Anda di halaman 1dari 2

Pengeluaran Negara Republik Indonesia

Secara

umum,

Indonesia

terutama jika dilihat dari

termasuk

negara

berkembang,

sudut pandang kemampuan ekonomi

masyarakat. Sebagai parameter, pendapatan perkapita Indonesia (USD


1.604) masih berada di bawah rata-rata negara-negara ASEAN (USD
1.890) pada tahun 2007. Namun ini bukan berarti secara mutlak bahwa
Indonesia, dari sudut pandang teori pengeluaran, dipastikan berada
pada tahap awal perkembangan ekonomi.
Teori

pengeluaran

negara

Musgrave

dan

Rostow

lebih

menekankan pada proporsi belanja suatu negara dalam memandang


perkembangan ekonomi. Tahap perkembangan ekonomi lebih dinilai
dari

pertanyaan

apa

saja

sektor

yang

dijadikan

prioritas

oleh

pemerintah dalam menetapkan kebijakan belanja pemerintah. Dari situ


akan terlihat perbedaan arah pembangunan sebuah negara. Negara
pada tahap awal perkembangan, karena masih minim infrastruktur,
tentu akan lebih menekankan anggaran negara untuk investasi modal
yang lebih bersifat starting development, seperti pembangunan
gedung perkantoran daerah, gedung pendidikan, pasar, jalan umum,
maupun gedung pelayanan kesehatan. Dalam hal ini, masyarakat
masih bergantung pada peran sentral pemerintah dalam lalu lintas
pemenuhan

kebutuhan

dan

peran

swasta

masih

belum

begitu

dirasakan. Hal ini bisa berarti sektor swasta masih memulai investasi
atau sudah relatif lama berdiri namun belum berkembang sehingga
belum dominan dalam sistem perekonomian.
Pada tahap lanjut ekonomi, dijelaskan oleh Musgrave dan Rostow
bahwa pengeluaran negara lebih bersifat meningkatkan mutu layanan
dan kesejahteraan masyarakat. Misalnya, pemanfaatan teknologi
mutakhir dalam pelayanan kesehatan. Bisa juga dengan meningkatkan
standar pendidikan menuju ruang lingkup yang lebih luas, seperti
Sekolah Bertaraf Internasional. Muncul juga kebutuhan baru akan
adanya program perawatan lingkungan maupun penyediaan sarana
rekreasi masyarakat. Yang jelas, pemerintah tidak lagi memfokuskan

anggaran untuk pembangunan gedung dan pengadaan prasarana.


Adapun

kebijakan

yang

menyinggung

fasilitas

pemerintah

lebih

bersifat memperbaharui dan memelihara.


Indonesia memiliki wilayah negara yang amat luas. Tidak mudah
mengklasifikasikan Indonesia termasuk negara dalam tahap awal
perkembangan

ekonomi,

tahap

menengah,

atau

tahap

lanjut

pembangunan ekonomi. Ini disebabkan adanya perbedaan kemajuan


pembangunan yang cukup signifikan di masing-masing wilayah. Ini
juga menyangkut tingkat kemajuan pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat. Tidak adil jika Pulau Jawa dijadikan standar kemajuan
negara dengan alasan disitu berdiri Ibukota Negara Indonesia atau
terpadat penduduknya. Tapi terlalu naif juga jika kemajuan Indonesia
diukur dari perkembangan Pulau Papua. Jika kita jadikan kebijakan
pemerintah di Pulau Jawa sebagai acuan, maka Indonesia bisa
dikategorikan

sebagai

negara

pada

tahap

lanjut

pembangunan

ekonomi. Namun sebaliknya yang akan terjadi jika kita menggunakan


pulau-pulau yang berada di ujung nusantara, seperti pulau Papua,
Maluku, atau Nusa Tenggara sebaga tolak ukur. Pada wilayah tersebut,
pembangunan masih sangat minim sehingga bisa dikategorikan bahwa
negara masih berada pada tahap awal perkembangan ekonomi.
Namun sebagai standar, perkembangan ekonomi sebuah negara
lebih

tepat

jika

dinilai

dari

kebijakan

pemerintah

pusat

yang

merupakan kebijakan umum suatu negara. Di Indonesia, pengeluaran


negara secara konstitusional tercermin dalam APBN dan APBD. Untuk
itu, dalam paper ini akan dianalisis kedudukan Indonesia dalam teori
pengeluaran

negara

anggaran pada APBN.

Musgrave

dan

Rostow

berdasarkan

alokasi

Anda mungkin juga menyukai