Anda di halaman 1dari 3

Dalam imamat dan lukas berbicara tentang pengumpulan hasil panen

Orang miskin, adalah para janda, yatim piatu, orang yang kehilangan harta bendanya
akibat peperangan, bahkan orang-orang yang terpinggirkan.
Orang asing adalah bangsa lain yang menetap diantara orang-orang Israel
Umat Israel ternyata banyak yang mengusahakan pekerjaannya dengan bertani,
berkebun untuk dapat mengusahakan semua ladang yang Tuhan Allah berikan.
Maksudnya supaya hasil panen atas ladang ini dapat dirasakan oleh seluruh umat baik
bangsa Israel maupun bangsa lain.
Pasal yang kita baca ini berbicara bagaimana umat menjalin relasi yang baik dengan
Tuhan dalam hal kekudusan hidup, sebuah refleksi tentang cinta kasih yang terlebih
dahulu Tuhan berikan bagi mereka ketika umat Israel menjadi orang asing juga di
Mesir, hanya oleh karena kebaikan Tuhan, mereka boleh dibebaskan.
Oleh karena itu maka sudah menjadi kewajiban bagi bangsa Israel untuk tetap
menjalin relasi yang baik dengan orang lain.
Awal mereka membentuk hubungan baik dengan orang lain adalah dengan cara tolong
menolong, memberikan perhatian kepada orang-orang yang dikategorikan miskin
dalam era sejarah Israel.
Mengusahakan ladang hasil pemberian Tuhan adalah proses ekonomi/proses
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup umat supaya bisa mempertahankan hidup.
Umat harus ada kesadaran bahwa semua yang mereka dapatkan baik materi dan
keselamatan adalah pemberian Tuhan, maka umat harus memanfaatkannya dengan
baik tanpa ada ke-akuan, ke-egoisan, untuk salah mempergunakannya.
Umat Israel diajak untuk tidak ada diskriminasi, tidak ada bentuk ketidakadilan, saat
mereka meminta keadilan kepada Tuhan maka merekapun harus bersikap adil
terhadap semua orang. Saat mereka meminta berkat dari Allah merekapun harus
menjadi berkat, saat mereka meminta kepedulian dari Allah maka mereka harus peduli
terhadap yang lain.
Isi imamat ini suasananya hampiR sama dengan Lukas. Lukas yang berlatang belakang
sebagai seorang dokter, maka Lukas memakai pendekatan penulisan ini sebagai
seorang dokter. Ada proses analisa yang tinggi, berusaha untuk
membedah/mendiagnosis masalah-masalah yang ditemui dan kemudian diberikan
suatu kesimpulan, untuk itulah Kitab Lukas banyak hal-hal spesifik yang dimuat. Lukas

mengupas kehidupan orang yang menjadi kaya arena hasil panennya. Orang kaya itu
mengusahakan, menghasilkan dan mengumpulkannya, maka sudah tentu orang kaya
ini menikmati kelimpahan, ada ketersediaan yang banyak dalam hidupnya. Di sisi
positif orang kaya ini punya semangat untuk mengusahakan ladang yang Tuhan telah
beri, dan disisi negatif orang kaya ini tidak punya jiwa sosialis untuk dapat membagi
berkat dengan orang lain. Artinya berkat yang dia peroleh dari Allah hanya dinikmati
oleh dirinya sendiri. Padahal di masa itu, banyak orang-orang miskin, orang yang
terpinggirkan, termarginalkan, ada kesenjangan social antata yang kaya dan yang
miskin, yang punya jabatan dan rakyat biasa, sehingga hal inilah yang disoroti oleh
Lukas dalam tulisan-tulisannya.
Antara Imamat dan Lukas punya keterkaitan, sebagai bentuk seruan bagi umat untuk
dapat memiliki kepedulian terhadap yang lain. Lahirnya diskriminasi, monopoli hidup,
ketidakadilan menurut imamat disebabkan oleh beberapa bagian, diantaranya,
mencuri, berbohong, berdusta (melakukan penipuan terhadap orang lain,
memanfaatkan orang lain, merampas hak-hak orang, dan menahan upah, menahan
berkat orang lain) bersumpah demi nama Tuhan (sama halnya mengatasnamakan
Tuhan untuk mencapai kepentingan pribadi namun merugikan orang lain), hal lain juga
yang menyebabkannya adalah rasa berkuasa dari orang lain, kekuasaan telah
memanopoli rakyat. Bahkan bisa juga yang terjadi ada umat yang menjadi miskin
karena kemalasan, bisa dibahasakan Kemalasan telah memonopoli keinginan dan
semangat untuk kerja keras.
Saya sempat berpikir bahwa bacaan minggu-minggu yang baru lewat sampai sekarang
ini adalah bentuk kekuatiran terjadinya dan berkepanjangannya masyarakat yang akan
jauh dari kesejahteraan hidup akibatnya terjadi kemiskinan.
Menurut kita, kategori orang misin itu yang bagaimana?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Miskin itu adalah orang yang tidak berada,
kurang berada, orang tidak mampu, orang yang tidak punya (the have nots).
Sadar atau tidak istilah itu yang kita pakai untuk menggambarkan konep tentang orang
miskin?
ORANG YANG TIDAK BERADA, A PERSON WHO DOES NOT EXIST, orang yang tidak
eksis, maka sering kita menganggap bahwa orang miskin tidak masuk hitungan.

BISA SAJA KITA BANYAK MEMBERI KEPADA ORANG MISKIN, TETAPI KITA BERANGGAP
BAHWA TUGAS MEREKA HANYALAH MEMBERI BANTUAN, BUKAN BERADA BERSAMA
DENGAN MEREKA.
ORANG MISKIN DIMINTA MENJAUH DARI KITA. KITA BERADA DALAM LINGKARAN,
PADAHAL ORANG MISKIN DIHARAPKAN UNTUK BERADA DI LUAR DI PINGGIR
LINGKARAN.
ISTILAH YANG LAINNYA ADALAH ORANG YANG TIDAK MAMPU, MEMANG MEREKA
TIDAK MAMPU MEMBELI INI DAN MEMBELI ITU, TETAPI APAKAH KEMAMPUAN DAN
ARTI HIDUP MANUSIA HANYA DIUKUR DARI KESANGGUPAN LAIN, SEPERTI BERKARYA,
KEMAMPUAN BERBUAT BAIK, KEMAMPUAN BERPIKIR, DSB.
ISTILAH KETIGA, ORANG YANG YANG TIDAK PUNYA, MAKSUDNYA TIDAK PUNYA UANG,
TETAPI APAKAH HIDUP HANYA DIUKUR DENGAN UANG? WALAUPUN KITA TIDAK
PUNYA UANG, NAMUN KITA BISA MEMPUNYAI RUPA-RUPA HAL, PUNYA HARGA DIRI,
PUNYA SEMANGAT, PUNYA KEGEMBIRAAN, PUNYA IMAN, PUNYA KEPUASAN, PUNYA
SEMANGAT, PUNYA PENGHARAPAN DSB.

Nah, apakah kita tegolong pada orang memiliki anggapan seperti tadi? bagaimana dengan
kehidupan kekinian kita, apakah bentuk-bentuk kepincangan moral umat menurut imamat dan
Lukas terjadi juga di abad 21 ini? Jika tidak, maka betapa bahagia dan sejahteranya hidup kita,
tetapi jika ada hal-hal yang demikian terjadi maka betapa memprihatinkan hidup kita ini.
Kondisi manusia menjadi kocar-kacir, hal bantu membantu, tolong menolong, hal
mensejahterakan orang lain, kejujuran, keadilan, ternyata sudah menjadi barang mahal,
mungkin lebih mahal dari Handphone, baju-baju yang kita pakai, harta benda lainnya. Padahal
ini hanya memerlukan peranan hati dan kesadaran untuk menyadari SIAPA KITA? APA
MAKSUD TUHAN MENEMPATKAN/MENCIPTAKAN KITA BERADA DI DUNIA INI? MENGAPA
YESUS RELA BERKORBAN MENEBUS DOSA MANUSIA?
-

Sasaran dalam imamat dan Lukas ini dalam bagian terbesar adalah untuk
membangkitkan semangat kita untuk lebih memiliki kepedulian terhadap sesama
apalagi terhadap orang-orang miskin yang termiskinkan karena disebabkan orang lain.
Dengan adanya orang yang ingin menumpukkan kekayaan, membuat berkat orang lain
hilang. PERUMPAMAAN TENTANG RAJA YANG KAYA MATI OLEH KEKAYAANNYA.

Mari kita perhatikan Matius 25:31-46, orang lapar, orang haus, orang asing (orang
yang ditolak), orang telanjang, orang sakit dan orang yang dipenjara disebut oleh Yesus
sebagai perwujudan diri Yesus: Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku,
Matius 25:40. Kemudian di Matius 26:11 selanjutnya Yesus berkata, karena orangorang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak selalu bersama-sama dengan kamu.
Miskote, seorang pakar teologi Belanda, dalam bukunya, Vreemde Uitspraak
mengartikan Matius 26:11: Yesus menerima baik penghargaan dan pernyataan cinta,
kepedulian Maria terhadap Yesus, tetapi setelah Yesus pergi, pernyataan cinta itu
selanjutnya Yesus inginkan untuk ditujukan kepada orang miskin.
Mari kita membagi berkat, menerima mereka sebagai bagian hidup dan gereja kita.
Gereja yang menyelenggarakan kebaktian di hotel-hotel berbintang atau di gedunggedung mewah di tempat yang susah dicapai dengan kendaraan umum, secara tidak
langsung sudah menutup pintu bagi orang miskin, sebab orang miskin tidak bisa
mencapai likasi itu dan tidak berani memasuki gedung-gedung megah. Dalam
prakteknya gereja seperti itu menjauhjan diri dari orang-orang miskin, padahal Yesus
justru mendekatkan diri kepada mereka.
Orang miskin selalu ada padamu, ujar Yesus, mereka berada diantara kita. Mereka
eksis. Bagaimana kita melihat keberadaan mereka? Apakah mereka kita anggap
sebagai gangguan yang mengotori pemandangan. Atau dapatkah kita berada bersamasama dengan mereka, duduk sama rendah dan tinggi, sebagaimana Yesus
menyamakan diri dengan orang-orang miskin pada zamannya.
Tidak ada orang yang menginginkan kemiskinanan, bagi siapa yang dengan sengaja
memiskinkan diri dengan tidak punya semangat untuk bekerja keras, segeralah ingat
bagaimana penderitaan akibat kemiskinan itu, dan yang menyebabkan orang lain
menjadi miskin, berhati-hatilah jangan kita menjadi miskin dan kita sendirilah yang
pada masanya akan menderita.
Lantas apa tugas konkrit gereja/warga gereja? MENELADANI SIKAP DAN CARA YESUS.
MARI KITA MEMBACA LUKAS 4:17-19. AMINNNNNNNNNNNNNNNNNN.

Anda mungkin juga menyukai