hilangnya kalsium tulang. Selain itu, estrogen juga merangsang aktivitas osteoblas serta
menghambat kerja hormon paratiroid dalam merangsang osteoklas.
Estrogen memperlambat atau bahkan menghambat hilangnya massa tulang dengan
meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran cerna. Dengan demikian, kadar kalsium darah
yang normal dapat dipertahankan. Semakin tinggi kadar kalsium di dalam darah, semakin kecil
kemungkinan hilangnya kalsium dari tulang (untuk menggantikan kalsium darah).
Penurunan kadar estrogen yang terjadi pada masa pascamenopause membawa dampak
pada percepatan hilangnya jaringan tulang. Resiko osteoporosis lebih meningkat lagi pada
mereka yang mengalami menopause dini (pada usia kurang dari 45 tahun).
Pada pria, hormon testosteron melakukan fungsi yang serupa dalam hal membantu penyerapan
kalsium. Bedanya, pria tidak pernah mencapai usia tertentu dimana testis berhenti memproduksi
testosteron.. Dengan demikian, pria tidak begitu mudah mengalami osteoporosis.dibanding
wanita.
semakin usia kita bertambah, kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium dari makanan juga
berkurang.
Berdasarkan densitas massa tulang (pemeriksaan massa tulang dengan menggunakan alat
densitometri), WHO membuat kriteria sebagai berikut :
Normal
Osteopenia
Osteoporosis
Osteoporosis Berat
1. Umum
2. Farmakoterapi
Obat-obat pengurang nyeri dan atau obat anti inflamasi non-steroid (NSAID),
seperti :
- Ibuprofen ; efek samping yang dapat timbul : mual, muntah, diare, konstipasi.
- Indomethasin ; efek sampingnya : sakit kepala, diare.
- Aspirin ; efek sampingnya : nyeri lambung, mual, diare.
2. Fisioterapi
3. Pembedahan
Sumber Kalsium
Udang kering
Tahu
Kacang-kacangan
Salmon, sardine