikasi dan melibatkan pasien


dalam kegiatan-kegiatan di rumah.

15

CUPLIKAN WAWANCARA PSIKIATRI

: Dokter Muda Stevia / Eka

: Pasien ( ibu R)

: Selamat pagi, bu!

: Selamat pagi, dok

: Perkenalkan nama saya dokter muda Stevia.

: Saya dokter muda Eka.

: ooo..saya R

: bagaimana ni kabarnya hari ini bu?

: baik dok, ya begini lah. Saya baik-baik saja (sambil tersenyum)

: Bu R enaknya saya panggil apa ini? pak R, atau pak saja atau apa?apa nih?

: Panggil ibu aja dok

: ibu tau kenapa dibawa kesini?

: wah gatau deh dok..tuh kan si kakek yang bawa aku kesini katanya mau berobat

kulit. Kulit aku gatel-gatel dok. Obatin ya dok ntar


D

: iya bu. kakek yang mana bu?yang tadi? Bukannya itu bapak ibu?

: (diam sebentar) aahh bukan dok..saya mah tinggal ama kakek ama nenek..tapi tu

ga ada hubungan keluarga. Cuma kan ya mereka uda tua jadi aku panggilnya kakek ama
nenek aja sih.
D

: emang ibu kenapa bisa tinggal sama kakek ama nenek?

: ya pokoknya bisa deh dok. Kan aku tinggal di kos-kosan. Tu rumah yang dokter

datengin tu kos. Aku tinggal ama banyak orang. Tapi aku ga kenal itu sapa. Aku cuma
kenalnya ama kakek ama nenek yang tiap hari ngurusin aku. Dikasi makan juga. Kalo yang
lain aku ga kenal sama skali. Suka ganti- ganti si orangnya ya aku bingung. (berbicara sambil
menggerakkan tangannya)
D

: jadi bu R gatau ya tinggal ama sapa?tinggal di daerah mana tau bu?

: Ya tahu aku kan tinggal di daerah Tebet. Cuma emang aku dulu pernah tinggal di

sukabumi dok ama suami tapi udah ndak sekarang.


D

: suami ibu dimana?

: ..... (tidak memperhatikan)


16

: bu?? Suaminya dimana bu?

: ya dok.. suami aku udah meninggal dok kena paru-paru katanya sakitnya itu. Gatau

juga si aku.Cuma ya udah nikah lama ama bapak.


D

: tahun berapa nikahnya bu?

: ........hehe..gatau dok (sambil memainkan-mainkan tangan)

: hmmm, ibu R punya anak?

: ada. Anak aku ada 2. Yang satu udah meninggal pas bayi umur 3 bulan yang satu

lagi uda sekolah. SD dok. Pinter dok anak aku yang satu itu.
D

: kenapa meninggal bu anaknya?pas kapan meninggalnya?tahun berapa inget?

: kapan yah meninggalnya..lupa dok..tapi pas dia umur 3 bulan kata dokter kena

penyakit kuning gt sih.


D

: Duluan mana ama bapak meninggal bu?

: oo..yah bapak meninggal dulu dok..bapak meninggal pas aku lagi hamil tuh.

Kasian ya anak aku jadi ga punya bapak.


D

: Bu tetangga-tetangga baek ama ibu?

: ..... (tidak mendengarkan dan asik menggerakkan tangan dan ngomong

sendiri)
D

: bu? Itu lagi ngomong ama sapa?

: hehe. Ya aku lagi ngomong ama dokter.

: ga lagi denger ada yang ajakin ngomong bu?

:nggak

: jadi tetangga baik ama ibu gak?

: hmmm..yahhh baik sih dok.Cuma kadang-kadang suka ngeselin. Pada suka ngatain

aku gila. Ya aku jadi kesel dok. Jadi marah. (sambil menggerak-gerakkan tangannya lagi)
D

: yakin bu dikata-katain? Ato ga ada orangnya yang bilang gitu tapi ibu ngedenger?

: nggak dok.aku yakin banget tu tetangga pada ngomongin aku. Ya sekarang aja lagi

ga ngomongin.. (menggerakkan tangan lagi)


D

: ibu itu tangannya kalo boleh kami tahu kenapa ya suka digerakkan gt?

: (terdiam)ahh nggak kok ini gak papa

: bu R pernah dengar suara-suara orang berbisik ato ribut banget ga di kepala ibu?

: nggak. Nggak pernah kok aku. Sehat aku mah

: ohh..tidur malam ada masalah bu?


17

: ya ndak dok. Kan aku nyenyak banget kalo tidur. Malem suka dikasi obat ama

kakek gatau obat apa. Tapi jadi nyenyak ama aku dikasi duit ama kakek. Lat nih duit aku
banyak banget (sambil nunjukin uang kertas mainan)
D

: wah banyak sekali uang ibu ya. Bisa dihitung tuh bu berapa lembar semuanya?

: ya bisa dok..1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14. Dah. Banyak kan duit aku

: iyah banyak ya bu ya. Uangnya biasa dipakai bu?

: yaiya dok buat aku beliin makanan buat anak. Buat belanja di pasar.

: ohhh iya bu. Bu R nyaman ga ama keadaan sekarang?

: yahh..hehe..gitu de dok..

: jadi nyaman ga bu?

: ............. ya nyaman si dok

: sekarang ibu tahu sedang berada dimana?

: puskesmas tebet

: hari ini hari apa ya bu?

: selasa eh kamis ya eh apa minggu. Ga tau dok.

: ibu tidak kerja?

: sudah tidak dok, dikeluarin gatau kenapa

: sejak kapan?

: udah lama. Lupa kapan

: sebelumnya kerja apa?

: di pabrik gitu dok. Sekarang ya di rumah aja

: kalo di rumah ngapain?

: ya nonton. Urus ana aku yang udah SD tuh. Bantuin nenek masak

: sebelumnya ibu pernah sakit ga?.

: sakit apa?

: ya sakit yang sampe dirawat gitu, atau pernah sakit yang berat gitu?

: ga ada

: Pernah gunain obat-obat terlarang? Rokok? Alkohol?

: mana pernah dok. hehe (sambil melihat lihat ke sekeliling)

: banyak temennya?

: gitu lah

: masih sering ketemu?


18

: yahh......gitu dok. Dulu aku sekolah Cuma ampe SD terus aku ikut kursus ini itu

dok. Njait. Masak.biar ada bekelnya kan anak cewe ya dok


D

: oh iya iya bu. Pernah merasa pikiran ibu dipengaruhi pikiran orang lain ga?

: aduh pokoknya saya tiap hari si begini-begini aja deh dok

: Coba sebutkan kata anjing, kucing, cacing

: Anjing,kucing, cacing.

: Berapa 100-7?

: 91 eh bentar dok pokoknya diitung mundur. 93 yah?

: dikurangi 7 lagi?

: 82 (Pasien tidak dapat menjawab 100-7-7-7-7-7 dengan sempurna)

: Tadi udah makan?

: Udah. Makan ama tempe, ama ayam

: sebelum kesini ngapain aja tadi bu?

: ga ngapain ya Cuma kayak biasa aja nyiapin makanan buat anak dok. Ini aku mau

pulang ya dok tu kakek uda nungguin


D

: Kalau begitu udah dulu deh ngobrol-ngobrolnya. Lain kali lagi ya, bu kita lanjutin.

: Iya, dok.

: Terima kasih ya. Sampai jumpa

: Sama-sama, dok.

19

Anda mungkin juga menyukai