baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui
dengan benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam
keseluruhan berfikir ilmiah tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan
ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika,
matematika dan statistik.
1.2 Masalah
Masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian berpikir ilmiah?
2. Apa ciri-ciri berpikir ilmiah?
3. Apa saja sarana berpikir ilmiah?
4. Apa peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah?
5. Apa hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika dan
statistika?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembehasan berpikir ilmiah adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian berpikir ilmiah
2. Mengetahui ciri-ciri berpikir ilmiah
3. Mengetahui sarana berpikir ilmiah
4. Mengetahui peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
5. Mengetahui hubungan antara sarana berpikir ilmiah bahasa, matematika
dan statistika
PEMBAHASAN
Harus obyektif
Seorang ilmuwan dituntut mampu berpikir obyektif atau apa
adanya. Seorang yang berpikir obyektif selalu menggunakan data yang
4
benar. Disebut sebagai data yang benar, manakala data itu diperoleh dari
sumber dan cara yang benar. Sebaliknya, data yang tidak benar oleh
karena diperoleh dengan cara yang tidak benar. Data itu dibuat-buat,
misalnya; data yang benar adalah data yang benar-benar sesuai dengan
kenyataan yang ada, tidak kurang dan tidak lebih.
Ternyata untuk mendapatkan data yang benar juga tidak mudah.
Lebih mudah mendapatkan data palsu. Seorang ilmuwan harus mampu
membedakan antara data yang benar itu dari data yang palsu. Data yang
benar tidak selalu mudah mendapatkannya, dan hal itu sebaliknya adalah
data palsu. Banyak orang berpikir salah, oleh karena mendasarkan pada
data yang salah atau bahkan data palsu. Dari kenyataan seperti ini, maka
seorang yang berpikir ilmiah,
tersedia.
2.
akibatnya.
Segala sesuatu
selalu
mengikuti hukum sebab dan akibat. Bahwa sesuatu ada, maka pasti ada
yang mengadakan. Sesuatu menjadi berkembang, oleh karena ada
kekuatan yang mengembangkan. Seseorang menjadi marah oleh karena
terdapat sebab-sebab yang menjadikannya marah. Manakala sebab itu
tidak ada, tetapi tetap marah, maka orang dimaksud dianggap di luar
kebiasaan, atau tidak masuk akal.
Orang berikir ilmiah tidak akan terjebak atau terpengaruh oleh
hal-hal yang tidak masuk akal. Informasi, pendapat atau pandangan baru
bagi seseorang yang selalu berikir ilmiah tidak segera diterimanya.
Mereka akan mencari tahu informasi itu tentang sumbernya, siapa yang
membawa, dan kalau perlu diuji terlebih dahulu atas kebenarannya.
Begitu pula tatkala menghadapi pandangan atau pendapat, maka seorang
yang berpikir ilmiah akan berusaha mendapatkan alasan atau dasar-dasar
yang digunakan hingga muncul pandangan atau pendapat itu. Atas
sikapnya seperti itu, maka seorang yang berpkir ilmiah dianggap kritis.
5
3.
Terbuka
Ia selalu memposisikan diri bagaikan gelas yang terbuka dan
masih bisa diisi kembali. Seorang yang terbuka adalah selalu siap
mendapatkan masukan, baik berupa pikiran, pandangan, pendapat dan
bahkan juga data atau informasi baru dari manapun asal atau sumbernya.
Ia tidak segera menutup diri, bahwa hanya pendapatnya sendiri saja
yang benar dan selalu mengabaikan lainnya dari mana pun asalnya.
Seseorang yang berpikir ilmiah tidak akan tertutup dan apalagi menutup
diri.
4.
Selalu berorientasi pada kebenaran, dan bukan pada kalah dan menang
Seorang yang berpikir ilmiah sanggup merasa kalah tatkala buah
pikirannya memang salah. Kekalahan itu tidak dirasakan sebagai sesuatu
yang mengecewakan dan menjadikan dirinya merasa rendah. Seorang
yang berpikir ilmiah lebih mengedepankan kebenaran daripada sekedar
kemenangan. Kebenaran menjadi tujuan utamanya. Oleh karena itu,
seseorang yang berpikir ilmiah, dalam suasana apapun
harus mampu
b.
c.
d.
Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang
sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai
suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, sarana ilmiah mempunyai fungsifungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh.
Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan
bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu:
a. Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian
bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui, salah satu
diantara ciri-ciri ilmu umpamanya adalah penggunaan induksi dan
deduksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak
mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara
lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai metode tersendiri
dalam mendapatkan pengetahuaannya yang berbeda dengan sarana
berpikir ilmiah.
b. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan
kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari
ilmu
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
pengetahuan
yang
ilmu
untuk
mengembangkan
materi
pengetahuaannya
sarana
komunikasi
ilmiah
yang
ditujukan
untuk
budaya
yang
mempersatukan
kelompok
manusia
yang
sebagai
sarana
komunikasi
keagamaan
perlu
pula
Lambang-lambang
matematika
bersifat
artifisial"
yang
baru
yang
didasari
oleh
logika
berpikir
induktif.
Dalam
perkembangannya, statistika mulai berkembang pesat sejak tahun 1900an ditandai dengan ditemukannya dasar teori statistika secara matematis
oleh R.A. Fisher.
Statistika
sangat
berperan
dalam
perkembangan
ilmu
Matematika
merupakan
alat
yang
dapat
memperjelas
dan
kehidupan.
Misalnya
banyak
persoalan
kehidupan
yang
Namun,
perkembangan
dalam
navigasi,
transportasi,
dan
12
menghitung ukuran tendensi sentral dari data yang banyak dengan cara
manual.
2. Melakukan manipulasi secara matematika
Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah
menggunakan sifat-sifat atau rumus-rumus atau prinsip-prinsip atau
teorema-teorema kedalam pernyataan matematika.
3. Mengorganisasikan data
Kemampuan ini antara lain meliputi: mengorganisasikan data
atau informasi, misalnya membedakan atau menyebutkan apa yang
diketahui dari suatu soal atau masalah dari apa yang ditanyakan.
4. Memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya
Kemampuan ini antara lain meliputi: menggunakan simbol,
tabel, grafik untuk menunjukan suatu perubahan atau kecenderungan
dan membuatnya.
5. Mengenal dan menemukan pola
Kemampuan ini antara lain meliputi: mengenal pola susunan
bilangan dan pola bangun geometri.
6. Menarik kesimpulan
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan menarik
kesimpulan dari suatu hasil hitungan atau pembuktian suatu rumus.
7. Membuat kalimat atau model matematika
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan secara
sederhana dari fonemena dalam kehidupan sehari-hari kedalam model
matematika atau sebaliknya dengan model ini diharapkan akan
mempermudah penyelesaianya.
8. Membuat interpretasi bangun geometri
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan menyatakan
bagian-bagian dari bangun geometri dasar maupun ruang dan
memahami posisi dari bagian-bagian itu.
9. Memahami pengukuran dan satuanya
13
14
15
PENUTUP
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Galeri.
2013.
Definisi
Berpikir
Ilmiah.
(http://galeriilmiah.wordpress.com/2012/03/27/definisi-berpikirilmiah/ Diakses 3 November 2013 Pukul 09.34).
17