MINI RISET
Disusun Oleh :
Eko Rahayuningsih, SE, Ak.
NIM : S 4309031
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor perbankan saat ini merupakan sector industri yang baru jadi perhatian
oleh masyarakat. Adanya beberapa kasus perusahaan perbankan yang menimbulkan
kekawatiran oleh banyak pihak. Kita tahu bank merupakan suatu usaha yang
didasarkan pada kepercayaan masyarakat, karena tanpa ada kepercayaan dari
masyarakat sektor perbankan tidak akan bertahan lama. Perbankan khususnya peran
perbankan
sebagai
sumber
pembiayaan
industri
dalam
negeri.
Adanya
seperti kredit dan surat- surat berharga, juga memberikan komitmen dan jasa- jasa
lain sebagai fee based operation atau off balance sheet activities. Sekarang ini,
semua masyarakat tahu bahwa laporan keuangan yang terlihat bagus belum tentu
mencerminkan kondisi perusahaan yang bagus pula. Ada dugaan bahwa adanya
tindakan manajemen laba oleh manajemen perusahaan dengan tujuan agar
kepercayaan masyarakat, investor, dan kreditor tetap terjaga.
Para pemodal tertarik untuk menginvestasikan dananya karena investasi
dalam bentuk saham menjanjikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, baik dari
deviden maupun dari capital gain. Akan tetapi investasi dalam bentuk saham juga
mempunyai resiko yang tinggi sesuai dengan prinsip investasi yaitu low risk low
return, high risk high return. Untuk mengurangi resiko saham dibutuhkan informasi
yang aktual, akurat dan transparan. Para investor dalam melakukan transaksi jual
beli saham tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor mikro
perusahaan dan faktor makro ekonomi. Faktor mikro (internal perusahaan) yang
mempengaruhi transaksi perdagangan saham antara lain : harga saham, tingkat
keuntungan yang diperoleh, tingkat resiko, kinerja perusahaan dan corporate action
yang dilakukan perusahaan tersebut. Sedangkan faktor makro (eksternal perusahaan)
adalah tingkat perkembangan inflasi, nilai tukar atau kurs rupiah, keadaan
perekonomian, dan kondisi sosial politik negara yang bersangkutan.
Informasi keuangan sebagai instrumen data akuntansi diharapkan mampu
menggambarkan realita ekonomi. Oleh karena itu pengujian terhadap kandungan
informasi akan dapat mempengaruhi reaksi pasar atas tingkat pengembalian
(return). Salah satu alternatif untuk mengetahui informasi keuangan yang dihasilkan
bermanfaat untuk memprediksi harga saham, maka dilakukan analisis rasio
sekuritas. Para praktisi cenderung menyukai penggunaan model yang tidak terlalu
rumit, mudah dipahami, dan mendasarkan diri atas informasi akuntansi. Husnan
(2001:303) dalam Ardiani (2007) menjelaskan bahwa analisis fundamental
mendasarkan pola pikir perilaku harga saham ditentukan oleh perubahan-perubahan
variasi perilaku variabel-variabel dasar kinerja perusahaan. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa harga saham tersebut ditentukan oleh nilai perusahaan. Apabila
kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang
tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan
modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham.
Analisis teknikal adalah menganalisis harga saham berdasarkan informasi
yang mencerminkan kondisi perdagangan saham, keadaan pasar, permintaan dan
penawaran harga di pasar saham, fluktuasi kurs, volume transaksi di masa lalu.
Analisis teknikal menegaskan bahwa perubahan harga saham terjadi berdasarkan
pola perilaku harga saham itu sendiri, sehingga cenderung untuk terulang kembali.
Asumsi dasar dari analisis teknikal adalah bahwa jual beli saham merupakan
kegiatan berspekulasi (Husnan,2003:338) dalam Ardiani (2007).
Pada penelitian ini, penulis ingin menganalisis manfaat rasio- rasio keuangan
perusahaan perbankan dalam memberikan indikator adanya tindakan manajemen
laba dan pengaruh rasio-rasio kinerja keuangan tersebut terhadap harga saham, yang
selanjutnya apabila mempunyai pengaruh maka rasio- rasio tersebut dapat
digunakan sebagai alat untuk prediksi. Dalam penelitian ini akan digunakan rasio
keuangan dengan menggunakan Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), Book Value Per Share (BV), Price to Book Value (PBV), Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Operating Profit
Margin (OPM).
Penelitian untuk menganalisis pengaruh berbagai faktor fundamental
terhadap tindakan manajemen laba dan tingkat harga saham pada berbagai sektor
industri telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan penggunaan variabel
dependen dan variabel independen yang beragam. Seperti penelitian yang telah
dilakukan oleh Maruf (2006) yang meneliti analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan go public di BEI yang
menunjukkan hasil bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh adanya asimetri
informasi dan reputasi auditor, sedangkan jumlah direksi, rasio leverage, dan
persentase saham yang ditawarkan saat IPO tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka (2007) mengenai
mekanisme corporate governance, manajemen laba, dan kinerja keuangan, studi
pada perusahaan go publik sektor manufaktur, yang hasilnya menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional dan jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap manajemen laba. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
signifikan terhadap manjemen laba, dan proporsi dewan komisaris independen
berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Pengaruh kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan
jumlah dewan komisaris secara bersama-sama teruji dengan tingkat pengaruh yang
signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan
bahwa manajemen laba (discretionary accruals) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja keuangan (cash flow return on assets).
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan (2007) yang meneliti
tentang pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba di industri
perbankan Indonesia menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh
negatif terhadap manajemen laba, ukuran dewan komisaris berpengaruh positif
terhadap manajemen laba, dan keberadaan komite audit berpengaruh negatif
signifikan terhadap manajemen laba. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
mekanisme corporate governance telah efektif mengurangi manajemen laba
perusahaan perbankan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk (2006) tentang pengaruh
asimetri informasi terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan
publik yang terdaftar di bursa Efek Jakarta, menunjukkan hasil bahwa asimetri
informasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap manajemen laba.
Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Achmad, dkk (2007) mengenai
investigasi motivasi dan strategi manajemen laba pada perusahaan publik di
Indonesia menunjukkan hasil bahwa peningkatan motivasi debt covenant dan
motivasi biaya politik akan meningkatkan praktik manajemen laba. Namun
penelitian tersebut gagal mengindikasikan pengaruh motivai rencana bonus dan
strategi pilihan metode akuntansi terhadap manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Ardiani (2007) mengenai analisis pengaruh
kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan di
Bursa Efek Jakarta (BEJ), menunjukkan bahwa secara simultan atau
bersama-sama anatra CAR, ORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO
berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham
perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebesar 52.1 %.
terhadap
perubahan
harga
saham
perusahaan
INDIKATOR
TINDAKAN
PENGARUHNYA
MANAJEMEN
TERHADAP
HARGA
LABA
SAHAM
DAN
PADA
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :
a.
b.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Praktis
a.
b.
manajemen
perbankan
dalam
penetapan
kebijakan
terutama
Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk memperdalam dan mengaplikasikan teori
yang sudah diperoleh, terutama dalam hal menganalisa kinerja keuangan
perusahaan.
b.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
10
11
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.
12
depan, dan (3) informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap
sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.
3.
b.
c.
d.
Pelanggan
13
Karyawan
Karyawan dan serikat buruh membutuhkan informasi keuangan guna menilai
kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya.
Dalam
hal
ini,
karyawan
membutuhkan
informasi
untuk
menilai
Pemerintah
Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan untuk menentukan kebijakan
dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak,
pungutan, serta bantuan.
g.
Masyarakat
Laporan keuangan dapat digunakan untuk bahan ajar, analisis, serta
informasi trend dan kemakmuran.
4.
Neraca
Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu. Neraca terdiri atas hak perusahaan dan kewajiban perusahaan serta
modal perusahaan.
b.
14
d.
e.
5.
15
Analisis
laporan
keuangan
khususnya
memperhatikan
pada
penghitungan rasio keuangan agar dapat mengevaluasi keadaan pada masa lalu,
sekarang, dan proyeksi hasil masa datang.
16
B. Manajemen Laba
1.
Menaikkan
atau
menurunkan
laba
yang
dilaporkan
Menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan merupakan suatu bentuk
manajemen laba yang paling dasar, dan dapat dicakup dalam bentuk laba
lainnya.
b.
Perataan laba
17
Praktik perataan laba merupakan hal yang sudah umum dalam dunia nyata,
sebab cukup banyak penelitian yang membuktikan mengenai hal tersebut.
Analisis perlu melihat adanya kejanggalan dalam item-item laba yang
cenderung fluktuatif, dan melakukan penyesuaian dari distorsi item-item
tersebut. Fluktuasi yang tajam atau variabilitas yang tinggi akan
menunjukkan risiko yang lebih tinggi, dan investor atau kreditur normalnya
akan menghindari risiko yang tinggi. Indikasi perataan laba yang dilakukan
oleh
perusahaan,
dapat
dilihat
dari
kecenderungan
laba
yang
2.
18
b.
c.
d.
e.
Dampak
kebijakan
manajemen
dalam
discretionary costs. Karena dampak yang tidak nyata dan tidak langsung,
maka terdapat keleluasaan manajemen dalam menentukan kebijakan untuk
menaikkan atau menurunkan discretionary costs. Discretionary costs sering
diturunkan pada saat perusahaan mengalami kesulitan atau berkeinginan
melakukan perataan laba.
f.
19
4.
20
b.
c.
21
Bonus Purposes
Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak
secara
opportunistic
untuk
melakukan
manajemen
laba
dengan
memaksimalkan laba saat ini (Healy, 1985) dalam Rahwati, dkk (2007).
b.
Political Motivations
Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada
perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan
karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan
peraturan yang lebih ketat.
c.
Taxation Motivations
Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling
nyata. Berbagaimetode akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan
pajak pendapatan.
d.
Pergantian CEO
CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan
untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja perusahaan buruk,
mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.
e.
22
Perusahaan yang akan go publik belum meiliki nilai pasar, dan menyebabkan
manajer perusahaan yang akan go publik melakukan manajemen laba dalam
prospectus mereka dengan harapan dapat menaikkan harga saham
perusahaan.
f.
C. Pengertian Saham
Saham adalah sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (emiten) yang menyatakan bahwa
pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Husnan
(2001:303) dalam Ardiani (2007) menyebutkan bahwa sekuritas (saham) merupakan
secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas
tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang
menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal
tersebut menjalankan haknya.
Dalam praktek menurut Darmadji dan Hendi (2001: 6) dalam Ardiani (2007)
menyebutkan bahwa dikenal adanya beraneka ragam jenis saham, antara lain :
1. Cara peralihan hak
Ditinjau dari cara peralihannya saham dibedakan menjadi saham atas unjuk dan
saham atas nama.
a.
Saham atas unjuk (bearer stock). Diatas sertifikat saham atas unjuk tidak
dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham ini, seorang pemilik
23
Saham atas nama (registered stock). Diatas sertifikat saham ini ditulis
nama pemiliknya. Cara pemindahannya harus memenuhi prosedur tertentu
yaitu dengan dokumen peralihan, kemudian nama pemiliknya dicatat dalam
buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham.
Saham biasa (common stock). Saham biasa selalu muncul dalam setiap
struktur modal saham perseroan terbatas. Besar kecilnya deviden yang
diterima tidak tetap, tergantung pada keputusan RUPS.
b.
2)
24
4)
b.
Income Stock
Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya.
c.
Growth Stock
Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.
d.
Speculative Stock
25
26
pemegang saham adalah menurunnya harga saham. Hal ini dapat diatasi dengan cara
menahan saham tersebut sampai keadaan pasar membaik.
Analisis saham merupakan salah satu dari sekian tahapan dalam proses
investasi yang berarti melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok
sekuritas. Analisis yang sering digunakan untuk menilai suatu saham yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal.
1. Analisis fundamental
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan
datang dengan :
a.
b.
27
b.
c.
28
29
30
ekuitas mengabaikan perataan laba melalui transaksi actual dan perataan laba
melalui perubahan prosedur atau metode akuntansi. Pada penelitian tersebut juga
menunjukkan bahwa hanya variabel classificatory smoothing yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap motivasi investor dalam melakukan investasi pada
perusahaan yang terdaftar di BEJ.
Juniarti, dan Corolina (2005) telah melakukan penelitian mengenai
analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perataan laba (income
smoothing) pada perusahaan-perusahaan go public yang melibatkan 54 perusahaan
yang terdaftar pada Bursa Efek Surabaya (BES) dengan mengambil 6 tahun
penelitian mulai tahun 1994 sampai dengan tahun 2001, tidak termasuk tahun
1997 dan 1998. Dalam penelitiannya tersebut ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan sektor industri tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Arif Julianto (2006) juga telah melakukan penelitian mengenai pengaruh
skala operasi dan struktur modal terhadap kinerja operasi bank umum dan BPR,
yang dilakukan dengan sampel 15 Bank Umum dan 15 Bank Perkreditan Rakyat
(BPR). Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio kecukupan modal,
kualitas asset, rentabilitas atau earning power, likuiditas tidak dipengaruhi oleh
struktur asset dan struktur modal.
Menurut Surifah (1999) dalam Maruf (2006) bahwa manajemen laba
dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan untuk
mengambil keputusan, karena manajemen laba merupakan suatu bentuk
manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sasaran komuniksi antara manajer
dan
pihak
eksternal
perusahaan.
Penelitian
Decow
et.
al
(1996)
31
32
F.
33
dengan adanya praktek manajemen laba reliabilitas dari laba akan tereduksi. Hal
ini disebabkan karena dalam manajemen laba terdapat pembiasan pengukuran
income yang dinaikkan atau diturunkan dan atau melaporkan income yang tidak
representationally faithfulness seperti yang seharusnya dilaporkan. Motivasi
manajemen lava adalah untuk memperbaiki hubungan antara manajemen
perusahaan dengan para kreditur dan investor. Pada penelitian ini, peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1
H2
H3
H4
H5
34
H6
H7
H8
: terdapat pengaruh yang signifikan antara net profit margin terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode
2006-2008.
H9
H10
Model Penelitian
Berdasarkan pada kerangka teoritisnya dan hipotesis yang akan diuji, maka
model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
UKURAN PERUSAHAAN (X1)
TINDAKAN
PERATAAN LABA (Y1)
35
Gambar II.1:
Model Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis ekplanatori atau penelitian yang
menguji hipotesis, dan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan macam
36
B.
Populasi
Populasi adalah kelompok keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu yang
ingin diselidiki oleh peneliti (Sularso, 2003:67). Pada penelitian ini,
mengambil populasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2006-2008.
2.
37
C.
Variabel Independen
D.
Data laporan keuangan perusahaan, yang meliputi neraca dan laporan laba
rugi periode 2006-2008.
2.
E.
38
Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel
pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode
sebelumnya. Autokorelasi dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston.
Mekanisme pengujiannya adalah:
1) Merumuskan hipotesis
Ho
Ha
: ada autokorelasi
39
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual
suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau
gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized
Delete Residual nilai tersebut. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang mempunyai persamaan variance residual suatu periode
pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, atau adanya
hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete
40
Keterangan:
Y1
Y2
= Harga Saham
= Konstanta
b1 b2 b3 b4 = Koefisien regresi
b.
X1
= Ukuran Perusahaan
X2
= Rasio Profitabilitas
X3
X4
= Rasio Laverage
= Standar Error
Koefisien Determinasi
41
adjusted besarnya berkisar antara lebih besar sama dengan 0 dan lebih kecil
sama dengan 1. jika semakin mendekati 1 maka model semakin baik karena
apabila R2 adjusted sama dengan 1 berarti variabel independen berpengaruh
sempurna terhadap variabel dependen.
c.
Menentukan hipotesis
H0 = 1 = 0, variabel independen secara individual tidak mempengaruhi
variabel dependen.
H1 = 1 0, variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen.
Menentukan tingkat signifikansi ( = 5%) dan derajat kebebasan (df = n
(k -1)).
Rumus uji t:
t hitung =
1
Se 1
Keterangan:
1
= Koefisien regresi
Se 1
42
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah parameter termasuk konstanta regresi
n = Jumlah observasi
43
Semua teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
program komputer SPSS (Statistical Product and Service Sollution) version
16.0 for windows.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faisal. 2005. Manajemen Perbankan: Teknik Analisis Kinerja Keuangan
Bank. Cetakan III. Malang: Penerbit UMM Press.
Achmad, K, Subekti. I, dan Atmini. S. 2007. Investigasi Motivasi dan Strategi
Manajemen Laba Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi X, Universitas Hasanudin Makasar, 26-28 Juli 2007.
Algifari. 2003. Statistika Induktif: Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Penerbit
UPP AMP YKPN.
Andriana. 2004. Pengaruh Insider Ownership, Institusional Investor, Divident Payment
dan Firm Growth terhadap Kebijakkan Hutang Perusahaan: Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S1 tidak
dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Astuti, Dewi S. P. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen
Laba di Seputar Right Issue.
.Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Ardiani, Anita. 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga
Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi S1
tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.
Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate accounting. Cetakan V. Yogyakarta: Penerbit BPFE
Cramer, Edison H. 1951. The Philosophy of Bank Capitalization. The Journal of
Finance, Vol. 6, Maret: 62-65
Darsono, dan Ashari. 2004. Pedoman Praktis Memahami laporan Keuangan: Tip Bagi
Investor, Direksi, dan Pemegang Saham. Yogyakarta: Penerbit Andi
Dechow et al. 1996. Causes And Consequences Of Earnings Manipulation: Analysis of
Firm Subject to Enforcement Actions by The SEC, Contemporary Accounting
Research, Hal 1-36.
44
45
46
47