di tempat Al-quran Sebagai Petunjuk, Sudahkah? Tak disadari, sudah hampir seminggu lebih kita melaksanakan shaum Ramadhan. Tak lama lagi kita akan menyambut nuzulul quran, yaitu hari dimana al-quran diturunkan pertama kali kepada rasulullah saw sebagai petunjuk bagi umat manusia secara keseluruhan. Firman Allah swt: Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)... (TQS.al-Baqarah:185) Ayat ini sudah sering kita dengar, kita baca, bahkan tak sedikit di antara kaum muslimin yang hafal ayat ini. Lalu, muncul sebuah pertanyaan yang menggelitik, sudahkah alquran menjadi petunjuk hidup bagi umat manusia dan pembeda antara yang hak dan yang batil? Jawabannya, belum seutuhnya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Dalam sistem demokrasi yang mendominasi saat ini, kaum muslimin khususnya, masyarakat dunia umumnya telah membuat aturannya sendiri sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari- harinya. Mereka mewakilkan tugas untuk membuat aturan ini kepada wakil- wakil mereka di legislatif. Sehingga, lahirlah produk undang- undang yang mengatur perekonomian masyarakat, pendidikan, pemerintahan, pergaulan dan hampir semua aspek kehidupan masyarakat dibuat aturannya. Lalu, dimana peran al-quran? Al-quran saat ini tidak lebih sebagai salah satu kitab suci yang hanya dibaca dan dihafalkan, namun sedikit sekali yang diamalkan. Al-quran sebagai petunjuk dibatasi pada hal- hal ibadah ritual saja. Ini terlihat jelas dari sikap kaum muslimin yang dengan tulus ikhlas melaksanakan sebagian isi al-quran namun mengabaikan yang sebagian yang lainnya. Seperti terhadap ayat yang memerintahkan shaum (QS.Al-Baqarah:183), kaum muslimin melaksanakannya. Namun, terhadap ayat yang memerintahkan qishas (QS.Al-Baqarah:178), ayat yang memerintahkah larangan riba, malah diabaikan sama sekali. Inilah dampak dari penerapan sistem demokrasi dengan sekulerisme-nya. Menurut paham ini, agama harus dipisahkan dari kehidupan terutama politik. Agama hanya milik privat masing- masing individu dan hanya mengatur di bagian ibadah ritual saja. Oleh karena itu, al-quran sebagai petunjuk bagi umat manusia tidak akan pernah tercapai selama sistem demokrasi mendominasi. Al-quan hanya bisa diterapkan dan diamalkan secara sempurna dalam sistem pemerintahan Islam, khilafah Islamiyyah.
Atifa Rahmi (mahasiswa pendidikan Kimia, UPI, Bandung)