Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TEORI ARSITEKTUR 1

ANALISA BANGUNAN RUMAH BOTOL


DENGAN MENGGUNAKAN TEORI VIOLLET LE DUC

TRIANA PUJI RAHAYU


I0213087 / Kelas B
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RUMAH BOTOL BY RIDWAN KAMIL

Gambar 1. Eksterior Rumah Botol


Sumber www.perumahancirebon.com

Bangunan rumah botol terletak di Jl. Cigadung Selatan 7/28 Bandung. Pemilik
sekaligus arsitek rumah ini adalah Walikota Bandung, yaitu Ridwan Kamil. Rumah ini
memiliki keunikan sendiri , yaitu dinding rumah berasal dari material yang tidak biasa, yaitu
menggunakan botol kaca bekas minuman berenergi kratingdaeng. Beliau memilih botol
minuman berenergi merk terkenal ini karena botol minuman ini tidak dikumpulkan kembali
oleh si pemilik industri untuk diisi ulang, seperti yang biasanya dilakukan oleh minuman
ringan kemasan botol yang banyak beredar di pasaran. Selain itu pemanfaatan botol bekas
seperti ini juga merupakan salah satu bentuk pengolahan sampah menjadi material yang dapat
menambah nilai estetis suatu bangunan. Proses pengerjaan bangunan sendiri adalah 2 tahun
termasuk waktu untuk mengumpulkan botol bekasnya, dengan jumlah total ada 30.000 botol
bekas.
Kelebihan rumah botol itu tidak memerlukan cahaya lampu pada siang hari. Sumber
cahaya cukup dari matahari yang menembus dinding-dinding botol. Malah pada siang hingga
sore, Ridwan sering menikmati permainan cahaya matahari yang memantul pada botol-botol.
Cahayanya berpendar, ada yang masuk botol, ada yang masuk ke celah-celah botol, dan ada
yang terpantul.

A. Teori Viollet le Duc


Teori-teori mengenai hubungan antara eksterior dan interior
Arsitektur yang baik adalah yang ornamennya tidak dapat dipisahkan dari strukturnya

Ornamentasi eksternal harus menyiapkan si pemandang dan membayangkan


bagaimana mengenal apa yang akan dijumpainya di bagian dalam
Batas spasial hendaknya didesain dari luar ke dalam, sebagai suatu ajakan setahap
demi setahap
B. Analisa Teori Viollet le Duc pada bangunan Rumah Botol
Menurut Le Duc, Arsitektur yang baik adalah yang ornamennya tidak dapat
dipisahkan dari strukturnya. Maksudnya ornamen tidak hanya berfungsi sebagai hiasan
namun juga menjalankan fungsi lainnya sebagai struktur untuk menyalurkan beban-beban.
Pada bangunan Rumah Botol, dapat dilihat botol kaca bekas mendominasi material, yaitu
sekitar 60%. Disini botol bekas digunakan sebagai secondary skin, dimana bangunan dibalut
dengan kaca yang bisa dibuka, kemudian dibalut lagi dengan secondary skin berupa botol
yang disusun berbentuk segi empat yang diselingi kaca dengan ukuran yang sama. Konsep
secondary skin seperti ini membuat kegiatan di dalamnya lebih private tanpa mengurangi
intensitas cahaya.

Gambar 2,3. Interior Rumah botol, botol disusun sebagai secondary skin yang seakan
mempunyai pori-pori sebagai sirkulasi udara
Sumber http://news.detik.com/bandung

Penggunaan botol sebagai dinding ini tidak diterapkan di semua bagian rumah,
kebanyakan diterapkan pada ruangan public seperti ruang tamu, ruang keluarga dan ruang
makan. Struktur konstruksi utama rumah ini tetap menggunakan batu bata dan beton sebagai
materialya, namun botol digunakan sebagai dinding yang disusun didalam frame kayu dengan

bagian bawah yang berhubungan langsung dengan pondasi menggunakan batu bata.

Gambar 4,5. Susunan botol didalam frame sebagai pagar dan dinding

Teori Le Duc lainnya menjelaskan bahwa ornamentasi eksternal harus menyiapkan si


pemandang dan membayangkan bagaimana mengenal apa yang akan dijumpainya di bagian
dalam. Maksudnya bahwa jika pengamat melihat suatu eksterior bangunan, eksterior itu akan
mencerminkan interior didalamnya.

Gambar 6. Dinding botol tampak luar

Gambar 7. Dinding botol tampak dalam, cahaya masuk melalui celah-celah. Memberi
kesan hangat pada interior.
Eksterior bangunan

didominasi warna coklat pada botol ditambah dengan

penggunaan material kayu. Warna coklat ini menimbulkan kesan hangat, begitu pula yang
terlihat pada interior bangunan dimana susunan botol memberi efek cahaya yang tidak biasa,
ditambah lagi warna interior yang juga warna-warna coklat/krem yang memberi kesan
hangat.

Gambar 7. Pada bagian tengah bangunan terdapat space yang memisahkan bangunan sayap
kiri dan kanan.
Adanya space ditengah bangunan memberikan aliran udara yang lancar ke ruangruang didekatnya yang menimbulkan kesan sejuk. Penambahan tanama-tanaman hijau juga
menambah sejuk dan asri pada rumah. Begitu melihat space ini akan terlintas dipikiran
pengamat bahwa ruangan yang akan dimasuki akan terasa sejuk dan asri.

Gambar 8. Interior ruang makan yang mendapat view langsung ke space tengah bangunan,
kesan yang ditimbulkan dari ruangan ini adalah sejuk dan asri.
Jika kita mellihat tampilan bentuk bangunan, terlihat cenderung kotak-

kotak. Begitu pula bentuk ruang-ruangnya. Ruangan memang sengaja didesain

kotak agar tidak ada space terbuang. Semua bagiannya dapat digunakan dan
berkaitan dengan efisiensi tempat. Hal ini berkitan dengan teori Le Duc yaitu,
ketika kita melihat eksterior suatu bangunan akan terlintas bagaimana
interiornya.

Gambar 9. Bentuk bangunan yang mengaplikasikan bentuk kotak (kubisme)

Gambar 9. Bentuk ruangan yang juga kotak berkaitan dengan efisiensi tempat

Anda mungkin juga menyukai