Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang dialami manusia secara bertahap. Secara
umum manusia dapat belajar dari segala hal, misalnya belajar pada alam ataupun
pada orang-orang disekitarnya. Manusia tidak pernah lepas dari proses belajar.
Belajar menjadikan manusia menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Para ahli
mengemukakan pengertian belajar diantaranya adalah yang dikemukakan oleh Nana
Sudjana (2005:28) mengatakan: Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
perubahan diri seseorang. Pengertian lain tentang belajar dikemukakan oleh Slameto
(2003:2) berpendapat bahwa: Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagaimana hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
15
beberapa aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor berkat adanya pengalaman
individu dengan lingkungan di sekitarnya.
2.
berlangsung dalam suatu periode tertentu. Keberhasilan peserta didik dalam proses
belajar dapat diketahui dengan adanya penilaian, yang dilakukan untuk mengetahui
tingkat penguasaan tujuan instruksional dalam bentuk nilai yang dapat memberikan
perubahan tingkah laku baik berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Pernyataan ini mengacu pada pendapat Benyamin Bloom dalam Dimyati dan
Mudjiono (2002:26) yaitu:
a. Kemampuan kognitif, berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang memiliki
enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi.
b. Kemampuan afektif, berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan
pembentukan pola hidup.
c. Kemampuan psikomotor, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Kemampuan ini dibagi ke dalam tujuh aspek, yaitu
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
Hasil belajar selalu berkaitan dengan perubahan tingkah laku baik aspek
kognitif, afektif dan psikomotor. Mengacu pada pendapat Dimyati dan Mudjiono
(2002:26), penulis sarikan sebagai berikut:
16
17
18
keberhasilan baik atau tidaknya tujuan yang dicapai. Faktor tersebut dapat berasal
dari diri sendiri ataupun dari luar misalnya orang terdekat atau lingkungannya.
19
20
1) Aspek Jasmani
Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila kesehatan
seseorang terjaga, karena kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap
belajarnya.
2) Aspek Psikologis
Aspek psikologis dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena cara
belajar mahasiswa berkaitan dengan aspek psikologis tersebut. Aspek
psikologis yang mempengaruhi belajar sekurang-kurangnya ada tujuh faktor
yaitu: intelegensi, perhatian, minat bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar yang mempengaruhi
diri individu. Faktor eksternal individu dibagi menjadi tiga faktor utama, yaitu
faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1) Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga mempengaruhi perkembangan individu, karena
keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal individu. Keterlibatan
keluarga selama kegiatan belajar yang berlangsung di lingkungan rumah dan
kepedulian orang tua terhadap kegiatan belajar mempengaruhi berhasil
tidaknya proses belajar.
2) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah atau kampus tidak kalah penting mempengaruhi hasil
belajar individu, yang harus ditunjang oleh hubungan baik antara mahasiswa
dan Dosen. Peranan dosen sangat penting dalam kelangsungan kegiatan
21
22
(2007:23) yaitu: Mahasiswa yang telah selesai mengikuti perkuliahan ini diharapkan
mampu memahami konsep dasar patiseri dan terampil membuat produk patiseri serta
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan perkuliahan Dasar Patiseri tersebut merupakan sebagai tujuan yang
hendak dicapai setelah terjadinya proses pembelajaran yang akan dicapai oleh
mahasiswa sesuai dengan tujuan kurikulum yang terdapat di Jurusan PKK. Hamalik
(1995:6) mengemukakan bahwa:
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai
diselengggarakan suatu proses pembelajaran, misalnya satuan acara pertemuan,
yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa. Tujuan ini disusun
berdasarkan tujuan kurikulum.
Tujuan perkulaiahan Dasar Patiseri di atas dapat disimpulkan bahwa,
keberhasilan mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan Dasar Patiseri diharapkan
bertambahnya pengetahuan, kemampuan dan keterampilan siswa dalam membuat
produk patiseri serta dapat mengaplikasikannya pada diri sendiri dan juga diberbagai
kesempatan serta mampu memodifikasi secara kreativitas dan inovatif dalam
pembuatan produk patiseri.
2. Materi Teori dan Praktek Perkuliahan Dasar Patiseri
Materi perkuliahan merupakan suatu yang dipersiapkan pengajar untuk diolah
dan kemudian dipahami oleh mahasiswa, dalam rangka pencapaian tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Materi perkuliahan Dasar Patiseri diharapkan
dapat dikuasai oleh peserta diklat sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan dan
keterampilan, proses berfikir, belajar mandiri, sikap positif dan minat dalam
23
mengelola usaha Pastry. Materi Perkuliahan Dasar Patiseri merupakan bahan belajar
yang termasuk pada unsur-unsur dinamis dalam proses belajar. Merajuk dari pendapat
Hamalik (1995:50) yaitu:
Unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar terdiri dari (1). Motivasi siswa, (2).
Bahan belajar, (3). Alat bantu, (4). Suasana belajar, (5). Kondisi subjek yang
belajar. Kelima unsur inilah yang bersifat dinamis itu, yang sering berubah-ubah,
menguat dan melemah, dan yang mempengaruhi proses belajar tersebut.
Materi perkuliahan Dasar Patiseri dapat berubah-ubah, menguat atau
melemahkan pengetahuan mahasiswa, karena penentuan bahan belajar mesti
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Mahasiswa dapat mempelajari hal-hal yang
diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar.
Materi teori Dasar Patiseri seperti yang dikemukakan oleh Yogha dan
Rahmawati dalam modul mata kuliah Dasar Patiseri (2005:1-43) yang telah
dirangkum oleh penulis adalah sebagai berikut;
a.
b.
c.
d.
e.
f.
24
sifat dan fungsi bahan patiseri, peralatan hygiene, daftar konversi ukuran dan
temperatur, macam-macam teknik pembuatan kue kering, macam-macam pembuatan
filling, frosting dan icing, praktek macam-macam teknik pembuatan kue dan roti
untuk berbagai kesempatan.
b. Bahan-bahan yang digunakan dalam Pembuatan Produk Patiseri
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produk patiseri terdiri dari
bahan dasar, bahan tambahan dan bahan isi.
1. Bahan Dasar Produk Patiseri
Bahan dasar dan fungsi bahan dalam pembuatan produk patiseri mempunyai peranan
penting. Bahan dasar untuk pembuatan produk patiseri terdiri dari tepung terigu, gula,
lemak, dan telur.
a) Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan bahan dasar untuk pembuatan produk patiseri
seperti roti, cake dan cookies. Menurut modul mata kuliah Dasar Patiseri (2005:3)
tepung terigu terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Gandum keras (hard wheat), sangat cocok untuk pembuatan roti, karena
mengandung kadar protein tinggi dan memiliki sifat elastis yang tinggi karena
mengandung gluten tinggi.
2. Gandum lunak (soft wheat), digolongkan menjadi dua bagian yaitu gandum
merah (red wheat) dan gandum putih (white wheat). Gandum ini mengandung
daya serap air yang rendah, sulit diaduk dan diragikan serta mengandung protein
rendah. Gandum ini cocok untuk pembuatan cake dan cookies.
25
b) Gula
Ada beberapa jenis gula yang biasa digunakan dalam pembuatan produk
patiseri. Menurut modul mata kuliah Dasar Patiseri (2005:5), gula terdiri dari:
1. Brown sugar, dapat dibuat dari tebu. Contoh: barbados, trinidad, denerara.
2. White sugar, dibuat melalui penyulingan tebu yang menghasilkan gula putih
bermutu tinggi, yang termasuk white sugar adalah granulated sugar (gula
pasir), custard sugar, dan cube sugar. Biasanya digunakan sebagai pemanis
minuman, kurang cocok untuk membuat syrup.
3. Gula Tepung (icing sugar), digunakan untuk membuat royal icing, glazes dan
cake decoration .
4. Goldn syrup, adalah larutan gula yang diambil sebelum terjadinya kristalisasi
gula. Kadar airnya 15-18% digunakan untuk membuat ginger cake dan
biscuit.
5. Treacle adalah syrup yang warnanya lebih gelap dari goldn syrup. Biasanya
digunakan untuk membuat puding natal dan fruit cake.
6. Glukose disebut juga sebagai sirup jagung (corn syrup). Glukosa mengandung
15% air. Digunakan untuk campuran syrup, cake dan biscuit.
c) Lemak
Fungsi lemak dalam pembuatan roti yaitu sebagai pengempuk, membantu
pengembangan susunan fisik makanan yang dibakar, selain itu berfungsi untuk
memperbaiki remah roti dan menahan air. Menurut modul mata kuliah Dasar Patiseri
(2005:7) lemak dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Mentega (butter) adalah lemak hewani yang dibuat dari susu. Mentega yang
bermutu baik harus memiliki tekstur lembut, aromanya segar, tidak tengik,
dan warnanya keputih-putihan atau kuning pucat.
2. Margarin merupakan lemak nabati yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan dengan
cream susu yang dijernihkan, dan dapat menjadi pengganti mentega karena
mempunyai komposisi yang hampir sama
d) Telur
Telur adalah bahan terpenting dalam pembuatan produk patiseri. Telur
digunakan sebagai media pengempuk, pengembang, penambah rasa, pemberi warna
26
dan menambah nilai gizi, selain itu telur mempunyai daya pengemulsi yang baik.
Telur berfungsi mengikat bahan-bahan baku lainnya, seperti tepung terigu dan gula.
2. Bahan Tambahan Produk Patiseri
Bahan tambahan berfungsi untuk meningkatkan kualitas produk patiseri.
Bahan tambahan dalam produk patiseri terdiri dari susu, bahan pengembang (food
aditif), garam, penambah rasa dan aroma, serta bahan isi (filling).
a) Susu
Lemak susu atau butter fat terdapat dalam susu dengan ciri-ciri tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Susu merupakan larutan yang
terdiri dari gelembung lemak yang kecil dalam air yang mengandung protein, gula
dan mineral. Fungsi susu dalam adonan patiseri sebagai pemberi rasa, aroma,
penahan cairan dan menambah nilai gizi.
b) Bahan Pengembang
Pada prinsipnya bahan pengembang dibagi dua, yaitu yang berbentuk serbuk
seperti baking powder, baking soda, cream of tar-tar dan yang pasta seperti ovalet,
SP dan TBM. Ragi atau yeast adalah bahan pengembang yang berasal dari tumbuhan
hidup yang berasal bersifat microcopis. Menurut modul mata kuliah Cake dan Roti
(2005:27) ada tiga macam yeast yang dapat dipakai untuk Bakery, yaitu:
1. Compressed yeast (ragi basah): cara pemakaian compressed yeast dapat
langsung dicampur dengan tepung.
2. Coral yeast (ragi butiran): cara pemakaiannya harus direndam dalam air
hangat dan penyimpanannya ditempat yang kering.
3. Instan yeast (ragi dadak): cara pemakaiannya dapat langsung dicampur
dengan tepung, disimpan ditempat yang dingin dan kering.
27
c) Garam
Garam berfungsi memberi aroma dan rasa, mengatur kadar peragian dan dapat
memberi warna lebih putih pada roti. Garam akan meningkatkan kekuatan gluten,
selain itu garam memegang peranan penting dalam pembentukan kerak adonan pada
produk patiseri misalnya pada cake.
d) Penambah Rasa dan Aroma
Bahan penyedap atau dikenal dengan istilah flavouring, digunakan sebagai
bahan campuran untuk menimbulkan rasa harum dan lezat. Bahan pewangi secara
unik dapat diperoleh dari berbagai sumber:
1. Rempah-rempah : bubuk akar-akaran, kulit kayu dan biji-bijian.
2. Sari (ekstrak) : larutan alkohol yang mengandung bahan pewangi.
3. Emulsi : suatu zat perekat yang mudah menguap minyak-minyak yang harus
dicampur dengan air dan distabilkan dengan zat perekat nabati.
e) Bahan Isi (Filling)
Bahan isi memberi aroma dan cita rasa yang khas. Bahan isi yang dapat
digunakan dalam pembuatan produk patiseri diantaranya:
1. Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang mete, walnut, pecan, almond.
2. Buah kering, seperti kismis, kurma dan sukade.
3. Buah segar, seperti pisang, jeruk dan durian.
4. Sosis, daging ayam, daging asap
5. Sayuran, seperti wortel, jagung dan kentang.
6. Susu dan hasil olahannya seperti keju.
28
2.
3.
4.
5.
6.
Jenis Peralatan
Fungsi Peralatan
Timbangan harus tepat untuk mengukur semua
bahan roti. Pilihlah timbangan dengan ukuran
berat yang tepat untuk menghasilkan ukuran
yang akurat.
Gelas ukur (measuring jug) berupa ukuran
dalam bentuk cup untuk mengukur secara tepat
berbagai cairan, digunakan dalam satuan
mililiter atau cc.
Ayakan tepung (flour sieve) untuk menyaring
tepung terigu, gula halus, kacang-kacangan
dalam bentuk berbagai ukuran. Bahan yang
terbaik apabila terbuat dari kawat tahan karat.
Pisau berfungsi untuk mengupas dan memotong
bahan makanan. Pisau yang baik adalah pisau
stainless stell karena pisau ini tidak mudah
bereaksi dengan bahan makanan.
Cangkir ukur berbentuk seperti sendok besar
berfungsi untuk menakar volume bahan dalam
satuan cup. Cara mengukur menggunakan cup,
tuang bahan kering ke dalam cup, ratakan.
Whisking bowl digunakan untuk tempat
menyimpan dan mengaduk adonan. Terbuat dari
bahan stainless steel, krom, nikel dan baja.
29
8.
9.
Fungsi Peralatan
Spatula berfungsi untuk mengaduk adonan dan
membersihkan sisa-sisa adonan.
Rak kawat (cooling grid) alas roti berbentuk
kawat yang terbuat dari stainless steel,
digunakan untuk mendinginkan produk seperti
roti, cake dan produk lainnya.
Sikat tanpa gagang (flour broom) untuk
menghilangkan kelebihan tepung saat mengolah
adonan dan menggiling.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
30
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jenis Peralatan
Fungsi Peralatan
Penggilas (rolling pin) berbentuk bulat panjang
dan terbuat dari kayu, plastik, marmer atau
stainless steel. Digunakan untuk menggilas/
memipihkan adonan.
Pemotong adonan (scrapper), biasanya
berbentuk persegi panjang atau setengah
lingkaran. Dibuat dari plastik atau stainless
steel. Digunakan untuk membersihkan,
mengaduk, dan memotong adonan.
Mikser adalah peralatan yang digunakan untuk
mengaduk/mengocok bahan. Mikser vertikal
yang digunakan untuk mengaduk berbagai
adonan, dan mikser spiral dirancang khusus
untuk adonan roti.
Pemotong dan pembagi adonan (dough divider),
pemotong yang dapat ditarik, lima sampai tujuh
bagian, rata dan bergerigi.
Lemari pengembang (proving cabinet), lemari
khusus yang digunakan untuk menciptakan
kondisi yang ideal untuk proses fermentasi
adonan beragi/adonan roti, menjaga temperatur
dan kelembaban adonan roti.
Bread slicer, alat ini digunakan untuk
memotong roti tawar dengan tebal yang sama
untuk setiap hasil potongannya. Tersedia ukuran
30 cm dan 45 cm.
Proofing box, alat ini berfungsi untuk
memuaikan adonan roti sebelum dipanggang.
Keadaan dalam lemari lembab dan hangat,
sehingga pada waktu proses pemuaian adonan
roti tidak kehilangan kadar air.
Oven, oven merupakan alat penting dalam
Bakery, berfungsi mematangkan produk hingga
siap untuk disajikan. Dalam skala industri besar,
oven yang digunakan biasanya oven besar yang
muat beberapa buah loyang roti dan kue.
31
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis Peralatan
Fungsi Peralatan
Dessert plate merupakan salah satu piring untuk
menyajikan makanan penutup (dessert). Dessert
plate biasanya digunakan untuk pudding, cake,
dan makanan penutup lainnya. dessert plate
biasanya dipakai direstoran atau cake shop yang
menjual produk patiseri.
Alas kue biasanya digunakan untuk kue tart
yang masih utuh dan sudah dihias dengan rapi.
Alas cake bisa terbuat dari karton atau dari
bahan triplek tipis yang sudah dibungkus
dengan kertas alumunium foil.
Kemasan kue dari bahan dus ini biasanya
digunakan untuk tempat cake, cookies, atau
produk patiseri lainnya. Biasanya digunakan
sebagai hantaran pada keluarga dan kerabat,
karena bentuknya yang menarik
Kemasan kue dari bahan karton ini biasanya
digunakan untuk tempat roti dan donat.
Bentuknya yang khas, menjadi salah satu daya
tarik konsumen untuk membeli produk roti yang
salah satunya memakai kemasan ini.
Kemasan mika merupakan salah satu kemasan
yang multi fungsi, baik dari segi ukuran maupun
dari segi bentuk yang bermacam-macam.
Kemasan mika biasanya digunakan untuk
menaruh brownies, cup cake, praline dan tart.
Toples biasanya dipakai untuk menaruh kue
kering (cookies). Toples plastik lebih praktis,
dan lebih banyak digunakan oleh industri
patiseri yang bergerak dalam bidang kue kering.
Toples kaca biasanya digunakan untuk menaruh
kue kering sebagai hantaran untuk kerabat dan
teman dekat, tetapi sekarang ini produksi kue
kering industri kecil banyak yang memanfaatkan
toples yang menarik ini sebagai kemasan jual.
32
Gambar 2.1 Dapur patiseri yang memenuhi standar sanitasi dan hygiene
Sumber: http://www.finaledesserts.com/locations-pastrykitchen.php
33
34
35
36
Tabel 2.4
Ukuran Standar dan Ukuran Rumah Tangga (URT)
Bahan Padat dan Cair
No
1.
2.
3.
4.
5.
Ukuran
Gelas Belimbing
1 gelas peres gula pasir
1 gelas peres gula halus
1 gelas peres tepung maizena
1 gelas peres tepung terigu
1 gelas peres cokelat bubuk
1 gelas peres mentega/margarin
1 gelas peres susu cair/air/santan
Cangkir
1 cangkir rata gula pasir
1 cangkir rata gula halus
1 cangkir rata tepung terigu
1 cangkir rata tepung roti
Cup
1 cup
1 cup tepung terigu
1 cup tepung roti kering
1 cup tepung gula pasir/halus tidak diayak
1 cup gula halus ayak
1 cup gula palm
1 cup margarin/mentega
1 cup buah kering
1 cup susu cair/air/santan
Sendok Makan
1 sendok makan peres gula pasir
1 sendok makan peres gula halus
1 sendok makan peres tepung terigu
1 sendok makan peres margarin/mentega
1 sendok makan peres cokelat bubuk
1 sendok makan peres tepung maizena
1 sendok makan peres sirup/madu/selai
1 sendok makan buah-buahan kering
Dasar
1 liter
1 kilogram
1 sendok teh
1 sendok makan
1 cup/gelas belimbing
1 pint (pt)
1 galon (U.S)
1 oz
1 pound
Jumlah
230 g
180 g
130 g
130 g
100 g
210 g
2,5 dl = 250 cc
250 g
155 g
125 g
60 g
1 gelas belimbing peres
150 g
150 g
250 g
175 g
175 g
175 g
175 g
2 dl = 200 cc
3 sendok teh
15 g
12 g
8g
15 g
6g
12 g
30 g
1000 cc
1000 g
5 cc
15 cc
250 cc
600 ml
3,8 liter/3800 ml
30 g
500 g
37
O
O
F
C
1
240
115
Sangat lambat
2
265
129
Sangat lambat
3
290
143
Sangat lambat
4
335
168
Sangat lambat
5
380
193
Cukup lambat
6
400
204
Cukup lambat
7
425
218
Panas
8
445
230
Panas
9
470
243
Sangat panas
10
500
260
Sangat panas
Sumber: Modul Dasar Patiseri (2005:27)
e. Klasifikasi Adonan Produk Patiseri
Menurut modul mata kuliah Dasar Patiseri (2005:40) adonan dibagi 2:
1. Adonan batters adalah adonan yang dikocok, bersifat kenyal dan berbentuk
cair. Contoh adonan: adonan cake, yang termasuk adonan batters:
a) Pour batter: adonan yang apabila dituangkan akan mengalir tanpa
terputus-putus, contoh: gridle cake (kue dadar/crepes).
b) Drop batter: adonan yang kalau dituangkan akan mengalir terputus-putus,
kental, contoh: adonan bolu.
38
2. Adonan dough yaitu adonan yang diuli, bersifat elastis, yang termasuk adonan
dough:
a) Soft dough: adonan yang diuli, apabila ditegakkan akan jatuh
b) Stiff dough: adonan yang diuli, yang apabila ditegakkan akan kukuh
Contoh: adonan dough: puff pastry, adonan pie, danish pastry, sugar dough.
f. Metode Pembuatan Produk Patiseri
Metode pembuatan produk patiseri terdiri dari metode pembuatan roti, metode
pembuatan cake, dan metode pembuatan cookies.
1. Metode Pembuatan Roti
Menurut modul mata kuliah Dasar Patiseri (2005:33) metode pembuatan roti
terdiri dari 3 macam yaitu straigh dough (langsung), sponge dough (biang), dan no
time dough (cepat).
a) Straigh dough
Straigh dough adalah suatu proses pembuatan roti dengan satu kali pengadukan
di mana semua bahan diaduk menjadi satu. Pencampuran ini dilakukan hingga
adonan kelihatan lembut dan kalis. Temperatur adonan yang keluar dari mixer
berkisar antara 26-28C, dan difermentasikan antara 1-3 jam.
b) Sponge dough
Teknik sponge dough dalam pembuatan roti terdiri atas dua langkah. Langkah
pertama adalah tahap pembuatan sponge (biang) di mana mencampur beberapa
bahan dari total bahan yang digunakan. Tahapan yang memegang peranan
penting adalah yeast (ragi). Langkah kedua adalah pembuatan dough (adonan),
dimana biang yang telah terbentuk dicampur dengan sisa bahan dari total bahan
dalam resep.
39
c) No time dough
No time dough adalah sistem adonan cepat di mana dalam waktu 3 jam roti dapat
dibuat. Ciri-ciri dari sistem ini adalah pengadukan satu kali, fermentasi 0-45
menit,
penambahan
yeast
dan
bread
improver
untuk
mempercepat
pengembangan. Keunggulan dari sistem ini hemat waktu pada proses fermentasi,
tidak memerlukan alat banyak, lebih sedikit tenaga yang digunakan, hasil roti
lebih banyak, akan tetapi hasil roti yang dihasilkan tidak memiliki aroma yang
baik serta daya tahan roti tidak tahan lama.
2. Metode Pembuatan Cake
Menurut modul mata kuliah Dasar Patiseri (2005:29) metode pembuatan cake
ada 4 macam, terdiri dari: Conventional Method of Mixing,
Muffin Method of
Mixing, Easy Mix or One Bowl Method Mixing, dan Dough-Better Method of Mixing.
a)
40
41
b) Rolled cookies
Jenis ini termasuk adonan stiff (padat), adonan ini harus selembut mungkin
supaya mudah dibentuk bahkan adonan rolled cookies harus lebih lembek bila
didiamkan (didinginkan selama 15-60 menit sebelum diroll). Papan penggiling
harus ditaburi tepung terlebih dahulu. Memindahkan adonan dari papan
penggilingan ke atas loyang sebaiknya menggunakan spatula atau pisau.
c) Sepread or Sheet cookies
Disebut sepread cookies karena semua adonan dihamparkan di atas loyang. Di
bakar pada 300F, dipotong-potong setelah selesai pembakaran dan dalam
keadaan masih hangat, demikian juga dikeluarkan dari loyang masih dalam
keadaan hangat.
d) Sliced or Ice Box Cookies
Adonannya berbentuk stiff, sebelum dibentuk disimpan dulu dalam kulkas
dikemas dengan kertas lilin atau alumunium foil atau dimasukkan dalam cetakan
yang bentuknya bulat panjang, ukuran garis tengahnya 1-2 inci. Adonan harus
cukup keras agar dapat dipegang dan mudah dibentuk dalam kertas pembungkus.
Ice box cookies dough ini dapat tahan selama 1 minggu atau lebih.
e) Pressed Cookies or Tea Cookies
Merupakan bentuk yang sangat populer, disebut Pressed Cookies karena
dimasukan ke dalam cetakan Sawa sebelum dicetak harus didinginkan. Loyang
tidak perlu di olesi lemak karena adonan ini mengandung banyak lemak.
Lamanya pembakaran 10 12 menit, suhu pembakaran 400 - 425 F.
42
43
44
45
46
Bakery merupakan salah satu industri boga yang memproduksi produk patiseri
seperti cake, bread dan cookies. Bakery biasanya lebih banyak memproduksi roti
dibandingkan dengan cake dan cookies. Bakery memiliki beberapa pusat kerja, yaitu
tempat penerimaan dan penyimpanan bahan mentah dan hasil produksi atau gudang,
bagian penjualan, bagian administrasi dan bagian produksi. Tata letak pusat kerja
bagian produksi Bakery harus ditekankan pada efisiensi dan efektivitas kerja.
1. Pusat Kerja Bagian Produksi Bakery
Pusat kerja bagian produksi Bakery atau dapur produksi di Bakery terdiri dari
bagian persiapan bahan mentah meliputi penyiapan bahan mentah dan penimbangan
bahan mentah, bagian pengadukan adonan, bagian pemotongan dan pembentukan
adonan, bagian pembakaran produk patiseri, bagian penyelesaian dan bagian
pengemasan dan pengepakan produk patiseri.
a. Bagian persiapan bahan
Bagian persiapan bahan mentah meliputi persiapan dan penimbangan bahan
baku. Aktivitas pada bagian bahan baku dapat dilihat pada gambar 2.3.
47
48
Sumber: http://btavia.com/tahapan.htm
e. Bagian penyelesaian produk patiseri
Bagian penyelesaian meliputi pengisian dan pemberian garnish pada produk
patiseri. Produk patiseri seperti roti, cookies dan cake yang telah diberi topping
dan filling disisihkan untuk selanjutnya dikemas. Aktivitas pada bagian
penyelesaian dapat dilihat pada gambar 2.7.
Sumber: http://micechat.com/forums/blogs/
49
Roti Perancis
Roti Tawar
Roti Gandum
Roti manis
50
b. Macam-macam Cake
Macam-macam cake yang dijual dan diproduksi oleh usaha Bakery yaitu
jenis-jenis cake diantaranya butter cake, sponge cake dan chiffon cake, dapat dilihat
pada gambar 2.10.
Sponge Cake
Butter Cake
Chiffon Cake
d. Doughnut
Doughnut atau donat merupakan salah satu produk patiseri yang sering
ditemui. Aneka doughnut dapat dilihat pada gambar 2.12.
51
e. Meringue
Meringue adalah adonan yang terbuat dari putih telur dan gula halus.
Meringue dapat dilihat pada gambar 2.13.
52
g. Penyelesaian kue dan roti yaitu proses lanjutan setelah kue dan roti matang
dengan mengisi dan menghias atau memberi garnish pada kue dan roti dengan
tujuan untuk menimbulkan daya tarik terhadap konsumen dan menambah nilai
jual.
h. Pengemasan dan pengepakan merupakan tahap terakhir dari proses produksi
yaitu dengan mengemas kue dan roti dengan bahan kemasan yang sesuai
dengan jenis kue dan roti, seperti kantung plastik, box kertas, atau box plastik
dengan tujuan menimbulkan daya tarik konsumen dan keberhasilan produk.
Pengepakan dilakukan untuk memudahkan dalam penyimpanan dan
pengangkutan produk ke gudang hasil produksi dan ke tempat penjualan.
Semua tahapan proses produksi Bakery tersebut di atas, disesuaikan dengan
jenis produksi kue dan roti yang dibuat.
4. Pastry Helper dalam Praktek Industri di Bakery
Mahasiswa yang melakukan Praktek Industri Patiseri khususnya di Bakery
dituntut untuk bisa menerapkan keahlian dan kemampuannya dalam bidang patiseri
sesuai
dengan
pemahaman
mata
kuliah
yang
sudah
didapat
serta
bisa
53
Menyiapkan alat
Menyiapkan bahan
Menimbang bahan
Menyiapkan meja kerja
Membantu proses pengolahan, meliputi:
a. Membantu membuat adonan
b. Membantu membentuk adonan
c. Membantu proses pengisian (filling)
d. Membantu proses pembakaran
e. Membantu proses penyajian/mengemas produk
f. Membersihkan area kerja dan meja kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Industri Patiseri adalah tenaga kerja yang
54
merupakan
kemampuan
mahasiswa
untuk
memecahkan
atau
menguraikan sesuatu kedalam bagian atau unsur-unsur yang mempunyai arti atau
tingkatan. Contohnya mahasiswa dapat menganalisis penyebab roti yang bantat
dan kurang mengembang.
e. Evaluasi merupakan kemampuan mahasiswa dalam memberikan penilaian
berdasarkan perkiraan yang dimiliki dan kriteria yang dipakai. Contohnya
mahasiswa dapat mengevaluasi kualitas roti.
f. Kreasi merupakan kemampuan mahasiswa dalam berpikir kreatif dan
menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu integrasi. Contohnya adalah
mahasiswa mempunyai pikiran kreatif dalam mengemas produk patiseri.
55
respon
(Responding),
merupakan
sikap
mahasiswa
dalam
memberikan respon aktif terhadap stimulus yang datang dari luar. Contohnya
mahasiswa dapat menanggapi keluhan, kritik dan saran.
c. Penilaian (Valuing), merupakan kepercayaan terhadap stimulus, penilaian
meliputi kesediaan menerima nilai, latar belakang untuk menerima nilai,
kesepakatan terhadap nilai tersebut. Contohnya berupa penilaian pada
kemampuan mahasiswa dalam mengolah produk dan berkeyakinan dapat
memasarkan produk patiseri tersebut.
d. Pengorganisasian (Organization), merupakan pengembangan nilai ke dalam satu
nilai dengan nilai yang lain serta prioritas nilai yang dimiliki. Contohnya adalah
mahasiswa dapat menunjukkan rasa tanggung jawab dalam menangani produk
patiseri.
56