Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

LAPORAN KASUS
Skenario 1
Tn. Ganda 25 tahun dimasukkan ke UGD RSU trisakti diantar oleh polisi setelah
mengendarai sepeda motornya menabrak pohon. Ia jatuh, dengan akibat hematoma pada
kepala daerah pelipis kiri, tetapi tidak pingsan. Di kamar tunggu, ia banyak bicara, marahmarah, tertawa terbahak-bahak,gelisah, tremor kecil dan berkeringat banyak. Penampilan dan
status gizi pasien baik.
Skenario 2
Sejak remaja, Tn. Ganda sudah merokok dan kadang-kadang minum alcohol tapi
tidak pernah mabok. Sejak satu tahun yang lalu ia merokok ganja terutama pada malam hari
libur. Pada pemeriksaan fisik : tensi 150/170, nadi = 120, t = 36,5o C, pupil melebar,
konjungtiva merah. Ia masih dapar bekerja biasa dan tidak ada masalah dalam pergaulan
sosialnya.
Skenario 3
1) Pemeriksaan status mental
(terdapat depersonalisasi dan derealisasi, tetapi waham dan halusinasi tidak ada)
2) Pemeriksaan diagnostic lanjut
Pemeriksaan fisik umum : dalam batas normal
Pemeriksaan neurologis : tanpa deficit neurologi
EKG : normal. Pemeriksaan radiologi tidak ada kelainan
Laboratorium darah dan urin : normal, kecuali tetrahidrokarbinol positif
Skenario 4
Perkembangan masa kanan dan remaja tidak ada kelainan yang berarti, hanya ia
mengeluh dididik oleh ayahnya terlalu keras dan disiplin. Setelah menginjak dewasa, ia
menunjukkan cirri kepribadian yang sering bimbang, selalu tepat waktu, tertib dan sering
berfikir berulang-ulang. Ia tahu bahwa fikiran tersebut tidak rasional dan ingin
menghilangkannya, tetapi akibatnya ia menjadi gelisah. Sebelum tidur ia selalu mengunci
pintu lima kali agar dapat tidur lebih nyenyak. Kadang-kadang ia juga merasa sedih karena
masalah pekerjaannya.
Skenario 5

Pasien belum pernah berobat ke psikiater, tetapi beberapa kali berobat pada dokter
umum dan diberikan obat penenang dan obat tidur dengan tujuan agar lebih tenang dan
tidur lebih nyenyak.

BAB III
PEMBAHASAN

I.

Skenario 1

Identitas
Nama

: Tn. Ganda

Usia

: 25 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

:-

Agama

:-

Pekerjaan

:-

Status Pernikahan

:-

Daftrar Masalah
Masalah
Problem Organik

Dasar Masalah
Hipotesis
Hematoma pada pelipis Hematoma (memar)
kiri.

Problem Psikologik

Tremor kecil
Banyak bicara

Kerusakan lobus frontalis


Intoksikasi alkohol

Marah-marah

Intoksikasi narkotika

Tertawa terbahak-bahak

Gangguan afektif

Gelisah
Tremor kecil
Berkeringat banyak

Interpretasi
Penyebab terjadinya kecelakaan pada Tn.Ganda ada beberapa kemungkinan, kemungkinan
pertama dikarenakan pasien dalam keadaan mengantuk kemudian mengalami kecelakaan
yang menyebabkan hematoma pada pelipis kiri pasien dimana terdapat area limbik yang
mempengaruhi emosi pasien, selain itu terdapat juga lobus frontalis yang kemungkinan
sebagai etiologi dari tremor kecil yang dialami pasien. Hal ini juga dapat mempengaruhi
kondisi psikologis pasien saat dibawa ke Rumah Sakit.

Kemungkinan kedua, jika dilihat dari umurnya merupakan faktor resiko untuk mengkonsumsi
alkohol ataupun narkotika. Akibat penggunaan obat tersebut mempengaruhi konsentrasi serta
motorik pasien yang membuat terjadi kecelakaan serta akibat kecelakaan itu terdapat
hematoma pada pelipis yang perlu pemeriksaan radiologi lebih lanjut. Akibat penggunaan
zat-zat tersebut juga dapat menyebabkan gangguan psikologis pasien seperti euphoria,
kecemasan, serta gangguan koordinasi motorik. Namun perlu pemeriksaan urin untuk
mengetahui penggunaan narkotika, sedangkan untuk mengetahui penggunaan alkohol pada
pasien dapat dilakukan pemeriksaan kadara etanol pada darah.
Anamnesis Tambahan
Alloamnanesis
Autoamnanesis
1. Bagaiman kronologi kejadiaannya?
1. Bagaaimana kronologi kejadiaannya?
2. Apakah pasien sempat diberikan
2. Aktivitas apa yang dilakukan sebelum
pertolongan sebelumnya?
3. Apakah saat kejadiannya

pasien

pasien mengendarai motornya?


3. Apakah pasien menggunakan alcohol

bersama seseorang atau sendiri?


4. Apakah pasien mempunyai masalah

atau obat-obatan terlarang tertentu?


4. Apakah pasien sebelumnya sedamg

hukum sebelumnya?

mengantuk?
5. Apakah pasien

sedang

menjalani

pengobatan tertentu?
6. Apakah pasien mempunyai masalah
tertentu

yang

mengganggu

konsentrasinya?
7. Adakah keluhan-keluhan lain seperti
sakit kepala, mual atau muntah?
II.

SKENARIO 2

Daftar masalah
Masalah
Riwayat penggunaan alcohol dan ganja
Hipertensi (150/70)
Takikardi (120X/menit)
Pupil dilatasi
Konjungtiva merah

Hipotesis
Intoksikasi Alkohol
Intoksikasi Kanabis

Interpretasi
Pada pasien terdapat riwayat penggunaan alkohol, Alkohol mempengaruhi beberapa system
saraf, termasuk opiate, GABA, glutamate, serotonin dan dopamine. Peningkatan kadar opiate
di dalam darah menjelaskan efek bahagia di dalam alkohol yang juga diterangkan oleh

peningkatan GABA yang mempengaruhi efek mengantuk. Hal ini mendukung hipotesis kami
yaitu kemungkinan dari kecelakaan karna mengantuk yang disebabkan dari penggunaan
alkohol. Alkohol juga meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental.
Kekentalan darah ini memaksa jantung memompa darah lebih kuat lagi, agar darah dapat
sampai ke jaringan yang membutuhkan dengan cukup. Ini berarti terjadi peningkatan tekanan
darah.
Selain itu, pada pasien terdapat riwayat penggunaan ganja, dimana selama 8-12 jam setelah
menggunakan kanabis, pemakai mengalami suatu gangguan keterampilan motorik yang
mengganggu operasi kendaraan bermotor, pemusatan perhatian. Pada penggunaan zat-zat
tersebut juga dapat menyebabkan dilatasi pupil serta dilatsi pembuluh darah konjungtiva.
Anamnesis tambahan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
- Adakah keluhan-keluhan lain yang dirasakan pasien? Atau nyeri pada daerah
-

tertentu?
Apakah pasien sedang dalam keadaan stress sebelumnya?
Apakah alasan pasien menggunakan alcohol dan ganja tersebut?
Bagaimana pasien dapat menggenal zat-zat tersebut? Apakah ajakan teman?
Apakah keluarga pasien mengetahui tentang penggunaan zat-zat tersebut?
Apakah dengan penggunaan zat-zat tersebut mempengaruhi kehidupan dan kinerja

pasien?
- Apakah yang pasien rasakan jika tidak menggunakan obat-obatan tersebut
- Apakah pasien sering mengalami gangguan tidur
2. Riwayat Penyakit Dahulu
- Apakah pasien mempunyai riwayat penyakit jantung ?
- Apakah pasien mempunyai riwayat hipertensi?
3. Riwayat Pengobatan
- Adakah jenis-jenis obat-obatan tertentu yang dikonsumsi pasien?
- Apakah pasien pernah menjalankan terapi sebelumnya
4. Riwayat Kehidupan
- Apakah pasien tinggal terpisah dengan orangtua atau keluarga?
- Dalam situasi apa pasien menggunakan alcohol dan ganja tersebut? Apakah ketika
-

sedang stress berat?


Bagaimana hubungan pasien dengan keluarga, teman kerja serta lingkungannya?
Apakah pasien pernah terlibat kasus hukum sebelummnya?
Bagaimana mengenai pendidikan pasien?
Bagaimana menegenai perlakuan orangtua pasien baik saat kecil hingga saat ini?

Apakah pasien dekat dengan orang tua pasien?


Selain alcohol dan ganja, apakah pasien sering melakukan sex bebas?
Adakah sifat atau kepribadian pasien yang mengganggu kehidupan pasien selama

ini?seperti paranoid, cemas dan lainnya.


Bagaimana kehidupan beragama pasien dari semasa kecil hingga sekarang?

Interpretasi Pemeriksaan Fisik


Status Generalis:

Keadaan umum
Tanda vital
:
Kesadaran
Tekanan darah
Suhu
Nadi

: 150/70 mmHg (Hipertensi)


: 36,5 C (Normal)
:120x/menit (Takikardi)

Pada tanda vital didapatkan kelainan hipertensi dan takikarida, hal ini dikarenakan
pengaruh dari penggunaan alkohol dan ganja yang memberikan efek kepada kardiovaskuler
yang menyebabkan kelainan tersebut.
Status lokalis :
Pada status lokalis didapatkan kelainan dari kepala yang berupa hematome karena
kecelakaan yang terjadi dan terdapat konjungtiva merah dan pupil dilatasi. Keadaan ini
disebabkan karena efek dari penggunaan alkohol dan ganja.
III.

Skenario 3

Interpretasi Status Mental


Gambaran umum:

Penampilan
Melihat penampilan fisik dan psikis pasien, apakah sesuai dengan umur, rapi,
kotor, berbau, dan baju tidak sepadan. Penampilan psikis apakah tidak tenang,

lamban bereaksi, pandangan kosong, dan lain-lain.


Pada kasus di atas tidak terdapat informasi tentang penampilan.
Perilaku dan aktivitas motorik
Melihat postur, mannerism, dan tingkah laku pasien. Cari tanda-tanda
intoksikasi atau efek samping obat. Perhatikan hal-hal khusus seperti
akathisia,hiperaktivitas, bradikinesia,
Banyak bicara, marah-marah, tertawa terbahak-bahak, gelisah, tremor
kecil, berkeringat banyak merupakan tanda-tanda intoksikasi alkohol,
penggunaan narkotika, serta penggunaan amfetamin seperti pada

hipotesis kelompok kami.


Sikap terhadap pemeriksa

Apakah pasien bersikap bersahabat, kooperatif, kasar, mengancam, agresif,


ambivalen, seduktif, merayu, dan menantang. Sikap pasien yang berhati-hati
dan curiga kemungkinan menunjukkan paranoid.
Mood dan afek:

Mood
Merupakan emosi yang mendalam dan bertahan lama dan bersifat subjektif
atas laporan pasien. Ditanyakan bagaimana perasaannya belakangan ini. Dapat
berupa normotim, hipertim, hipotim, distim, poikilotim, tumpul atau mendatar.
Pada pasien ini ditemukan kemungkinan mood yang labil didukung

dengan mood berflaktuasi antara tertawa dan marah.


Afek
Merupakan ekspresi perasaan yang dapat diobservasi. Perhatikan perilaku
nonverbal seperti gerakan wajah, intonasi suara, gerakan tubuh. Perhatikan

afek yang dominan.


Kesesuaian afek dan pembicaraan
Evaluasi kesesuaian antara afek dan pembicaraan topik yang didiskusikan.
Dapat berupa tumpul, datar, labil, tidak wajar (inappropriate).
Pada pasien tidak ditemukan waham, jadi tidak ada kelainan terhadap
kesesuaian afek dan pembicaraan.

Bicara:

Kualitas dan kuantitas pembicaraan pasien dapat menginformasikan proses


pikirnya. Kualitasnya berupa relevansi, kepatuhan, koherensi, kejelasan, dan
volume suara. Kuantitas yaitu banyak dan cepatnya pembicaraan serta
suasana.
Pada Tn. Ganda terdapat gangguan bicara dimana Tn. Ganda menjadi
banyak bicara setelah beliau jatuh dari sepeda motornya dan menabrak
motor.

Persepsi:

Halusinasi
Dapat berupa halusinasi auditorik, visual, gustatorik, taktil, olfaktorik,
kinestetik, viseral, hipnagonik, hipnopompik, histerik, dan formication.
Tanyakan apakah pasien mendengar suara orang saat tidak ada orang disekitar,

apakah suara tersebut datang dari luar atau didalam kepala, apakah ada

halusinasi perintah dan apa reaksi pasien atas halusinasi tersebut.(2)


Dari kasus yang didapat, pasien tidak mengalami halusinasi.
Ilusi
Merupakan penilaian yang salah tentang pencerapan yang sungguh terjadi.
Depersonalisasi
Adalah perasaan aneh tentang dirinya bahwa dirinya telah berubah dan tidak
sperti biasa lagi. Contohnya pengalaman diluar tubuh(out of body experience)

dan sesuatu dari bagian tubuh nya bukan lagi kepunyaannya.


Dari kasus yang diperoleh, pasien ini mengalami depersonalisasi.
Derealisasi
Adalah perasaan aneh tentang lingkungannya berubah dan tidak sesuai
kenyataan.
Dari kasus ini, pasien mengalami derealisasi.

Proses pikir:

Bentuk pikiran
Cara bagaimana buah pikiran terhubungkan. Pikiran normal adalah bertujuan
dan terangkai berurutan dengan hubungan yang logis.
Isi pikiran
Dapat terjadi gangguan isi pikir seperti waham, fobia, fantasi, obsesi, suicidal
thoughts, dan lain lain.
Pada kasus ini terdapat gangguan isi pikir yaitu obsesi yang pada
akhirnya menimbulkan kompulsi. dimana Tn. Ganda sering berfikir
berulang-ulang dan ia tahu bahwa pikirannya tidak rasional dan ingin
menghilangkannya, selain itu sebelum tidur ia selalu mengunci pintu lima
kali.

Sensorium dan kognitif:

Kesadaran
Terdiri dari kesadaran biologis dan psikologis
Orientasi
Pasien dapat mengenali tempat, waktu, dan personal.
Perhatian dan konsentrasi
Pasien mampu mengarahkan dan mempertahankan perhatian. Konsentrasi
dapat dites dengan serial 7 atau 3. Pasien diminta menghitung 100 dikurangi 7
berturut-turut sampai 5kali. Jika mengalami kesulitan digunakan pengurangan

3.
Memori

Terdiri dari memori jangka pendek, jangka intermediete, dan jangka panjang.
Pengetahuan umum dan intelegensi
Pasien mengetahui hal-hal umum yang biasanya diketahui orang dengan
tingkat pendidikan seperti pasien.
Kemampuan visuospasial
Daya nilai sosial
Daya nilai realita

Tilikan
Menunjukkan kemampuan seseorang untuk memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi situasi yang dihadapinya. Terdapat 6 derajat tilikan.
Pada kasus dapat disimpulkan pasien berada pada tilikan 3 karena pasien ini
sadar bahwa dia sakit tetapi dia melemparkan kesalahan pada orangtuanya
karena orangtuanya mendidiknya secara keras.
Interpretasi Pemeriksaan Penunjang
No. Pemeriksaan Penunjang
1
Pemeriksaan EKG
2

Pemeriksaan

Hasil
Normal

Radiologi Tidak ada kelainan

Kepala
3

Interpretasi
Tidak ada kelainan pada
jantung
Normal,

dapat

menyingkirkan

hipotesa

kelainan di lobus frontalis.


Pem. Laboratorium darah Tetrahidrokanabinol Pasien menggunakan ganja
dan urin

Positif

dalam

waktu

dekat,

mendukung kearah hipotesa


penggunaan narkotika

Pada kasus didapatkan tetrahidrokanabinol positif, Tetrahidrokanabinol adalah


kandungan zat narkotika yang terdapat pada ganja yang dapat menimbulkan efek
euphoria berkepanjangan tanpa sebab yang jelas. Dapat ditemukan positif pada
pemeriksaan laboratorium bila penggunannya dalam jangka waktu dekat, jika
mengonsumsi ganja dalam waktu 3-4 hari sebelumnya maka hasilnya kemungkinan
besar akan Negatif. Dapat disimpulkan bahwa memang benar pasien telah
menggunakan kanabis (ganja) karena pada ganja terdapat kanabinoid psikoaktif
dimana tetrahidrokanabinol adalah kandungan yang terbanyak. Pada Intoksikasi

kanabis sering ditemukan gangguan persepsi (depersonalisasi : mengganggap telah


terjadi perubahan pada dirinya, serta derealisasi: mengganggap bahwa lingkungan
sekitarnya telah berubah).

Skenario IV
No.
1

Masalah
Pola asuh yang salah sejak pasien kecil

Pasien mempunyai kepribadian obsesi kompulsif

Pasien sering gelisah

Masalah dengan pekerjaannya

Interprestasi
Pola asuh yang diterima pasien dalah tidak baik sehingga mempengaruhi kepribadian pasien,
pasien sering bimbang serta menjadikan obsesi kompulsif sebagai kepribadian pasien yang
ditandai dengan pasien mengunci kamar sampai 5 kali, berfikir berulang-ulang. Pasien sendiri
ingin melawan ketidak rasionalan yang terjadi pada dirinya namun hal tersebut tidak berhasil
ia lakukan, selain itu juga pasien mempunyai masalah pada pekerjaannya. Maka dapat
disimpulakan bahwa akibat masalah-masalah yang ada didiri pasien tersebut yang membuat
pasien menggunakan alcohol dan ganja.
Anamnesis tambahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apakah pasien pernah berobat atau berkonsultasi untuk menyelesaikan masalahnya?


Apakah pasien merasa nyaman dilingkungan kerja?
Masalah apa yang terjadi pada pasien dilingkungan kerja?
Bagaimana hungungan pasien dengan orang tua pasien?
Apakah ada keluarga pasien yang sering melakukan hal berulang-ulang?
Sejak kapan pasien menjadi seseorang yang mempunyai kepribadian obsesi

kompulsif?
7. Apakah pasien sering menerima perlakuan kekerasan baik dari orang tua atau
lingkungan?
Skenario V
Daftar masalah

Gangguan tidur
Kecemasan

Interprestasi
Kemungkinan akibat masalah-maslah yang ada didiri pasien menyebabkan pasien sering
tidak tenang (gelisah atau cemas) dan membuat pasien sulit tertidur sehingga pasien
memutuskan berobat untuk mengatasi maslahnya.
Diagnosis Multiaksial
AKSIS I

: F12.01 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan


Kanabinoida

Pasien terbukti mengkonsumsi kanabis berdasarkan pemeriksaan laboratorium positif


tetrahidrokarbinol. Pada pemeriksaan fisik juga didapatkan pupil yang melebar dan pada
anamnesis pasien mengaku sejak satu tahun yang lalu ia merokok ganja terutama pada malam
hari libur. Pasien menderita intoksikasi akut kanabinoida atau ganja dengan akibat trauma
yaitu hematoma pada pelipis kiri.

AKSIS II

: F60.5 Gangguan anankastik

Pasien memiliki gejala perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan,


perfeksionisme, ketelitian yang berlebihan. Jadi kami mengambill kesimpulan pasien
menderita gangguan anankastik.

AKSIS III

: S00-T98 cedera, keracunan, dan akibat kausa ekst.

Pada kasus, akibat dari konsumsi kanabis, menyebabkan pasien mengalami


kecelakaan hingga menimbulkan cedera yaitu hematoma pada pelipis kiri.

AKSIS IV

: Masalah Keluarga dan masalah pekerjaan.

Pada anamnesis pasien mengatakan bahwa ia mengeluh dididik oleh ayahnya terlalu
keras dan disiplin. Dan pasien kadang-kadang merasa sedih karena pekerjaannya. Hal ini
menunjukkan pasien bermasalah dengan pekerjaan dan keluarga namun kita harus
mengeksplorasi lebih lanjut apakah pasien benar-benar mempunyai masalah dengan
pekerjaan dan keluarga.

AKSIS V

: 80-71 gejala sementara, dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam

sosial, pekerjaan, sekolah, dll.

Patofisiologi
Pada anamnesis pasien mengeluh bahwa ia dididik secara keras dan terlalu disiplin
oleh ayahnya. Setelah menginjak dewasa, ia menunjukan ciri kepribadian yang sering
bimbang, selalu tepat waktu, tertib dan sering berpikir berulang-ulang. Ia tahu bahwa pikiran
tersebut tidak rasional dan ingin menghilangkannya, tetapi akibatnya ia menjadi gelisah.
Sebelum tidur ia selalu mengunci pintu lima kali agar tidur lebih nyenyak. Berdasarkan
anamnesis ini kelompok kami memikirkan bahwa pasien menunjukan kepribadian obsesif
kompulsif. Karena obsesif kompulsiv disebabkan oleh lingkungan penuh stres sehingga dia
memiliki rasa cemas. Dia tidak mampu mengontrol pikiran-pikirannya dan mengulang
beberapa kali perbuatan tertentu untuk megontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan
kecemasannya. Karena didikan ayahnya terlalu keras menyebabkan ia menjadi pribadi yang
perfeksionis yang kepribadian ini dibawa ke pekerjaannya sehingga menyebabkan depresi
pada pasien ini. Dan karena depresi ini membuat dia berusaha mengatasi hal ini dengan cara
mengkonsumsi alkohol, rokok, serta ganja.
Berdasarkan anamnesis, didapatkan pasieen diantar polisi karena mengalami
kecelakaan sepeda motor dan menabrak sebuah pohon. Dan pada saat pasien diperiksa,
pemeriksaan status mental didapatkan pasien mengalami depersonalisasi dan derealisasi serta
gejala lainnya seperti tremor kecil, takikardi, pupil melebar, konjungtiva merah serta
berkeringat banyak. Hal ini kemungkinan disebabkan akibat kanabis yang di konsumsi
pasien, dimana didapatkan hasil positif pada pemeriksaan urin.

Kanabis adalah nama singkatan untuk tanaman Cannabis sativa. Semua bagian
Cannabis sativa mengandung kanabinoid psikoaktif , diantaranya yang paling banyak adalah
(-)-9-tetra-hidrokanabinol (delta-9-THC). Pada manusia , 9-THC dengan cepat diubah
menjadi 11-hidroksi-9-THC , metabolit yang aktif di sistem saraf pusat. Reseptor spesifik
untuk kanabinol telah diidentifikasi , diklon, dan dikarakterisasi. Reseptor kanabinoid,
anggota famili reseptor terkait protein G, berikatan dengan protein G inhibitorik (G i), yang
berikatan dengan adenilil siklase secara inhibitorik. Reseptor kanabinoid ditemukan dalam
konsentrasi tinggi di ganglia basalis , hipokampus , dan serebelum , dengan konsentrasi yang
lebih rendah di korteks serebri.(3)
Kanabis tidak ditemukan di batang otak , fakta yang konsisten dengan efek minimal
kanabis terhadap fungsi respirasi dan kardiak. Studi pada hewan menunjukkan bahwa
kanabinoid mempengaruhi neuron monoamine dan asam -aminobutirat. Menurut sebagian
studi , terdapat sejumlah perdebatan tentang apakah kanabinoid menstimulasi pusat reward
otak, seperti neuron dopaminergik di area tegmental ventral. Namun, toleransi terhadap
kanabis tetap terjadi dan ditemukan ketergantungan psikologis meski bukti ketergantungan
fisiologis tidak kuat.Gejala putus zat pada manusia terbatas pada peningkatan iritabilitas
sedang, gelisah , insomnia , dan anoreksia serta mual ringan ; semua gejala ini hanya tampak
ketika seseorang secara mendadak menghentikan konsumsi kanabis dosis tinggi. Bila kanabis
dikonsumsi dalam bentuk rokok , efek euforik terlihat dalam hitungan menit, memuncak kirakira 30 menit , dan bertahan selama 2 sampai 4 jam. Beberapa efek motorik dan kognitif
berlangsung selama 5 sampai 12 jam. Konsumsi kanabis per oral harus sekitar 2-3 kali lipat
agar potensinya dapat menyerupai konsumsi kanabis dengan cara menghirup asapnya.
Banyak variabel mempengaruhi sifat psikoaktif kanabis , termasuk potensi kanabis yang
digunakan , rute pemberian, teknik penghirupan, efek pirolisis terhadap kandungan
kanabinoid , dosis , situasi , pengalaman pengguna sebelumnya , ekspektasi pengguna , serta
kerentanan biologis pengguna yang unik terhadap efek kanabinoid

Penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai