Anda di halaman 1dari 12

1.

PENGENALAN MATRIKS
Matriks adalah susunan bilangan (elemen) yang disusun menurut baris dan kolom
sehingga berbentuk persegi panjang (Tumisah, 2002). Suatu matriks dinotasikan dengan
huruf capital. Sebuah matriks mempunyai ukuran yang disebut ordo. Ordo matriks
berbentuk a x b dengan a banyak baris dan b banyak kolom. Kadangh ordo ini dituliskan
sebagai indeks pada notasi matriks.
Contoh :
A2x3 =
Matriks A diatas memiliki 2 baris dan 3 kolom.
Baris pertama beranggotakan 1, 2, 3
Baris kedua beranggotakan 4, 5, 6
Kolom pertama beranggotakan 1, 4
Kolom kedua beranggotakan 2, 5
Kolom ketiga beranggotakan 3, 6
Karena memiliki 2 baris dan 3 kolom maka matriks A diatas memiliki ordo 2 x 3.
Bilangan dalam kurung disebut sebagai elemen, unsur, atau komponen matrik. Pada
contoh matriks diatas, komponen baris kedua-kolom ketiga adalah 6, komponen baris
pertama-kolom kedua adalah 2, dan sebagainya. Komponen matriks tersebut
dilambangkan dengan huruf kecil sesuai notasi matriksnya dan memiliki indeks letak
komponen tersebut berada. Dari matriks A diatas a 2, 3 menyatakan komponen baris keduakolom ketiga. Berarti a2,3 menyatakan komponen baris kedua-kolom ketiga. Berarti a 2,3 =
6.
a.) Baris dan Kolom
Nama baris dan kolom disesuaikan dengan urutannya. Masing-masing bilangan yang
ada di dalam tanda kurung tersebut disebut elemen matriks. Pada matriks di atas,
elemen matriks baris ke-2 kolom ke-4 adalah 6 dan elemen matriks baris ke-3 kolom
ke-1 adalah 5. Hal ini dapat dilihat dengan mudah pada matriks berikut.

b.) Operasi Elementer


Ada tiga macam operasi elementer baris dan kolom, yang sering diperlakukan
kepada matrik berukuran n x k, yaitu :
1. Perkalian suatu baris atau kolom dengan skalar
c 0.
2. Pertukaran dua baris atau kolom.
3. Pertukaran baris (kolom) ke i dengan baris (kolom) ke i ditambah c kali baris (kolom) ke j.
Setiap satu macam operasi dinyatakan oleh satu matrik elementer.
Definisi 1,
Perkalian baris (kolom) ke q matrik A berukuran
n x k dengan skalar c, adalah sama dengan meng-kalikannya dari kiri (kanan) dengan
matrik ele-menter E1 = (eij) berukuran n x n (k x k), dengan :
eij =

c,
1,

i = q ; j = q,
i = j ; i q,
0, yang lain.

Definisi 2,
Pertukaran baris (kolom) ke p dengan baris (kolom) ke q matrik A berukuran n x k,
adalah sama dengan mengalikannya dari kiri (kanan) dengan matrik ele- menter E2 =
(eij), dengan :

eij =

1,

1, i = j ; i p,q,
0, i = j ; i = p,q,
i j ; i = p,q ; j = p,q
0,
yang lain.

Definisi 3,
Perubahan baris (kolom) ke p matrik A dengan uku-ran n x k, dengan baris (kolom)
ke p ditambah c kali baris (kolom) ke q adalah sama dengan mengalikan-nya dari
kiri (kanan), dengan suatu matrik elementer E3 = (eij), dimana :
eij =

1,
c,

i = j ; semua i,
i j ; i = p ; j = q,
0, yang lain.

Contoh :
Diketahui matrik A berukuran 4 x 4.
1. Baris ke dua matrik A dikalikan 3, maka matrik
elementer yang sesuai adalah :

1
0
E1
0

0
3
0
0

0
0
0

0
0
1
0

2. Baris ke dua dan ke tiga bertukar tempat, matrik


elementer yang sesuai adalah :

1
0
E2
0

0
0
1
0

0
0
0

0
1
0
0

3. Baris ke dua digantikan oleh baris kedua ditambah 10 kali baris ke tiga.

1
0
E3
0

0 0 0
1 10 0
0 1 0

0 0 1

Bila kepada matrik A diperlakukan ke tiga macam operasi elementer sekaligus, maka
matrik A menja-di matrik B, yang didapatkan dengan cara sbb:
B = E1 E2 E3 A
c.) Operasi pada Matriks
Penjumlahan Matriks
Penjumlahan matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang mempunyai
ukuran (orde) yang sama. Jika A=(a ij ) dan B=(bij ) adalah matriks-matriks berukuran sama, maka
A+B adalah suatu matriks C=(c ij ) dimana (cij ) = (aij ) +(bij ) atau [A]+[B] = [C] mempunyai
ukuran yang sama dan elemennya (cij ) = (aij ) +(bij )
Contoh :
3
4

1
2

A+B =

3
4

1
2

A+C =

3
4

1
2

A=

B=

1
1

0
1

2
3

0
1

2
3
0
0

2
5

C=
=

1
1

3+0
4+1

0
0

2
5

1+2
2+3

maka
=

3
5

3
5

A+C tidak terdefinisi (tidak dapat dicari hasilnya) karena matriks A dan B mempunyai
ukuran yang tidak sama.
Pengurangan Matriks
Sama seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya dapat dilakukan pada
matriks-matriks yang mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berlainan maka matriks
hasil tidak terdefinisikan.
Contoh :
3
4

4
5

A-B =

3
4

A=

B= 3
4
5

0
3

2
4

2
4

maka
3-0
4-3

4-2
5-4

3
1

2
1

Perkalian Matriks dengan Skalar


Jika k adalah suatu bilangan skalar dan A=(a ij ) maka matriks kA=(kaij ) yaitu suatu matriks kA
yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks A dengan k. Mengalikan matriks
dengan skalar dapat dituliskan di depan atau dibelakang matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan
(cij ) = (kaij )
Contoh :
A=

1
0

2
-1

3
5

2* 1
2* 0

maka 2A=

2*2
2*-1

2* 3
2*5

Pada perkalian skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB.


Contoh :
A=

0
2

1
-1

B=

3
1

4
1

dengan k=2, maka

K(A+B) = 2(A+B) = 2A+2B


0
2

2(A+B) = 2

2A+2B = 2

0
2

1
-1

1
-1

Perkalian Matriks dengan Skalar

+ 2

3
1

3
1

4
1

4
1

3
3

=2

6
6

5
0

10
0

6
6

10
0

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


1. Perkalian matriks dengan matriks umumnya tidak komutatif.
2. Syarat perkalian adalah jumlah banyaknya kolom pertama matriks sama dengan jumlah
banyaknya baris matriks kedua.
3. Jika matriks A berukuran mxp dan matriks pxn maka perkalian A*B adalah suatu matriks
C=(cij ) berukuran mxn dimana
cij = ai1b1j + ai2b2j + ai3b3j + .+ aipbpj
Contoh : 1) A= 3

dan B=

maka

1
0

A x B= 3

* 1

2) A=

dan B=

(3*3) + (2*1) + (1*0)

11

3
1

maka

AxB=

(3*3) + (2*1) + (1*0)


(1*3) + (2*1) + (1*0)

11
5

Beberapa Hukum Perkalian Matriks :


1. Hukum Distributif, A*(B+C) = AB + AC
2. Hukum Assosiatif, A*(B*C) = (A*B)*C
3. Tidak Komutatif, A*B B*A
4. Jika A*B = 0, maka beberapa kemungkinan
(i) A=0 dan B=0
(ii) A=0 atau B=0
(iii) A0 dan B0
5. Bila A*B = A*C, belum tentu B = C
2. TRANSPOSE MATRIKS
Jika diketahui suatu matriks A=a ij berukuran mxn maka transpose dari A adalah matriks
AT =nxm yang didapat dari A dengan menuliskan baris ke-i dari A sebagai kolom ke-i dari
AT.
Beberapa Sifat Matriks Transpose :
(i)
(ii)
(iii)
(iv)

(A+B)T = AT + BT
(AT) = A
k(AT) = (kA)T
(AB)T = BT AT

3. MATRIKS INVERS

Jika A dan B adalah matriks persegi, dan berlaku


maka
dikatakan matriks A dan B saling invers. B disebut invers dari A, atau ditulis
.
Matriks yang mempunyai invers disebut invertible atau matriks non singular,
sedangkan matriks yang tidak mempunyai invers disebut matriks singular.
Untuk mencari invers matriks persegi berordo 22, coba perhatikan berikut ini.
Jika
dengan
adalah sebagai berikut:

, maka invers dari matriks A (ditulis

Jika
maka matriks tersebut tidak mempunyai invers, atau disebut
matriks singular.
Sifat-sifat matriks persegi yang mempunyai invers:

Contoh:
Tentukan invers dari matriks berikut!

4. SISTEM PERSAMAAN LINEAR

Metode Cramer
a.
Metode Cramer didasarkan atas perhitungan determinan matriks. Suatu
system persamaan linier berbentuk Ax b dengan A adalah matriks bujur
sangkar dapat dikerjakan dengan metode Cramer jika hasil perhitungan
menunjukkan bahwa det (A) 0 . Penyelesaian yang didapatkan dengan
metode ini adalah penyelesaian tunggal.
Diketahui suatu sistem persamaan linier berbentuk Ax b dengan A adalah
matriks bujur sangkar berukuran nxn dan det(A) 0 sedangkan nilai x dan
b adalah

maka penyelesaiaan untuk x yaitu

Ai adalah matriks A yang kolom ke-i nya diganti dengan vector b


Contoh:
Diketahui sistem persamaan linear berbentuk

a. Periksa apakah metod cramer dapat digunakan


b. Jika bisa, tentukan penyelesaian untuk ?
Jawab:
a.
Karena det (A) = -1 maka metode cramer dapat digunakan

b.

Jadi nilai untuk x, y, z adalah

b. Eliminasi Gauss
Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam
c.
matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana (ditemukan oleh
Carl Friedrich Gauss). Caranya adalah dengan melakukan operasi baris
sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang Eselon-baris. Ini dapat
digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan
linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya.
Setelah menjadi matriks Eselon-baris, lakukan substitusi balik untuk
mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.
Contoh: Diketahui persamaan linear
x + 2y + z = 6
x + 3y + 2z = 9
2x + y + 2z = 12
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:

Operasikan Matriks tersebut

Baris ke 2 dikurangi baris ke 1

Baris ke 3 dikurangi 2 kali baris ke 1

Baris ke 3 ditambah 3 kali baris ke 2

Baris ke 3 dibagi dengan 3 (Matriks menjadi Eselonbaris)


Maka mendapatkan 3 persamaan linier baru yaitu
x + 2y + z = 6
y+z=3
z=3
Kemudian lakukan substitusi balik maka didapatkan:
y+z=3
y+3=3
y=0
x + 2y + z = 6
x+0+3=6
x=3
Jadi nilai dari x = 3 , y = 0 ,dan z = 3

5. NILAI EIGEN
Nilai Eigen dan Vektor Eigen
Nilai eigen dan vektor eigen suatu matriks didefinisikan sebagai berikut.
Misalkan An n, maka vektor x 0 di Rn disebut vektor eigen (eigen vektor) dari A
jika Ax adalah kelipatan skalar dari x, yaitu Ax = x untuk suatu skalar . Skalar
dinamakan nilai eigen (eigen value) dari A.
Ax = x

Ax = Ix
(I A)x = 0
(A - I)x = 0

Persamaan di atas akan mempunyai penyelesaian tak nol (mempunyai


penyelesaian non trivial) jika dan hanya jika: det ( I A) = 0
Persamaan det ( I A) = 0 dengan sebagai variabel disebut persamaan
karakteristik dari matriks A. Akar-akar atau skalar-skalar yang memenuhi
persamaan ini adalah nilai-nilai eigen (nilai-nilai karakteristik) dari matriks A.
Dengan kata lain, untuk menentukan nilai eigen suatu matriks, maka kita harus
menentukan dahulu persamaan karakteristiknya. Det ( I A) f() yaitu berupa
polinom dalam yang dinamakan polinom karakteristik.
Dengan demikian jika An

, maka persamaan karakteristik dari matriks A

mempunyai derajat n dengan bentuk


det ( I A) = f() = a0 + a1x1 + a2x2 + + an - 1xn - 1 + anxn = 0

Menurut teorema dasar aljabar kita dapatkan bahwa persamaan karakteristik


tersebut mempunyai paling banyak n penyelesaian yang berbeda (Ingat metode
Horner dan persamaan pangkat tinggi). Jadi, suatu matriks yang berukuran n n
paling banyak mempunyai n-nilai eigen yang berbeda.

Berikut ini diberikan contoh-contoh soal yang berkaitan dengan nilai eigen dan
persamaan karakteristik suatu matriks.
Contoh
1.

Matriks A =
4

3
1

mempunyai vector eigen x = , karena Ax


4
3 2
1 4

merupakan kelipatan dari x, yaitu Ax =


4

=
= -1 4 = -x.
4

Dengan demikian = -1 adalah nilai eigen dari matriks A.

2.

Tentukan nilai eigen 7


6

1
1 .
2

1
5
6

Untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen, kita harus membentuk
3

persamaan karakteristik. Misal 7


6

Persamaan karakteristik:

det

1
0
0

0
1
0

1
5
6

1
1

= A.

det (I A) = 0
0
3

0 7
6
1

3 1
1

5
1
det 7
6
6 2

1
5
6

1
1
2

=0

( + 3)( 5)( + 2) 6 42 6( 5) + 6( + 3) + 7( + 2) = 0
3 12 46 = 0
( + 2)2( 4) = 0
= -2; = 4
Jadi nilai eigen adalah -2 dan 4.

6. PENDIAGONAL MATRIKS
Asumsikan A berukuran n x n.
1. Matriks A dikatakan dapat didiagonalkan jika terdapat matriks P sehingga
D = P-1AP;
dimana D suatu matriks diagonal. Dalam hal ini matriks P disebut
pendiagonal matriks A.
2. Misalkan v1, v2, , vn adalah vektor-vektor eigen dari A yang bebas linear.
Jika P = [v1, v2, , vn] maka P akan mendiagonalkan A.
3. Jika A mempunyai n buah nilai eigen yang berbeda maka A
dapat didiagonalkan.
4. Jika det(A) 6= 0 maka 0 bukan nilai eigen dari A.
5. Jika nulitas(A) = r > 0 artinya 0 adalah salah satu nilai eigen
dari A dan dim(E0) = r.
6. Jika A dapat didiagonalkan maka An juga dapat didiagonalkan.
Perhatikan bahwa
Dn = P AnP
-1

Anda mungkin juga menyukai