Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
adalah
untuk
melakukan
perbaikan
yang
bersifat
kualitas,
meningkatkan suatu kondisi- kondisi lain supaya lebih baik dan untuk
mempartahankan keandalan dari fasilitas supaya produksi lancar tanpa mengalami
hambatan. Sehingga fasilitas produksi selalu dalam keadaan siap digunakan yang
berarti tidak mengurangi produktivitas mesin. Tujuan perawatan yang utama
dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut :
a. Untuk memperpanjang waktu pengoperasian fasilitas produksi yang
digunakan semaksimal mungkin, dengan biaya perwatan yang minimum
dan adanya proteksi yang aman dari investasi modal.
b. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produk atau jasa dan mendapatkan laba investasi (return of investement)
yang maksimum.
c. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan dan suku
cadang yang diperlukan dalam keadaan darurat yang bias terjadi setiap
waktu, misalnya unit komponen cadangan, unit pemadam kebakaran dan
penyelamatan (K3).
perbaikan.
2. Menyelenggarakan perwatan pencegahan. Tindakan perawatan pencegahan
adalah suatu tindakan mesin atau mungkin penggantian beberapa komponen
kritis, hal ini dilakukan setelah mesin berproduksi dalam suatu periode
tertentu (preventive maintenance period).
3. Menyediakan mesin cadangan, pada tahap produksi kritis disediakan dua
fasilitas produksi secara paralel. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
ongkos keterlambatan produksi. Dengan adanya dua fasilitas produksi secara
paralel, maka jika salah satu rusak jalanya produksi tidak akan terganggu.
4. Penambahan komponen khusus kedalam suatu mesin atau penambahan suatu
mesin tertentu kedalam suatu sistem. Tindakan ini dimaksudkan agar mesin
atau sistem memiliki keandalan yang lebih tinggi. Adapun pelaksanaanya
yaitu dengan memperbaiki desain teknis. Dari cara-cara diatas untuk
memelihara ataupun memperbaiki keandalan, dapat dipilih salah satu atau
kombinasi beberapa cara, adapun pemilihannya tentu dengan pertimbangan
ekonomi yang cukup penting.
pengecekan isi bahan bakarnya dan pemanasan (warmingup) dan mesinmesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.
2. Periodic Maintenance
Periodic Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya
setiap seminggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya
setiap setahun sekali.
1.6.2
Perewatan Korektif
Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk perbaikan
atau peningkatan kondisi peralatan untuk mencapai standar yang diterima.
Dalam perawatan korektif mi dapat menjadikan peningkatan sedemikian rupa,
seperti melakukan perubahan atau memodifikasi rancangan peralatan lebih
baik sertamenghilangkan masalah-masalah yang merugikan untuk mencapai
efisiensi yang tinggi. Dalam hal ini kegiatan maintenance ini hanya menunggu
sampai kerusakan terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki.
Secara sepintas corrective maintenance lebih murah biayanya daripada
mengadakan preventive maintenance. Hal ini benar selama kerusakan belum
terjadi pada fasilitas/peralatan sewaktu proses produksi berlangsung. Tetapi
sekalikerusakan terjadi path fasilitas peralatan selama proses produksi
berlangsung, maka akibat dan kebijaksanaan corrective maintenance saja akan
lebih parah atau hebat daripada preventive maintenance. Disamping itu akan
terdapat suatu kenaikan yang melonjak dan biaya-biaya perawatan dan
pemeliharaan path saat terjadinya kerusakan tersebut.
1.6.3
Perawatan Berjalan
Perawatan berjalan merupakan sistem perawatan yang dilakukan yang
dilkukan pada saat engine sedang beroperasi. Cara perwatan ini termasuk
sistem perawatan yang direncanakan untuk diterapkan pada enggine yang
1.6.4
1.6.5
Perawatan Kerusakan
Beberapa perawatan yang sedang beroperasi pada unit tersendiri atau
terpisah dan proses pembuatan yang tidak berhubungan Iangsung dengan
jalannyaproduksi. Untuk engine tersebut tidak diperlukan perawatanperawatan pencegahan, dengan alasan biaya perawatan lebih besar bila
dibanding biaya perbaikan saat terjadi kerusakan atau penggantian sesudah
rusak lebih murah,mudah dan cepat serta kehilangan waktu produksi lebih
sedikit dibanthngkan perawatan. pencegahan.
Dalam hal ini mesin tersebut dibiarkan beroperasi sampai terjadi
kerusakan sehingga waktu produksi tidak berkurang, contoh sistem perawatan
ini dapat dilihat pada engine produksi ringan yang bila terjadi kerusakan dapat
diterapkan pada industri yang mengejar target produksi pada waktu yang
ditentukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kerjanya
hampir
sama
dengan
kompresor
torak.
melalui sudu-sudu rotor, udara akan terisap masuk ke dalam ruangan isap
lalu dikompresi dan akan ditampung pada tangki penyimpanan udara
bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan kebutuhan.
9. Kompresor Aliran Aksial
Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan
oleh sudu yang terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu
searah (sejajar) dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara
terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu berputar secara cepat. Putaran
cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang
mempunyai tekanan yang diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah
seperti kompresor pada sistem turbin gas atau mesin-mesin pesawat terbang
turbo propeller. Bedanya, jika pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik
putar pada porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga mekanik dari mesin
akan memutar rotor sehingga akan menghasilkan udara bertekanan.
8. Water Jacket
Adalah ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi air sebagai pendingin
9. Torak (piston)
Sebagai elemen yang menghandel gas/udara pada proses pemasukan
(suction), kompresi (compression) dan pengeluaran (discharge).
Agar kompresor awet, selain dipergunakan sesuai dengan fungsinya, juga perlu
perawatan yang baik. Selain itu prosedur penggunaannya pun harus sesuai
dengan langkah-langkah yang dianjurkan dalam buku manual.
Misalnya, ketika akan menggunakan kompresor, pastikan dulu bahwa oli berada
pada level aman. Kemudian semua kran harus dipastikan dalam keadaan tertutup,
belt tidak terlalu kendur dan tidak juga terlalu kencang. Sebelum kompresor
dinyalakan, atur trlebih dahulu pengaturan gas agar tidak terlalu rendah dan juga
tidak terlalu tinggi.
Selain langkah-langkah tadi, kita juga harus memantau keadaan pressure
gauge sesuai dengan kapasitas kompresor. Misalnya saja kompresor yang
berkekuatan 8 bar, maka motor akan mati ketika pressure gauge menunjukkan
angka 8 bar dan akan hidup kembali bila pressure gauge menunukkan angka 5
bar. Selain itu harus pula menjadi kebiasaan yaitu ketika selesai menggunakan
kompresor, maka angin yang masih tersisa di dalam tangki harus dibuang.
Berikut ini adalah cara merawat kompresor yang lebih spesifik, yaitu:
1.
Cek oli, pastikan levelnya minimal setengah dan tidak lebih dari 3/4 pada
oil glass
2.
3.
Periksa belt, pastikan tidak terlalu kendur namun juga tidak terlalu
kencang.
4.
Pastikan daya yang tersedia minimal 2 kali lipat dari daya yang tertera pada
motor.
5.
6.
Start/On pada switch (recoil untuk engine dan gunakan pengaturan gas
untuk start, setelah stabil, kembalikan pada posisi awal).
7.
Pastikan motor mati/Off jika pressure gauge menunjuk 8 bar dan kembali
hidup/On pada 5 bar (untuk kompresor berkapasitas 12 bar akan mati/Off
jika pressure gauge menunjuk 12 bar dan kembali hidup/On pada 9 bar)
8.
Untuk kompresor engine, matikan secara manual dengan engine switch off
9.
Setelah selesai menggunakan unit ini, buang seluruh angin yang tersisa di
dalam tangki melalui drain valve.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sehingga makalah ini dapat disimpulkan bahwa klasifikasi kompresor
secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
Positive Displacement compressor, dan Dynamic compressor, (Turbo), Positive
Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan
Dynamic compressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector.
Dan kompresor mempunyai beberapa komponen yan terdiri dari ; Kerangka
(frame), Poros engkol (crank shaft), Batang penghubung (connecting rod),
Kepala silang (cross head), Silinder (cylinder), Liner silinder (cylinder liner),
Front and rear cylinder cover, Water Jacket, Torak (piston), Cincin torak (
piston rings), Batang Torak (piston rod), Cincin Penahan Gas (packing rod),
Ring Oil Scraper, dan Katup kompresor (compressor valve).
Sedangkan untuk kompresor torak merupakan salah satu positive
displacement compressor dengan prinsip kerja memampatkan dan mengeluarkan
udara / gas secara intermitten (berselang) dari dalam silinder. Pemampatan udara
/ gas dilakukan didalam silinder. Elemen mekanik yang digunakan untuk
memampatkan udara / gas dinamakan piston / torak.
Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan menurut tiga cara
yaitu dengan proses isotermal, adiabatik reversible, dan politropik.
Perawatan kompresor sangatlah penting dikarenakan akan memperpanjang usia
dari kompresor tersebut. Dan tanpa dirawat dengan baik dan atau dipergunakan
tidak sebagai mestinya sesuai dengan peruntukannya, akan menyebabkan
kompresor cepat rusak.
DAFTAR PUSTAKA