3. Anatomi
Kandung empedu (vesica fellea) adalah kantong bebentuk buah pear yang
terletak pada permukaan visceral hepar, panjangnya sekitar 7-10 cm.
Kapasitasnya sekitar 30-50 cc dan dalam keadaan terobstruksi dapat
mengembung sampai 300 cc. Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus
dan collum. Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol kebawah
dalam keadaan terobstruksi dapat menggembung sampai 300 cc.Vesica
fellea dibagi menjadi fundus, corpus dan collum. Fundus berbentuk bulat
dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior hepar yang dimana
fundus berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung
rawan costa IX kanan. Corpus bersentuhan dengan permukaan visceral
hati dan arahnya keatas, belakang dan kiri.Collum dilanjutkan sebagai
duktus cysticus yang berjalan dalam omentum minus untuk bersatu
dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis membentuk duktus
koledokus.Peritoneum mengelilingi fundus vesica fellea dengan sempurna
menghubungkan corpus dan collum dengan permukaan visceral
hati.Pembuluh arteri kandung empedu adalah arteri cystica, cabang arteri
yang
satu
sama
lain
saling
berhubungan.
Sehingga
Jenis kelamin.
Umur / Usia
Resiko untuk terkena kolelitiasis
Makanan
Intake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat (seperti
setelah operasi gatrointestinal) mengakibatkan gangguan terhadap
unsur kimia dari empedu dan dapat menyebabkan penurunan kontraksi
kandung empedu.
Riwayat keluarga
Orang dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih
besar dibandingkan dengan tanpak riwayat keluarga.
Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik berhubungan dengan peningkatan resiko
terjadinya kolelitiasis. Ini mungkin disebabkan oleh kandung empedu
lebih sedikit berkontraksi.
6. Patofisiologi
Ada 2 tipe batu empedu yaitu yang tersusun dari pigmen dan tersusun dari
kolestrol.
Batu pigmen
Kemungkinan dakan terbentuk bila pigmen yang tak terkonjugasi
dalam empedu mengadakan (presipitasi) pengendapan sehingga terjadi
batu. Batu ini tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan
jalan operasi. Tipe pigmen biasanya adalah akibat proses Hemolitis
atau infestasi escherihia coli atau ascaris lumbricoides kedalam
empedu yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida menjadi
bilirubin bebas yang mungkin dapat menjadi kristas kalsium bilirubin.
Batu kolesterol
Pada px yang cenderung menderita batu empedu akan terjadi
penurunan sinteris asam empedu dan peningkatan sinteris kolesterol
dalam hati yang berakibat supersaturasi getah empedu oleh kolesterol
yang kemudian keluar dari getah empedu mengendap dan membentuk
batu. Getah empedu yang jernih oleh kolesterol merupakan pnedis
posisi untuk timbul batu empedu dan berperan sebagai iritan yang
menyebabkan peradangan dalam kandung empedu.
7. Manifestasi klinik
a. Terjadi secara tersembunyi, tidak menyebabkan nyeri dan hanya
menunjukkan gejala-gejala gastrointestinal ringan.
Farmakoterapi
a. Analgensik seperti mc peridin mungkin dibutuhkan, hindari
penggunaan morfin karena dapat meningkatkan spasme spingter
addi.
b. Asam senodeoksikolik (Chenodiol atau CDCA) aalah efektif
dalam manghancurkan batu empedu kolesterol utama.
c. Tindak lanjut jangka panjang dan pemantauan enzim-enzim hepar
harus dilakukan.
Litotripsi
1. Litotripsit syok gelombang extra korporeal : kejutan gelombang
berulang yang diarahkan pada batu empedu yang terletak didalam
kandung empedu atau daktus empedu komunis untuk memecahkan
batu empedu.
2. Litotripsi syok gelombang intrakorpareal : batu dapat dipecahkan
dengan ultra sound, tembakan laser atau litotripsi hidrolik yang
dipasang melalui endoskopi yang diarahkan pada empedu.
B. KONSEP KEPERAWATAN
Proses perawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan
diskep yang mempunyai 4 tahapan yaitu : pengkajian, perencanan,
pelaksanaan dan evaluasi.
I.
Penkajian
Penkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang
dilaksanankan melalui pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan
data dan menganalisis. Sehingga dapat diketahui kebutuhan keperawatan
Kx.
a. Pengumpulan Data
1. Identitas.
Identitas Px meliputi, nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
perkawinan, pendidikan, agama, suku, alamat, tanggal dan jam
masuk RS, no Register, ruangan. Serta identitas orang yang
bertanggung jawab selama Px dirawat di RS.
2. Riwayat Penyakit Sekarang.
Pada umumnya Px dengan kolelitiasis datang dengan keluhan nyeri
abdomen. Rasa tidak nyaman, gangguan pernafasan.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Adakah dalam keluarga Kx yang menderita penyakit seperti Kx, dan
atau penyakit menular lainnya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu.
Penyakit yang pernah diderita Kx sebelumnya.
5. Pemeriksaan Fisik.
a. Keadaan Umum.
Kx terlihat lemah, menyeringai akibat rasa nyeri pada abdomen.
Nafsu makan Kx menurun, kenaikan suhu tubuh Kx.
b. Tanda-tanda Vital.
Meliputi : adakah peningkatan suhu tubuh, tensi, nadi, respirasi.
c. Pemeriksaan Penunjang.
-
Endoskopi
retrograde
kolangio
pankreatografi
-
Percutancus
transhepatik
kolangiografi.
Diagnosa Keperawatan.
1.
2.
3.
Cemas
berhubungan
dengan
kurang
pengetahuan
tentang
penyakitnya.
Rencana perawatan
Dx I : nyeri dan gangguan rasa nyaman iskemia jaringan kandung empedu.
Tujuan : nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan dalam waktu 3 x 24 jam.
KH : -
Kx
menyatakan nyeri berkurang.
Kx lebih
tenang dan merasa nyaman.
TTV
dalam batas normal.
Rencana Tindakan.
1. Lakukan pendekatan kepada Kx dan keluarga dengan komunikasi yang
baik.
2. Jelaskan pada Kx tentang sebab akibat terjadinya nyeri dan cara mengatasi
nyeri.
3. Evaluasi nyeri, catat karakteristik dan frekuaensi nyeri.
4. Ajarkan dan bantu Kx dalam mengatasi nyeri dengan memusatkan
perhatian pada pernafasan dan mobilisasi sesuai rencana.
Rasional
Dx III
Tujuan
Rasional
LAPORAN PENDAHULUAN
(LP)
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN COLELITIASIS
DI RUMAH SAKIT AL-IRSYAD
SURABAYA
OLEH :
RIVA HADIANA
200143
AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2004