Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Perawatan


Perawatan adalah suatu kegiatan yang wajib diakukan dan memiliki
peranan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan produksi dalam suatu
perusahaan besar manufaktur, sedangkan pada perusahaan kecil dan menengah
fungsi pemeliharaan kurang mendapat perhatian dari pihak manajemen,
dikarenakan masih menggunakan sistem manajemen tradisional maka manfaat
tidak dapat dirasakan secara langsung pada saat perawatan peralatan dan mesin
dilakukan. Dengan melakukan perawatan secara konsisten maka dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan serta dapat memperpanjang msaa
menggunakan mesin tersebut, maka bias menekan biaya produksi. Akibat yang
akan ditimbulkan dengan tidak adanya perawatan yang terjadwal dengan baik
jauh lebih besar dari akibat keterlambatan bahan baku atau berkurangnya tenaga
kerja, tetapi karena akibat tersebut tidak dirasakan secara langsung, maka fungsi
perawatan menjadi kurang diperhatikan. Vincent Gasperz menyatakan bahwa
sistem perawatan dapat dipandang sebagai dari sistem produksi, dimana apabila
sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka perawatan
akan menjadi intensif.

1.2 Maksud dan Tujuan Perawatan


Menurut supandi perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas
yang diperlukan untuk menjaga kualitas perawatan agartetap dapat berfungsi
dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya. Sedangkan tujuan pekerjaan
perawatan

adalah

untuk

melakukan

perbaikan

yang

bersifat

kualitas,

meningkatkan suatu kondisi- kondisi lain supaya lebih baik dan untuk
mempartahankan keandalan dari fasilitas supaya produksi lancar tanpa mengalami

hambatan. Sehingga fasilitas produksi selalu dalam keadaan siap digunakan yang
berarti tidak mengurangi produktivitas mesin. Tujuan perawatan yang utama
dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut :
a. Untuk memperpanjang waktu pengoperasian fasilitas produksi yang
digunakan semaksimal mungkin, dengan biaya perwatan yang minimum
dan adanya proteksi yang aman dari investasi modal.
b. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produk atau jasa dan mendapatkan laba investasi (return of investement)
yang maksimum.
c. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan dan suku
cadang yang diperlukan dalam keadaan darurat yang bias terjadi setiap
waktu, misalnya unit komponen cadangan, unit pemadam kebakaran dan
penyelamatan (K3).

1.3 Peran Perawatan


Investasi pada pabrik dan peralatan merupakan bagian terbesar dari asset
yang dimiliki perusahaan. Untuk menjaga kotinuitas dan kualitas hasil produksi
serta untuk menghindari timbulnya ongkos yang lebih besar pada saat
menjalankan produksi, maka perawatn yang baik dan terencana pada mesin
merupakan hal yang mutlak harus dilakukan oleh manajemen produksi. Biaya
yang ditimbulkan akibat dari kerusakan pada mesin adalah :
1. Ongkos hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan
2. Ongkos memperbaiki mesin
3. Ongkos memperbaiki produk cacat
Pada umumnya tindakan perawatan yang ditujukan untuk memelihara dan
memperbaiki keandalan peralatan- peralatan adalah sebagai berikut :
1. Menambah fasilitas perawatn dan jumlah mekanik, sehingga dapat diharapkan
menggurangi waktu tunggu perbaikan ketika terjadi kerusakan. Selain itu
penambahan fasilitas dan jumlah mekanik dapat mempersinkat waktu

perbaikan.
2. Menyelenggarakan perwatan pencegahan. Tindakan perawatan pencegahan
adalah suatu tindakan mesin atau mungkin penggantian beberapa komponen
kritis, hal ini dilakukan setelah mesin berproduksi dalam suatu periode
tertentu (preventive maintenance period).
3. Menyediakan mesin cadangan, pada tahap produksi kritis disediakan dua
fasilitas produksi secara paralel. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
ongkos keterlambatan produksi. Dengan adanya dua fasilitas produksi secara
paralel, maka jika salah satu rusak jalanya produksi tidak akan terganggu.
4. Penambahan komponen khusus kedalam suatu mesin atau penambahan suatu
mesin tertentu kedalam suatu sistem. Tindakan ini dimaksudkan agar mesin
atau sistem memiliki keandalan yang lebih tinggi. Adapun pelaksanaanya
yaitu dengan memperbaiki desain teknis. Dari cara-cara diatas untuk
memelihara ataupun memperbaiki keandalan, dapat dipilih salah satu atau
kombinasi beberapa cara, adapun pemilihannya tentu dengan pertimbangan
ekonomi yang cukup penting.

1.4 Pentingnya Manajemen Perawatan


Pentingnya fungsi perawatan merupakan faktor yang dominan dalam dunia
industri. Tujuan menjalankan suatu industri adalah mendapatkan keuntungan
industri tidak hanya memproduksi barang-barang yang dijual, tetapi juga harus
dapat bersaing dipasaran. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan juga bahwa
barang atau produk tersebut harus :
A. Baik kualitasnya
B. Pantas harganya
C. Diproduksi dan diserahkan kepada konsumen dalam waktu yang tepat.
Untuk memenuhi kondisi tersebut, proses produksi harus dilaksanakan
dengan cara yang efisien dan efektif.
Program perawatan harus direncanakan dengan baik sehingga waktu

terhentinya aktivitas produksi (down time) yang merugikan dapat dikurangi


mengakibatkan kehancuran (kerusakan) mesin dan fasilitas yang sangat
merugikan tidak hanya dalam biaya perbaikan yang mahal, tetapi juga biaya
kerugian produksi.
Dengan meningkatnya kompleksitas sistem produksi, maka fungsi perawatan
merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari sistem produksi. Kelancaran
bagian produksi akan tergantung pada keterampilan dan organisasi bagian
perwatan yang baik. Untuk kepentingan tersebut diperlukan sistem manajemen
perawatan yang mengatur seluruh aktivitas dalam bidang perawatan industri.

1.5 Pengertian Manajemen Perawatan


Manajemen perawatan adalah pengorganisasian operasi perawatan untuk
memberikan pandangan umum mengenai fasilitas industri, gagasan yang timbul
mengenai pokok pikiran dalam perencanaan program perawatan, yaitu:
a. apa yang harus dirawat?
b. bagaimana cara merawatnya?
c. kapan perawatan dilakukan?
Dasar pemikiran yang sehat dan logis adalah suatu persyaratan terbaik
dalam mengorganisasi kegiatan perawatan guna meningkatkan efisiensi dan
efektifitas di da1am suatu perusahaan. Sedangkan tujuan dan manajemen
perawatan industri adalah untuk menunjang aktivitas dalam bidang perawatan,
yaitu :
a. Memperpanjang waktu pengoperasian fasilits industri semaksimal mungkin
b. Menentukan evaluasi prestasi kerja yang dapat berguna untuk manajemen
secara umum dan bagi para pengawas (supervisor) perawatan khususnya.
c. Membantu dalam menciptakan kondisi kerja yang aman, baik untuk bagian
operasi maupun personil perawatan lainnya dengan menetapkan dan menjaga
standar perawatan yang benar.

d. Meningkatkan ketrampilan para pengawas dan para operator perawatan


melalui latihan.

1.6 Jenis-Jenis Perawatan


Secara garis besar perawatan dibagi menjadi 2 macam, yaitu perawatan yang
direncanakan (planned maintenance) dan perawatan tak direncanakan (unplanned
maintenance). Perawatan yang direncanakan adalah pengorganisasian perawatan
yang dilakukan pada jangka waktu yang panjang, terkontrol dan tercatat. Kriteria
dan perawatan yang terencana adalah:
1. Kebijakan perawatan telah dipertimbangkan dengan baik.
2. Penerapan kebijakan telah direncanakan sebelumnya.
3. Pelaksanaan perawatan dikontrol dan diarahkan untuk menunjang rencana
yang telah ditetapkan.
4. Adanya catatan sejarah (maintenance history) dan statistik untuk evaluasi
hasil kebijakan lanjut yang sempurna
Perawatan yang tidak direncanakan (unplanned maintenance) adalah perawatan
yang dilakukan dalam keadaan darurat atau dalarn keadaan yang rnendesak.
Berdasarkan diagram berikut dapat dapat kita lihat alur perawatan terencana dan
tak terencana.

Gambar 1. Skema Perawatan

1.6.1 Perawatan Penjegahan (Preventive Maintenance)


Perawatan pencegahan adalah bentuk perawatan yang dilakukan secara teratur
dan berkala serta terencana untuk mengantisipasi turun atau timbulnya
penurunan kondisi mesin. Preventive maintenance juga dimaksudkan untuk
mengefektifkan pekerjaan inspeksi dan kerusakan. Perawatan mi dilakukan
sejak awal sebelum terjadinya kerusakan. Perawatan penceghan meliputi
beberapa aspek, yaitu:
1. Pemeriksaan periodik
2. Penyetelan dan perbaikan peralatan selagi penyimpangan sangat kecil
3. Tugas-tugas sangat rutin yang dilakukan secara kontinu.
Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat
efektif idalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam
golongan Critical unit . Sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan
termasuk golongan Critical unit , apabila:
1. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan
atau keselamatan pam pekerja.
2. Kerusakan fasilitas mi akan mempengeruhi kualitas dan produk yang
dihasilkan.
3. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses
produksi.
4. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dan fasilitas ini
adaIah cukup besar atau mahal.
Dalam prakteknya preventive maintenance yang dilakukan dapat dibedakan
atas Routine Maintenance dan Periodic Maintenance.
1. Routine Maintenance
Routine Maintenance adalah kegiatan pmeliharaan dan perawatan
yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hal. Contohnya: pembersihan
fasilitas/peralatan, pelumasan (lubrication) atau pengecekan olinya, serta

pengecekan isi bahan bakarnya dan pemanasan (warmingup) dan mesinmesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.
2. Periodic Maintenance
Periodic Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya
setiap seminggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya
setiap setahun sekali.

1.6.2

Perewatan Korektif
Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk perbaikan
atau peningkatan kondisi peralatan untuk mencapai standar yang diterima.
Dalam perawatan korektif mi dapat menjadikan peningkatan sedemikian rupa,
seperti melakukan perubahan atau memodifikasi rancangan peralatan lebih
baik sertamenghilangkan masalah-masalah yang merugikan untuk mencapai
efisiensi yang tinggi. Dalam hal ini kegiatan maintenance ini hanya menunggu
sampai kerusakan terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki.
Secara sepintas corrective maintenance lebih murah biayanya daripada
mengadakan preventive maintenance. Hal ini benar selama kerusakan belum
terjadi pada fasilitas/peralatan sewaktu proses produksi berlangsung. Tetapi
sekalikerusakan terjadi path fasilitas peralatan selama proses produksi
berlangsung, maka akibat dan kebijaksanaan corrective maintenance saja akan
lebih parah atau hebat daripada preventive maintenance. Disamping itu akan
terdapat suatu kenaikan yang melonjak dan biaya-biaya perawatan dan
pemeliharaan path saat terjadinya kerusakan tersebut.

1.6.3

Perawatan Berjalan
Perawatan berjalan merupakan sistem perawatan yang dilakukan yang
dilkukan pada saat engine sedang beroperasi. Cara perwatan ini termasuk
sistem perawatan yang direncanakan untuk diterapkan pada enggine yang

sedang beroperasi secara kontinu dalam melayani suatu proses produksi.


Kegiatan perawatan dapat dilakukan dengan jalan memonitoring secara
efektif.
Dari hasil perawatan secara terencana dan tepat dapat diharapkan
menjamin kondisi engine yang sedang beroperasi tanpa adanya gangguan
yang menyebabkan kerusakan.

1.6.4

Shut Down Maintenance


Untuk engine yang sedang beroperasi tidak dapat dilakukan proses
perawatan ini. Perawatan yang dapat dilakukan pada saat engine tidak
beroperasi. Perawatan ini dapat dilakukan pada waktu yang direncanakan.

1.6.5

Perawatan Kerusakan
Beberapa perawatan yang sedang beroperasi pada unit tersendiri atau
terpisah dan proses pembuatan yang tidak berhubungan Iangsung dengan
jalannyaproduksi. Untuk engine tersebut tidak diperlukan perawatanperawatan pencegahan, dengan alasan biaya perawatan lebih besar bila
dibanding biaya perbaikan saat terjadi kerusakan atau penggantian sesudah
rusak lebih murah,mudah dan cepat serta kehilangan waktu produksi lebih
sedikit dibanthngkan perawatan. pencegahan.
Dalam hal ini mesin tersebut dibiarkan beroperasi sampai terjadi
kerusakan sehingga waktu produksi tidak berkurang, contoh sistem perawatan
ini dapat dilihat pada engine produksi ringan yang bila terjadi kerusakan dapat
diterapkan pada industri yang mengejar target produksi pada waktu yang
ditentukan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kompresor


Kompresor secara sederhana bisa diartikan sebagai alat untuk
memasukkan udara dan atau mengirim udara dengan tekanan tinggi. Kompresor
bisa kita temukan pada alat pengungkit, kendaraan roda empat, pendingin
ruangan, lemari es serta alat-alat mengengkat beban yang menggunakan tekanan
untuk mengangkatnya.
Sekalipun sama-sama sebagai alat untuk memasukkan dan mengiri udara
dengan tekanan tinggi, pada masing-masing peralatan yang berbeda, cara kerja
kompresor pun bisa berbeda pula.
Secara umum kompresor digunakan atau berfungsi menyediakan udara dengan
tekanan tinggi. Prinsip kerja kompresor seperti ini biasa kita temukan pada mesin
otomotif. Fungsi kedua dari kompresor adalah untuk membantu reaksi kimia
dengan cara meningkatkan sistem tekanan.
Kompresor seperti ini bisa ditemukan pada industri kimia atau yang
berhubungan dengan itu. Kompresor juga bertugas untuk membagi-bagikan gas
dan bahan bakar cair melalui instalasi pipa-pipa gas. Selain itu, dalam peralatan
pengangkat berat yang bekerja secara pneumatik, kompresor digunakan dalam
fungsinya sebagai pengiri udara untuk sumber tenaga.
Sebuah kompresor apabila dilihat dari cara kerjanya, maka akan ada dua
jenis kompresor yang masing-masing metode kerjanya berbeda. Jenis pertama
adalah kompresor dengan metode krja positif displacement dan yang kedua
adalah kompresor dengan metode kerja dynamic.
Di mana letak perbedaan metode kera dari kedua jenis kompresor ini?
Yang pertam, kompresor jenis positif displacement. Kompresor model ini bekerja
dengan cara memasukkan udara ke dalam ruang tertutup, lalu pada saat yang

sama volume ruangnya diperkecil, dengan demikian tekanan di dalam dengan


sendirinya akan naik.
Tekanan yang tinggi inilah yang digunakan untuk berbagai keperluan
sesuai dengan peruntukkan kompresor tadi. Kompresor model positif
displacement ini digunakan dalam reciprocating compressor dan rotary.
Sementara itu pada kompresor model dinamik, volume ruangnya tetap
tapi udara yang ada didalam ruang tersebut diberi kecepatan. Kemudian pada saat
yang sama kecepatan tersebut diubah menjadi tekanan. Hal ini bisa terjadi karena
udara pada ruang yang volumenya tetap mengalami tekanan. Kompresor yang
menggunakan model dynamic ini biasanya pada alat turbo axial flow.

2.2 Klasifikasi Kompresor


Secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu Positive Displacement compressor, dan Dynamic compressor, (Turbo),
Positive Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary,
sedangkan Dynamic compressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan
ejector. Secara lengkap dapat dilihat dari klasifikasi berikut ini:
1. Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating compressor)
Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena
dilengkapi dengan torak yang bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal.
Pemasukan udara diatur oleh katup masuk dan dihisap oleh torak yang
gerakannya menjauhi katup. Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara di
dalam silinder mengecil, sehingga udara luar akan masuk ke dalam silinder
secara alami. Pada saat gerak kompresi torak bergerak ke titik mati bawah
ke titik mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan tinggi, selanjutnya
di masukkan ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung penyimpanan
dilengkapi dengan katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam tangki
tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut berlangsung terus-menerus
hingga diperoleh tekanan udara yang diperlukan. Gerakan mengisap dan

mengkompresi ke tabung penampung ini berlangsung secara terus menerus,


pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka
katup pengaman akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara
otomatis.
2. Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara
Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan
udara yang lebih tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama,
kemudian didinginkan, selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua untuk
dikompresi oleh torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan.
Pemampatan (pengompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperature
udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami proses
pendinginan dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang
sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan system air
bersirkulasi.
Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal
antara lain, untuk kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan
dua tingkat atau lebih tekanannya hingga 15 bar.
3. Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)
Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak.
Namun letak torak dipisahkan melalui sebuah membran diafragma. Udara
yang masuk dan keluar tidak langsung berhubungan dengan bagian-bagian
yang bergerak secara resiprokal. Adanya pemisahan ruangan ini udara akan
lebih terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas/oli. Oleh karena itu
kompresor diafragma banyak digunakan pada industri bahan makanan,
farmasi, obatobatan dan kimia.
Prinsip

kerjanya

hampir

sama

dengan

kompresor

torak.

Perbedaannya terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke


dalam tangki penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor
diafragma tidak secara langsung menghisap dan menekan udara, tetapi

menggerakkan sebuah membran (diafragma) dulu. Dari gerakan diafragma


yang kembang kempis itulah yang akan menghisap dan menekan udara ke
tabung penyimpan.
4. Kompresor Putar (Rotary Compressor)
Kompresor Rotari Baling-baling Luncur Secara eksentrik rotor
dipasang berputar dalam rumah yang berbentuk silindris, mempunyai
lubang-lubang masuk dan keluar. Keuntungan dari kompresor jenis ini
adalah mempunyai bentuk yang pendek dan kecil, sehingga menghemat
ruangan. Bahkan suaranya tidak berisik dan halus dalam, dapat
menghantarkan dan menghasilkan udara secara terus menerus dengan
mantap. Baling-baling luncur dimasukkan ke dalam lubang yang tergabung
dalam rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris. Ketika rotor mulai
berputar, energi gaya sentrifugal baling-balingnya akan melawan dinding.
Karena bentuk dari rumah baling-baling itu sendiri yang tidak sepusat
dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat diperbesar atau diperkecil
menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.
5. Kompresor Sekrup (Screw)
Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau
bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya
berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi
lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling
bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini
dapat digunakan sebagai pompa hidrolik pada pesawat-pesawat hidrolik.
Roda-roda gigi kompresor sekrup harus diletakkan pada rumah-rumah roda
gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat menghisap dan menekan
fluida.

6. Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)


Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi
yang lain tanpa ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada
bagian sisi yang bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan
dengan pompa pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar.
Beberapa kelemahannya adalah: tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran
terjadi karena antara baling-baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat
betul. Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar,
karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri
sudah menjadi bahan perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap kupu
itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-kupu di dalam rumah pompa
digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan juga, sehingga dapat
berputar tepat pada dinding.
7. Kompresor Aliran (turbo compressor)
Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang
besar. Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara
secara aksial dan ada yang secara radial. Arah aliran udara dapat dirubah
dalam satu roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara
yang diperlukan. Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energy bentuk
tekanan.
8. Kompresor Aliran Radial
Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal
dari ruangan ke ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masuk
pertama udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu. Bila kompresornya
bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali
mendekati sumbu. Dari tingkat pertama masuk lagi ke tingkat berikutnya,
sampai beberapa tingkat sesuai yang dibutuhkan. Semakin banyak tingkat
dari susunan sudusudu tersebut maka akan semakin tinggi tekanan udara
yang dihasilkan. Prinsip kerja kompresor radial akan mengisap udara luar

melalui sudu-sudu rotor, udara akan terisap masuk ke dalam ruangan isap
lalu dikompresi dan akan ditampung pada tangki penyimpanan udara
bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan kebutuhan.
9. Kompresor Aliran Aksial
Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan
oleh sudu yang terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu
searah (sejajar) dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara
terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu berputar secara cepat. Putaran
cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang
mempunyai tekanan yang diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah
seperti kompresor pada sistem turbin gas atau mesin-mesin pesawat terbang
turbo propeller. Bedanya, jika pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik
putar pada porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga mekanik dari mesin
akan memutar rotor sehingga akan menghasilkan udara bertekanan.

2.3 Penggerak Kompresor


Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor, sehingga
kompresor dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompresor yang sering
digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar seperti gambar 12.
Kompresor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau motor
bensin. sedangkan kompresor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase
atau mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya digunakan
bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non
stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan
oleh motor listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung
stasionar (tidak berpindah-pindah).

2.4 Komponen Kompresor


1. Kerangka (Frame)
Fungsi utama adalah untuk mendukung seluruh beban dan berfungsi
juga sebagai tempat kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan tempat
penampungan minyak pelumas
2. Poros engkol (crank shaft)
Berfungsi mengubah gerak berputar (rotasi) menjadi gerak lurus bolak balik
(translasi).
3. Batang penghubung (connecting rod)
Berfungsi meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui kepala
silang, batang penghubung harus kuat dan tahan bengkok sehingga mampu
menahan beban pada saat kompresi.
4. Kepala silang (cross head)
Berfungsi meneruskan gaya dari batang penghubung ke batang torak. Kepala
silang dapat meluncur pada bantalan luncurnya.
5. Silinder (cylinder)
Berfungsi sebagai tempat kedudukan liner silinder dan water jacket
6. Liner silinder (cylinder liner)
Berfungsi sebagai lintasan gerakan piston torak saat melakukan proses
ekspansi, pemasukan, kompresi, dan pengeluaran.
7.

Front and rear cylinder cover.


Adalah tutup silinder bagian head end/front cover dan bagian crank end/rear
cover yang berfungsi untuk menahan gas/udara supaya tidak keluar silinder.

8. Water Jacket
Adalah ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi air sebagai pendingin
9. Torak (piston)
Sebagai elemen yang menghandel gas/udara pada proses pemasukan
(suction), kompresi (compression) dan pengeluaran (discharge).

10. Cincin torak ( piston rings)


Berfungsi mengurangi kebocoran gas/udara antara permukaan torak dengan
dinding liner silinder.
11. Batang Torak (piston rod)
Berfungsi meneruskan gaya dari kepala silang ke torak.
12. Cincin Penahan Gas (packing rod)
Berfungsi menahan kebocoran gas akibat adanya celah (clearance) antara
bagian yang bergerak (batang torak) dengan bagian yang diam (silinder).
Cincin penahan gas ini terdiri dari beberapa ring segment.
13. Ring Oil Scraper
Berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pelumas pada frame
14. Katup kompresor (compressor valve)
Berfungsi untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran gas/udara, kedalam
atau keluar silinder. Katup ini dapat bekerja membuka dan menutup sendiri
akibat adanya perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dengan
bagian luar silinder.

2.5 Cara Merawat Kompresor


Menggunakan peralatan sesuai dengan peruntukkan dan merawatnya
dengan benar, akan memperpanjang usia peralatan tersebut. Begitu juga dengan
kompresor. Tanpa dirawat dengan baik dan atau dipergunakan tidak sebagai
mestinya sesuai dengan peruntukannya, akan menyebabkan kompresor cepat
rusak.
Kejadian seperti ini kerap kali terjadi karena keceroboan mekanik dalam
menggunakan kompresor. Tentu saja untuk menjaga dan memelihara kompresor,
harus merujuk kepada petunjuk manual yang telah disediakan produsen dan telah
disesuaikan dengan kapasitas, fungsi dan cara kerja kompresor tersebut.

Agar kompresor awet, selain dipergunakan sesuai dengan fungsinya, juga perlu
perawatan yang baik. Selain itu prosedur penggunaannya pun harus sesuai
dengan langkah-langkah yang dianjurkan dalam buku manual.
Misalnya, ketika akan menggunakan kompresor, pastikan dulu bahwa oli berada
pada level aman. Kemudian semua kran harus dipastikan dalam keadaan tertutup,
belt tidak terlalu kendur dan tidak juga terlalu kencang. Sebelum kompresor
dinyalakan, atur trlebih dahulu pengaturan gas agar tidak terlalu rendah dan juga
tidak terlalu tinggi.
Selain langkah-langkah tadi, kita juga harus memantau keadaan pressure
gauge sesuai dengan kapasitas kompresor. Misalnya saja kompresor yang
berkekuatan 8 bar, maka motor akan mati ketika pressure gauge menunjukkan
angka 8 bar dan akan hidup kembali bila pressure gauge menunukkan angka 5
bar. Selain itu harus pula menjadi kebiasaan yaitu ketika selesai menggunakan
kompresor, maka angin yang masih tersisa di dalam tangki harus dibuang.
Berikut ini adalah cara merawat kompresor yang lebih spesifik, yaitu:
1.

Cek oli, pastikan levelnya minimal setengah dan tidak lebih dari 3/4 pada
oil glass

2.

Tutup semua kran

3.

Periksa belt, pastikan tidak terlalu kendur namun juga tidak terlalu
kencang.

4.

Pastikan daya yang tersedia minimal 2 kali lipat dari daya yang tertera pada
motor.

5.

Untuk mesin kompresor, (pastikan oli dan bahan bakar tersedia)

6.

Start/On pada switch (recoil untuk engine dan gunakan pengaturan gas
untuk start, setelah stabil, kembalikan pada posisi awal).

7.

Pastikan motor mati/Off jika pressure gauge menunjuk 8 bar dan kembali
hidup/On pada 5 bar (untuk kompresor berkapasitas 12 bar akan mati/Off
jika pressure gauge menunjuk 12 bar dan kembali hidup/On pada 9 bar)

8.

Untuk kompresor engine, matikan secara manual dengan engine switch off

9.

Setelah selesai menggunakan unit ini, buang seluruh angin yang tersisa di
dalam tangki melalui drain valve.

10. Gunakan kompresor sesuai aplikasinya.


11. Perhatikan debit pengisian tangki, harus lebih besar dari debit
penggunaannya
12. Usahakan sedapat mungkin agar motor memiliki tenggang waktu yang
cukup untuk hidup dan mati, minimal 5-10 menit.
13. Letakan kompresor di tempat dengan sirkulasi udara yang baik.
14. Hindarkan kompresor dari hujan/air maupun sinar matahari secara
langsung (letakan di tempat terlindung).
15. Pastikan minimal sekali dalam seminggu untuk menguras tangki dengan
angin (sebaiknya tiap hari).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sehingga makalah ini dapat disimpulkan bahwa klasifikasi kompresor
secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
Positive Displacement compressor, dan Dynamic compressor, (Turbo), Positive
Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan
Dynamic compressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector.
Dan kompresor mempunyai beberapa komponen yan terdiri dari ; Kerangka
(frame), Poros engkol (crank shaft), Batang penghubung (connecting rod),
Kepala silang (cross head), Silinder (cylinder), Liner silinder (cylinder liner),
Front and rear cylinder cover, Water Jacket, Torak (piston), Cincin torak (
piston rings), Batang Torak (piston rod), Cincin Penahan Gas (packing rod),
Ring Oil Scraper, dan Katup kompresor (compressor valve).
Sedangkan untuk kompresor torak merupakan salah satu positive
displacement compressor dengan prinsip kerja memampatkan dan mengeluarkan
udara / gas secara intermitten (berselang) dari dalam silinder. Pemampatan udara
/ gas dilakukan didalam silinder. Elemen mekanik yang digunakan untuk
memampatkan udara / gas dinamakan piston / torak.
Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan menurut tiga cara
yaitu dengan proses isotermal, adiabatik reversible, dan politropik.
Perawatan kompresor sangatlah penting dikarenakan akan memperpanjang usia
dari kompresor tersebut. Dan tanpa dirawat dengan baik dan atau dipergunakan
tidak sebagai mestinya sesuai dengan peruntukannya, akan menyebabkan
kompresor cepat rusak.

Maka, ketika akan menggunakan kompresor, pastikan dulu bahwa oli


berada pada level aman. Kemudian semua kran harus dipastikan dalam keadaan
tertutup, belt tidak terlalu kendur dan tidak juga terlalu kencang. Sebelum
kompresor dinyalakan, atur terlebih dahulu pengaturan gas agar tidak terlalu
rendah dan juga tidak terlalu tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Aditiya.2013.Kompresor.Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Sarjanawiyata Tamansiswa (UST).
Arashid H.2013.Makalah Sistem Kompresor.Gunung Kidul.

Anda mungkin juga menyukai