Anda di halaman 1dari 15

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aluminium
Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan
manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim periodik
unsur, dengan nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol (sma). Di dalam
udara bebas aluminium mudah teroksidasi membentuk lapisan tipis oksida (Al2 O3)
yang tahan terhadap korosi. Aluminium juga bersifat amfoter yang mampu bereaksi
dengan larutan asam maupun basa. (Anton J. Hartono, 1992)
Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang
baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat sifat yang baik lainnya sebagai sifat
logam. (Surdia, T. 2005)
Aluminium (Al) mempunyai massa atom 27 (hanya ada satu isotop natural),
nomor atom 13, densitas 2,79 g/cm, titik lebur 660,4 oC, dan titik didih 2467 oC.
Aluminium adalah logam berwarna putih silver. Memiliki potensi redoks -1,66 V,
bilangan oksidasi +3, dan jari-jari atom yang kecil yaitu 57 pm untuk stabilitas dari
senyawa aluminium.
Aluminium adalah logam hidrolisis kuat dan umumnya tidak larut dalam
keadaan pH netral antara (6,0 8,0), dibawah asam (pH < 6,0) atau alkali (pH > 8,0),
dan dalam larutan anorganik atau ligan organik (contoh OH-, F-, SO42-, asam sitrat)

Universitas Sumatera Utara

kelarutan Al3+ meningkat. Reaksi jenis ini meningkatkan jumlah Al3+ dalam keadaan
encer. Berikut ion yang dibentuk dalam larutan aluminium hidroksida pada pH
dibawah 5,5 : Al(OH)2+, Al(OH)2+, dan Al3+.
Aluminium murni tidak stabil dalam proses oksidasi. Dalam keadaan
berhubungan dengan udara aluminium membentuk lapisan tipis oksida diats
permukaan serta membentuk lapisan pelindung yang tahan terhadap korosi.
Aluminium oksida membentuk dua bentuk isomer Al2O3 dan Al2O3.
(Seiler,1994)
2.2 Sejarah Aluminium
Aluminium ditemukan kira-kira sekitar 160 tahun yang lalu dan mulai
diproduksi skala industri sekitar 90 tahun yang lalu. Berikut sejarah perkembangan
tentang penemuan aluminium
1. Pada tahun 1782, seorang ilmuwan Prancis bernama Lavoiser telah menduga
bahwa aluminium merupakan logam yang terkandung di dalam alumina,
2. Pada tahun 1807, ahli kimia Inggris bernama Humphrey Davy berhasil
memisahkan alumina secara elektrokimia logam dan yang diperoleh dari
pengujian tersebut adalah aluminium,
3. Pada tahun 1821, biji sumber aluminium ditemukan di Prancis Selatan,
tepatnya di kota Lesbaux, yang dinamakan bauksit,
4. Pada tahun 1825, ahli kimia Denmark, Orsted berhasil memisahkan aluminium
murni dengan cara memanaskan aluminium chloride dengan kalium amalgam
dan kemudian memisahkan merkuri dengan cara destilasi,

Universitas Sumatera Utara

5. Pada tahun 1886, mahasiswa Oberlin College di Ohio, Amerika Serikat


bernama Charles Martin Hall menemukan dengan cara melarutkan alumina
(Al2O3) dalam lelehan kliorit (Na3AlF6) pada temperatur 960

C dalam

bentuk kotak yang dilapisi logam karbon dan kemudian melewatkan arus
listrik melalui ruang tersebut. Cara ini dikenal dengan proses Hall Heroult,
karena ini terjadi pada tahun yang sama dengan seorang Prancis yang bernama
Paul Heroult,
6. Pada tahun 1888, ahli kimia Jerman Karlf Josef Bayern menemukan cara
memperoleh alumina dari bauksit secara pelarutan kimia. Sampai saat ini cara
Bayer masih digunakan untuk memproduksi alumina dari bauksit secara
industry dan disebut dengan proses Bayer. (Davis, Jr, 1993)
2.3 Bahan Baku Aluminium
Untuk memproduksi aluminium diperlukan :
2.3.1 Bahan Baku Utama
2.3.1.1 Alumina
Adapun pembagian dari alumina berdasarkan ukuran partikelnya adalah :
1. Alumina Sandy ( - Al2O3)
Alumina sandy banyak ditemukan di Amerika, yang berbentuk serbuk yang
diproduksi pada pembakaran yang lebih rendah dari alumina floury. Alumina sandy
yang terbentuk digunakan pada tungku peleburan karena sifat dari alumina tersebut
yang bergerak bebas dan tidak dipengaruhi oleh gaya dari luar.
2. Alumina floury ( Al2O3)

Universitas Sumatera Utara

Alumina floury banyak ditemukan di Eropa, dimana alumina jenis ini


diperoleh melalui proses Bayer, selanjutnya diproses lagi untuk memperoleh
aluminium cair. Proses yang digunakan adalah Hall Heroult, prinsip yang dipakai
melalui reduksi alumina. Reduksi dilakukan secara elektrolisa terhadap alumina yang
dilarutkan dalam larutan elektrolit cair dan dialirkan arus listrik. Dengan mengalirkan
arus listrik tersebut pada kedua elektroda (anoda dan katoda) maka akan terjadi proses
elektrolisa, sehingga terbentuk endapan aluminium cair pada katoda. (Grjotheim,
1998)

Alumina diperoleh dari bauksit melalui beberapa proses Bayer.

Bauksit

merupakan bahan baku Al yang terdiri dari Al2 O3 (aluminium oksida) dan memiliki
kemurnian yang berbeda seperti besi oksida, aluminium silica dan titanium oksida.
Aluminium oksida (Al2O3) atau alumina biasanya beruba Kristal ion. Tetapi ion
oksida (O-2) dipolarosasi oleh ion aluminium sehingga sebagian ikatannya bersifat
kovalen. Aluminium oksida meleleh pada 2035oC. Zat ini tidak larut dalam air, stabil
dan keras. Aluminium oksida adalah amfoter. Zat ini melarut dengan lambat dalam
asam encer maupun basa encer.

3.

4.

Al2O3 (s) + 6 H+ (aq) 2 Al3+(aq) + 3 H2O(l)


Al2O3 (s) + 2 OH- (aq) + 3 H2O 2 Al(OH)4-

PT. INALUM tidak menghasilkan alumina sendiri tetapi diperoleh dari negara
lain terutama dari negara Australia. Spesifikasi alumina yang diperlukan untuk
peleburan aluminium adalah :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Spesifikasi Alumina


Item

Satuan

Spesifikasi

Loss on Ignition (300-10000C)

1,00 maks

SiO2

0,03 maks

Fe2O3

0,03 maks

TiO2

0,005 maks

Na2O

0,600 maks

CaO

0,060 maks

Al2O3

98,40 min

Spesific Surface Area

M2/g

40-80

+ 100 mesh

12,0 maks

+ 150 mesh

25 min

- 325 mesh

12,0 maks

Angle of Refuse

Deg

30-34

Particle Size

(PT. Inalum 2003)

Universitas Sumatera Utara

2.3.1.2 Anoda

Anoda adalah elektroda bermuatan listrik positif. Jenis anoda yang dipakai
adalah jenis anoda prebaked, anoda yang digunakan di seksi reduksi dibuat di gedung
karbon dengan bahan kokas dan hard pitch
Dalam Proses elektrolisis reaksi yang dapat terjadi pada anoda adalah :
C (s) + O2 (g)

CO2 (g)

C (s) + CO2 (g) 2 CO (g)


Jika potensial sel elektrolisis lebih besar dari 1,02 volt maka reaksi yang dapat
terjadi adalah :
2 Al2O3 (sat) + 3 C (s) 4 Al (l) + 3 CO2 (g)
Anoda karbon berfungsi sebagai reduktor dalam proses elektrolisis alumina.
Anoda karbon diproduksi pada pabrik karbon (Carbon Plant). Komposisi karbon
terdiri dari 60% kokas minyak, 15% hardpitch, dan 20% butt (puntung anoda). Sifatsifat anoda yang dipakai adalah :
1. Tahan terhadap perubahan panas (heat shock) sehingga sulit retak pada saat
beroperasi pada temperatur tinggi.
2. Angka muai panas yang rendah agar anoda sulit terlepas dari tangkai anoda
pada temperatur tinggi.
3. Konduktivitas panas tinggi agar segera mencapai temperatur tinggi pada
proses pemanasan (baking).

Universitas Sumatera Utara

4. Konduktivitas listrik tinggi (0,0036 0,0091 ohm.cm) agar aliran listrik


efektif.
Bahan Baku Penunjang

2.3.1.3 Katoda
Katoda adalah elektroda bermuatan listrik negatif. Ditinjau dari bahan bakunya
dan prose pembuatannya, katoda dibagi atas 4 jenis, yaitu :
1. Blok katoda Amorphous, bahan bakunya antrasit, dipanggang pada
suhu 1.200oC
2. Blok katoda semi graphitic, bahan bakunya grafit, dipanggang pada
suhu 1.200oC
3. Blok katoda semi graphitic, bahan bakunya yang mengalami proses
pemanasan sampai suhu 2.300oC
4. Blok katoda graphitic, bahan bakunya kokas mengalami proses
grafitasi suhu 3.000o.
(Jody, B. J., dkk, 1992)
Reaksi yang dapat terjadi di sekitar katoda adalah dekomposisi ion AlF4dari kriolit menjadi ion Al3+ dan ion F- :
AlF4- Al3+ + 4FReaksi Al3+ :
Al3+ + 3e Al (l)

Universitas Sumatera Utara

Dan reaksi antara natrium dari kriolit dengan Al :


Al (l) + 3 Na+ 3 Na + Al3+

2.3.2 Bahan Baku Penunjang


2.3.2.1 Kriolit
Kriolit dapat mengandung CaF2 dan AlF3 yang dapat membentuk kriolit Na3AlF6.
Sifat-sifat kriolit adalah :
1. Konduktivitas listrik baik.
2. Memiliki berat jenis yang rendah.
3. Temperatur kristalisasi primer rendah.
4. Stabil dalam keadaan cair.
5. Dapat melarutkan alumina dalam jumlah besar.
Untuk memperbaiki sifat- sifat kriolit tersebut, bath biasanya ditambah dengan
beberapa bahan tambahan seperti fluorida, alkil metal, AlF3 dan CaF2.

2.3.2.2 Soda Abu (Na2CO3)


Soda abu berfungsi memperkuat struktur katoda dan dinding samping agar sulit
tererosi. Lapisan dinding samping dengan Na2CO3 dilakukan pada tahap transisi untuk
membantu proses pembentukan kerak samping. Selain mencegah erosi oleh bath, soda
abu berfungsi sebagai isolasi termal.
Tabel 2.2. Spesifikasi Soda Abu (Na2CO3)

Universitas Sumatera Utara

Komposisi

Loss
on Fe2O3
Ignitation
(LOI)

NaCl

Insoluble
water

Na2CO3

App.
Density
(gr/cm3)

Unit

Kemurnian

1,0 max

0,5 max

0,2 max

99,0 min

1,0 min

0,01max

(PT. Inalum 2003)

2.3.2.3 Aluminium Fluorida (AlF3)


Aluminium fluorida berfungsi menjaga keasaman bath dan merupakan bahan
yang dituangkan secara manual jika kelebihan AlF3 kurang didalam bath. Spesifikasi
AlF3 yang digunakan oleh PT INALUM adalah:

Tabel 2.1. Spesifikasi AlF3


Item

Unit

Spesifikasi

AlF3

93 minimal

SiO2

0,25 maksimal

P2O5

0,02 maksimal

Fe2O3

0,07 maksimal

Moisture (Water Content)

0,35 maksimal

Universitas Sumatera Utara

Loss on Ignitation 300-1000oC


Bulk density

0,85 maksimal

gram/cc

0,7 minimal

Particle Size (Tyler Mesh)

Typical

+ 150 mesh

25-60

+ 200 mesh

50-75

+ 320 mesh

75 inimal
(PT Inalum, 2009)

2.4 Aliran Proses Pembuatan Aluminium


2.4.1 Diagram Alir Bahan Baku
Bahan-bahan

untuk

keperluan

produksi

Aluminium

pertama

sekali

didatangkan melalui pelabuhan. Bahan-bahan tersebut adalah alumina, kokas, hard


pitch. Alumina akan dimasukkan ke silo alumina (alumina silo), kokas kedalam silo
kokas (coke silo), pitch kedalam pitch storage house. Pemasukan bahan-bahan
tersebut menggunakan ban berjalan (belt conveyer).
Alumina yang berada didalam silo alumina kemudian kemudian dibawa ke dry
scrubber system untuk direaksikan dengan gas HF yang berasal dari pot. Hasil dari
reaksi ini adalah reacted alumina yang akan dimasukkan kedalam hopper pot dengan
menggunakan Anode Changing Crane (ACC). Dari hopper pot, reacted alumina akan
dimasukkan kedalam tungku reduksi.
Kokas yang ada dalam silo kokas akan bercampur dengan butt (puntung
anoda) dan mengalami pemanasan. Kemudian dicampur dengan hard pitch yang

Universitas Sumatera Utara

berfungsi sebagai perekat (binder). Campuran ketiga bahan ini akan dicetak
menggunakan Shaking Machine di Anode Green Plant dan selanjutnya mengalami
pemanggangan pada baking furnace. Hasilnya adalah blok anoda (anode block) di
Pabrik Pemanggangan Anoda (Anode Baking Plant).
Blok-blok anoda kemudian akan dipasangi tangkai (anode assembly) di Anode
Baking Plant. Anoda tersebut kemudian akan dikirimkan ke Pabrik Reduksi
(Reduction Plant) untuk keperluan proses elektrolisis alumina menjadi aluminium.
Setelah + 28 hari anoda diganti dan sisa-sisa anoda (butt) dibersihkan. Butt ini
kemudian akan dihancurkan dan dimasukkan ke silo butt. Butt kemudian dipakai
kembali (recycle) sebagai bahan pembuatan anoda bersama kokas dan pitch.
Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Proses ini akan
menghasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk bereaksi
dengan alumina dan dibersihkan lalu dibuang melalui cerobong gas cleaning system.
Aluminium cair (molten) yang dihasilkan dibawa ke Pencetakan (Casting Shop)
menggunakan Metal Transport Car (MTC). Di casting shop aluminium cair
dimasukkan kedalam holding furnace, lalu dituang ke mesin pencetakan (casting
machine) untuk dicetak menjadi ingot aluminium dengan berat masing-masing ingot
seberat 50 lbs (22,7 kg).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1. Laju Aliran Material


2.6.2 Fasilitas Utama di Gas Cleaning
2.4.2.1 Fresh Alumina Handling System
Sistem ini menangani penyimpanan fresh alumina di dalam silo alumina dan
pengirimannya ke dry scrubbing system. Banyaknya alumina yang dikirimkan diukur
dengan flowmeter.

1. Dry Scrubbing System


Sistem ini berfungsi menyaring debu dan mengadsorbsi gas fluoride yang
berasal dari pot reduksi. Fresh alumina dari silo, dialirkan melalui air slide kedalam
reactor dan direaksikan dengan gas buang dari pot reduksi. Gas dihisap dari pot
reduksi dengan menggunakan main exhaust fan. Debu dan alumina yang bereaksi ini

Universitas Sumatera Utara

kemudian disaring di dalam bag filter. Udara yang sudah bersih dibuang ke atmosfer
melalui exhaust stack.
Untuk menjaga tekanan di dalam bag filter stabil, alumina dan debu yang
menempel di kain bag filter perlu dihembus secara periodic dengan udara bertekanan
rendah yang diatur melalui damper. Udara ini berasal dari reverse flow fan. Alumina
yang jatuh kemudian ditampung didalam hopper bag filter, dialirkan dan
disirkulasikan kembali kedalam reactor untuk bereaksi kembali dengan gas buang.
Dengan cara demikian, kontak antara gas buang dengan alumina di dalam reactor
lebih efektif. Setelah reaksi adsorpsi selesai melalui sistem overflow, alumina dari
hopper bag filter dikeluarkan dan dialirkan memakai air slide menuju bin reacted
alumina.
2. Reacted Alumina Handling System
Sistem ini menangani penyimpanan sementara reacted alumina di bin reacted
alumina. Reacted alumina kemudian dialirkan menuju Bath Material Mixing Centre
(BMMC) untuk dicampur dengan material bath. Campuran alumina dan material bath
kemudian disimpan sementara di day-bin melalui belt conveyer. Campuran ini
selanjutnya digunakan di pot reduksi sebagai bahan baku.
2.7 Reaksi Elektrolisis
Reaksi Utama Elektrolisis Alumina
Pada industri elektrolisis alumina dengan menggunakan anoda karbon adalah sebagai
berikut :
2 Al2O3 (s) + 3 C (s) 4 Al (l) + 3 CO2 (g)

Universitas Sumatera Utara

Reaksi ini berlangsung pada temperatur sekitar 945o 965o, beda potensial 1,18 volt.
Mekanisme reaksi yang paling sering terjadi adalah reduksi Al2O3 secara langsung
dengan reaksi :
Al2O3 AlO2- + AlO+
AlO2 Al3+ + 2 O2Reaksi katodik : 2 Al3+ + 6e- 6 Al
Reaksi anodik : 3 O2- 3/2 O2 + 6eReaksi diatas adalah reaksi utama, reaksi ini tidak mengabaikan fakta bahwa Na
mengendap pada katoda.

2.6 Kegunaan Aluminium


Dilihat dari segi kuantitas dan kualitas, kegunaan aluminium dapat mengatasi
kegunaan logam lain kecuali besi. Karena itu aluminium sangat penting dalam
kehidupan sehari hari dan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dunia,
dikarenakan aluminium diprediksi akan menjadi komoditi ekspor dunia.
Aluminium murni mempunyai kekuatan tegangan yang rendah, tetapi
mempunyai kemampuan untuk membentuk alloy bersama dengan banyak unsur
seperti tembaga, seng, magnesium, mangan dan silikon. Pada saat ini hampir semua
bahan yang dianggap aluminium adalah sebenarnya sejenis alloy aluminium bukan
aluminium murni.

Universitas Sumatera Utara

Apabila

digabung

secara

proses

termomekanikal,

alloy

aluminium

menunjukkan peningkatan kekuatan dari segi sifat mekanikal. Alloy aluminium


membentuk komponen penting dalam pesawat udara dan roket, ini dikarenakan
kekuatan yang meningkat.
Sebagian dari kegunaan kegunaan aluminium yaitu :
1. Pengankutan (kendaraan, kapal terbang, kendaraan landasan, kapal
laut, dsb)
2. Pembungkus (tin aluminium, keranjang aluminium, dsb)
3. Perawatan air
4. Pembinaan (tingkap, pintu, dwai binaan, dsb)
5. Barangan pengguna tahan lama (perkakas, peralatan dapur, dsb)
6. Talian penghantaran elektrik (berat pengalir aluminium adalah
setengah dari berat tembaga dengan kekonduksian yang sama dan lebih
murah)
7. Jendela
8. Aluminium murni
9. Serbuk aluminium, yang mempunyai bentuk perak yang biasa
digunakan dalam cat. Serpihan aluminium juga dimasukkan dalam cat
alas, terutama kayu cat. (David W. Oxtoby, 2003)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai