Contoh 3
Formulir SIG-III
SIMPANG BERSINYAL
Formulir SIG-III :
WAKTU ANTAR HIJAU
WAKTU HILANG
Tanggal:
24 Januari 1996
Ditangani oleh:
DK
Kota:
Ujung Pandang
Simpang:
Perihal:
S
T
B
Kecepatan
VE m/det
3 Fase
Pendekat
Kecepatan VA m/det
Jarak berangkat-datang (m)*)
10 Waktu beranqkat-datanq (det)**
Jarak berangkat-datang (m)
10 Waktu beranqkat-datanq (det)
Jarak berangkat-datang (m)
10 Waktu beranqkat-datanq (det)
Jarak berangkat-datang (m)
Waktu beranqkat-datanq (det)
Jarak berangkat-datanq (m)
Waktu beranqkat-datanq (det)
Jarak beranqkat-datang (m)
Waktu beranqkat-datanq (det)
Waktu merah
semua (det)
T
10
B
10
10
23+5-10
2,3+0,5-1
20+5-10
2+0,5-1
10+5-23
1+0,5-2,3
1,8
1,5
-0,8
2 - 99
2,0
2,0
0,0
9,0
13,0
Formulir SIG-IV
2 - 100
Contoh 4
Formulir SIG-V
2 - 101
Contoh 4
5 KEPUSTAKAAN
S1.
TRB
S2.
Bang, Karl-L.
S3.
Webster, F.V.
Cobbe, B.M.
Traffic signals.
Roads Research Laboratory, Technical Paper No. 56. Crowthorne,
Berkshire U.K. 1966.
S4.
Akcelik, R.
S5.
May, A.D.
Gedizl ioglu, E.
Tai, L.
S6.
Rois, H.
S7.
Bina Marga
S8.
Directorate
General of
Highways
S9.
Hoff &
Over gaard
PT Multi Phi Beta
S10.
Bang, K-L.
Bergh, T.
Marler, N.W.
S11.
Bang, K-L,
Lindberg, G.
Schandersson, R.
2 - 102
S12.
Bang, K-L,
Palgunadi
S13.
Bang, K-L.
Harahap, G.
Lindberg, G.
2 - 103
Contoh 2:1
Formulir SIG-I
SIMPANG BERSINYAL
Formulir SIG-I:
GEOMETRI
PENGATURAN LALU LINTAS
LINGKUNGAN
Ditangani oleh:
Tanggal:
Kota:
Simpang:
Ukuran kota:
Perihal:
Periode:
g=
Waktu siklus:
C=
g=
IG=
IG=
KONDISI LAPANGAN
Tipe
Hambatan
Kode
Median
lingkungan samping
pendekat
Ya/Tidak
Tinggi/Rendah
jalan
(1)
(2)
(3)
(4)
IG=
(6)
2 - 104
(7)
(8)
(10)
Keluar
W KELUAR
(11)
Contoh 2 : 1
Formulir SIG-II
S I MP A N G B E R S I NY A L
Formulir SIG-II:
ARUS LALU LINTAS
Tanggal:
Ditangani oleh:
Kota:
Simpang:
Perihal:
Periode:
Kode
Arah
Pendekat
(1)
(2)
smp/jam
Terlindung Terlawan
(4)
(5)
Smp/jam
Terlindung Terlawan
(7)
(8)
kend/
jam
(9)
smp/jam
Terlindung Terlawan
(10)
LT/LTOR
ST
RT
Total
LT/LTOR
ST
RT
Total
LT/LTOR
ST
RT
Total
LT/LTOR
ST
RT
Total
LT/LTOR
ST
RT
Total
LT/LTOR
ST
RT
Total
LT/LTOR
ST
RT
Total
LT/LTOR
ST
RT
Total
LT/LTOR
ST
RT
Total
LT/LTOR
ST
RT
Total
2 - 105
(11)
Kendaraan total
MV
bermotor
kend/
jam
(12)
KEND. TAKBERMOTOR
Arus
Rasio
UM
UM/MV
Rasio
berbelok
Smp/jam
kend/
PLT
PRT
Terlindung Terlawan Rms. (13) Rms. (14) jam
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
Rms. (15)
(18)
Contoh 3
Formulir SIG-III
Tanggal:
SIMPANG BERSINYAL
Formulir SIG-III :
WAKTU ANTAR HIJAU
WAKTU HILANG
Ditangani oleh:
Kota:
Simpang:
Perihal:
Kecepatan
VE m/det
Waktu merah
semua (det)
*)
**)
2 - 106
Formulir SIG-IV
2 - 107
Lampiran 2:1
Formulir SIG-V
SIMPANG BERSINYAL
Formulir SIG-V:
Kode
pendekat
Tanggal:
Kota:
PANJANG ANTRIAN
Simpang:
JUMLAH KENDARAAN TERHENTI
TUNDAAN
Waktu siklus:
Arus
Kapasitas Derajat
Rasio
Jumlah kendaraan antri (smp)
lalu
smp/jam kejenuhan hijau
N2
Total
N1
lintas
NQ MAX
NQ1+NQ2=
smp/jam
DS
GR
NQ
=
=
Q
C
Q/C
g/c
Rms.(37)
Rms (34,1)
(1)
Ditangani oleh:
(2)
(3)
(4)
(5)
Rms (35)
(6)
(7)
(8)
Pedihal:
Pediode:
Jumlah Tundaan
Panjang Rasio
antrian kendaraan kendaraar Tundaan lalu
stop/smp terhenti lintas rata-rata
(m)
Smp/jam
det/smp
Nsv
DT
NS
QL
Gb.E-2.2
Rms.(38)
(9)
(10)
Rms.(39)
(11)
Rms. (40)
Rms.(42)
Rms.(43)
(13)+(14)
(2)x(15)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
LTOR (semua)
Arus kor. Okor.
Arus total Qtot.
Total:
Kendaraan terhenti rata-rata stop/smp:
Total:
Tundaan simpang rata-rata stop/smp:
2 - 108
BAB. 3
SIMPANG TAK BERSINYAL
x:\3860\CHAP3\CH3-EN.WPD/24 October 1996
DAFTAR ISI
1.
PENDAHULUAN....................................................................................................................3-3
1.1
1.2
2.
METODOLOGI......................................................................................................................3-10
2.1
2.2
2.3
2.4
3.
LANGKAH B:
LANGKAH C:
A-2:
A-3:
KAPASITAS...................................................................................... 3-30
B-1:
B-2:
B-3:
B-4:
B-5:
B-6:
B-7:
B-8:
B-9:
B-10:
C-2
Tundaan....................................................................................3-40
C-3
C-4
3-1
4.
4.1
4.2
4.3
4.4
5.
KEPUSTAKAAN........................................................................................................... 3-56
3-2
1. PENDAHULUAN
1.1 LINGKUP DAN TUJUAN
Bab ini berhubungan dengan simpang tak bersinyal berlengan 3 dan 4 (definisi lihat Bagian 1.2),
yang secara formil dikendalikan oleh aturan dasar lalu-lintas Indonesia yaitu memberi jalan pada
kendaraan dari kiri.
Ukuran-ukuran kinerja berikut dapat diperkirakan untuk kondisi tertentu sehubungan dengan
geometri, lingkungan dan lalu-lintas dengan metoda yang diuraikan dalam bab ini
-
Kapasitas
Derajat kejenuhan
Tundaan
Peluang antrian
Ukuran-ukuran ini didefinisikan pada Bab 1 Bagian 4 "Definisi umum dan istilah".
Karena metoda yang diuraikan dalam manual ini berdasarkan empiris, hasilnya sebaiknya selalu
diperiksa dengan penilaian teknik lalu-lintas yang baik. Hal ini sangat penting khususnya apabila
metoda digunakan di luar batas nilai variasi dari variabel dalam data empiris. Batas nilai ini
ditunjukkan pada Tabel 1.1:1. Penggunaan data tersebut akan menyebabkan kesalahan perkiraan
kapasitas yang biasanya kurang dari 20%.
4-lengan
Variabel
Min.
Lebar masuk
Rasio belok-kiri
Rasio belok-kanan
Rasio arus jalan simpang
%-kend ringan
%-kend berat
%-sepeda motor
Rasio kend tak bermotor
Tabel 1.1:1
3,5
0,10
0,00
0,27
29
1
19
0,01
3-lengan
Rata-2
Maks.
5,4
0,17
0,13
0,38
56
3
33
0,08
9,1
0,29
0,26
0,50
75
7
67
0,22
Min.
3,5
0,06
0,09
0,15
34
1
15
0,01
Rata-2
4,9
0,26
0,29
0,29
56
5
32
0,07
Maks.
7,0
0,50
0,51
0,41
78
10
54
0,25
Metoda ini menganggap bahwa simpang jalan berpotongan tegak lurus dan terletak pada
alinyemen datar dan berlaku untuk derajat kejenuhan kurang dari 0,8 - 0,9. Pada kebutuhan lalulintas yang lebih tinggi perilaku lalu-lintas menjadi lebih agresif dan ada risiko tinggi bahwa
simpang tersebut akan terhalang oleh para pengemudi yang berebut ruang terbatas pada daerah
konflik.
Metoda ini diturunkan dari lokasi-lokasi, yang mempunyai perilaku lalu-lintas Indonesia yang
diamati pada simpang tak bersinyal. Apabila perilaku ini berubah, misalnya karena pemasangan
dan pelaksanaan rambu lalu-lintas BERHENTI atau BERI JALAN pada simpang tak bersinyal,
atau melalui penegakan aturan hak jalan lebih dulu dari kiri (undang-undang lalu-lintas yang
ada), maka metoda ini akan menjadi kurang sesuai.
3-3
Kondisi Geometrik
Notasi
Istilah
Definisi
LENGAN
SIMPANG-3 DAN
SIMPANG-4
4-lengan
3-lengan
A,B,C,D
Wx
JALAN UTAMA/JALAN
MINOR
PENDEKAT
3-4
W1
WAC
(W BD)
IT
LEBAR RATA-RATA
SEMUA PENDEKAT X (m)
LEBAR RATA-RATA
PENDEKAT MINOR
(UTAMA) (m)
TIPS SIMPANG
JUMLAH LAJUR
Gambar 1.2:2
Kondisi lingkungan
2
4
2
4
Kondisi lalu-lintas
LT
BELOK KIRI
ST
LURUS
RT
BELOK KANAN
BELOK
PLT
3-5